Resensi Buku : Cinta Pada Pendengaran Pertama

Cinta sejati ialah cinta yang ada dalam ridha illahi


Itulah pesan yang disampaikan dalam novel Cinta Pada Pendengaran Pertama. Ya, cinta yang hadir dari telinga lalu turun ke hati.

Sejak kepergian ibunda bekerja sebagai TKW di Arab, Uni menggantikan peran Ibundanya mengurus keperluan sehari-hari Ayah dan adiknya Ulfah. Saat Uni melepas lelah setelah membereskan pekerjaan rumahnya, mendengarkan Radio Hikmah menjadi hiburan baginya.

Awalnya Uni mendengarkan Radio Hikmah secara tidak sengaja. Ditengah kesedihannya karna melihat Ayahnya begitu mesra dengan seorang perempuan lain, ia menyalakan radio berusaha menghibur hati. Saat itu penyiar membuka line telepon untuk pendengar yang ingin berbagi secara langsung. Uni memberanikan diri nimbrung berinteraksi dalam “program curhat on air”. Tak dinyana, karna “curhatnya” itu, Dian seorang pendengar dari Jakarta hadir memberikan warna baru dalam kehidupannya.

Berkirim salam, sms atau menelpon radio saling menanggapi interaksi masing-masing jadi rutinitas baru bagi Uni dan Dian. Semakin Uni mengenal Dian ditambah dengan perlakuan Dian yang dirasakannya istimewa, membuat benih asmara tumbuh subur dihatinya. Namun Uni juga dilanda harap-harap cemas seandainya Dian tahu Uni mempunyai mata yang juling dan ayan yang dideritanya, apakah Dian akan tetap menerimanya?

Tidak hanya soal gejolak rasa melulu yang kita temukan di sini. Hangatnya ukhuwah islamiyah dari sahabat-sahabat barunya yang dikenal Uni lewat Radio HiIkmah. Pergolakan hati Uni saat kehadiran wanita lain dalam kehidupan ayahnya, sikap Ulfah sang adik yang sempat membuat Uni galau dan perjuangan Uni mendapatkan hidayah menjadi seorang muslimah sejati bakal kita temukan di sini.

Akankah hubungan Uni dan Dian berakhir indah seperti yang Uni harapkan? Dan ketika Uni sadar cinta hadir belum saatnya, apakah yang Uni lakukan? Lalu, bagaimanakah perjuangan Uni mengikhtiarkan kesembuhan penyakit yang dideritanya dan pergumulan Uni mengatasi letupan-letupan dalam keluarganya?

Jawabannya bisa kita temukan dalam Novel berjudul “Cinta Pada Pendengaran Pertama” yang mengambil latar belakang masyarakat menengah di pulau Batam.

Sebagai pendatang baru, Yesi Moci mencoba mengangkat persoalan yang dihadapi remaja yang beranjak dewasa seusianya, berbaur dengan realita sosial yang kerap kita temukan. Gaya bahasanya yang ringan akan membuat kita mudah larut dalam rangkaian kisah Uni dan Dian. Kutipan hikmah yang diambil dari Al Quran dan hadits, sisipan penjelasan yang penulis tambahkan tentang penyakit dan istilah lainnya menjadikan novel ini sarat dengan khasanah wawasan bagi pembacanya.

Namun begitu, beberapa informasi yang disisipkan akan lebih baik jika dirangkum dan disampaikan kembali dengan ringan sesuai dengan gaya penuturan penulis. Dengan begitu pembaca benar-benar merasa sedang membaca novel fiksi, dan mudah memahami penjelasan yang disampaikan.

Novel ini sangat direkomendasikan terutama bagi para pembaca remaja denga segmen usia SMP-SMA, di mana dalam rentang usia itu kebanyakan dari mereka tengah dalam proses pencarian jati diri. Novel ini akan menjadi salah satu sumber inspirasi untuk menemukannya.


Ingin memiliki novelnya? Kirim inbox ke Yesi Moci http://www.facebook.com/Yesimoci?ref=profile) atau klik http://www.leutikaprio.com/produk/10041/novel/1105101/cinta_pada_pendengaran_pertama/1102158/yesi_moci

0 Comments

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.