Saturday 31 December 2011

TEST BUAT YANG PENGEN TAHU WATAK DIRI & PASANGAN YANG DIHARAPKAN



Sebelumnya saya ucapkan terima kasih dan dipersilahkan untuk menyiapkan selembar kertas dan bulpen untuk menulis jawabannya , oh ya di notepad program komputer juga bisa kok. Yang penting ada tempat buat nulis jawabannya , nanti setelah agan dan aganwati menjawab semua pertanyaannya ikutin langkah berikutnya (ada sesudah agan dan aganwati mengikuti testnya). Berikut pertanyaan-pertanyaannya...

Share:

Friday 30 December 2011

Tolong


Kita selalu berdoa

"Ya Allah, tolonglah hamba.."
-------------------------------------------

Ceritanya ..
Dulu nih...

Nabi Musa a.s selalu ditagih sama bangsa Bani Israil. Mereka nanya terus: "mana Tuhanmu, katanya mau nolong kita? suruh dong Tuhanmu datang."
Lalu saat Nabi Musa mengadu ke Allah, Allah mnjawab:
"Besok Aku datang."
Mendengar jawaban itu, Nabi Musa bergegas deh menyampaikan ke kaumnya, Bani Israel:
"Tuhanku akan datang. Tuhan mau datang."
Daaann.. 
Share:

Monday 17 October 2011

Keajaiban Para Pecinta Quran


Sore itu pelatihan hampir selesai. Menutup materi, Mba Lutfi salah seorang pemberi materi membuat analogi yanng sederhana. Kenapa sih kita tidak bisa khusyu dalam shalat? Membayangkan Allah ada di hadapan kita? Tentu tidak bisa karna kita belum pernah melihat-Nya. Beda dengan teman-teman kita yang Nasrani atau Budha misalnya. Mereka berdoa di depan patung Bunda Maria, Yesus bagi yang beragama Nasrani atau patung Budha bagi yang beragama Budha.

Lalu beliau mengambil gelas kosong dan mengisinya dengan air, dan memasukan biji salak ke dalamnya. "Air dalam gelas ini menutupi apa meliputi?" tanyanya. Kami yang hadir menjawab koor, "menutupi." Biji salak memang masuk ke dalam gelas, tenggelam di dasarnya, tapi airnya tidak meresap ke dalam biji salak. Lantas Mba Lutfi mengambil tissue dan memasuk ke dalam gelas. "Sekarang, air dalam gelas ini menutupi apa meliputi?"
Share:

Monday 3 October 2011

Menelisik Masa Lalu Orang Lain - Bukan Infotainment

ayo!!! Baca Mutiara Bumi Saba ....  dan tuliskan kesan seperti ini, kesan terbaik yang di upload d blog akan mendapat hadiah dari penulis

Sejarah? Ah sejak  sekolah, pelajaran hafalan mana yang paling membosankan sekaligus menyebalkan? Pelajaran yang satu ini, setidaknya dulu buat saya identik dengan deretan tanggal, bulan dan tahun yang harus dihafal dan ada peristiwa apa dibaliknya. Meleset sedikit saja tanggal yang yang kita sebutkan dari peristiwa sejarah, tak ada ampun lagi, tak ada nilai sekedar upah menulis jawaban pasti dihargai nol.


Tapi ternyata sejarah tidak melulu seperti itu.  Persepsi yang salah  membuat kita membubuhkan  stempel BOSAN dengan ukuran besar. Daripada ngomongin orang lain dan membuat analisa ga karuan, ‘ngerumpiin’ sejarah jauh lebih seru dan relatif aman. ‘Kebaikan dan keburukan’ seseorang  bisa leluasa kita telisik lantas mulut kita akan membulat, Oooh begitu ternyata.

Lembaran catatan seorang ‘budak’ pun ternyata bukan cuma berisi curhat tentang perjalanan  hidupnya. Seperti mengendarai mesin waktu, membacanya membawa kita berkelana menyusuri jejak masa lalu seseorang dari nobody menjadi somebody, tak sedikit lalu jadi sebuah inspirasi. Itu kesan yang saya tangkap setelah membaca Buku Mutiara Bumi Saba.

Semakin sering mulut saya membulat  dan bergumam, tersenyum atau berdecak kagum. Ah ternyata menelisik cerita masa lalu bukan sekedar ‘dongeng’ ilmiah saja tapi memaksa kita harus pintar demi membuat kita tetap bisa satu frekuensi, nyambung mengikuti jalan cerita lembar demi lembar hingga tamat dan membiarkan memori kita dijejali dengan kisah-kisah satu atau banyak orang yang sama sekali tidak pernah kita temui atau ga ada hubungannya. Siapa nyana kalau sejarah seorang budak biasa saja ternyata bukan menjejali benak kita dengan kisah-kisah dan serangkaian ‘curhat’ lewat lembaran kuno yang nyaris lapuk dimakan zaman?

Gara-gara penasaran ‘diary’ seorang budak bernama Khaizaran  - seseorang yang kelak kita kenal menjadi Ibunda seorang pemimpin dunia – bisa lho membawa seseorang mengembara setelah sebeumnya  kembali ke tanah air menyusuri nostalgia lalu beranjak ke satu tempat yang pernah menjadi bagian dalam kisah itu dan….. menemukan cintanya lalu menggenapkannya dalam satu ikatan suci.

Kalau masih sulit menghilangkan kebiasaan menganalisa ‘urusan orang lain’ mungkin menelisik sejarah bisa jadi salah satu cara mengkompensasikannya. Cobalah perhatikan dengan apa yang kita baca atau dengan siapa kita berteman. Siapa tau hal-hal yang kita anggap biasa, tidak ada apa-apanya justru mengantarkan kita pada hal-hal yang selama ini kita cari.  Nah, sekarang cerita siapa yang  bisa membuat kita penasaran mengikutinya dari awa sampai akhir?
 
Ah ya, jangan samakan sejarah dengan infotainment yang rajin ‘mengulas’ kehidupan pribadi orang lain dengan topik ga penting. Dari sejarah kita belajar bagaimana seorang biasa menjadi luar biasa mengukir sejarah lalu mengubah wajah dunia hingga bisa kita rasakan prestasinya sampai sekarang, atau dari sejarah kita belajar bagaimana seseorang bisa jatuh entah karna kecerobohannya sendiri atau karna sebuah konspirasi. Seperti yang dikatakan Thomas Carlyle “Universal history, the history of what man has accomplished in this world, is at bottom the history of the Great Men who have worked here. “
Share:

Sunday 11 September 2011

Abang, Jangan Takut

Hari ini panasnya bukan main, makanya setelah turun dari angkot tadi aku mampir dulu ke mini market  mencari minuman, sekalian beli sabun mandi yang sudah habis. Selesai belanja yang cuma 'seuprit' aku melanjutkan perjalanan pulang. Angkot yang kutunggu akhirnya datang juga, setelah itu ga lama menyusul sepasang suami istri yang masih muda dengaan dua orang anak yang masih bocah. Istrinya duduk disebelahku, sementara suaminya duduk di sebrangku dengan  kedua anaknya. Yang (mungkin) sulung ssianya sekitar 5 tahunan, sementara adiknya sekitar 3 tahunan. Hmmmm, sedikit memperhatikan si sulung, aku merasa ada ada yang berbeda. Sepintas dia mirip peranakan indo, ganteng meski badannya terlihat ringkih dan wajahnya tampak tirus. Sebentar kemudian si sulung yang belakangan dipanggil Abang ini menggerak-gerakan kedua tangannya terus menerus. Tatapan matanya tidak fokus entah apa yang diperhatikannya. Dugaanku sedikit menguat ketika tiba-tiba si abang menyambar adiknya lalu menjambak rambut ikalnya yang masih sedikit.

"Eh, Abang...! jangan" cegah kedua ortunya. 

Share:

Saturday 10 September 2011

Bila Semua Wanita Cantik

Alkisah, ada anak super-gendut yang selalu diganggu teman-temannya. Setiap hari diteriaki, “Gendut! Gendut! Badak! Badak!” Anak itu menangis. Tersedu. Berlari menjauh dengan gelambir lemak di perut. Mengadu. Ibu-nya bilang tentang, “Jangan marah. Jangan diambil hati. Mereka hanya bergurau. Besok juga berhenti!” Tetapi esok-lusa kelakuan teman-temannya tak pernah kunjung reda. Berbilang hari malah menjadi-jadi. Cubit sana. Cubit sini. Maka semakin sering bersedihlah anak itu.

Share:

Thursday 11 August 2011

Sebab Rahmat-Mu begitu luas


Status apik nan dalam dari temen FBku... Rabb, If I loose my faith in YOU, then where else on the universe i can run to?

Meski dalam keadaan diseret-oleh oleh Malaikat Zabaniyah, laki-laki itu tak jua berhenti menoleh ke belakang, menatap Rabbnya, lagi.. dan lagi. hingga Rabb pun meminta Malaikat utk brhenti sebentar, dan DIA brtanya pada laki-laki itu, "Apa yg mmbuatmu menoleh kpd-KU?"




Share:

Sunday 7 August 2011

Friday 29 July 2011

Go Green.... Ijo Royo-Royo

23 Juli Agustus kemaren aku dan beberapa temen ikutan acara rihlah yang digelar Forum Silaturahmi Majelis Percikan Iman (Forsi MPI). Waaah, beneran asyik, seru dan menyenangkan.

Start dimulai dari Lapangan Parkir Sabuga, dari sana kita jalan kaki menyusuri jalan menuju Babakan Siliwangi dan berjalan melewati rumah-rumah warga sambil menyusuri bantaran sungai Cikapundung.

Nah, begitu menyusuri pingiran sungai yang diapit rumah penduduk kita disambut dengan sungai yang air yang meluap, nyaris tumpah ke darat. Ga kebayang ya kalau hujan turun dengan derasnya. Seperti apa ya kondisi penduduk di sini? Nah dari berbagai derajat kualitasnya, kondisi air di Cikapundung ini ada di tingkat 4. Artinya, boro-boro buat minum,mandi, nyuci, dipake buat miara ikan aja ga bisa. Makanya jangan buang sampah sembarangan yaaaa.


Sekitar 3 km dari rumah penduduk kita sampai di ladang dan pematang sawah yang hijau dan asri seperti ini... Duh, jangan sampe developer2 kapitalis mengkudeta lahan ini. Awaaaasssss!!!











Share:

Friday 8 July 2011

My First Antology Has Launch : Long Distance Friendship

Ada tulisanku di buku ini lho, judulnya Paket Dari Jepang. Silahkan dibeli yaak :)


Long Distance Friendship
Penulis: Abrar Rifai, Fiani Gee, Naqiyyah Syam, dkk.
Kategori: True Stories
ISBN: 978-602-225-014-2
Terbit: Juli 2011
Tebal: 374 halaman
Harga: Rp. 67.700,00

Deskripsi penulis : Buku ini ditulis oleh 102 penulis yang kebanyakan, aktif mengikuti lomba-lomba di jejaring sosial bernama facebook. Tema yang umum mengenai pertemanan, mampu merangkum penulis-penulis dari banyak jenjang dan usia. Beberapa penulis telah tergabung dalam satu komunitas penulis. Namun ada pula penulis yang belum terlibat dalam komunitas kepenulisan. Selain itu, di antara teman-teman penulis yang sudah menulis buku sendiri, antologi cerpen, artikel dan puisi, tidak menghalangi penulis lain yang menyebut dirinya baru belajar menulis. Sehingga inilah buku antologi pertama mereka. Semoga dengan terbitnya buku ini. Mampu memicu dan memacu semangat penulis-penulis yang juga merasa baru belajar untuk tetap menuliskan apa yang mereka ingin tuliskan dengan tetap bersemangat.



Deskripsi : Buku yang berkisah tentang kisah nyata persahabatan di dunia maya. Persahabatan yang terasa nyata, walau tak pernah bersua secara wujud dalam kenyataan. Mungkin banyak orang yang menganggap bahwa pertemanan di internet melalui situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, Multiply dan lainnya, hanyalah pertemanan semu yang tak pernah akan menjadi nyata dalam kehidupan. Buku ini menjawab ketidak yakinan tersebut. Betapa para penulis dalam buku ini menceritakan tentang keakraban mereka dengan teman-teman mayanya. Berbagai kemanfaatan mereka dapat dari teman-teman yang hanya bisa mereka lihat di layar komputer, silaturahim lewat status, tweet atau ngobrol di ruang chat. Baik melalui chat FB, YM, Gtalk dan lain sebagainya. Saling mengirim hadiah, menasehati satu sama lain, memadu kasih, bahkan ada yang sampai mengubah keyakinan beragamanya. Setiap alur menjadi bukti pertemanan mereka. Setiap tulisan telah mengungkapkan bahwa satu nama, telah menempati satu hati nun jauh di luar kota, luar pulau bahkan luar negeri. Membuat setiap cerita menjadi luar biasa. Simak saja..

Seikat Puisi dalam buku ini :

Bilakah keindahan rasa ini akan sampai.
Sedangkan jarak memisah raga
Namun kebutaan cinta pada jauhnya kita
Menampik setiap ragu tuk terus menyayangmu
Sejauh jiwaku memandang
Maka kutemukan nyaman di ruang ini
Meski belum sanggup kucapai ruang dekapmu
Namun peduliku pada ranah cinta kita
Menyisa asa untuk terus melukis do’a di dinding langit
Sepucuk pinta bagi sebuah jumpa
Hingga dapat kucurah kata meski diam
Dan mampu kuraih jabatmu
Dan kutemukan dunia lain di wujud senyummu
Kepada manusia.. yang terus kucinta..
Sahabatku fillah..
Keajaiban rasa ini.. memenjaraku bersama senandung do’aku..
Duhai kau.. kecantikan hati yang membelengguku
Izinkan kusanding kesederhanaanmu.. dengan kebiasaanku.. yang sangat biasa..

Menjadi temanmu, adalah indah.

*Dibeli yaaaa.. Di Leutika.. ^_____^
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.2244460394157.2131561.1327547175#!/pages/leutikapriocom/181484818531590

atau
http://www.leutikaprio.com/produk/110210/true_stories/1107182/long_distance_friendship/11051235/abrar_rifai_fiani_gee_dkk
Share:

Sunday 19 June 2011

Bedah Buku : The Miracle of Love

Memenuhi permintaan seorang teman yang gak bisa mengakses posting di MP. Happy reading sis :) Sebenernya buat ukuran buku tipis ini resensinya kepanjangan tapi sekali lagi karna permintaan seorang teman juga yang pengen dibuatin intisarinya. Kalo lagi ga sibuk, mangga beli dan baca bukunya ya Ceu :)





Judul : The Miracle Of Love : Rahasia Menarik Jodoh
Penulis : Ustad Cinta
Penerbit : Pustaka Iqra International (Maret 2010)
Tebal : VI + 86 Halaman
ISBN : 978-602-95905-2-4
Harga : Rp. 29.000


Let's talk about love hehehe...

Wait, ini bukan bedah liriknya Ceuceu Line Dion (Celline Dion maksudnya) featuring Barbra Streisand itu lho. Bukaaaan :)



Jadi begini, awal bulan lalu aku dikasih hadiah buku kecil nan inspiratif ini dari ortu. Hmmm, jadi ada dua makna nih. Apakah sebuah peringatan halus atau bentuk kepedulian atau dua-duanya? ya, begitulah. Daripada pusing dan bawel nanya motif hadiah ini mending dibaca aja.

Well, point penting dari buku ini adalah kita kudu punya sikap positif. Sering denger kan, kalo pikiran positif itu ngaruh banget, bukan cuma merambat sama orang-orang di sekitar kita, tapi juga bakal mantul, balik lagi sama kita.

Nah, jodoh itu ternyata bukan ditunggu, tapi dijemput. Satu ons aksi lebih berarti dari satu on teori. (Desig! kena deh )

Pernah dengar tentang Fisika Kuantum? Nah, teori bagian terkecil dari suatu benda adalah atom ternyata dipecahkan dengan penemuan dimana bagian terkecil itu bukan atom, tapi energi. Butiran-butiran energi ini dengan banyak ruang hampa disekitarnya disebut dengan kuanta. Bagaimana wujud kuanta itu sendiri, para pakar fisika punya pandangan berbeda, ada yng bilang kotak, bulat, oval dan sebagainya. Pikiran termasuk juga energi, yang terpancar dari otak. Pikiran berupa rasa senang, sedih, semangat dan lainnya. Meminjam istilah gravitasi dimana sebuah benda jatuh karena adanya tarikan dari bumi, begitu juga dengan pikiran kita. Law Of Attraction. Apa yang terjadi dan kita alami itu bukan datang dengan sendirinya, tapi kita sendiri yang menarik dari alam, disebabkan hati dan pikiran kita, istilah gampangnya membangun sugesti. Daripada sibuk memikirkan kemungkinan dan ketakutan suatu hal, mending kita sibuk menata hati , selalu feel good. Dengan feel good ini, kita senantiasa terkoneksi, langsung nge-link sama Allah. Kalau linknya sudah terbentuk, niscaya permintaan kita akan dikabulkan oleh Allah.

Ada 8M yang harus ditempuh. yaitu, Muhasabah, Menyegerakan tobat, Meluruskan Niat, Menentukan Pilihan, Meyakini, Mensyukuri, Mengikhlaskan dan Mendoakan.



Muhasabah
Mari kita cek bagaimana kualitas ibadah kita. Jangan-jangan selama ini tanpa kita sadari ada syirik yang nyempil, berlindung kepada selain Allah. Pernah percaya dengan jimat, paranormal, ramalan dan sebagainya? Jangan sampai ya. Selain itu, bisa juga ada yang salah degan shalat kita. Entah itu bolong-bolong atau ga pernah absen tapi masih suka melalaikan. Usahakan senantiasa berjamaah, shalat berjamaah di masjid (bagi laki-laki), tepat waktu dan khusyu! Selain itu amalan shalat sunnah juga bisa ditambahkan, seperti shalat dhuha, tahajud, rawatib, tobat dan istikharah.

Selain ibadah secara langsung dengan Allah, ada baiknya kita juga mengoreksi hubungan kita dengan sesama selama ini. Jangan-jangan kita pernah menggunjing orang. Jangan-jangan ada orang yang pernah tersakiti hatinya, silaturahmi yang terputus dan bagaimana hubungan kita dengan ortu lho.

Lalu, koreksi juga bagaiman sikap kita terhadap diri sendiri. Seperti yang sudah disebutkan di atas, pola pikir dan sikap kita terhadap diri sendiri. Bukan secara fisik saja, secara ruhiyah tubuh kita juga punya hak. Punya hak untuk mendapatkan nutrisi hati, seperti mendengarkan tausiyah, motivasi positif, pengetahuan melalui bacaan atau pengembangan diri dan sebagainya. Dan..., yang terpenting buang jauh-jauh self talk yang menilai diri negatif. Bungkus dan lempar jauh-jauh kecemasan-kecemasan yang cuma mupuk perasaan minder. Tanpa kita sadari, rasa minder yang kita pelihara itu akan tumbuh menjadi keyakinan. Lama-lama keyakinan ini akan mempengaruhi karakter dan tindakan kita. Lagi pula Allah tidak menilai kita secara fisik melainkan hati dan amal perbuatan kita kan?

Kalau sudah menemukan kekeliruan itu, segera lah Menyegerakan Bertobat, bertaubatlah dengan sungguh-sungguh.

Meluruskan Niat
Hati-hati dengan niat, karna setiap amal tergantung dengan niat kita. Nah, apa niat kita untuk menikah? Jangan sampai salah ya!

Menentukan Pilihan
Selain 4 hal yang diajarkan oleh Rasulullah SAW (harta, keturunan, kecantikan dan agama), kita juga harus menentukan kriteria/target jodoh kita itu lebih spesifik. Dengan adanya kriteria yang kita tentukan itu, kan membawa muatan emosi positif dalam diri kita, menjadi motivasi untuk menggerakan potensi kita mewujudkannya. Nah, jadi boleh tuh kita ngajuin proposal seperti apa yang kita pengenin.

Meyakini
Nah, cek kembali kriteria kita. Kalau masih ada perasaan yang mengganjal, itu artinya kita masih merasa ragu. Untuk menghilangkan keraguan itu, lakukanlah tobat dan memperbanyak istighfar dan.... kita harus mampu mengalihkan prasangka negatif ke arah yang positif. Ingatlah sebuah hadits Qudsi yang bunyinya : "Aku bersama sangkaan hamba-Ku pada-Ku. Maka hendaklah ia berprasangka dengan apa yang ia inginkan (bukan yang ia risaukan atau khawatirkan)". (H.R. THabarani Wal Hakam)

Mensyukuri
Bersyukur bisa dilakukan dengan cara seperti membuat catatan harian tentang syukur. Buat deh daftar yang memuat hal-hal yang pantas disyukuri. Selain itu, bersyukur juga bisa dilakukan dengan bersedekah, melihat ke bawah - di mana kita memperhatikan orang yang kurang beruntung dibanding kita. Tanpa membuat kita menjadi ujub, pikirkanlah, masih banyak nikmat Allah yang kita rasakan dibanding orang lain di sekitar kita. Selain itu jangan lupakan untuk berdoa sebelum dan seesudah tidur. Berterima kasihlah karna Allah senantiasa menjaga kita, saat tertidur dan memberikan kita kemampuan menjalani aktifitas kita setiap harinya. Berkaitan dengan jodoh, coba bayangkan dengan sejelas-jelasnya yang mampu kita bayangkan. Ini bisa kita ibaratkan sebagai uang muka saat kita memperoleh anugerah jodoh yang kita harapkan. Dengan begitu kita juga ingin memberikan gambaran pada Allah kalau kita benar-benar siap menyambut hadirnya jodoh harapan kita.

Mengikhlaskan
Langkah ini mungkin paling sulit untuk dijalankan. Mengikhlaskan maksudnya di sini adalah menyerahkan hasil terbaik pada Allah SWT. Indikatornya adalah rasa lega dan ringan di hati. Orang yang ikhlas, tidak pernah mengeluarkan keluhan dari lisannya. Yakin Allah akan memberikan yang terbaik tidak akan membuat kita merasa kecewa ketika apa yang kita terima tidak sesuai dengan harapan.
Seperti firmannya dalam surat At-Thalaq ayat 3 :

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا


"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."

Jadi kalo yang kita dapatkan meleset dari harapan, husnuzhan saja sama Allah. Pasti ada sisi positifnya.


Langkah yang terakhir, alias Mendoakan. Doa merupakan cara kita berdialog langsung dengan Allah. Dalam Q.S Al Mukmin ayat 60 Allah telah berfirman :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Nah, Allah sudah menjamin koq kalau setiap doa hamba pasti dikabulkan, Lalu, kenapa masih ada doa yang belum juga terkabul? Keyakinan! itu lah penyebabnya doa kita belum juga terkabul.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah seseorang diantara engkau semua mengucapkan -ketika berdoa-: "Ya Allah, ampunilah saya, jikalau Engkau menghendaki. Ya Allah, belas kasihanilah saya jikalau Engkau menghendaki." Tetapi hendaklah ia memantapkan permohonannya -seolah-olah memastikan akan berhasilnya-, sebab sesungguhnya Allah itu tidak ada yang memaksa padaNya -untuk mengabulkan atau menolak sesuatu permohonan-." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Tetapi hendaklah orang yang memohon itu bersikap mantap -olah-olah pasti terkabul doanya- dan hendaklah ia memperbesarkan keinginannya untuk dikabulkan itu, karena sesungguhnya Allah itu tidak ada sesuatu yang dipandang besar -sulit- olehNya yang dapat diberikan kepada orang yang memohonnya itu."


Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seseorang diantara engkau semua berdoa, maka hendaklah memantapkan permohonannya -seolah-olah pasti akan kabulkan- dan janganlah sekali-kali ia mengucapkan: "Ya Allah, kalau engkau berkehendak, maka berikanlah apa yang saya mohonkan itu," sebab sesungguhnya Allah itu tidak ada yang kuasa memaksanya -untuk mengabulkan atau menolak sesuatu permohonan-." (Muttafaq 'alaih)

Bukan saat berdoa setelah shalat saja kita harus memelihara keyakinan itu. Diluar shalat, waktu lainnya saat kita menjalani kesibukan setiap harinya jauhkan perasaan cemas, ragu dan prasangka buruk lainnya. Pada hakikatnya, doa sejati ada pada kualitas pikiran, ucapan dan tindakan kita sehari-hari. Insya Allahm Allah akan menarik jodoh yang terbaik untuk kita jika selalu berperasan baik, berpikiran baik dan berucap baik.

Kesimpulanku secara pribadi, kuncinya adalah kita harus senantiasa ikhlas, ikhlas dengan menyerahkan hasil terbaik pada Allah dan berpikiran positif. Berpikir positif terhadap diri sendiri dan sama Allah pastinya! Wiiiih, buku ini ringan tapi penuh dengan renungan. Secara pribadi ternyata masih banyaaaak banget hal-hal yang harus dibenahi. Semoga bisa jadi inspirasi juga buat teman-teman lainnya ya.

Kalau mau lebih detil dengan paparannya, monggo dihunting aja bukunya. Tipis koq, dalam itungan 1-2 jaum juga bisa selesai bacanya. Selain itu di bagian akhir buku ini juga dilampirkan kisah-kisah inspiratif Tabel Respon Positif dan Respon Negatif, melepas emosi negatif dan Self Hypnosis. Menarik bukan?
Share:

Friday 17 June 2011

Resensi Buku : Muhammad 2 - Para Pengeja Hujan


Judul : Muhammad 2 - Para Pengeja Hujan

Penulis : Tasaro GK


Penerbit : Bentang (Mei 2011)
Tebal : xiii + 687

ISBN : 978-602-8811-38-5

Harga : Rp. 99.000

"Jika kisahmu diulang seribu tahun setelah kepergianmu, maka mereka yang mencintaimu akan merasakan kehilangan yang sama dengan para sahabat yang menyaksikan hari terakhirmu, wahai Lelaki yang Cintanya Tak Pernah Berakhir. Mereka membaca kisahmu, ikut tersenyum bersamamu, bersedih karena penderitaanmu, membuncah bangga oleh keberhasilanmu, dan berair mata ketika mendengar berita kepergianmu. Seolah engkau kemarin ada di sisi, dan esok tiada lagi" (Tasaro GK)

Sudah baca Muhammad 1 : Lelaki Penggenggam Hujan? Kalau begitu, buku kedua ini pasti sudah sangat dinantikan kemunculannya.



Masih mengambil seting yang sama, Persia, Jazirah Arab dan Tibet, Buku kedua ini masih menceritakan tokoh yang sama, Rasulullah SAW dan Kashva sang Pemindai Surga. Dalam buku ke dua ini, kita diajak memutar waktu kembali ke masa sebelum Rasulullah lahir di mana sang Kakek, Abdul Muthalib dengan mantapnya menjawab pertanyaan Abrahah, Allah yang akan menjaga Kabah. lalu berlanjut saat Muhammad kecil menjalani masa kanak-kanaknya dengan saudara-saudara sepersusuannya Syaimah dan Abdullah di desa Baduwi. Seusai perang Hunain, di tengah kecemburuan para sahabat Muhajirin dan Anshar tentang pembagian ghanimah dengan para mualaf, Rasulullah meredakan kegelisahan dengan kata-katanya yang menyejukan, "Apakah kalian tidak bahagia, wahai kaum Anshar? Orang lain membawa domba dan unta, sementara kalian membawa Rasulullah ke rumah kalian?"





Selanjutnya bab sirah dalam buku ini menghadirkan lebih banyak tokoh sahabat yang sebelumnya belum hadir di buku pertama. Saat-saat terakhir Rasulullah hingga sepeninggal beliau menghadirkan banyak konflik di antara mereka, seperti yang tercermin dalam judul bukunya: Para Pengeja Hujan. Kenapa judul buku kedua ini begitu? Setelah membaca buku ini, kita akan memahaminya.

Beralih ke Persia, di sana pergantian penguasa terjadi dengan cepat tanpa pernah diduga. Intrik diantara sesama penerus dinasti Khosrou semakin menarik dengan kehadiran seorang jenderal cantik dan cerdas pemimpin Pasukan Atanatoi - Pemimpin pasukan immortal- dengan 10 tentara pengawal raja yang tidak pernah berkurang jumlahnya. Sementara itu gagal menemukan keberadaan Xerxes dan Mashya di Tibet, Kashva kembali lagi ke Persia. Tiba di tanah airnya, Kashva menemukan arsitek bangunan di kota yang persis dengan hasil rancangan yang pernah ia konsep ketika tinggal di kuil Sistan. Di tengah penasarannya itu, Kashva jatuh dalam jebakan mata-mata kerajaan hingga ia harus kehilangan kota kayu yang selalu dibawanya dan menemukan satu kenyataan yang berat diterimanya.

Kenyataan apakah itu? Lalu bagaimana nasib Xerxes dan Mashya? Siapakah Jenderal cantik dan cerdas itu? Lalu siapakah yang merancang arsitektur kota yang persis dengan konsep buatannya? Jawabannya ada di buku kedua dari Trilogi Muhammad ini.

Pesona Persia yang eksotis dan heroiknya perjuangan para sahabat Rasulullah mengibarkan panji kemuliaan Islam, menyebarkan agama islam dan menundukkan dua raksasa perang pada masa itu - Romawi dan Persia - akan membuat kita para pembaca serasa bertualang di dalamnya. Masih dengan gaya tutur orang kedua saat mengisahkan Muhammad SAW dengan ungkapan-ungkapan puitis di dalamnya menjadikan buku setebal 678 halaman ini terasa cepat dibuka lembar demi lembarnya.

Membaca buku ini seperti membaca narasi dari film TROY, Kingdom of Heaven, dan The Messsage dalam sebuah novel. Sayang sekali dalam kisah menit-menit terakhir menjelang wafat Rasulullah di mana saat berdialog dengan Jibril tentang nasib umatnya tidak diceritakan disini. Selain itu tebal buku sebanyak 678 halaman lebih mungkin memberi kesan menjenuhkan bagi mereka yang tidak terbiasa membaca buku.

Buku ini sangat disarankan untuk dibaca oleh siapa saja. Remaja, dewasa, pria atau wanita yang ingin lebih mengenal lebih dekat kehidupan Rasulullah dari dekat. Banyak sisi kehidupannya yang belum kita ketahui terbuka di sini. Mengutip ungkapan seorang teman, karakter khas orang Indonesia yang cenderung menyukai buku gaya tutur bercerita, membaca sejarah Rasulullah akan terasa lebih mudah dicerna.

Setelah membaca buku ini semoga kita tidak hanya dibuat terpesona dengan kisah dan qoutes-qoutes bagus di dalamnya, tapi juga kita semakin bersemangat mencontoh teladan akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Mencoba lebih mencintainya diawali dengan membaca sirahnya, salah satunya ya buku ini. Selamat Membaca :).
Share:

Tuesday 14 June 2011

Go Green




Minggu kemaren saya pergi ke pengajian dan lagi ada sosialisasi acara menarik ini. Hmmm, bisa jadi rekomendasi nih buat yang plannng ngabisin weekend di Bandung tanggal 24 Juli nanti. Jadi sekali ini, ngabisin liburannya dengan seru-seruan bersih-bersih sambil nge-games. Belanja n wisata kulinerya delay aja dulu hehehe. Dengan fee cuma Rp.50.000 worthed banget sama fasilitas yang kita dapetin.


Share:

Wednesday 8 June 2011

Resensi Buku : Cinta Pada Pendengaran Pertama

Cinta sejati ialah cinta yang ada dalam ridha illahi


Itulah pesan yang disampaikan dalam novel Cinta Pada Pendengaran Pertama. Ya, cinta yang hadir dari telinga lalu turun ke hati.

Sejak kepergian ibunda bekerja sebagai TKW di Arab, Uni menggantikan peran Ibundanya mengurus keperluan sehari-hari Ayah dan adiknya Ulfah. Saat Uni melepas lelah setelah membereskan pekerjaan rumahnya, mendengarkan Radio Hikmah menjadi hiburan baginya.

Awalnya Uni mendengarkan Radio Hikmah secara tidak sengaja. Ditengah kesedihannya karna melihat Ayahnya begitu mesra dengan seorang perempuan lain, ia menyalakan radio berusaha menghibur hati. Saat itu penyiar membuka line telepon untuk pendengar yang ingin berbagi secara langsung. Uni memberanikan diri nimbrung berinteraksi dalam “program curhat on air”. Tak dinyana, karna “curhatnya” itu, Dian seorang pendengar dari Jakarta hadir memberikan warna baru dalam kehidupannya.

Berkirim salam, sms atau menelpon radio saling menanggapi interaksi masing-masing jadi rutinitas baru bagi Uni dan Dian. Semakin Uni mengenal Dian ditambah dengan perlakuan Dian yang dirasakannya istimewa, membuat benih asmara tumbuh subur dihatinya. Namun Uni juga dilanda harap-harap cemas seandainya Dian tahu Uni mempunyai mata yang juling dan ayan yang dideritanya, apakah Dian akan tetap menerimanya?

Tidak hanya soal gejolak rasa melulu yang kita temukan di sini. Hangatnya ukhuwah islamiyah dari sahabat-sahabat barunya yang dikenal Uni lewat Radio HiIkmah. Pergolakan hati Uni saat kehadiran wanita lain dalam kehidupan ayahnya, sikap Ulfah sang adik yang sempat membuat Uni galau dan perjuangan Uni mendapatkan hidayah menjadi seorang muslimah sejati bakal kita temukan di sini.

Akankah hubungan Uni dan Dian berakhir indah seperti yang Uni harapkan? Dan ketika Uni sadar cinta hadir belum saatnya, apakah yang Uni lakukan? Lalu, bagaimanakah perjuangan Uni mengikhtiarkan kesembuhan penyakit yang dideritanya dan pergumulan Uni mengatasi letupan-letupan dalam keluarganya?

Jawabannya bisa kita temukan dalam Novel berjudul “Cinta Pada Pendengaran Pertama” yang mengambil latar belakang masyarakat menengah di pulau Batam.

Sebagai pendatang baru, Yesi Moci mencoba mengangkat persoalan yang dihadapi remaja yang beranjak dewasa seusianya, berbaur dengan realita sosial yang kerap kita temukan. Gaya bahasanya yang ringan akan membuat kita mudah larut dalam rangkaian kisah Uni dan Dian. Kutipan hikmah yang diambil dari Al Quran dan hadits, sisipan penjelasan yang penulis tambahkan tentang penyakit dan istilah lainnya menjadikan novel ini sarat dengan khasanah wawasan bagi pembacanya.

Namun begitu, beberapa informasi yang disisipkan akan lebih baik jika dirangkum dan disampaikan kembali dengan ringan sesuai dengan gaya penuturan penulis. Dengan begitu pembaca benar-benar merasa sedang membaca novel fiksi, dan mudah memahami penjelasan yang disampaikan.

Novel ini sangat direkomendasikan terutama bagi para pembaca remaja denga segmen usia SMP-SMA, di mana dalam rentang usia itu kebanyakan dari mereka tengah dalam proses pencarian jati diri. Novel ini akan menjadi salah satu sumber inspirasi untuk menemukannya.


Ingin memiliki novelnya? Kirim inbox ke Yesi Moci http://www.facebook.com/Yesimoci?ref=profile) atau klik http://www.leutikaprio.com/produk/10041/novel/1105101/cinta_pada_pendengaran_pertama/1102158/yesi_moci
Share:

Saturday 14 May 2011

Wa Asih dan Penjahit Kain Kafan

Jumat kemaren, bada shubuh saya tiduran di atas sajadah (bukan contoh yang baik buat ditiru yaaa :D). Kebetulan juga Mama lagi di luar kota, jadi ga ada yang protes kalau pagi itu saya masih malas2an hehehe.
Nah, sekitar jam 6 saya terbangun. Ada telpon masuk  dari teman saya sesama staf tata usaha.
"Ya, halooo Di." jawab saya sambil segera melepas mukena. Sayu harus segera bangun bagi dan melesat ke kamar mandi, bersiap-siap ke sekolah.
"Hari ini aku ga bisa masuk. Bilangin sama guru-guru ya. Mamanya Ines meninggal,"  ujarnya di sebrang sana.
Innalillahi Wainnailihi rojiuun

Lalu pagi tadi Dadi teman juga sahabat saya kembali masuk bekerja. Bercerita tentang uwaknya yang meninggal.

"Subhanallah teh, wajahnya tersenyum. Waktu shalat jenazah aja sampai dibagi dua. Karna banyaknya yang pengen nyolatin almarhumah."

Duh jadi terharu. Jadi, alhmarhumah tinggal bersama seorang putrinya yang bekerja di sebuah Pabrik dengan waktu kerja 8 jam per shiftnya. Sebelum meninggal, Almarhumah sempat berpesan pada Ines, minta dibawain oleh-oleh keju. Almarhumah, sebut saja Wa Asih sudah lama mengidap penyakit kanker payudara stadium IV. Bosan bolak-balik RS ditambah biaya kemoterapi yang lumayan mahal membuat beliau memutuskan kembalil istirahat di rumah dan berobat seadanya. Kalau Ines masuk kerja, Ada  Nia yang berbaik hati mau menemani ibunya.  Pagi hari kemarin, saat Ines kembali ke rumah Ines segera menghampiri mamanya yang sedang  terbaring pulas di tempat tidur.

"Maaa,... Ines bawa keju nih, pesenan Mama."
Ines menghampiri mamanya.
"Maaa, bangun" sapa Ines lembut.
Lama tak ada jawaban, Ines sadar ada sesuatu terjadi pada Ibunya. Sontak Ines menjerit, tangisnya pecah.  Dadi dan saudara-saudaranya yang memang rumahnya berdekatan segera menghambur keluar menghampiri rumah Ines.

Ines tak kuasa menahan sedihnya, Mamanya tercinta sudah berpulang. Nia yang malam itu menjaga Wa Asih pun dibuat bingung.
"Semalam saya masih denger dia bernafas koq," ujarnya seolah membela diri. entah kenapa, tidak biasanya Nia diserang kantuk malam itu.  Lalu, saudara-saudara dan kerabat segera dihubungi.  Ines bersikeras  untuk memakamkan mamanya hari itu juga sebelum jumatan.  Beberapa sanak kerabat mencoba membujuk Ines untuk menundanya sore nanti, mengingat  perjalanan saudara dari luar kota yang membutuhkan waktu.
"Nggak, sekarang!" Ines bersikeras.
"Baiklah," saudara-saudaranya mengalah. Lantas kesibukan pemakaman pun segera disiapkan. Syukurlah kain kafan untuk jenazah bisa didapatkan dengan mudah. Saat akan menjahit kain kafan, mulai kebingungan melanda.  Dalam waktu bersamaan,  mesin jahit saudara-saudaranya rusak.

"Jadi dikecos (jahit manual) aja ya?" kata yang lain.
"Ga bisa, terlalu lama." timpal yanng lain.
Disaat kebingungan itu, entah dari mana datangnya seoang pria  separuh baya, berwajah simpatik dan pakain necis datang menghampiri. "Saya mau menjahitkannya. tunggu sebentar ya" ujar Pria itu sambil pergi berlalu meninggalkan mereka.
"Siapa?" tanya  saudara-saudara Ines saling menatap.
"Ga tau," kata yang lain.

Tidak lama setelah itu, Pria simpatik ini datang kembali membawakan kain kafan yang sudah dijahit. Rencana pemakanan sebelum jumatan berjalan lancar.  Saya tidak pernah bertemu dengan almarhumah, hanya dengar cerita tentang beliau dari sahabat saya Dadi.  Mengingat banyaknya mereka yang datang menshalatkan sampai dua kali shalat jenazah, almarhumah punya tempat istimewa di hati para pelayat.
"Aku sampe kebagian tempat yang nyempil," imbuh Dadi.

Ah saya jadi penasaran, seperti apa sih almarhumah di masa hidupnya?
"Beliau baik banget teh. Wa Asih paling alergi kalau denger orang lain ngegosip. katanya sejelek-jelek orang pasti ada sisi baiknya."
"Udah ah, jangan ngomongin orang," Dadi menirukan ucapan Wa Asih.

"Waktu Wa Asih meninggal, papanya Ines dateng ga?" tanyaku
"Ada teh. Tau ga? Dia lagi berduaan sama prempuan lain." Dadi menggerutu gemas.

Ah saya mengerti sekarang. Allah sayang sekali sama Wa ASih. Sakit yang dialaminya adalah cara Allah menggugurkan dosa-dosanya, ditambah sikap suaminya yang tidak semestinya namun dijalanin Wa Asih dengan sabar.

Ngomongin soal Pria misterius yang mau menjahitkan kain kafan saya punya kesimpulan sendiri. Adakah dia malaikat yang dikirim Allah?
Share:

Wednesday 11 May 2011

Bersyukurlah Sebelum Nikmat Ibadah Itu Dicabut

Malam ini saya masih melek. Ditemani radio yang melantunkan sebuah lagu yang menyentuh.
"...kubersujud bisikku tak terucap
ku bersimpuh tak kuasa ku mencoba
saat ku mengucap bisik kata-kata dalam doa
padaMu kumohon maaf atas segala dosa hamba...."


Saya jadi ingat ketika pagi tadi disela-sela ujian nasional SD tadi saya masuk ke ruang panitia. Niatnya mau minum sambil ngopi, lapar sekali rasanya, berangkat lebih pagi dan ga sempat sarapan. Beberapa menit kemudian, masuk Kepala Sekolah dan pengawas (biasanya ditugaskan dari sekolah lain dengan cara disilang lintas gugus). "Saya ngantuk banget nih, boleh ya saya minta kopi." katanya.

"Ya, boleh aja atuh  ibu," kata salah seorang panitia. Lalu mengalirlah obrolan diantara mereka. Karena saya masih asik ngudap cemilan pagi itu, jadi saya ikutan nyimak obrolan pagi itu. Dan Insya Allah bukan ngomongin aib orang koq, semoga jadi hikmah buat kita semua ya.

Singkatnya ada seorang guru wanita usianya sekitar 50an. Sejak tahun 2004 sudah terkena penyakit stroke. Sempat sembuh tapi kemudian kambuh lagi dan terkapar tidak berdaya. Suaminya entah dimana, apakah sudah meninggal atau bercerai. Stroke yang  keduanya ini dialaminya setelah mencicipi  kadedemes (makanan yang terbuat dari kulit singkong).
Sebelumnya beliau pernah sembuh dari strokenya, meski ga 100% tapi bisa kembali beraktifitas meski harus menyeret kakinya.

Nah, setelah salah makan itu lah kondisinya memburuk. Fisiknya lumpuh total hingga (maaf) untuk BAK dan BAB saja harus dilakukan di tempat tidur. Tidak ada pispot untuk menampung kotorannya.   Jangankan untuk melapisi kasur tempat tidurnya dengan plastik, untuk makanpun beliau mengandalkan uluran tangan kebaikan orang lain. Iba sekali mendengarnya. Karenanya untuk berobat pun beliau tidak berdaya karna dililit hutang.  Untuk mengajukan pinjaman ke bank sepertinya sulit karna hutang sebelumnya masih banyak.  Saking mengharukannya, beliau ini tidak punya rumah dan atas kebaikan seorang kepala sekolah tetangga, mengizinkan ruang kecil yang tidak terpakai untuk tempat tinggalnya. Tidak ada yang tega mempermasalahkan keberadaaan ibu ini ditinggal di lahan yang nota bene milik negara. Entah apa jadinya kalau ada yang tega mengusik dan mengusirnya.

Kembali ke kondisi bu guru yang malang ini, karna ketidakberdayaannya untuk bergerak ruangannya jadi tercium tidak enak. Bahkan untuk shalatpun tetap saja direcokin bau itu. Bahkan untuk
shalatpun beliau lakukan di tempat tidurnya. Seorang kepala sekolah menghiburnya, dan mengingatkannya untuk tetap mengingat Allah dengan tidak meninggalkan shalat.  "Ibu bisa baca Quran kan?"
"Ya, bisa." katanya sambil mengangguk menahan air mata yang tumpah.
"Lakukanlah sebisanya. Untuk shalat jangan ditinggalkan ya bu,"  imbuh Kepala Sekolah.

Ketika ditanyakan bagaimana dengan anak2nya, ternyata salah satu anaknya pun sudah habis kontrak dan menganggur.

Duh Ya Allah, malang nian nasib bu Guru ini. Saya tidak bisa membayangkan  kalau salah satu saudara saya harus mengalami hal seperti ini.  Kena ompol balita yang kita gendong saja membuat kita tidak nyaman dan segera mengganti pakaian. Dihajar flu pun membuat kita tepar dan tidak berkutik.  Tapi ternyata ada yang jauh lebih mengibakan. Ah saya ga tau harus berkomentar apa.

Bersyukurlah kita yang masih diberi kaki yang leluasa melangkah ke mana saja. Tubuh yang sehat untuk bergerak mencari rezeki. Tapi dalam kondisi sehat beginipun kita kerap mengeluh, meratapi sesuatu yang sebenarnya masih bisa atasi.  Bersyukurlah kita masih punya rumah yang nyaman untuk kita tinggali saat panas menyengat atau hujan turun dengan derasnya. Bersyukurlah kalau kita masih bisa menikmati makanan yang kita santap meskipun sederhana bukan hasil racikan seorang chef hotel berbintang. Bersyukurlah kita masih bisa beribadah dengan khusyuk, dengan pakaian dan ruangan yang bersih dan nyaman. bersyukurlah ketika kita masih bisa menolong orang lain dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Bersyukurlah kita masih bisa berbagi, bukan menunggu uluran orang lain. Bersyukukrlah kita masih punya keluarga yang kita sayangi dan akan menyayangi kita. Yang selalu ada bukan saat kita senang saja. Keluarga  yangyang saling menguatkan. Bersyukurlah kita masih bisa berpuasa untuk beribadah bukan karena dipaksa keadaan.
........

 رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (... Q.S Al Baqarah :286)
Share:

Tentang Atlantis

Beberapa hari kemaren, saya iseng ngebuka wall beberapa  teman di FB termasuk salah satunya akun Tasaro. Sebelumnya (lagi) pernah baca status beliau yang bilang bakal ada lanjutan dari novel Muhammad Sang Penggenggam Hujan yang bakal launching Mei ini. Nah, ada satu temannya yang posting kalau beliau bakal hadir di Islamic Book Fair Mei ini. Aaah, langsung penasaran. Colek-colek Oom Google, eh dia cuma jawab pendek ga bisa ngomong banyak soal detil. 

Akhirnya setelah dapetin nomer telepon IKAPI JABAR, coba telp sana and confirm. Yup! Betul Sekali, beliau mau hadir di acara talk show tanggal 11 Mei ini. Sedikit kecewa karna operator yang ngasih tau bilangn buku yang bakal dibahas judulnya Nibiru. Ah, jadi bujan Sang Penggenggam Hujan ya? Ya sudahlah, paling ga bisa nguber tanda tangannya. Hehehehe diuber, emang kabur ya?

Singkat cerita, saya janjian  sama teman di sana. Mba Vivera dari komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis dan Kemal, dari  komunitas  Ngaji Yuk. Eh ternyata Minggu nanti beliau dateng lagi  buat bahas buku Sang Pengeja Hujan. Asiiik senengnya. Nah, ngomong-ngomong soal buku Nibirunya beliau, saya coba ngikutin acaranya. Kalau lihat sampul dan sekilas isinya jadi inget cerita Lord Of The Ring, Narnia dan genre sejenis.  Lalu sebelum ngebahas buku itu, diputerin slide film (presentasi yang diajuin Tasaro) tentang buku Nibiru ini. Rencananya bakal dibuat jadi tetralogi (wiiih panjangnya ya?). Jadi kesengsem sama novel ini. Apalagi dalam slide yang diputer tadi Tasaro bercerita tentang teknologi jaman dulu yang gak kalah canggih dengan teknologi sekarang. Misalnya, ditemuinnya lukisan peta dari jaman dulu   (lupa tahunnya) di Turki dan ternyata sama persis dengan hasil jepretan Apollo, terus ada situs kuno yang digunain buat neropong bintang, patung manusia yang super tinggi dan gak ketauan apa tujuan pembuatannya. Lalu ada lukisan mirip pesawat di dindingnya Piramida (kalo ga salah ya, CMIIW). Ada replika tengkorak dari logam yang entah gimana caranya dibuat sampe sekarang ga ada tekonologi yangn bisa niru proses pembuatannya. Nah, jadi Novel Nibiru ini mengandung 3 unsur dimana Tasaro menggabungkan hasil  penelitian, imajinasi masa kecilnya trus satu lagi (ampuun lupa,.... nyesel ga dicatet). Makin menarik lagi pas sesi tanya jawab ada audiens yang ternyata seorang peneliti UNESCO. Waaah, bukan yang hadir di situ aja, Tasaro juga. 
Lalu si bapak ini nimbrung dan setuju sama hasil penelitian seorang ilmuwan dari Turki yang nyampein teori kalau Atlantis itu sebenarnya ada di Indonesia. Subhanallah!

Rasa penasaran  saya sama Sang Penggenggam Hujan sedikit terobati deh. Berhubung buku yang saya cari ga ada di pameran, jadi saya alihkan buat beli Novel Nibiru ini. Cerita tentang isinya? Nanti yaaa, kalau  udah selesai dibaca. Bakal balapan ni sama Novel Sang Pengeja Hujan hehehe

Share:

Thursday 24 March 2011

Cara Mudah Menghafal Nama-nama Surat Dalam Al-Quran Dengan Metode Cerita

Cara Mudah Menghafal Nama-nama Surat Dalam Al-Quran Dengan Metode Cerita
Bismillah...

I. Menghafal nama – nama Surah dengan metoda cerita.
Metoda yang penulis buat ini sebenarnya terinspirasi dari metoda
Quantum Learning melalui pelatihan yang telah diikuti. Prinsipnya
bagaimana belajar itu mudah dan menyenangkan. Dan tidak ada salahnya
kita gunakan dalam proses mengenal Al-Qur’an dari sisi-sisi tertentu.
Salah satunya adalah menghafal nama – nama surah dalam Al-Qur’an.
Mulai saat ini anda diajak untuk mengenal nama-nama surah dalam
Al-Qur’an. Anda akan dibawa keluar dari zona nyaman menuju satu
pengalaman baru yang mengasyikkan. Membuat anda sadar dan melek dari
mitos – mitos yang menyesatkan tentang ghuluw atau bahkan ekstrim yang
terlalu jauh menyimpang dalam mensikapi keutamaan Al-Qur’an. Al-Qur’an
dianggap sebagai suatu yang mistik. Padahal sebenarnya Al-Qur’an itu
mu’jizat. Al-Qur’an memiliki hayawiyyah atau dinamis penuh makna.
Dan metoda berikut ini merupakan salah satu pensikapan dinamis dan
unik. Bisa dinikmati manfaatnya bagi setiap muslim yang ingin lebih
akrab bermu’ayasyah ma’l qur’an dari sisi nama-nama surahnya yang
berjumlah 114 surah. Karena itu cobalah metoda ini;


a. Cara menghafal
Dalam metoda cerita ini pendekatannya melalui arti atau terjemah dari
nama surah yang berbahasa Arab. Yang perlu diperhatikan di sini adalah
bukan kebenaran ceritanya tetapi bagaimana anda bisa menghafal dan
mengingat nama – nama surah dalam Al-Qur’an dengan mudah, karena
cerita ini bersifat imajinatif bukan hakiki.
Cerita berikut dibuat bersifat penggalan – penggalan (per sepuluh
surah kecuali surah yang ke-91 – 99 dan ke-100 sampai terakhir). Hal
ini akan membantu anda mempermudah dalam menghafal dan mengingat
kembali nama – nama Surah dalam Al-Qur’an. Ingat yang dihafal bukan
ceritanya tetapi alur cerita nama – nama surah Al-Qur’an (dalam
terjemah) yang tertulis dengan huruf tebal dan kapital. Seperti;
PEMBUKAAN, SAPI BETINA dan seterusnya.

Praktisnya adalah sebagai berikut;

1. Bacalah cerita tersebut (misalnya cerita I; 1-10) sambil tersenyum.
2. Boleh dibaca dalam hati atau dengan suara. Perhatikan pada kata -
kata bercetak tebal dan berikan tekanan bunyi yang berbeda dari kata
yang tidak bercetak tebal.
3. Bayangkan anda sendiri sedang manjadi pelaku atau terlibat langsung
dalam alur cerita tersebut. Kalau bisa sambil membayangkan dan
gerakkan anggota tubuh anda sebagai bentuk kreasi dari imajinasi anda.
4. Tulis ulang kata – kata yang bercetak tebal sesuai yang anda ingat
saja, lalu cocokkan dan urutkan sesuai urutannya.
5. Setelah anda berhasil menulis ulang kata – kata yang bercetak
tebal, dengan melihat kata – kata tersebut cobalah anda
mengulang(mengingat) kembali alur ceritanya tanpa harus sama persis.
6. Berikutnya anda melihat grafik kata – kata yang bercetak tebal dan
bacalah dalam bahasa Arabnya. Ingat jangan dihafal terlebih dahulu
teks arab yang ditulis dengan huruf latin tersebut (hal tersebut akan
dibahasa tersendiri).

b. Cara Mengingat ulang
Bila anda lupa dengan nama surah tertentu, misalnya saja anda lupa
dengan nama Surah ke-13, maka langsung saja anda mengingat -ingat alur
cerita tersebut. Dimulai dari urutan surah yang ke-11 yaitu HUD. Maka
anda akan teringat bahwa HUD dan YUSUF disambar PETIR. Secara otomatis
dalam hitungan menit atau bahkan detik, anda akan dengan cepat
mengingatnya kembali bahwa surat yang ke-13 adalah Surah PETIR (yang
Bahasa Arabnya AR RA’D). Menyenangkan bukan?
Selamat mencoba dan menikmati. Semoga anda benar – benar puas.
c. Tekhnis Menghafal

Berikut ini teknis dan cara menghafal nama – nama surah dengan metoda
cerita yang dibagi dalam 11 bagian (cerita) agar memudahkan kita dalam
penguasaan maksimal dan cepat.


Cerita I; (Surah 1 – 10)
Aku membaca Al-Qur’an dimulai dengan PEMBUKAAN. Kebetulan waktu itu
tetanggaku sedang memotong SAPI BETINA untuk KELUARGA IMRAN yang punya
anak wanita bernama AN NISA. Ia lapar makan HIDANGAN, sisanya ia
berikan untuk BINATANG TERNAK yang berkandang di TEMPAT-TEMPAT YANG
TINGGI, di sana dibagikan HARTA RAMPASAN PERANG yang dilakukan setelah
TAUBAT seperti taubatnya YUNUS
NO KRONOLOGI CERITA


1 PEMBUKAAN – AL-FATIHAH
2 SAPI BETINA – AL-BAQOROH
3 KELUARGA IMRAN – ALI IMRON
4 AN NISA (WANITA) – AN NISA
5 HIDANGAN – AL MAIDAH
6 BINATANG TERNAK – AL AN ‘AM
7 TEMPAT-TEMPAT YANG TINGGI – AL A’ ROF
8 HARTA RAMPASAN PERANG – AL ANFAL
9 TAUBAT – AT TAUBAH
10 YUNUS -YUNUS


Cerita II; (Surah 11 – 20)
HUD dan YUSUF disambar PETIR sementara itu IBRAHIM sedang berada di
PEGUNUNGAN HIJR tempat dimana LEBAH memulai PERJALANAN MALAM menuju ke
GUA tempat bersembunyinya MARYAM dan TOHA.
NO KRONOLOGI CERITA


11 HUD – HUD
12 YUSUF-YUSUF
13 PETIR – AR RA’D
14 IBRAHIM -IBRAHIM
15 PEGUNUNGAN HIJR – AL HIJR
16 LEBAH – AN NAHL
17 PERJALANAN MALAM – AL ISRO
18 GUA – AL KAHFI
19 MARYAM – MARYAM
20 TOHA – TOHA


Share:

Horeeee.... First Antologi

Yeeee, senengnya!
Malem tadi akhirnya diumumkan juga  3 orang pemenang plus 100 orang kontributor terbaik lomba menulis Long Distance Friendship (LDF) yang digelar di FB. Ini kali kedua saya ikutan lomba Flash FIction, setelah yang pertama saya ga berhasil kali yang kedua ini masih belum beruntung. Hehehe

Lho, apa bedanya?
Beda lah, meski gak jadi juara, 100 kontributor terpilih naskahnya akan dibukukan. Nah, siapa ga seneng? Biasanya orang mesti besusah payah mengirim tulisannya buat diterbitkan. Ada sih  cara lebih mudah, pake jalur indie (self) publishing.Nah yang ini perlu modal juga biar bisa naik cetak. 
Buat lomba LDF ini, kita gak usah berrepot-repot ria mencari penerbit yang sudi menerbitkan tulisan, karna sudah dikoordinir sama panitianya.

Dari notes yang ditulis sama Fiani Gee salah satu juri, kami diminta menngirimkan kembali data tentang kami dalam bentuk narasi. Oke, no problem. Ketik sebentar dan langsung saya kirim data yang diminta lewat inbox beliau. Eh, ada yang lupa! Ternyata  juga dimintai foto buat disertakan dalam buku.
Gubrak!
Karna saya bukan banci kamera, ga gampang nyari koleksi foto pribadi. Yang ada juga foto yang banyakan dan kalau di-crop ga bagus kayaknya. Trus saya coba cari di album foto yang  di-tag sama temen. Belum puas juga, ga ada yang cocok. 

Pake pas foto? jiaaaaah, resmi banget! Kalau bukan buat ikutan seminar,  sertifikat dan hal-hal yang resmi (termasuk buat ke KUA nanti? hehehhehe) deuh, ga deh.  Biar bukan banci kamera kayaknya ga asyik deh. Dan.... akhirnya pagi tadi sebelum berangkat saya nyempetin dulu berpose pake kamera HP. Nah, kalau mau liat fotonya seperti apa (please, jangan muntah ya! aman koq :D )silahkan beli Antologinya kalau udah terbit ya. *mode promosi on*

Nah, selai note & FB akhirnya tulisan saya juga mejeng dalam bentuk buku. Semoga bisa nulis lagi dengan mutu yang lebih baik. *wink*


Share:

Horeeee.... First Antologi

Yeeee, senengnya!
Malem tadi akhirnya diumumkan juga  3 orang pemenang plus 100 orang kontributor terbaik lomba menulis Long Distance Friendship (LDF) yang digelar di FB. Ini kali kedua saya ikutan lomba Flash FIction, setelah yang pertama saya ga berhasil kali yang kedua ini masih belum beruntung. Hehehe

Lho, apa bedanya?
Beda lah, meski gak jadi juara, 100 kontributor terpilih naskahnya akan dibukukan. Nah, siapa ga seneng? Biasanya orang mesti besusah payah mengirim tulisannya buat diterbitkan. Ada sih  cara lebih mudah, pake jalur indie (self) publishing.Nah yang ini perlu modal juga biar bisa naik cetak. 
Buat lomba LDF ini, kita gak usah berrepot-repot ria mencari penerbit yang sudi menerbitkan tulisan, karna sudah dikoordinir sama panitianya.


Dari notes yang ditulis sama Fiani Gee salah satu juri, kami diminta menngirimkan kembali data tentang kami dalam bentuk narasi. Oke, no problem. Ketik sebentar dan langsung saya kirim data yang diminta lewat inbox beliau. Eh, ada yang lupa! Ternyata  juga dimintai foto buat disertakan dalam buku.
Gubrak!
Karna saya bukan banci kamera, ga gampang nyari koleksi foto pribadi. Yang ada juga foto yang banyakan dan kalau di-crop ga bagus kayaknya. Trus saya coba cari di album foto yang  di-tag sama temen. Belum puas juga, ga ada yang cocok. 


Pake pas foto? jiaaaaah, resmi banget! Kalau bukan buat ikutan seminar,  sertifikat dan hal-hal yang resmi (termasuk buat ke KUA nanti? hehehhehe) deuh, ga deh.  Biar bukan banci kamera kayaknya ga asyik deh. Dan.... akhirnya pagi tadi sebelum berangkat saya nyempetin dulu berpose pake kamera HP. Nah, kalau mau liat fotonya seperti apa (please, jangan muntah ya! aman koq :D )silahkan beli Antologinya kalau udah terbit ya. *mode promosi on*


Nah, selai note & FB akhirnya tulisan saya juga mejeng dalam bentuk buku. Semoga bisa nulis lagi dengan mutu yang lebih baik. *wink*



Share:

Wednesday 16 March 2011

Kembalikan Bandungku yang Dulu


 Perhatikan para pengemudi motor di atas ini. Seharusnya meraka ga ada di lajur ini karena lajur ini disediakan buat kendaraan dari arah sebaliknya (searah dengan mobil pick up). Niatnya mau instan, cepet tapi karna volume kendaraan jadi numpuk ga jelas tepat di lintasan kereta malah jadi macet. Jarak ke perempatan berikutnya yang cuma butuh waktu 2-3 menit jadi molor sampai 30 menit!








Dan ini, para pengemudi motor yang keukeuh maksa nyari celah sempit  di kiri jalan. Mau nyalip harusnya ngambil dari sebelah kanan kan? Dengan kondisi macet sulit buat memacu kendaraan di atas rata-rata. Sementara tepi jalan sudah mentok, kalau pun ada malah jadi lahan pedagang. Kadang jalur trotoar  ini bebas dari pedagang, truk yang parkir ngasal  dan  masih saja dipake sama (lagi) pengendara motor yang ga sabar pengen cepet sampai.



 Padahal panjang jalan relatif cuma segitu-gitunya (kecuali dibuatkan jalan layang). Kalaupun dilakukan perlebaran jalan juga ga bisa selalu dilakukan. Belum lagi kalau pelebaran jalan, pohon-pohon ini yang jadi korban harus di tebang. Udara makin panas aja karna secara berkala cabang-cabang yang sudah rimbun harus ditebang demi keselamatan Pengguna jalan.

Solusinya sih sarana transportasi masal, seperti Transbus yang sudah digagas Pemkot Badan. Tapi ternyata aplikasinya ga semudah teori. Selain infrastruktur, anggaran,  juga penolakan dari para supir angkutan umum yang merasa ladang nafkahnya terancam. Padahal, dengan semakin masifnya volume kendaraan (terutama motor)  bikin konsumsi BBM makin meningkat. CO2 yang dilepaskan ke udara makin banyak dan bikin udara Bandung  tambah sumpek dan panas.

Kangen banget sama Bandung yang dulu. Bandung yang adem, Bandung yang hijau.....
Share:

Tuesday 15 March 2011

Review Rumah Tanpa Jendela

Wiih, akhirnya kesampean juga nonton film Rumah Tanpa Jendela.  

 Deuh telat banget ya, secara film ini premiernya akhir Februari  dan hari gini malah baru nonton hehehe. Tak apalah, yang penting ga ketinggalan. 
Jadi film ini awalnya diangkat dari novel yang judulnya sama, Rumah tanpa Jendela karyanya Asma Nadia. Sebenernya novel ini pun hasil dari perluasan cerita dari judul cerita "Jendela Rara" yang diambil dari kumcer Emak Ingin Naik Haji.

Film ini mengangkat tokoh Rara yang diperankan oleh Dwi Tasya  yang bermimpi punya rumah yang berjendela. Rara tinggal bersama Ayahnya Raga (Rafi Ahmad) dan Neneknya (Ingrid Widjarnako) di sebuah perkampungan kumuh bersama para pemulung lainnya. Saat belajar dengan Bu Alya, Rara menceritakan mimpinya untuk memiliki jendela rumah yang disambut dengan tawa teman-temannya. 
Rara mulai menemukan jalan meretas mimpinya saat ia mengojekan payung di tempat Aldo (Emir Mahira)  les menggambar. Perkenalan Rara dan Aldo berlanjut menjadi persahabatan, apalagi neneknya Aldo, Nek Aisyah (Ati Kanser) yang tinggal bersama Aldo kerap mengundang Rara dan teman-temannya bermain di Rumah.

Kehadiran Nenek Aisyah dan Rara menjadi hiburan tersendiri buat Aldo penderita autis yang kerap ditinggal ayah ibunya yang sibuk. Sebenarnya Aldo punya dua orang kakak Adam dan Andini. Berbeda dari Adam dan pembantu-pembantu di rumahnya, justru Dini merasa malu dengan keberadaan Aldo hingga saat pesta ulang tahunnya Andini berusaha menyembunyikan keberadaan Aldo dari Rio teman sekolah Andini yang ditaksirnya.


Nah, di lain pihak, Nek Aisyah yang 'gaul' itu punya agenda tersendiri untuk memberi kejutan buat Andini. Saat Adam tampil bersama band-nya Nek Aisyah mengajak Aldo, Rara dan teman-temannya jadi penari latar Adam. Andini menjadi kesal dibuatnya, malu karna merasa Rio sudah mengetahui keadaan Aldo, Andini mulai menjauh dari Rio.

Rio yang berusaha mencari jawaban atas sikap aneh Andini malah menemukan Aldo dan ngobrol akrab dengan Aldo. Semakin sebal lah Andini dibuatnya. Tidak tahan dengan kekesalan Andini yang tetap merasa malu, Aldo kabur dari rumah dengan Rara. Saat Aldo hilang  Andini baru mengetahui kalau ternyata Rio mempunyai saudara kembar, Roy yang juga mempunyai kelainan. Roy  sudah meninggal karna penyakit yanng dideritanya. 
"Justru karna ketidaksempurnaannya Rio itu yang membuat dia sempurna. Kadang saya dibuat iri karnanya," papar Rio saat menceritakan saudaranya itu. 

Andini menangis dibuatnya, Mama Aldo yang juga terkesan cuek juga dibuat panik saat Aldo hilang. Dalam pelariannya, Aldo menemukan ketulusan Rara sebagai teman. "Terima kasih sudah mau menjadi teman Aldo" kata Aldo saat Rara menjawab pertanyaan Aldo. Bersama Rara pula Aldo merasakan pengalaman pertama mencicipi keringatnya sendiri.

Ada banyak pesan moral yang hadir lewat rangkaian dialog dalam film ini. Nek Aisyah yang lembut, dermawan tapi gaul. Adam kakak yang sayang dengan Aldo, Alya guru muda  yang ikhlas mendidik anak-anak jalanan dengan bayaran kecil, Pak Syahri yang tenang dan tentu saja Aldo yang dengan keterbatasannya itu punya hati yang lembut dan peka.

Kalau di kota teman-teman tidak ada bioskop, mungkin bisa mencari VCD/DVDnya. SIlahkan lihat thriller dan video OSTnya di bawah ini. 
O, ya jangan lupa ya siapkan tissue saat menonton film ini, karna ga perlu waktu lama untuk membuat muara sungai mengalir dari mata kita.







Share:

Monday 14 March 2011

Berhenti Sejenak

Hari ini baru saja selesai validasi data siswa peserta UN SD. Sementara kepala sekolah mengikuti rapat, saya dan staf tata usaha lainnya ditempatkan di ruangan lain. Mengoreksi data siswa yang harus dibetulkan mulai dari nama, tempat dan tanggal lahir sampai data ortu. Syukurlah menjelang dzuhur acara itu sudah beres, males rasanya kalau harus berlama-lama berkutat di sana karna saya cuma perlu waktu sebentar saja untuk membereskannya. 


Selesai validasi, teman saya Dadi (perempuan lho) mengajak saya mampir ke rumahnya. Cuaca Bandung yang lagi panas-panasnya ditambah janji mampir ke tempat teman untuk suatu keperluan membuat saya menolak ajakannya. Lagi pula saya pengen segera sampai rumah. Setelah berganti angkot dan turun di depan terminal Leuwi Panjang, saya meneruskan perjalanan pulang dengan angkot rute Cimahi. Nah, di perempatan Pasirkoja, sekitar 1 km dari Leuwi Panjang seorang bocah kecil menghampiri angkot yang saya tumpangi dan mulai memainkan kecrekan sederhananya. Dan mengalun lah "Bukan Bang Toyib"nya Wali dari mulut kecilnya.
ilustrasi pengamen cilik

Ah, Bang Toyib? Apakah ayahnya seperti Bang Toyib juga sampai sesiang itu dia harus mengamen. Apakah oranng tuanya tidak menyekolahkannya? Bukannya ada Dana BOS? Sekolah bisa gratis? Mungkin seperti itu kebanyakan yang terpikir sebagian orang.
Buat saya (meski tidak selalu ngasih sekedar receh sama pengamen), dengan membiarkan dia menyanyi dan tidak memberinya uang bukan satu solusi yang bijak. Bukan cuma potongan dari adegan sinetron atau film kalau seorang anak dieksploitasi orang lain atau malah orang tuanya sendiri untuk mengamen. Saya dan seorang teman pernah mengamati di tempat yang sama itu juga saat anak-anak itu mengamen tidak jauh dari mereka ada orang-orang dewasa (lai-laki dan perempuan) memperhatikan mereka. Entah siapa mereka, tapi yang terbayang dalam pikiran saya mereka seperti penadah setoran. Saya ga tega membayangkan anak-anak itu jika tidak bisa memenuhi harapan mereka. Dipukul? disiksa? Pikiran yang terlalu berlebihan mungkin tapi ya itu tadi kalau tujuannya mendidik bagi saya sasarannya salah. Lain cerita kalau pengamen atau pengemis yang kita jumpai itu sudah dewasa dan badannya bugar. 

Kalau dengan tidak memberinya apa lantas membuat anak itu mikir dan berhenti mengamen kah? Buat saya justru mereka yang memaksa anak-anak itu mengamen dulu yang harus dibereskan. Ngomong-ngomong soal sekolah gratis tidak lantas semua serba gratis kan? lagi pula mungkin kalau mereka memang tidak mampu keadaanlah yang memaksa. padahal  pasal 33  UUD 1945 jelas koq menyebutkan anak-anak terlantar dan fakir miskin dipelihara oleh Negara. Nah Lho!


Bicara soal keluarga miskin pun yang nota bene mendapat bantuan raskin dan BLT  juga tetep harus melaui mekanisme nan ribet. Seperti BLT misalnya, untuk membuktikan seorang warga berhak mendapatkan BLT dia  harus bisa menunjukkan Kartu keluarga, sementara di sisi lain birokrasi (lagi) yang ribet kerap meminta 'biaya administrasi' buat membereskannya. Ah, pusing, seperti Lingkaran setan saja ya? Saya berharap akan segera ada sosok seperti Muhamad Yunus (tau kan? beliau seorang tokoh dari Bangladesh yang konsen soal kemiskinan dan pernah diwawancara oleh Oprah karna kepeduliannya itu) di negeri ini. Mungkin ada dan tidak terekspos atau saya sendiri tidak tahu? Wallahualam, sya juga pengen seperti Muhamad Yunus yang bisa menyisihkan lebih banyak rejekinya buat mereka. Semoga yaaa, Amiin.




Nah, bicara soal pemberdayaan masyarakat miskin, saya jadi teringat satu judul buku "Berhenti Sejenak" tulisannya Bayu Gwatama. Sudah lama sekali saya membacanya. Waktu itu adik saya yang pinjam dari temen dan saya nimbrung ikutan baca. Ada satu bagian yang menginspirasi soal pengamen tadi. Saya tidak tahu apa masih bisa dicari atau tidak tapi mungkin ada teman atau saudaranya yang punya, silahkan baca. Isinya menyentuh kita akan kepedulian mereka yang malang.


Jadi, dalam salah satu bagian itu diceritakan (seingat saya itu yang dialami penulis dengan temannya, maaf kalau lupa ya). Dia heran dengan sikap cuek temannya yang tidak pernah mau mengulurkan barang sedikit receh untuk pengamen/pengemis yang dijumpai di jalan. Ah, pelit sekali sih kamu, protesnya. Temannya itu cuma tersenyum menanggapinya. Hingga satu waktu temannya ini mengajak beliau  mengunjungi seorang ibu di daerah pemukiman yang padat penduduk.  Ternyata temannya itu mengajaknya menemui seorang ibu penjual pecel. Akhirnya dalam obrolan itu terungkaplah kalau dulunya si Ibu penjual pecel itu seorang pengemis.
"Bu, saya mau ngasih ibu. Ibu mau pilih apa, saya kasih receh atau saya kasih modal buat usaha? kalau ibu mau modal usaha, ibu harus bisa mempertanggungjawabkan  modal yang saya kasih," kurang lebih seperti itu dialognya. Subhanallah, ternyata si ibu pengemis ini memang mengemis karna terpaksa. Akhirnya disepakati si Ibu ini mendapat bantuan modal.  Setelah mendapat modal usaha itu,  si temannya ini selalu menemui si Ibu dan memantau perkembangan usahanya. Memperhatikan apa saja yang harus dibenahi dalam usahanya. Dan.... berhasil! ternyata beliau bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dari usaha itu.


Nah, proses mendidik seperti inilah yang menurut saya benar, bukan diam tidak memberi. (Duh, saya sih masih jauh dari sikap temannya Bayu Gawtama ini). Kalaupun kita tidak yakin dan mampu bisa memonitor bantuan si Ibu tadi, bukankah ada banyak  Lembaga Amil Zakat yang bisa kita titipkan dana untuk membantu mereka yang tidak mampu? Mudah-mudahan cuma saya aja yang su'uzhan melihat mereka yang tidak mau memberi sedekah dan diam-diam menyalurkan dananya lewat lembaga amil zakat atau cara lain yang menurut mereka lebih baik.
Semoga yaaaa





Share:

Sunday 13 March 2011

Seishi O Kika Sete

Well. saya mulai mengenal Jepang waktu kecil dulu, kira-kira kelas 2 SD. Waktu itu hiburan tv cuman ada TVRI aja dan salah satu serial yang lagi happening diantaranya adalah serial Oshin. Nah, ketauan deh setua apa saya ya? hehehe

Jadi, yang masih tersisa dalam ingatan saya tentang Oshin, adalah gambaran wanita Jepang yang hidup perih sejak kecil. Mulai dari karakter Ayahnya yang keras dalam mendidik, suaminya yang nyebelin, hidupnya yang ditimpa kesulitan bertubi tubi diceritakannya dengan penuh bijak dan tenang pada sosok cucunya yang etnah lupa lagi siapa nama figurnya hehehe. Ya, seperti itu lah yang saya ingat.

Inget dong siapa Ayako Kobayashi (Oshin kecil) Yuko Tanaka (Oshin Muda dewasa) dan Nobuko Otowa (Oshin tua)?

Sejak mengenal film Oshin, semakin nambah yang terrekam dalam ingatan saya selain pendudukan tentara Jepang di Indonesia, Bom Hiroshima dan Nagasaki, atau serial hero lainnya seperti Voltus, Zabogar, Ksatria Baja Hitam, sampai serial komik macem Dora Emon dan Detektif  Conan kayaknya cuma serial Oshin  yang paling berkesan.

Share:

Tuesday 1 March 2011

LDF : Paket Dari Jepang

Memenuhi request seorang sahabat, saya posting naskah LDF saya di blog ya :)

“Fi, ada paket tuh buat kamu. Dari Jepang,” kata Mama siang itu ketika saya baru saja pulang.

“Dari siapa sih?” Tanya Mama dan adik saya kompak seperti koor paduan suara.

“Ah, pasti kiriman dari Mba Dina,” jawab  saya sambil buru-buru masuk ke kamar, mencari paket yang di maksud.
Paket bersampul coklat  itu segera saya buka.  La Tahzan For Student yang dijanjikan beliau sudah berpindah tangan di antara kami yang terpisah ratusan mil. Padahal lebih mudah dan cepat ya  kalau saya pergi ke toko buku tanpa harus menunggu sekian waktu. Otak gretongan? Iya sih,  tapi tunggu dulu! Jangan protes ya. Selain buku itu memang special saya dapatkan langsung dari salah satu kontributor seri antologi itu tapi juga pertemanan yang saya jalin dengan Mba Dina  lewat salah satu milis yang saya ikuti.

Saya mengenal Mba Dina setelah saya memposting sebuah thread. Waktu itu Mba Dina menanggapi thread saya langsung secara japri. Obrolan yang ringan dan santai membuat kami cepat nyambung dan tidak terputus begitu saja dalam satu kali balas-balasan email.

Sejak itu lah kami mulai intens bertukar cerita, link blog, mengoreksi penulisan nama katakana saya yang ‘rada’ salah,  dan obrolan-obrolan seru lainnya. Dari blognya Mba Dina, saya juga mengenal si kecil Luna yang sebenarnya lahir di siang bolong. Ah manis dan lucu sekali melihat tingkahnya dalam video yang diunggah mama-nya di blog. Hebat ya, bocah usia 4 tahun itu sudah banyak menguasai kosa kata bahasa Jepang hehehehe. Ya iya lah, secara dari lahir dia berinteraksi dengan mereka yang berbahasa Jepang.

Selain melihat lucunya tingkah Luna, saya juga bisa menyaksikan kemeriahan  sebuah festival di Jepang yang juga diunggah Mba Dina. Subhanallah saya semakin ngebet  menyaksikan langsung Sakura mekar yang Cuma 7 hari saja dalam setahun itu.

      “Kalau kamu maen ke Jepang, ga usah  repot-repot cari penginapan Fi. Kamu nginep aja di apartemen saya, gratis! Saya dan suami memang sengaja menyediakan satu ruang khusus untuk tamu yang menginap. Kami seneng banget kalau kedatangan tamu dari tanah air.  Beberapa waktu yang lalu juga ada tamu dari tanah air lho nginep di apartemen saya. Hitung-hitung menambah perbendaharaan kosa kata bahasa Indonesia  buat Luna”

      Siapa nolak? Lumayan banget kan bisa menghemat biaya penginapan di Jepang. Tau sendiri lah seperti apa biaya dan segala tetek bengeknya di Jepang sana.  Semoga kesampaian ya… Amin ya Allah.

      Satu waktu saya pernah memposting tulisan di blog saya tentang budaya dan watak orang Jepang yang membuat saya terkagum-kagum. Mba Dina menanggapi dan mengamini apa yang saya tulis. Mba Dina cerita kalau kita meninggalkan sesuatu di keranjang sepeda kita selama berjam-jam dijamin ga akan hilang, atau barang yang tertinggal di kereta,  99% kemungkinan besar  bakal balik lagi sama pemiliknya, soal budaya antri yang rapi dan kebiasaan lainnya.  Tapi, Mba Dina juga mengimbuhkan soal kerinduannya pada rasa persaudaraan yang kuat cuma terasa di Indonesia.  Semoga kalau kembali ke tanah air bisa segera ketemuan alias kopi darat ya.

Bukan Cuma sharing dari email dan facebook saja, lewat paket buku yang Mba Dina kirimkan saya juga belajar beberapa hal. Bagaimana keteguhan hati seseorang dicoba ketika jauh dari tanah air. Mulai dari menjaga kehalalan makanan,  semangat belajar yang pantang menyerah dan keyakinan akan pertolongan Allah ketika kita merasa berada di titik kritis.
Alhamdulillah, dari email terakhirnya saya mendapat kabar kalu kuliah S-3nya sudah selesai dan sedang menunggu yudisium maret nanti.  Wow, selama komunikasi yang saya jalin dengan beliau, kesan hangat, low profil dan lucu yang saya dapatkan. Senang sekali rasanya punya teman yang meskipun terpisah ratusan mil sebaik Mba Dina. Duh Mba Din, menjadi temanmu indah ya?

Saya tersenyum geli ketika membaca “7 Ter”nya. Salah satunya  ceritanya tentang teman Jepangnya yang tidak bisa membedakan babi dan baby  itu. Salah paham dalam kosa kata ternyata bukan cuma monopoli orang Indonesia aja ya?
Impian saya untuk menyaksikan sakura mekar mungkin harus tertunda dulu tahun ini tapi saya masih punya harapan untuk mengunjungi Jepang tahun-tahun yang akan datang. Tentu saja saya juga berharap segera bertemu Mba Dina satu waktu, entah itu di tanah air atau malah menemani saya jalan-jalan di Jepang sana. Ya, rencana Allah, siapa tahu kan?

****

Tulisan ini saya sertakan dalam lomba Long Distance Friendship yang digelar oleh dua orang teman di FB, sudah ditutup deadlinenya, sedang menunggu pengumuman. Hadiahnya lumayan, paket buku yang menarik :)
Share:

Monday 21 February 2011

Jadilah wanita perkasa, bukan cewek tomboy!!

Tomboy. Kata itu berasal dari Tom yang boy, alkisah sih begitu awalnya. Tapi akhirnya kosakata ini identik dengan cewek yang sikap dan tingkahnya kayak Tom, eh…maksudnya kayak cowok. Mulai dari dandanannya, gaya berpakaiannya, rambutnya, hobinya, sampai ke tingkah segala rupa. Cewek-cewek suka pada bangga kalau mereka mendapat sebutan tomboy.

Coba lihat saja sinetron yang mengexplore sikap tomboy ini dalam Kecil-kecil jadi Manten yang tokoh utamanya bernama Rohaye (sinetron jadul). Doi berpenampilan ala cowok. Mulai rambut yang dipotong gundul ala Ronaldo, baju kaos dan celana yang identik baju kebangsaan cowok, suka berkelahi, suka panjat-panjat pohon, main sepak bola meski doi cewek sendiri, hingga gaya berjalan semua dibuat sedemikian rupa biar kayak cowok beneran. Belum lagi sinetron-sinetron remaja yang terkadang menggambarkan seorang cewek yang mukulin cowok hingga babak belur.

Itu di sinetron. Belum lagi media iklan yang juga suka banget munculin tokoh-tokoh tomboy terutama produk-produk buat remaja. Coba deh lihat di sekeliling kamu, akan banyak lagi dijumpai fenomena cewek tomboy ini. Seakan-akan jadi cowok tuh enak banget, cool man! Tapi apa iya sih jadi cewek yang bertingkah kayak cowok itu emang kelihatan cool dan asyik?

....Cewek tomboy itu bukan karena faktor genetik kayak semacam penyakit, melainkan karena dibentuk oleh lingkungan....

Munculnya cewek tomboy

Cewek tomboy itu bukan karena keturunan, juga bukan penyakir menular hehe, ngelantur. Maksudnya cewek tomboy itu bukan karena adanya faktor genetik kayak semacam penyakit. Bukan dan gak bener itu. Munculnya fenomena cewek tomboy karena dibentuk oleh lingkungan. Faktor keluarga yang cenderung bebas, mau jadi tomboy kek itu bukan menjadi perhatian ortu. Atau saudara yang kebetulan cowok semua. Atau bahkan bentukan dan didikan keluarga karena memandang bahwa jadi cowok itu jauh lebih oke dan bergengsi daripada jadi cewek. Ada lho keluarga yang begini. Anak cewek sama cowok diperlakukan beda ma artu juga lingkungan., Jadilah yang terlahir sebagai cewek gak pede dengan kecewekannya dan memilih bertingkah sebagai cowok.

Atau bisa juga cewek tomboy karena trend. Banyak banget tuh para cowok suka sama style cewek tomboy. Dengan alasan kalo cewek tomboy lebih enak diajak gaul daripada yang cewek beneran, atau orangnya gak terlalu rewel dan manja. Bisa menghidupkan segala suasana dan lain-lain. Sehingga cewek yang awalnya gak tomboy karena tuntutan jaman dan trend akhirnya mulai coba-coba untuk bergaya tomboy. Celana jins dan kaos oblong, topi dipakai terbalik kayak abang becak, maennya sama cowok mulu, tertawa, berbicara dan bergaya ala cowok agar sebutan cewek tomboy melekat pada dirinya.

....Ada yang gayanya aja kayak tomboy, diputusin cowoknya udah nangis Bombay....

Tapi, jadi cewek tomboy membawa konsekuensi tersendiri loh. Ada yang gayanya aja kayak tomboy, diputusin cowoknya udah nangis Bombay. Ih..jijay banget kan? Atau gayanya sok cowok, tapi ternyata ada ada cowok kiyut lewat mata tetep aja melotot. Itu mah cewek banget atuh.


Wanita-wanita Perkasa Teladan Umat

Kalau kamu mengaku seorang cewek yang gak suka lemat-lemot, coba bandingkan dengan sosok-sosok perkasa ini.

Share: