Memenuhi permintaan seorang teman yang gak bisa mengakses posting di MP. Happy reading sis :) Sebenernya buat ukuran buku tipis ini resensinya kepanjangan tapi sekali lagi karna permintaan seorang teman juga yang pengen dibuatin intisarinya. Kalo lagi ga sibuk, mangga beli dan baca bukunya ya Ceu :)
Judul : The Miracle Of Love : Rahasia Menarik Jodoh
Penulis : Ustad Cinta
Penerbit : Pustaka Iqra International (Maret 2010)
Tebal : VI + 86 Halaman
ISBN : 978-602-95905-2-4
Harga : Rp. 29.000
Let's talk about love hehehe...
Wait, ini bukan bedah liriknya Ceuceu Line Dion (Celline Dion maksudnya) featuring Barbra Streisand itu lho. Bukaaaan :)
Jadi begini, awal bulan lalu aku dikasih hadiah buku kecil nan inspiratif ini dari ortu. Hmmm, jadi ada dua makna nih. Apakah sebuah peringatan halus atau bentuk kepedulian atau dua-duanya? ya, begitulah. Daripada pusing dan bawel nanya motif hadiah ini mending dibaca aja.
Well, point penting dari buku ini adalah kita kudu punya sikap positif. Sering denger kan, kalo pikiran positif itu ngaruh banget, bukan cuma merambat sama orang-orang di sekitar kita, tapi juga bakal mantul, balik lagi sama kita.
Nah, jodoh itu ternyata bukan ditunggu, tapi dijemput. Satu ons aksi lebih berarti dari satu on teori. (Desig! kena deh )
Pernah dengar tentang Fisika Kuantum? Nah, teori bagian terkecil dari suatu benda adalah atom ternyata dipecahkan dengan penemuan dimana bagian terkecil itu bukan atom, tapi energi. Butiran-butiran energi ini dengan banyak ruang hampa disekitarnya disebut dengan kuanta. Bagaimana wujud kuanta itu sendiri, para pakar fisika punya pandangan berbeda, ada yng bilang kotak, bulat, oval dan sebagainya. Pikiran termasuk juga energi, yang terpancar dari otak. Pikiran berupa rasa senang, sedih, semangat dan lainnya. Meminjam istilah gravitasi dimana sebuah benda jatuh karena adanya tarikan dari bumi, begitu juga dengan pikiran kita. Law Of Attraction. Apa yang terjadi dan kita alami itu bukan datang dengan sendirinya, tapi kita sendiri yang menarik dari alam, disebabkan hati dan pikiran kita, istilah gampangnya membangun sugesti. Daripada sibuk memikirkan kemungkinan dan ketakutan suatu hal, mending kita sibuk menata hati , selalu feel good. Dengan feel good ini, kita senantiasa terkoneksi, langsung nge-link sama Allah. Kalau linknya sudah terbentuk, niscaya permintaan kita akan dikabulkan oleh Allah.
Ada 8M yang harus ditempuh. yaitu, Muhasabah, Menyegerakan tobat, Meluruskan Niat, Menentukan Pilihan, Meyakini, Mensyukuri, Mengikhlaskan dan Mendoakan.
Muhasabah
Mari kita cek bagaimana kualitas ibadah kita. Jangan-jangan selama ini tanpa kita sadari ada syirik yang nyempil, berlindung kepada selain Allah. Pernah percaya dengan jimat, paranormal, ramalan dan sebagainya? Jangan sampai ya. Selain itu, bisa juga ada yang salah degan shalat kita. Entah itu bolong-bolong atau ga pernah absen tapi masih suka melalaikan. Usahakan senantiasa berjamaah, shalat berjamaah di masjid (bagi laki-laki), tepat waktu dan khusyu! Selain itu amalan shalat sunnah juga bisa ditambahkan, seperti shalat dhuha, tahajud, rawatib, tobat dan istikharah.
Selain ibadah secara langsung dengan Allah, ada baiknya kita juga mengoreksi hubungan kita dengan sesama selama ini. Jangan-jangan kita pernah menggunjing orang. Jangan-jangan ada orang yang pernah tersakiti hatinya, silaturahmi yang terputus dan bagaimana hubungan kita dengan ortu lho.
Lalu, koreksi juga bagaiman sikap kita terhadap diri sendiri. Seperti yang sudah disebutkan di atas, pola pikir dan sikap kita terhadap diri sendiri. Bukan secara fisik saja, secara ruhiyah tubuh kita juga punya hak. Punya hak untuk mendapatkan nutrisi hati, seperti mendengarkan tausiyah, motivasi positif, pengetahuan melalui bacaan atau pengembangan diri dan sebagainya. Dan..., yang terpenting buang jauh-jauh self talk yang menilai diri negatif. Bungkus dan lempar jauh-jauh kecemasan-kecemasan yang cuma mupuk perasaan minder. Tanpa kita sadari, rasa minder yang kita pelihara itu akan tumbuh menjadi keyakinan. Lama-lama keyakinan ini akan mempengaruhi karakter dan tindakan kita. Lagi pula Allah tidak menilai kita secara fisik melainkan hati dan amal perbuatan kita kan?
Kalau sudah menemukan kekeliruan itu, segera lah Menyegerakan Bertobat, bertaubatlah dengan sungguh-sungguh.
Meluruskan Niat
Hati-hati dengan niat, karna setiap amal tergantung dengan niat kita. Nah, apa niat kita untuk menikah? Jangan sampai salah ya!
Menentukan Pilihan
Selain 4 hal yang diajarkan oleh Rasulullah SAW (harta, keturunan, kecantikan dan agama), kita juga harus menentukan kriteria/target jodoh kita itu lebih spesifik. Dengan adanya kriteria yang kita tentukan itu, kan membawa muatan emosi positif dalam diri kita, menjadi motivasi untuk menggerakan potensi kita mewujudkannya. Nah, jadi boleh tuh kita ngajuin proposal seperti apa yang kita pengenin.
Meyakini
Nah, cek kembali kriteria kita. Kalau masih ada perasaan yang mengganjal, itu artinya kita masih merasa ragu. Untuk menghilangkan keraguan itu, lakukanlah tobat dan memperbanyak istighfar dan.... kita harus mampu mengalihkan prasangka negatif ke arah yang positif. Ingatlah sebuah hadits Qudsi yang bunyinya : "Aku bersama sangkaan hamba-Ku pada-Ku. Maka hendaklah ia berprasangka dengan apa yang ia inginkan (bukan yang ia risaukan atau khawatirkan)". (H.R. THabarani Wal Hakam)
Mensyukuri
Bersyukur bisa dilakukan dengan cara seperti membuat catatan harian tentang syukur. Buat deh daftar yang memuat hal-hal yang pantas disyukuri. Selain itu, bersyukur juga bisa dilakukan dengan bersedekah, melihat ke bawah - di mana kita memperhatikan orang yang kurang beruntung dibanding kita. Tanpa membuat kita menjadi ujub, pikirkanlah, masih banyak nikmat Allah yang kita rasakan dibanding orang lain di sekitar kita. Selain itu jangan lupakan untuk berdoa sebelum dan seesudah tidur. Berterima kasihlah karna Allah senantiasa menjaga kita, saat tertidur dan memberikan kita kemampuan menjalani aktifitas kita setiap harinya. Berkaitan dengan jodoh, coba bayangkan dengan sejelas-jelasnya yang mampu kita bayangkan. Ini bisa kita ibaratkan sebagai uang muka saat kita memperoleh anugerah jodoh yang kita harapkan. Dengan begitu kita juga ingin memberikan gambaran pada Allah kalau kita benar-benar siap menyambut hadirnya jodoh harapan kita.
Mengikhlaskan
Langkah ini mungkin paling sulit untuk dijalankan. Mengikhlaskan maksudnya di sini adalah menyerahkan hasil terbaik pada Allah SWT. Indikatornya adalah rasa lega dan ringan di hati. Orang yang ikhlas, tidak pernah mengeluarkan keluhan dari lisannya. Yakin Allah akan memberikan yang terbaik tidak akan membuat kita merasa kecewa ketika apa yang kita terima tidak sesuai dengan harapan.
Seperti firmannya dalam surat At-Thalaq ayat 3 :
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
Jadi kalo yang kita dapatkan meleset dari harapan, husnuzhan saja sama Allah. Pasti ada sisi positifnya.
Langkah yang terakhir, alias Mendoakan. Doa merupakan cara kita berdialog langsung dengan Allah. Dalam Q.S Al Mukmin ayat 60 Allah telah berfirman :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
Nah, Allah sudah menjamin koq kalau setiap doa hamba pasti dikabulkan, Lalu, kenapa masih ada doa yang belum juga terkabul? Keyakinan! itu lah penyebabnya doa kita belum juga terkabul.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah seseorang diantara engkau semua mengucapkan -ketika berdoa-: "Ya Allah, ampunilah saya, jikalau Engkau menghendaki. Ya Allah, belas kasihanilah saya jikalau Engkau menghendaki." Tetapi hendaklah ia memantapkan permohonannya -seolah-olah memastikan akan berhasilnya-, sebab sesungguhnya Allah itu tidak ada yang memaksa padaNya -untuk mengabulkan atau menolak sesuatu permohonan-." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Tetapi hendaklah orang yang memohon itu bersikap mantap -olah-olah pasti terkabul doanya- dan hendaklah ia memperbesarkan keinginannya untuk dikabulkan itu, karena sesungguhnya Allah itu tidak ada sesuatu yang dipandang besar -sulit- olehNya yang dapat diberikan kepada orang yang memohonnya itu."
Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seseorang diantara engkau semua berdoa, maka hendaklah memantapkan permohonannya -seolah-olah pasti akan kabulkan- dan janganlah sekali-kali ia mengucapkan: "Ya Allah, kalau engkau berkehendak, maka berikanlah apa yang saya mohonkan itu," sebab sesungguhnya Allah itu tidak ada yang kuasa memaksanya -untuk mengabulkan atau menolak sesuatu permohonan-." (Muttafaq 'alaih)
Bukan saat berdoa setelah shalat saja kita harus memelihara keyakinan itu. Diluar shalat, waktu lainnya saat kita menjalani kesibukan setiap harinya jauhkan perasaan cemas, ragu dan prasangka buruk lainnya. Pada hakikatnya, doa sejati ada pada kualitas pikiran, ucapan dan tindakan kita sehari-hari. Insya Allahm Allah akan menarik jodoh yang terbaik untuk kita jika selalu berperasan baik, berpikiran baik dan berucap baik.
Kesimpulanku secara pribadi, kuncinya adalah kita harus senantiasa ikhlas, ikhlas dengan menyerahkan hasil terbaik pada Allah dan berpikiran positif. Berpikir positif terhadap diri sendiri dan sama Allah pastinya! Wiiiih, buku ini ringan tapi penuh dengan renungan. Secara pribadi ternyata masih banyaaaak banget hal-hal yang harus dibenahi. Semoga bisa jadi inspirasi juga buat teman-teman lainnya ya.
Kalau mau lebih detil dengan paparannya, monggo dihunting aja bukunya. Tipis koq, dalam itungan 1-2 jaum juga bisa selesai bacanya. Selain itu di bagian akhir buku ini juga dilampirkan kisah-kisah inspiratif Tabel Respon Positif dan Respon Negatif, melepas emosi negatif dan Self Hypnosis. Menarik bukan?
Judul : The Miracle Of Love : Rahasia Menarik Jodoh
Penulis : Ustad Cinta
Penerbit : Pustaka Iqra International (Maret 2010)
Tebal : VI + 86 Halaman
ISBN : 978-602-95905-2-4
Harga : Rp. 29.000
Let's talk about love hehehe...
Wait, ini bukan bedah liriknya Ceuceu Line Dion (Celline Dion maksudnya) featuring Barbra Streisand itu lho. Bukaaaan :)
Jadi begini, awal bulan lalu aku dikasih hadiah buku kecil nan inspiratif ini dari ortu. Hmmm, jadi ada dua makna nih. Apakah sebuah peringatan halus atau bentuk kepedulian atau dua-duanya? ya, begitulah. Daripada pusing dan bawel nanya motif hadiah ini mending dibaca aja.
Well, point penting dari buku ini adalah kita kudu punya sikap positif. Sering denger kan, kalo pikiran positif itu ngaruh banget, bukan cuma merambat sama orang-orang di sekitar kita, tapi juga bakal mantul, balik lagi sama kita.
Nah, jodoh itu ternyata bukan ditunggu, tapi dijemput. Satu ons aksi lebih berarti dari satu on teori. (Desig! kena deh )
Pernah dengar tentang Fisika Kuantum? Nah, teori bagian terkecil dari suatu benda adalah atom ternyata dipecahkan dengan penemuan dimana bagian terkecil itu bukan atom, tapi energi. Butiran-butiran energi ini dengan banyak ruang hampa disekitarnya disebut dengan kuanta. Bagaimana wujud kuanta itu sendiri, para pakar fisika punya pandangan berbeda, ada yng bilang kotak, bulat, oval dan sebagainya. Pikiran termasuk juga energi, yang terpancar dari otak. Pikiran berupa rasa senang, sedih, semangat dan lainnya. Meminjam istilah gravitasi dimana sebuah benda jatuh karena adanya tarikan dari bumi, begitu juga dengan pikiran kita. Law Of Attraction. Apa yang terjadi dan kita alami itu bukan datang dengan sendirinya, tapi kita sendiri yang menarik dari alam, disebabkan hati dan pikiran kita, istilah gampangnya membangun sugesti. Daripada sibuk memikirkan kemungkinan dan ketakutan suatu hal, mending kita sibuk menata hati , selalu feel good. Dengan feel good ini, kita senantiasa terkoneksi, langsung nge-link sama Allah. Kalau linknya sudah terbentuk, niscaya permintaan kita akan dikabulkan oleh Allah.
Ada 8M yang harus ditempuh. yaitu, Muhasabah, Menyegerakan tobat, Meluruskan Niat, Menentukan Pilihan, Meyakini, Mensyukuri, Mengikhlaskan dan Mendoakan.
Muhasabah
Mari kita cek bagaimana kualitas ibadah kita. Jangan-jangan selama ini tanpa kita sadari ada syirik yang nyempil, berlindung kepada selain Allah. Pernah percaya dengan jimat, paranormal, ramalan dan sebagainya? Jangan sampai ya. Selain itu, bisa juga ada yang salah degan shalat kita. Entah itu bolong-bolong atau ga pernah absen tapi masih suka melalaikan. Usahakan senantiasa berjamaah, shalat berjamaah di masjid (bagi laki-laki), tepat waktu dan khusyu! Selain itu amalan shalat sunnah juga bisa ditambahkan, seperti shalat dhuha, tahajud, rawatib, tobat dan istikharah.
Selain ibadah secara langsung dengan Allah, ada baiknya kita juga mengoreksi hubungan kita dengan sesama selama ini. Jangan-jangan kita pernah menggunjing orang. Jangan-jangan ada orang yang pernah tersakiti hatinya, silaturahmi yang terputus dan bagaimana hubungan kita dengan ortu lho.
Lalu, koreksi juga bagaiman sikap kita terhadap diri sendiri. Seperti yang sudah disebutkan di atas, pola pikir dan sikap kita terhadap diri sendiri. Bukan secara fisik saja, secara ruhiyah tubuh kita juga punya hak. Punya hak untuk mendapatkan nutrisi hati, seperti mendengarkan tausiyah, motivasi positif, pengetahuan melalui bacaan atau pengembangan diri dan sebagainya. Dan..., yang terpenting buang jauh-jauh self talk yang menilai diri negatif. Bungkus dan lempar jauh-jauh kecemasan-kecemasan yang cuma mupuk perasaan minder. Tanpa kita sadari, rasa minder yang kita pelihara itu akan tumbuh menjadi keyakinan. Lama-lama keyakinan ini akan mempengaruhi karakter dan tindakan kita. Lagi pula Allah tidak menilai kita secara fisik melainkan hati dan amal perbuatan kita kan?
Kalau sudah menemukan kekeliruan itu, segera lah Menyegerakan Bertobat, bertaubatlah dengan sungguh-sungguh.
Meluruskan Niat
Hati-hati dengan niat, karna setiap amal tergantung dengan niat kita. Nah, apa niat kita untuk menikah? Jangan sampai salah ya!
Menentukan Pilihan
Selain 4 hal yang diajarkan oleh Rasulullah SAW (harta, keturunan, kecantikan dan agama), kita juga harus menentukan kriteria/target jodoh kita itu lebih spesifik. Dengan adanya kriteria yang kita tentukan itu, kan membawa muatan emosi positif dalam diri kita, menjadi motivasi untuk menggerakan potensi kita mewujudkannya. Nah, jadi boleh tuh kita ngajuin proposal seperti apa yang kita pengenin.
Meyakini
Nah, cek kembali kriteria kita. Kalau masih ada perasaan yang mengganjal, itu artinya kita masih merasa ragu. Untuk menghilangkan keraguan itu, lakukanlah tobat dan memperbanyak istighfar dan.... kita harus mampu mengalihkan prasangka negatif ke arah yang positif. Ingatlah sebuah hadits Qudsi yang bunyinya : "Aku bersama sangkaan hamba-Ku pada-Ku. Maka hendaklah ia berprasangka dengan apa yang ia inginkan (bukan yang ia risaukan atau khawatirkan)". (H.R. THabarani Wal Hakam)
Mensyukuri
Bersyukur bisa dilakukan dengan cara seperti membuat catatan harian tentang syukur. Buat deh daftar yang memuat hal-hal yang pantas disyukuri. Selain itu, bersyukur juga bisa dilakukan dengan bersedekah, melihat ke bawah - di mana kita memperhatikan orang yang kurang beruntung dibanding kita. Tanpa membuat kita menjadi ujub, pikirkanlah, masih banyak nikmat Allah yang kita rasakan dibanding orang lain di sekitar kita. Selain itu jangan lupakan untuk berdoa sebelum dan seesudah tidur. Berterima kasihlah karna Allah senantiasa menjaga kita, saat tertidur dan memberikan kita kemampuan menjalani aktifitas kita setiap harinya. Berkaitan dengan jodoh, coba bayangkan dengan sejelas-jelasnya yang mampu kita bayangkan. Ini bisa kita ibaratkan sebagai uang muka saat kita memperoleh anugerah jodoh yang kita harapkan. Dengan begitu kita juga ingin memberikan gambaran pada Allah kalau kita benar-benar siap menyambut hadirnya jodoh harapan kita.
Mengikhlaskan
Langkah ini mungkin paling sulit untuk dijalankan. Mengikhlaskan maksudnya di sini adalah menyerahkan hasil terbaik pada Allah SWT. Indikatornya adalah rasa lega dan ringan di hati. Orang yang ikhlas, tidak pernah mengeluarkan keluhan dari lisannya. Yakin Allah akan memberikan yang terbaik tidak akan membuat kita merasa kecewa ketika apa yang kita terima tidak sesuai dengan harapan.
Seperti firmannya dalam surat At-Thalaq ayat 3 :
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
Jadi kalo yang kita dapatkan meleset dari harapan, husnuzhan saja sama Allah. Pasti ada sisi positifnya.
Langkah yang terakhir, alias Mendoakan. Doa merupakan cara kita berdialog langsung dengan Allah. Dalam Q.S Al Mukmin ayat 60 Allah telah berfirman :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
Nah, Allah sudah menjamin koq kalau setiap doa hamba pasti dikabulkan, Lalu, kenapa masih ada doa yang belum juga terkabul? Keyakinan! itu lah penyebabnya doa kita belum juga terkabul.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah seseorang diantara engkau semua mengucapkan -ketika berdoa-: "Ya Allah, ampunilah saya, jikalau Engkau menghendaki. Ya Allah, belas kasihanilah saya jikalau Engkau menghendaki." Tetapi hendaklah ia memantapkan permohonannya -seolah-olah memastikan akan berhasilnya-, sebab sesungguhnya Allah itu tidak ada yang memaksa padaNya -untuk mengabulkan atau menolak sesuatu permohonan-." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Tetapi hendaklah orang yang memohon itu bersikap mantap -olah-olah pasti terkabul doanya- dan hendaklah ia memperbesarkan keinginannya untuk dikabulkan itu, karena sesungguhnya Allah itu tidak ada sesuatu yang dipandang besar -sulit- olehNya yang dapat diberikan kepada orang yang memohonnya itu."
Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seseorang diantara engkau semua berdoa, maka hendaklah memantapkan permohonannya -seolah-olah pasti akan kabulkan- dan janganlah sekali-kali ia mengucapkan: "Ya Allah, kalau engkau berkehendak, maka berikanlah apa yang saya mohonkan itu," sebab sesungguhnya Allah itu tidak ada yang kuasa memaksanya -untuk mengabulkan atau menolak sesuatu permohonan-." (Muttafaq 'alaih)
Bukan saat berdoa setelah shalat saja kita harus memelihara keyakinan itu. Diluar shalat, waktu lainnya saat kita menjalani kesibukan setiap harinya jauhkan perasaan cemas, ragu dan prasangka buruk lainnya. Pada hakikatnya, doa sejati ada pada kualitas pikiran, ucapan dan tindakan kita sehari-hari. Insya Allahm Allah akan menarik jodoh yang terbaik untuk kita jika selalu berperasan baik, berpikiran baik dan berucap baik.
Kesimpulanku secara pribadi, kuncinya adalah kita harus senantiasa ikhlas, ikhlas dengan menyerahkan hasil terbaik pada Allah dan berpikiran positif. Berpikir positif terhadap diri sendiri dan sama Allah pastinya! Wiiiih, buku ini ringan tapi penuh dengan renungan. Secara pribadi ternyata masih banyaaaak banget hal-hal yang harus dibenahi. Semoga bisa jadi inspirasi juga buat teman-teman lainnya ya.
Kalau mau lebih detil dengan paparannya, monggo dihunting aja bukunya. Tipis koq, dalam itungan 1-2 jaum juga bisa selesai bacanya. Selain itu di bagian akhir buku ini juga dilampirkan kisah-kisah inspiratif Tabel Respon Positif dan Respon Negatif, melepas emosi negatif dan Self Hypnosis. Menarik bukan?
Pembahasan yang keren ... ada satu lagi (kalo boleh ikut sharing) : Boleh jadi apa yang kita anggap bagus, belum tentu bagus menurut Allah. Dan apa yang kita anggap tidak bagus, belum tentu tidak bagus menurut Allah (maaf, saya lupa persis ayatnya, cuma ingat artinya). Keep positive thinking :)
ReplyDeleteTadi sdh komentar panjang ... mudah2an tersimpan. kata si Blogger sih tersimpan :)
ReplyDeleteThanks for sharing! very nice indeed
ReplyDeleteTerimakasij sudah berkunjung. Semoga bermanfaat. :)
Delete