Thursday 25 October 2018

Tentang Makna Warna

Ada yang familiar sama lirik ini?
You put back the blue back in the sky, you put  the rainbow in my eyes
a silver linning in prayers, 
and now there's color everywhere 

Jadul?
Yeee, jangan suka nuduh gitu, ah Walaupun aslinya ini lagu emang jadul *eh gimana?*  tapi pernah dinyanyiin juga sama Christian Bautista, lho. Jangan bilang ga tau juga siapa doi.  Kalau anak milenial mah mesti tau sama Babang bersuara bening yang pernah jadi finalis Philipine idol ini.

Kenapa sih saya jadi tiba-tiba jadi bahas lagu ini?

sumbre gambar: pep.ph
Ceritanya saya baru aja ganti template dan tone blog ini. Warna torquoise gitu, deh. Eh apa tosca, ya? Ya itu lah hahaha.... Gimana, gimana? Seger ya? *blognya apa foto di atas? hahaha...*

Bukannya bosen sama warna marun favorit saya, sih. Saya tetep suka, kok. Cuma pengen ganti suasana aja.  Ini pun setelah beberapa lama utak-atik tone di setingan dashboard dan jatuh cinta sama warna ini. Ya udah, set aja. Here we go. 

Ngomong-ngomong soal warna saya jadi keingetan sama driver Grab yang saya tumpangi beberapa hari yang lalu.  Ternyata beliau itu adalah karyawan sebuah pabrik benang di daerah  Padalarang sana.  Nge-grab cuma buat ngisi waktu luang aja.

Waktu si bapak cerita dia kerja di pabrik benang saya  lempeng aja. Oooh.... pabrik benang.

Iseng aja saya tanggapi obrolannya, eh jadi  dibuat amaze. Tenyata bahan baku benangnya terbuat dari kertas daur ulang.  Saya ketik ulang, ya. Kertas daur ulang! Hasil produksinya juga diekspor ke luar negeri, Thailand dan Korea  (kalau ga salah).

Ini apa saya yang kudet atau gimana, sih?  Selama ini taunya benang itu bahan dasarnya dari kapas yang dipintal gitu.  Menariknya bahan dasar kertas ini juga menentukan tingkat ketebalan dan warna benang yang dihasilkan.

Katanya nih, warna-warna yang dihasilkan pun banyak, bukan cuma warna-warna dasar macam mejikuhibuniu  itu *masih inget kan pelajaran IPA soal ini?* Semacam warna marun, merah cabe,  hijau tosca, pink fanta, magenta pun bisa dihasilkan. Sedikit tone warna beda aja, kliennya bakal bawel dan minta dituker. Segitunya. Ga tau deh, gimana tekniknya. Kasian, si bapak kalau disuruh jelasin, mah.

Saya jadi kebayang itu yang jadi stafnya Quality Control  mesti ga boleh rabun warna.  Abis itu saya jadi keingetan kerudung di rumah yang turunan warnanya macem-macem hahaha.... Merah aja ga cukup satu warna, ijo, biru, krem dan pilihan lainnya. Rasanya suka gatel pengen nambah koleksi, tapi pas liat gantungan kerudung,  jadi suka mikir, lah banyak juga ya?  Ini mah sayanya aja yang payah main mix and match. 

Tapi tetap aja, saban mau pergi suka dilanda gegana alias gelisah galau merana (((merana))). Dengan blus merah ini, keknya warna pashminanya ga pas, trus ganti blus yang lain, puyeng lagi milihin padanan warna yang kira-kira pas.  Suka ngalamin gitu ga, sih? *cari temen ceritanya*

Ngomong-ngomong soal warna, ga lepas juga dari arti atau maknanya.  Dulu, saya kepincut warna merah ya suka aja, ga ada story behind  apa pun. Sampai kemudian, ketika saya jadi fansnya tim bola Liverpool - yang punya julukan The Reds - saya baru ngeh banyak hal.

Coba deh, perhatikan tim-tim bola ini banyak yang punya jersey (kostum) dengan wana dasar merah dan punya catatan sejarah prestasi yang emmm... monumental. Walau pun udah lama puasa gelar juara, sih wkwkwk.... *curhat, bu? 
fotonya dari liverpoolfc.com
Uniknya banyak  tim-tim besar punya warna merah sebagai jersey utama. Selain Liverpool, ada tetangga sebelah sebagai rival utamanya yang punya warna merah juga seperti MU dan  Arsenal. Di Italia ada AC Milan, di Jerman ada Bayern Leverkusen  dan Bayern Munich. 

Kalau di level internasional saya ngefans sama Liverpool  yang identik sama merah, tim bola lokal yang bikin saya ga bisa ke lain hati (halah) adalah persib yang kostumnya berwarna biru.  Lucu juga kalau bahas head to head warna biru sama merah ini, terutama di liga Inggris.  Liverpool punya saudara sekota, Everton yang kostumnya biru. MU punya tetangga berisik yang kostumnya biru juga, Manchester City. Arsenal punya saudara sekota, Chelsea dengan warna irunya yang blod itu. Di Italia sono, ada Inter Milan, saudara sekotanya AC Milan yang jerseynya juga biru.

Itu cuma analisa  di cabang olahraga sepakbola. Di balapan F1, saat  Michael Schumacher masih berjaya,  rivalitas merah biru juga muncul lewat Ferari  vs  BMW. Paling kelihatan kentara di jamannya pasang pembalap Juan Pablo Montoya, si gila yang nikungnya nekat (tapi saya ngefans sama nekatnya dia hahaha).  Waktu itu, kalau lagi naik angkot yang ugal-ugalan saya jadi mikir, nih sopir fansnya Montoya apa, ya? 

Oke, segitu dulu bahas warna di dunia  sportainment-nya. Kita kembali bahas warna secara umum aja, lagi, ya. 

Kalau di rumah bapak saya tuh paling suka warna hijau. Pernah lho, dalam  satu waktu (saya masih SD)  tone warna rumah  itu ijo royo-royo banget.  Ubin jadul model  tegel teraso udah berwarna dasar ijo. Warna kursi, dinding dan gorden pun kudu warna ijo. Saya sempet protes, karena rasanya terlalu monoton.  Tapi apalah daya, penyandang dana pun bukan hihihi....  Sekarang sih udah ga ijo lagi. Ganti jadi warna ungu.

Warna ijo juga sempet saya hindari. No, bukan karena kesel sama pilihan warna yang jadi favorit bapak saya. Tapi karena berasa ga cocok aja sama warna kulit.  Jadi makin gelap aja ke muka. Apa lagi kalau ijonya itu  ijo tua. Makin suram aja.  Belakangan, saya malah akhirnya beli juga baju warna ijo mint yang ternyata cerah. Yeah, seneng dong!  Jadinya, hidup saya ga monoton merah lagi merah lagi.

Ga ada yang salah dengan pilihan warna. Kalau merah identik dengan semangat dan passion yang tinggi, biru ngasih nuansa yang gagah, putih yang tenang, kuning yang cerah, hijau yang sejuk, hitam yang misterius atau pink yang lembut misalnya.

Ada yang masih inget dengan tagline produk fashion yang satu ini? Saya suka, lho.  Social campaignenya juga dapet. Yang kulitnya item pun tetep  punya aura yang bisa terpancar.
fotonya dari http://www.storesua18.com

Kalau dijembrengin, warna-warna berikut ini punya makna tertentu, lho.

Merah :
Ambisi, gairah kekuatan, bahaya, determinasi, perang, cinta

Biru:
Kepercayaan, loyalitas, kebijakan, kecerdasan, kejujuran, kepercayaan diri, keyakinan dan surga

Putih:
Kesucian, kemurniaan,  kejernihan

Hitam:
Elegan, formal, kematian, misteri, kekuatan dan kejahatan

Hijau:
Natural, pertumbuhan, harmoni, kesegaran, kesuburan

Kuning:
Keceriaan, kegembiraan, enerjik, kecerdasan

Oranye :
Kegembiraan, antusiasme, kreativitas, menarik, determinasi, stimulasi kesuksesan, dorongan

Ungu: 
Megah, mewah,ambisi kekuatan

sumber: https://id.pinterest.com/pin/301107925071752891/?lp=true

Kalau teman-teman,paling suka atau sedang ngefans  warna apa? Punya story behind? Yuk, share juga di komentar, ya.
Share:

Monday 22 October 2018

Mempercantik Kulit Wajah dengan Rangkaian Wardah Lightening

Di antara printilan kosmetik, foundation adalah salah satu item yang wajib dimiliki. Ga tiap hari juga sih dipakenya tapi ada waktu tertentu bikin saya merasa perlu memakainya. Misalnya saja pergi ke undangan atau acara yang sifatnya resmi.  Kadang untuk event casual pun, sesekali pengen pake foundation, alias foundie.

Centil? Ga, lah. Selain untuk meningkatkan kepercayaan diri, juga buat menghargai yang ngundang ke acara. Lagian, ga mau kan jadi kayak itik bulukan nyasar ke pesta? 

Ngomong-ngomong soal foundie, saya jadi inget cerita teman kerja dulu. Ceritanya waktu itu kami sedang menyiapkan gelaran gathering dengan toko-toko yang jadi klien kantor. Hebohlah para staf perempuan karena pengen dandan maksimal. 

Sebelum acara, bukan cuma sibuk mempersiapkan untuk urusan kantor dan klien tapi juga kostum dan make up-an yang mau dipake. 

“Eh siapa yang punya fondasi?” tanya seorang teman. 

“Hah, fondasi?” 

“Itu lho buat dipake sebelum make up-an” 

Suasana pun hening sejenak sebelum tawa kami pecah. Yakali, muka disamakan sama tembok bangunan. Teman saya yang salah nyebut foundation dengan fondasi pun ikut tertawa. 

Nah kalau ngomongin foundation, brand Wardah punya deretan serinya yang komplit, lho. Sebagai alas bedak, foundation Wardah sebagai alas bedak sehari-hari, Wardah punya seri Wardah Lightening Series yang juga banyak fansnya. 


Siapa coba yang ga seneng kalau wajahnya kelihatan flawless dan glowing? 
Untuk memiliki kulit yang sehat, cerah, dan bersinar, serinya Lightening Series dari Wardah ini jadi rekomendasi karena mengandung bahan-bahan yang aman, (bebas dari zat-zat yang berbahaya seperti hydroquinone, mercury, dan zat berbahaya lainnya) serta komposisinya yang halal. 

Catet, ya. Jadinya bikin kita sebagai pemakai merasa tentram. Asiknya lagi untuk semua jenis kulit mulai dari yang normal, berminyak atau cenderung kering kayak saya tersedia, lho. Komplit, kan? 

Untuk step-stepnya sejak cuci muka sampai finishing touchnya berupa bedak bisa kita borong dalam satu paket lengkap. Yuk kita bahas satu persatu, ya 

Wardah Lightening Gentle Wash

Berapa kali cuci muka dalam sehari? Saya sih, dua kali aja cukup. Pagi setelah mandi dan malam sebelum tidur. 

Facial wash dari seri Wardah Lightening Gentle Wash ini lembut dipakai, lho. Soalnya mengandung Ph balance, Licorice, juga manfaat dari Vitamin B3. Selain fungsi utamanya untuk membersihkan wajah, juga ampuh untuk mencerahkan kulit, dan mengangkat sel-sel kulit mati.

Jangan lupa waktu mengaplikasikannya ke muka, gosoknya pelan-pelan aja sambil memijat muka dengan ringan. Setelah itu bilas seperti biasa dan lanjutkan ke step berikutnya. 

Wardah Lightening Facial Scrub

Kalau cuci muka bisa dilakukan sehari dua kali, nge-scrub muka cuka dua hari sekali aja. Jangan terlalu sering karena bisa mengiritasi kulit wajah. Setelah mencuci muka dengan fascial wash tadi, langkah berikutnya adalah menggunakan Wardah Lightening Facial Scrub untuk membantu mencerahkan wajah yang sebelumnya terlihat kusam jadi lebih segar, dan bercahaya. 


Wardah Lightening Day Cream Step 1 & Step 2 


Kenapa sih day creamnya harus terdiri dari 2 step? 


Ternyata begini maksudnya. Untuk step 1, berkhasiat untuk membantu mencerahkan kulit dengan komposisi vitamin B3 dan dan kandungan ektrak rumput laut. Selain itu, step 1 ini juga mempunyai khasiat melembabkan kulit dari kandungan allantoin-nya. 

Kalem aja, ga akan bikin muka kita jadi kelihatan kayak kilang minyak gitu, lho. Malesin kan ya kalau muka kelihatan “hinyai” kalau kata urang Sunda, mah. 


Terus, gimana dengan step 2? 


Nah kalau ini komposisinya ga jauh beda dari step 1, bedanya sih mengandung AHA dua kali lebih banyak dari sodarannya si step 1. 

Setelah cuci muka jangan langsung olesin day creamnya ke wajah, lho. Sebelumnya mulai dulu dengan wardah Lightening Milk Cleanser, lanjut dengan Wardah Lightening Gentle Wash dan Wardah Lightening Face Toner. Baru deh, pake day creamnya. 

Wardah Lightening Milk Cleanser & Wardah Lightening Face Toner

Tadi saya udah cerita soal fcial washnya, kan? Mari kita lanjut ke milk cleanser dan tonernya. Milk Cleanser bukan hanya bagus untuk membersihkan wajah saja, tapi juga menyiapkan wajah jadi lebih moist. Kalau sore-sore setelah beraktivitas, aplikasi milk cleanser ini jadi ritual yang ga boleh dilewatkan. 
Setelah mengaplikasikannya dengan kapas secara merata ke wajah, lanjutkan dengan menepuk-nepukan wardah face toner ke wajah sampai meresap. Hasilnya bikin kulit wajah jadi segar, lembab dan kenyal. Lengket? Ga, kok. Malah dia ini akan membuat kulit wajah kita jadi lebih siap menyerap penggunaan krim, baik krim siang ataupun krim malam. 


Wardah Lightening Facial Serum

Semakin bertambah usia, saya makin aware aja kalau urusan ngurus muka makin banyak yang harus dilakukan. Ya udah deh, gapapa. Daripada makin rusak dan ga karuan. Ya, kan? 

Wardah lightening pun punya serumnya juga, lho. Dengan bahan aktif berupa vitamin B3, AHA, vitamin E, dan ekstrak aloe vera, serum ini punya banyak manfaat yaitu: mencerahkan kulit, meratakan warna kulit, dan bikin kulit jadi lebih kenyal. 

Kalau suka, serum ini bisa dipakai sehari dua kali, pagi dan malam setelah mengaplikasikan Wardah Lightening Facial Toner. Tunggu sekitar 10 menit sebelum dilanjutkan dengan krimnya, ya. 

Wardah Lightening Two Way Cake Extra Cover

Minus printilan make up yang banyak, saya yakin banget deh kalau bedak mah jarang yang melewatkannya. Siapa juga sih yang mau keliatan kayak belum mandi gara-gara melewatkan yang satu ini? 

Bedak two way cake dari lightening series ini tidak akan menyebabkan jerawat dan komedo bersemi (((bersemi))) di wajah. Kenapa? Karena kandungan vitamin E-nya bersifat non comedogenic, tidak akan menyumbat pori-pori, penyebab jerawat maupun komedo. 

Wardah Lightening Face Mask

Sama seperti scrubing, muka, face mask pun ga perlu dipake setiap hari. Kalau saya sih pakenya 2-3 kali seminggu. Selain melembapkan dan mencerahkan wajah, face mask juga akan membuat kulit wajah terasa lebih kencang. Hayooo, udah usia 30an ke atas bisanya keluhan muka yang tersa kendur makin sering terasa. Yekan? 

Ga usah lama-lama juga dipakenya, Apa lagi sampai dibawa tidur segala. Jangan, ya. Palingan 10 atau 15 menit lah paling lama, nih masker udah kering. Bersihkan wajah dari masker dengan cara membasuhnya dengan air hangat. 

Wardah Lightening Night Cream

Selain gosok gigi, ritual malam yang ga boleh dilewatkan adalah mengoleskan night cream. Saat kita tidur di malam hari, ternyata kulit wajah lebih peka terhadap penggunaan skin care. Makanya, kalau ga rajin bersihin muka apalagi udah make up-an ga aneh deh kalau mukanya jadi rusak. 
Dulu tuh saya suka cuek aja, cuci muka seingetnya, pake krim malam sebelum tidur pun jarang pake banget. Hasilnya? Bikin saya nyesel dan kapok. Ga mau lagi deh balapin bebek dalam hal kecuekan. 

Sama seperti rutinitas di pagi hari, sebelum memakai lightening night cream ini kita mulai dulu dengan rangkaian membersihkan muka dengan milk cleanser dan face wash (kalau perlu, gunakan face scrub dan face mask) lalu toner dan krim malam ini. 

Sama seperti krim siangnya, untuk krim malam dari seri lightening series ini juga terdiri dari 2 step. Kalau step 1 mengandung AHA, ekstrak rumput laut, vitamin B3, vitamin C, vitamin E, ekstrak Licorice, serta bahan active white complex, maka step 2 punya kandungan AHA dua kali lipat dari step 1. Step 2 ini dipakai setelah wardah night cream step-1 habis. Iyes, jadi ga dipake sekaligus, ya. Satu-satu, dulu. 

Apa sih manfaat dari Wardah night cream? Ada banyak, nih saya kasih tau 
  • mempercepat proses regenerasi sel kulit 
  • membantu penyerapan minyak yang berlebih pada kulit, 
  • melembabkan kulit, 
  • antioksidan untuk pada kulit 
  • mencerahkan kulit
  • memperbaiki kulit yang rusak 

Wardah Lightening Body Lotion

Eh, tunggu dulu. Jangan fokus sama muka aja. Bgaian tubuh lainnya seperti tangan dan kaki juga harus diperhatikan. Hayo siapa yang suka lupa pake body lotion? 
Jangan sampai muka kelihatan cetah tapi tangan sama kaki masih terlihat lebih gelap. Dengan kandungan ekstrak licorice-nya yang tinggi untuk mencerahkan kulit, body lotion yang satu ini jga mengandung SPF 15 an vitamin E yang memberi perlindungan kulit dari bahaya sinar UV serta membuat kulit tampak lebih segar. 

Gimana? Mau mencoba rangkaian produk wardah lightening series ini kan? Yuk, Lihat di sini kalau mau tau lebih banyak rangakain produk Wardah  lainnya untuk membantu mencerahkan kulit. 

Share:

Tuesday 16 October 2018

Serunya Sunday Brunch di Crowne Plaza

Kalau ditanya apa sih, makanan Italia yang paling gampang diinget? Yakin deh, ga akan jauh-jauh dari yang namanya Pizza. Hayooo, teman-teman, kalian suka pizza,  ga?  
sunday brunch di crowne plaza

Di mall-mall,  ada banyak tuh gerai-gerai pizza yang bisa kita sambangi. Mulai dari yang murah sampai yang mahal.  Dengan banyak pilihan toping yang  menggugah selera, pizza ini enaknya emang dimakan bareng-bareng. Sendirian? Ya bisa, sih. Tapi rasanya ada yang kurang. Kurang apa? Kurang seru. Yekan?

Kalau biasanya kita menikmati makan pizza sambil duduk-duduk di kursi di resto/gerainya, gimana kalau kali ini kita melipir ke tepian kolam renang?  Ya itung-itung sambil bakarin lemak dari pizzanya. Jadinya body goal sehat dan makan enak bisa terpenuhi dua-duanya.
sunday brunch di crowne plaza

Seperti  program spesialnya Hotel Crowne Plaza yang beralamat di jalan Lembong, no 19, Bandung.  Saat ini lagi ada program Sunday Brunch yang berlangsung  mulai dari jam 12.00-14.30 WIB. Untuk menunya  yang menghadirkan Italian Food sebagai menu utama. Selain pizza, masih ada menu lainnya yang tersaji. Misalnya saja aneka pasta, atau  makanan internasional lainnya semisal oriental food,  barbeque, aneka puding dan cakes. Gimana, ngiler, gak? *sodorin tissue dulu*
sunday brunch di crowne plaza

sunday brunch di crowne plaza

sunday brunch di crowne plaza

sunday brunch di crowne plaza


sunday brunch di crowne plaza

Terus gimana soal harga?
Ah kalem aja, dengan segitu banyaknya menu all you can eat (beneran sampe kenyang, ga dibatasi) plus akses gratis buat renang di Mountain View Pool Side Bar, setiap pengunjung akan dikenai charge Rp.  250.000 net/pack. Kalau booking lebih awal bakal dapet diskon sampai 30%. Lumayan banget, kan?

Selain berenang dan kulineran menikmati aneka hidangan di sana, program Sunday Brunch di Crowne Plaza ini jadi lebih istimewa. Soalnya kita diajari bikin pizza alias cooking class-nya, gratis!  Bahannya udah pasti disediain dong. 
sunday brunch di crowne plaza

Teman-teman tinggal samperin aja Chef Jonet yang stand by di sana, trus bilang, "Chef, mau diajarin bikin Pizza, dong." 

Dengan senang hati, Chef yang baik dan ramah ini akan ngajrin kita mulai dari menggiling adonan dasar pizza sampai bakingnya. Waktu kemarin ke sana, saya barengan temen media ditawarin bikin pizza dengan toping rendang, lho.  Hohoho kayak gimana itu rasanya? Udah lah, endes banget. Nyari-nyari di mal mah, ga akan dapet. 
sunday brunch di crowne plaza

Dua orang teman media yang nyobain bikin pizza  (Eva dan Novi) boleh naburin keju mozzarelanya  yang banyak. Jadinya pizza yang udah matang tampak begitu melted dan menggoda untuk dimakan. Ya dimakan dong, masa digebet nyahahaha.... *apaan sih*
sunday brunch di crowne plaza

Selama membuat pizza dan menunggu pizza yang nunggu matangnya ga pake lama (seinget saya 15-20 menitan), Chef Jonet  akan dengan senang hati meladeni pertanyaan  juga bagi-bagi tips. 

Kalau saya bilang nih, buat  yang betah nguplek di dapur, wajib banget buat melipir ke Program Sunday Brunch-nya Crowne Plaza. Having fun-nya dapet, kenyang udah pasti dan pulang ke rumah nambah ilmu buat bikin pizza home made.

Saya udah ke sana, selanjutnya giliran kalian dong. Kuy, ah!


Share:

Monday 15 October 2018

The Maestro: Merayakan 50 Tahun Kiprah Rudy Hadisuwarno

Beberapa hari terakhir ini saya suka sebel kalau ngaca. Ampun deh kalau liat rambut saya yang mengembangnya kebangetan. Dipikir-pikir udah rada lama juga sih ga treatment (((treatment) di salon. Sebenernya ada cara praktis buat perawatan ini. Beli hair mask yang kemasan sachet, terus pake di rumah. Cuma yaa, hasilnya tetep aja beda. Ga nampol kayak hasil kerjaan kapster di salon.

Nah, ngomong-ngomong soal treatment rambut, ga bisa enggak, deh, brand hair care Rudy Hadisuwarno langsung nyantol di ingetan. Apalagi untuk perawatan creambath brand yang usianya udah puluhan tahun ini adalah pelopornya. Pertama ada di Indonesia dan dunia. Ga percaya? Nih, baca aja cerita saya di sini, ya:

Bisnis Lisensi Salon Rudy Hadisuwarno


Kalau dihitung-hitung, di tahun 2018 ini pas 50 tahun Rudy Hadisuwarno berkiprah di dunia kecantikan khususnya tata rambut dan kemudian merambah juga ke make up dan fashionnya. Dengan usianya yang sekarang menginjak 68 tahun, berarti beliau sudah berkarya sedari usia 18 tahun. Wiiih, kalau ngambil kosakata yang sekarang lagi nge-hive, ini mah Terbaiq. 


Makanya ga heran juga lho kalau PT Pos Indonesia dan Keminfo mengapresiasi pencapaiannya dengan menerbitkan perangko edisi spesialnya. 

Pada hari jumat lalu, tanggal 12 Oktober 2018, bertempat di Jakarta Convention Center, digelar acara The Maestro Show. Bersama para sponsor yang terlibat, yaitu PT Pos Indonesia, lalu ada Viva Cosmetic, Cosmo Beuate Indonesia, Maison Baaz Couture, dan lashes By Moza yang ditujukan untuk memperingati 50 tahun kiprah Rudy Hadisuwarno. 


FYI, sebelum ini juga Rudy mendapatkan pengharagaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Daoed Joesoef pada tahun 1979. Ini sih, jama saya masih bayi atau malah belum lahir. Hahaha.... Keren, ya itu artinya beliau mendapatkannya pada usia 29 tahun. Lalu ada juga penghargaan Personality of The Year yang datang dari Intercoiffure Mondial Paris 2002 dan Competency Award 2008 dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. 

Rudy yang juga ternyata merupakan salah satu dari sembilan pendiri “Guillaume Foundation” yang antara lain memiliki dan mengelola museum tata rambut pertama dunia yang berlokasi di Paris. juga meraih Penghargaan "Personality of The Year" dari Intercoiffure Mondial Paris (2002). Ehm, bayangin, levelnya udah level internasional, di Perancis pula yang jadi pusatnya mode dunia.

Dalam acara The Maestro Show juga ditampilkan demonstrasi berupa make up bersama Iwwan Haroun, Hair do and colouring oleh Gunawan Hadisuwarno dan pastinya kepiawaian Cutting yang disajikan sendiri oleh Rudy Hadisuwarno.

Make up bersama Iwwan Haroun

Gunawan Hadisuwarno dengan Hair do and colouringnya
Mau dipotongin ambutnya oleh Rudy langsung?


Seperti yang saya bilang tadi kalau PT Pos Indonesia pun memberikan apresiasi berupa diterbitkannya perangko edisi spesial bersampul Rudy Hadisuwarno. Masih di acara yang sama, dilakukan juga Penandatanganan Sampul Peringatan beserta perangko 50 tahun Rudy Hadisuwarno yang akan dipamerkan di Museum Filateli Indonesia.
Kita yang masih muda (((muda))) jangan  mau kalah dan patah arang untuk terus menorehkan prestasi terbaik kita. Syukur-syukur juga bisa memberikan kebaikan dan manfaat buat orang banyak, ya.

Nah, abis ini saya jadi pengen perawatan rambut di Salon Rudy. Pssst, aman, kok karena ada ruangan khusus untuk perempuan.   By the way, kapan terakhir kalinya teman-teman  perawatan di salon untuk creambath, hair mask, potong atau yang lainnya?  Atau  rangkaian perawatan favoritnya dari Rudy? Saya sih suka banget sama tonicnya. Ya wanginya, ya sensasinya juga.  Yuk cerita, di komentar, ya.
Share:

Tuesday 9 October 2018

Menikmati Makanan Sunda di RM Cijantung Van Deventer

Katanya kalau ngasih makan urang Sunda itu gampang. Kasih aja nasi sama cobekan, terus suruh maen di kebun. Bisa anteng dan balik-balik udah kenyang.

Kalau redaksi nyundanya sih kurang lebih kayak gini:
"Gampang lah maraban urang Sunda, mah. Kencarkeun weh di kebon.  Bekelan sangu jeung coet. Engke oge waregeun, geura."
Yang ngerti redaksi di atas bakalan ngakak. Terus  kayaknya bakal bilang gini: "situ kambing apa orang?"

rumah makan sunda cijantung jalan van deventer

Lain waktu, kalau makan nasi nyunda bersama temen, dengan senang hati saya akan mengunyah lebih banyak lalapan yang ga disentuh. Let's say  daun surawung alias kemangi,  tespong, daun singkong, daun selada, timun, terong dan jenis-jenis lalapan lain. Makanya Nchie pernah ngeledek saya sambil menirukan suara kambing kalau lagi barengan makan, sementara saya kelihatan lahap makan sayuran. Ah bodo amat. Yang penting enak!

Tapi tau ga sih, kalau ternyata rahasia cantiknya nenek moyang urang sunda dulu itu karena mereka doyan makan lalap?  Makannya kulit mereka bersih, halus dan mulus.  Ya sih, kondisi kulit saya emang ga kayak mereka, karena udah terpapar makanan yang serba instan, khas generasi micin.

Makanya, sadar diri deh. Buat mendetoksifikasi efek makanan yang serba instan dan artifisial, saya banyakin makan makanan sehat semacam lalapan gitu.  Daripada enggak sama sekali, yekan?

Kita balik lagi ngomongin makanan urang sunda, ya.  
Paket nasi lengkap berupa nasi panas, goreng tahu atau tempe, sepotong ikan atau daging berikut lalapan dan sambel udah naik level jadi makanan berkelas. Coba perhatikan, resto-resto yang menyajikan makanan sunda baik dengan sistem perasmanan atau paket mematok tarif dengan harga yang lumayan mahal.
rumah makan sunda cijantung di jalan van deventer

Kabar bagusnya ga semua restoran sunda ngasih rate harga yang mahal, kok. Contohnya RM Cijantung yang dulunya bernama RM Ciganea.  Bermula dari rumah makan Sunda milik Hj Siti Aminah di Purwarkarta, kini RM Cijantung sudah banyak tersebar di Bandung dan ramai dikunjungi bagi peminat makanan khas Sunda..

Beberapa hari yang lalu, barengan beberapa teman saya menghabiskan waktu untuk makan siang di di cabang  RM Cijantung yang berlokasi  antara persimpangan  Jalan Van Deventer dan Jalan Cibunut.  Resto yang baru saja dibuka sekitar bulan Juni 2018 ini  punya konsep berbeda dibanding cabang lainnya. 
rumah makan sunda cijantung jalan van deventer

rumah makan sunda cijantung di jalan van deventer

rumah makan sunda cijantung jalan van deventer

Rumah makan berlantai 2 ini mempunyai kapasitas 120 orang. Cocok banget buat acara buka bersama, perayaan ulang tahun atau arisan. Dengan eksterior dan interior gedungnya yang mirip kafe, banyak pengnjung yang  dibuat amaze. Ini kafe atau restoran sunda? Biasanya restoran sunda itu biasanya mengusung konsep lesehan, atau saung-saungan dengan kolam-kolam di sekitar meja pengunjungnya. 

Seperti dibilang oleh manajernya Adrian, memang konsep arsitek milenial yang ditawarkannya. Menarik, lho karena di tengah-tengah gempuran kafe dan outlet yang modern dengan menu western, RM Cijantung Van Deventer ini bisa memenuhi sekaligus dua hal kebutuhan pengunjung. Perut kenyang dan lini masa yang menawan. Nilai plus lainnya bisa menjaga engagement anak-anak muda dengan warisan kuliner lokal dengan konsep modernnya ini. Murah dan enak pula. 

Setiap pemesanan nasi paket utama seharga 30 ribu, kita akan mendapatkan nasi, daging ayam atau ikan (pilih salah satu) sambel dadak plus lalapannya. dan teh tubruk yang bisa diisi ulang.  Khusus soal sambal dadak, yang satu ini jadi menu unggulan semua cabang RM Cijantung. Dengan menggunakan tomat sebagai bahan utama, setiap pemesanan menu akan mendapatkan sambel yang fresh. Bener-bener baru dibuat ketika dipesan. Jadi bukan sambel yang stoknya disimpan dalam jumlah banyak dan disajikan ke pengunjung, lho. 

rumah makan sunda cijantung di jalan van deventer

Urungkan dulu niat dietnya kalau mau makan siang di sini. Soalnya dengan sambelnya yang nikmat itu kita ga akan ragu buat nyendok lagi nasinya. Saya aja sampai nambah dua kali, lho. Mana ikan gorengnya kriuk banget.  Ini bukti kalau yang bodi kecil, nafsu makanya kayak naga  hahaha.... Eh iya, jangan lewatkan juga pepes tahu dan pepes jamurnya, lho.

Ciri khas dari sambel dadak Cijantung memang punya level kepedasan yang sedang. Ga terlalu nonjok (((nonjok))) yang bikin lidah terasa terbakar atau bibir terasa dower setelahnya.  Tapi kalau punya nyali kuat dan merasa pengen dapat tantangan lebih, kita bisa rikues sambel yang level kepedasannya di atas rata-rata. 
rumah makan sunda cijantung di jalan van deventer

Selain paket dasar yang saya sebut tadi, kita bisa menambah menu lainnya. Just in case, masih ada ruang kosong di lambung atau memang laparnya pake banget, masih ada aneka pepes seperti pepes tahu, pepes jamur, pepes teri, perkedel, karedok, pencok dan menu-menu khas sunda lainnya. Lain kali, kalau mampir lagi ke sana, saya pengen nyobain pencok leunca  dan Soto Bandungnya. *duh lap iler*

Berbeda dengan cabang lainnya yang sudah tutup pada jam 4 sore, Cabang RM Cijantung Van Deventer ini baru tutup jam 8 malam. Kabar bagus bagi teman-teman yang siangnya ga sempat menyambangi RM Cijantung lainnya, ya udah lah. Cus aja ke sini, karena hasrat lapar kalian akan segera tertuntaskan di sini.

rumah makan sunda cijantung di jalan van deventer

Share:

Sunday 7 October 2018

Main Ke Orchid Forest Cikole Lembang

Sebut deh, destinasi wisata alam yang ada di Bandung. Ada berapa? Banyaaak. Belum semuanya keubek sama saya. Mungkin teman-teman yang dari kota udah lebih banyak check list-nya daripada saya. Huehehe.... Kudet? Biarin. Lagian ya, yang namanya Bandung kalau udah weekend itu macetnya warbiasak.  Saya mah sebagai tuan rumah ngalah aja. Males uyel-uyelan di jalan. Buat saya mah mendingan maennya pas di hari kerja alias weekday. Lancar di  jalan dan pas di  lokasi wisata pun ga terlalu bejibun dengan pengunjung lainnya.  Enak juga buat foto-foto. Ga akan bocor oleh latar oleh orang yang lewat. Beuh, ini drama yang ngeselin karena ga bisa komplain sama orang lain yag lewat atau tertangkap di kamera.

orchid forest cikole lembang

Seperti beberapa waktu lalu, di akhir Agustus, waktu Takzia anaknya Irma lagi menjalani masa pengenalan kampus (eh bener kan, Ir?) saya , Nchie dan Teh Dey diminta Irma nemenin jalan-jalan ke Orchid Forest. Dengan mengendarai mobil, waktu yang kami tempuh untuk sampai ke sini ga terasa lama dari sekitaran Setiabudi.  Ya kalau jalan kaki tetep aja gempor sih, ya, hahaha.... Cikole gitu, lho.
orchid forest cikole lembang

Karena memang datang ke sana pas lagi weekday, ga heran kalau suasananya ga begitu ramai. Selain kami berempat, ada lumayan banyak (ga ramai amat) turis lokal lain yang juga main ke sana. Sekitaran jam 9 pagi kami sudah sampai di kawasan Cikole ini (Dari Setiabudi jam 8.30an kami menjemput dulu Teh Dey di Parongpong). 
orchid forest cikole lembang
difotoin sama Teh Dey
Dulu waktu masih SMA saya pernah camping di sini, pas ikutan pesantren kilat liburan yang diadakan oleh Daarut Tauhiid. Itu sekitaran tahun 1997. Udah 21 tahn, jelas banyak banget bedanya. Kawasan Cikole yang dulu identik dengan suasana spooky alias angker, sekarang  udah berdandan cantik. Berubah jadi kawasan wisata yang memesona.  

Kalau udah gini saya jadi keingetan quote:
 "Age is just matter of number"  

Semacam menghibur diri karena umur saya udah ga muda lagi ^_^  *yaaa curhat deh*

Sejauh mata memandang dari tepian jalan sampai pintu masuk saja, pemandangan indah sudah siap menyambut kami. Bikin adem mata dan menyongsong segera masuk.

orchid forest cikole lembang

orchid forest cikole lembang

orchid forest cikole lembang

Sebelum saya cerita lebih jauh tentang pengalaman kami menjelajah kawasan hutan yang banyak ditumbuhi pohon pinus dan anggrek, saya mau kaih info soal tiket masuknya dan biaya parkirnya. 

This is it

  • Tiket masuk per orang: 30.000/orang (kalau bawa kamera DSLR kena biaya tambahan 20.000)
  • Parkir motor : Rp. 3.000
  • Parkir Mobil : Rp. 5.000

orchid forest cikole lembang

Tiket masuk ini belum termasuk tiket yang harus dibayar kalau kita mau menjajal wahana yang ada di dalamnya lho. Eh, tapi, untuk menggunakan bus mini untuk balik ke titik kedatangan mah ga kena charge, ya.

orchid forest cikole lembang

Karena masih pagi dan belum sempat sarapan, kami mampir dulu ke Aspasia Cafe, kafe yang lokasinya ga jauh dari pintu masuk. Secangkir cappucino panas dan beberapa potong gorengan jadi 'doping' bagi kami pagi itu. Jangan lupa untuk foto-fotoan di kafe ini. Lumayan lho buat nambah stok foto di instagram.


orchid forest cikole lembang

orchid forest cikole lembang

Kafe yang nuansanya woody banget ini juga punya pesona sendiri buat memuaskan hasrat foto-fotoan. Bahkan ketika kami 'ngoprek' properti yang ad di sana pun ga masalah. Jangan lupa kalau udah menggunakannya untuk mengembalikannya ke posisi semula, dengan rapi. Jadilah pengunjung yang baik dan beretika. Ga merusuh dan mengacak-ngacak di sana, ya.
orchid forest cikole lembang

orchid forest cikole lembang

Selesai mengisi amunisi (((amunisi))) perut, kami melanjutkan perjalanan. Spot taman bunga ini wajib kalian kunjungi. Warna-warna  bunganya cantik banget. Di beberapa bagian ada display yang berisi informasi tentang bunga-bunga yang ada di sini. Lumayan buat nambah-nambah nutrisi otak :)

orchid forest cikole lembang

orchid forest cikole lembang

orchid forest cikole lembang

orchid forest cikole lembang

 Kalau suka bunga dan betangan dingin, teman-teman bisa lho membeli bunga yang sudah jadi atau bibitnya buat di rumah. Saya tuh suka liat parade bunga-bunga yang indah. Rasanya adem dan lamun-able. Cuma dari pengalaman yan udah-udah ga telaten merawat. Kasian kalau nantinya mereka nanti jadi layu. 


orchid forest cikole lembang

Cuma liat-liat bunga aja? Ga, sih. Ada wahananya juga yang bisa kita coba di sini buat menguji adrenain. Ada jembatan tali (yang cuma bisa memuat 5 orang saja) atau berseluncur di flying fox. Waktu itu saya pengen banget nyobain flying fox, tapi kostum yang dipake ga cocok. Salah sih ya, saya malah pake baju model-model tunik 3/4 gitu meski rangkap pake celana panjang. 

Makanya, saya sarankan pake outfit yang bener-bener santai, biar leluasa. Padahal nih, ya udah lama banget saya ga nyobain lagi menguji adrenalin pake flying fox. Tegang, sih. Tapi  ada kepuasan tersendiri lho  pas meluncur di tali sambil melepaskan teriak. Asal jangan pake sumpah serapah aja. Ngapain juga? 

Fasilitas lainnya yang bisa dinikmati di sini ada area camping, amphi theater, penangkaran rusa, taman kelinci, penjualan anggrek dan fasilitas lainnya yang belum sempet diubekin.

orchid forest cikole lembang

Padahal cuma foto-foto dan mampir di beberapa titik yang dirasa pas buat ngeramein feed instagram. Eh, tau-tau udah tengah hari dan azan dzuhur udah berkumandang.  Musala yang ada di dalam lokasi Orchid Forest ga jauh dari tempat kami ngelayap (halah). Ya udah, kami melipir dulu buat solat sambil ngadem. 

By the way, ada yang unik soal musala atau masjid itu. Coba deh, kalian teman-teman inget. Mau di manapun dan ga pake ac atau kipas angin, rasanya nyes, sejuk dan damai kalau udah ada di dalam musala.  Ya, ga? 

orchid forest cikole lembang

Berhubung jam 15 saya dan Nchie harus kembali ke Bandung, eskplorasi nya harus segera kami sudahi dulu. Belum lagi kami lumayan lapar karena sarapan pagi tadi kan bukan makanan berat, ya.  Sambil nunggu mobil jemputan menuju area parkir, kami manfaatkan lagi buat foto-foto di beberapa spot. Sambil memanfaatkan nyawa  batre kamera, kami puas-puasin berfoto lagi :) 

orchid forest cikole lembang


Kalau punya waktu lebih santai, lebih asik menghabiskan seharian di sini. Nchie yang sebelumnya udah pernah main ke sini cerita kalau sudah sore, suasana di sini bakal lebih terasa eksotis dan kayak lagi di negeri fantasi dengan dinyalakannya lampu-lampu dan kabut yang meringkus kawasan perkemahan yang dipenuhi dengan deretan pohon pinus ini. 

Siapa tau kantor teman-teman punya rencana bikin cara camping karyawan. outbound atau piknik keluarga, ajuin aja kawasna Orchid Forest ini, ya. Lokasi tepatnya ada di Jalan Tangkuban Perahu Km, 8, Cikole Lembang.   Kalau ditanya berapa lama waktu tempuh dari  Bandung ke sini, ya, relatif. Pas weekday dan bukan musim liburan sih wus wus wus... lancar jaya. Kalau jagi weekend atau peak season liburan, perbanyak saja stok kesabaran untuk sampai ke sini dan  menikmati keindahannya.
orchid forest cikole lembang

Orchid Forest di buka untuk umum mulai jam 8 pagi sampai jam 6 sore di hari biasa. Sedangkan di akhir pekan, durasinya sedikit lebih lama, yaitu dari jam 8 pagi sampai jam 7 sore. 


Share: