Friday 30 June 2017

Sweet 20, Ketika Seorang Nenek Terjebak Dalam Tubuh Gadis 20 Tahun

Sejak lihat trailer dan poster film Sweet 20 wara wiri di internet dan medsos, saya langsung nandain film ini, wajib nonton! Dari poster filmnya saya membayangkan suasana retro yang kembali hidup di tahun 2017 ini dengan rasa yang lebih  ngepop dan kekinian.

Fatma (Niniek L Karim) yang tinggal bersama anaknya, Aditya (Lukman Sardi), menantunya Salma (Cut Mini) dan dua cucunya, Juna (Kevin Julio), serta saudaranya Luna (diperankan oleh Alexa Key) adalah seorang nenek yang cerewet. Sangat memanjakan Juna tapi menyebalkan bagi Luna yang merasa inferior sebagai anak dan cucu perempuan.  Fatma juga tipikal mertua yang senang merecoki urusan rumah tangga bahkan sekadar urusan bumbu masakan. Cukup membuat Salma stres dibuatnya.

Ketika Salma jatuh sakit, Fatma tidak sengaja mendengar obrolan Aditya dengan anak-anaknya yang mendiskusikan keberadaan Fatma di rumah. Ide Luna untuk mengirim Fatma ke panti Jompo membuat nenek berusia 70an ini sedih. Merasa kehadirannya tidak diinginkan, Fatma  akhirnya  memutuskan untuk pergi.

Dalam kesedihannya di perjalanan, Fatma pergi ke studio foto bernama "Forever Young" untuk berfoto. Tidak lama setelah berfoto di studio itu Fatma yang dijanjikan terlihat lebih muda 50 tahun benar-benar menjelma menjadi seorang gadis cantik berusia 20 tahun (diperankan oleh Tatjana Saphira) yang memilih nama Mieke sebagai identitas barunya untuk menyamar.

Meski bertransformasi menjadi sosok gadis berusia 20 tahunan, Mieke tidak bisa menghilangkan sifat-sifatnya sebagai seorang nenek yang bawel, rempong sekaligus galak. Kelucuan demi kelucuan mengalir setiap Mieke berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dengan 'casing' barunya, sebagai gadis cantik betubuh langsing dan cantik namun dengan penampilan ala 70an. Jangan-jangan trend fashion 70an akan berulang lagi. Mungkin lho,apalagi Tatjana selalu terlihat modis dan cantik di sana.

Selama 109 menit film ini berjalan saya tersihir akting Tatjana. Seolah-olah memang dalam tubuhnya terjebak jiwa Niniek L Karim di sana. Mulai dari reaksinya digangguin preman, pertengkaran sengitnya dengan Rahayu teman dulunya sesama nenek-nenek bernama Rahayu (diperankan oleh Widyawati) yang naksir Hamzah (Slamet Rahardjo), bertengkar dengan anaknya Hamzah (Tika Pangabean), selalu memaksa Juna makan banyak biar gendut (padahal di mata saya postur Juna udah berisi lho), sampai tiba-tiba memarahi ibu muda yang dijumpainya dan meributkan ASI vs Sufor. Duh saya ga bisa nahan buat ketawa juga di sini. Kasus klise pertengkaran kaum wanita yang suka heboh di lini massa atau kehidupan sehari-hari disindir dengan apik oleh sutradara film Ody C Harahap.

Mieke  menikmati hidup barunya sebagai vokalis band, menggantikan temannya Juna yang pundung. Berkat ide Mieke pula, dandanan bandnya Juna yang mengingatkan saya dengan make up ala-ala band rock lawas Marylin Manson atau The Cure, menjadi band dengan dandanan kelimis, rapi dan mengusung genre musik pop yang laris. Lagu Payung Fantasi yang jadi andalan bandnya Juna adalah lagu yang paling suka di film ini. Suaranya Tatjana  waktu menyanyi boleh juga, lho. Bikin saya pengen nyanyi lagu ini terus.
Lenggang hati mengorak menarik hati serentak
hey hey siapa dia...

wajah sembunyi dibalik payung fantasi
hey hey siapa dia...
Kalau yang pernah nyimak kuis Siapa Dia di TVRI dulu waktu masih dipandu oleh Aom Kusman pasti familiar, deh. Lagu ini emang ever green dan easy listening. Eh dinyanyikan sama Tatjana tambah eargasm alias enakeun. Muahaha.. saya emang udah ga semuda Juna atau Mieke tapi masih lebih muda dari Aditya Papanya Juna, kok *apa sih*

Kembali ke film, Fatma  yang terjebak dalam sosok Mieke dilanda konflik asmara. Ketika seisi rumah dibuat kelabakan melacak keberadaannya, dia terjebak dalam cinta segibanyak. Ditaksir Juna, dikejar Hamski alias Hamzah sekaligus dicemburuin oleh Rahayu tapi Mieke malah kepincut sama Alan (Morgan Oey) produsen acara tv  dan bikin kesal sekretaris (eh apa asisten pribadi?) Alan. Jatuh cinta emang ga kenal waktu, orang dan  umur, sih ya.

Walau sempat ngamuk-ngamuk digodain pemuda lain yang usianya tidak jauh beda dengan Alan, tapi Mieke tipikal picky juga. Dia tau aja mana yang bening dan charming dan mulai mengabaikan Hamzah yang masih setia menunggunya sejak dia menjanda puluhan tahun silam. Untunglah film ini tidak terjebak dalam pusaran kisah cinta yang rumit. Jalan cerita mengalir dalam balutan cerita komedi, berpindah dari satu konflik ke konflik lain namun tetap dalam alur yang masih nyambung.

Walau seindah apapun hidup baru yang dijalani sebagai Mieke, Fatma akhirnya dihadapkan pada kenyataan yang dilematis. Bukan saja karena curhatan Aditya  yang putus asa mencari keberadaan dirinya tapi juga sesuatu yang terjadi dengan  Juna membuat dirinya berani mengambil risiko. 

All Cast play well. Chemsitry dari semua karakter film ini dapet bannget. Mulai dari Vino G Bastian sampai Aliando yang hanya tampil sebentar saja jadi satu kesatuan cerita yang tidak kehilangan benang merahnya. Selain Tatjana, saya terpukau sekaligus takjub dengan peran Widyawati sebagai nenek centil yang berseteru berebut cintanya Hamzah. Sangat berbeda dengan peran-peran sebelumnya yang dimainkan sebagai sosok wanita yang kalem dan berwibawa. 

Kasih sayang nenek pun sebenarnya ga kalah juga dari sayangnya ibu kepada anak. Meski kadang-kadang porsinya melebihi teritori seorang ibu. Orang sunda bilang nyaah dulang. Hal-hal seperti ini juga yang kerap memancing pertikaian menantu dan mertua. Dan sebagai anak perempuan, saya ikut merasakan kegondokan Luna yang seakan-akan menjadi anak dan cucu yang inferior. Akan tetapi, idenya mengirim nenek ke panti jompo tentu saja  bukan alasan untuk melampiaskan rasa kesal.

Mengabaikan versi aslinya (FYI film ini diadaptasi dari versi Korea, Mrs Granny yang belum saya tonton), feel yang saya dapatkan di film ini kental dengan rasa Indonesianya, kok. Walau alur filmnya katanya sama dengan versi Korea (ya iyalah namanya juga remake), tapi kejelian sutradara film, tim kreatif dan para aktor/aktris mengemas film ini bikin saya terpesona dibuatnya. Walau bukan ide orisinal (film remake lho ya bukan jiplakan) Film Sweet 20 jadi salah satu film Indonesia yang masuk dalam deretan film yang saya suka dengan eksekusi yang ciamik. 

Share:

Tuesday 27 June 2017

Melihat Lebih Dekat Proses Pengolahan Berlian di Indo Wisata Permata

Kalau mendengar atau membaca tentang intan, yang pertama kali terbayang dalam pikiran saya adalah konotasi positif tentang pribadi yang  tahan banting dan punya nilai lebih dibanding dengan lainnya. Mineral yang sangat berharga ini terbentuk milyaran tahun dalam proses karbonisasi di perut bumi sedalam 160 km. Ia baru bisa muncul ke permukaan lewat  letusan gunung berapi dan tidak bisa dipatahkan kecuali dengan intan lagi.  Itu pun ga cukup karena harus diolah lagi menjadi sebongkah perhiasan yang bernilai.
Pengolahan Berlian di Indo Wisata Permata Bandung
Berlian koleksi IWP
Bagi saya ini sudah cukup menjelaskan jika ingin mendapatkan sebentuk berlian (intan yang sudah diproses)  perlu banyak pengorbanan,  terutama segepok uang sampai milyaran rupiah untuk memilikinya. Huhuhu... mahal ya. Nah kalau ketemu pribadi yang karakternya seperti intan berlian, she or he is such extraordinary person. Mahluk langka. Jangan biarkan dia pergi. *apa sih?*

Sebelun saya makin ngaco mari kembali membahas topik utama. Intan atau berlian. Yang satu masih raw alias mentah, satunya lagi yang udah diproses jadi perhiasan yang bernilai.

Selama ini saya cuma pernah melihat di tv, koran, majalah atau media online bagaimana kilaunya bisa memesona mata. Begitu juga dengan orang berkepribadian berlian *mulai lagi deh*. 

Sampai kemudian beberapa hari menjelang lebaran, saya mendapat kesempatan untuk melihat lebih dekat wujud nyatanya sekaligus mengetahui lebih banyak bagaimana intan diolah. Ga usah jauh-jauh ke Martapura,  di Kalimantan sana. Saat ini di Bandung sudah ada ada Indo Wisata Permata (IWP) yang mengolah Berlian,  kawasan Dago. Menarik, karena bukan saja mellihat kilau bling blingnya dalam radius hitungan centimeter, tapi juga saya jadi nambah tau bagaimana proses pengolaannya dari dekat.
Pengolahan Berlian di Indo Wisata Permata Bandung
Sebagian wajah-wajah blogger yang mengikuti wisata edukasi di IWP
Bersama beberapa teman-teman blogger di Bandung, saya menyimak paparan teh Dian dan timnya tentang karakteristik berlian yang dikenal dengan 4C, yaitu Color, Clarity, Carat (satu carat setara dengan 0,2 gram) dan Cut. Dari  4 hal inilah nilai dan harga berlian ditentukan. Saya juga baru tau lho kalau semakin jernih, berlian akan semakin tinggi nilainya.
Pengolahan Berlian di Indo Wisata Permata Bandung
Proses pengolahan berlian di IWP

Pengolahan Berlian di Indo Wisata Permata Bandung
Staf ahli IWP menunjukan contoh berlian yang sudah diolah. Sekecil ini harganya lumayan pake banget
Dalam proses pengolahan dari intan menjadi berlian, batu mulia ini akan mengalami perubahan warna dulu karena pengaruh laser saat proses pemotongan. Tapi jangan khawatir, warnanya akan kembali mengilau setelah digosok. Tentu saja untuk mengerjakannya tidak bisa sembarang orang. Di IWP sendiri ada 5 tenaga ahli, 4  didatangkan langsung dari India dan satu lagi orang Indonesia yang mempunyai tugas masing-masing dalam proses pengerjaan dalam hitungan jam saja. Walau begitu kapasitas produksi di IWP tetap mempunyai batasan jumlah maksimal untuk setiap harinya.
Pengolahan Berlian di Indo Wisata Permata Bandung
Staf galeri ini siap melayani pembeli dengan ramah
Setelah mengintip proses pengolahan berlian, kami diajak ke galeri yang memajang berlian yang sudah menjelma menjadi berbagai pehiasan yang indah berupa cincin, gelang, giwang dan kalung. Selain membeli perhiasan yang sudah jadi, kita juga bisa pesan custom sesuai dengan model yang kita inginkan. Siapa tau kan, di antara teman-teman yang sedang membaca tulisan ini punya rencana untuk menikah atau memberi hadiah istimewa bagi teman atau keluarganya. Pesan ke sini saja, ya. Mulai dari budget Rp. 500.000 ternyata kita sudah bisa mempunyai koleksi berlian, lho. Tertarik?
Pengolahan Berlian di Indo Wisata Permata Bandung
Teh Dian yang menemani para blogger tour wisata di IWP
Pengolahan Berlian di Indo Wisata Permata Bandung
Kalungnya cantik, ya?
Pengolahan Berlian di Indo Wisata Permata Bandung
Jangan lupa, harganya kalikan 1.000 dari label yang tercantum
Pengolahan Berlian di Indo Wisata Permata
koleksi perhiasan cincin di Indo Wisata Permata
Ssst... label yang terdapat di foto-foto atas itu pake hitungan K, ya. Seperti cincin yang dikasih label 35.070 itu kalikan saja seribu = Rp. 35.070.000. Seharga gitu kayaknya ada deh setara kurang lebih dengan sepertiganya city car.  Lumayan banget. Bakal nyesek kalau sampai jatuh atau hilang. Ah tidaaaak...., jangan sampai.
Pengolahan Berlian di Indo Wisata Permata Bandung
Melihat lebih dekat brlian bersertifikat. Ada lho yang harganya sampai setara 13 digit alias di atas 1 M.
Bukan hanya ajang pameran deretan perhiasan berlian saja yang bisa kita jumpai  kalau mengunjungi IWP. Di bagian lain gedung IWP ini terdapat galeri lukisan bagi para penikmat seni. Aroma cat masih tercium  dengan kentara waktu kami memasuki ruangan ini. Wajar aja karena memang masih gress alias baru. Untuk saat ini, baru lukisan karya Tjutju Widjaja yang digelar.  Ke depannya buah tangan pelukis lain pun akan mendapat kesempatan sama untuk dipamerkan baik tunggal ataupun berkolaborasi secara berkala.
Beberapa lukisan buah karya Tjutju Widjaya
Jangan takut kelaparan setelah berkeliling melihat-lihat perhiasan dan lukisan di IWP karena ada kafe yang menyediakan jamuan untuk menuntaskan rasa lapar. Berhubung karena saya mengunjungi IWP di sian hari pada bulan puasa, rencana wisata kulinernya harus ditunda dulu. Harus diagendain ke sini deh, buat nyicip-nyicip sajiannya. Pengennya sih, datang sore atau malam. Agar saya bisa menyaksikan pemandangan Bandung di malam hari dari ketinggian kafe ini.
Bagian luar Sky Light lantai 3. Dari sini kita bisa menikmati panoama city light Bandung di malam hari
foto: http://indowisatapermata.com
Yang menarik dari Skyllight Cafe yang menempati lantai 3 ini, kita bisa menikmati Bandung dari ketinggian dengan sudut 360 derajat. Eksotisme pemandangan yang cantik akan didapatkan kalau kita berkunjung ke sinip pada malam hari. Kalau ada rencana dinner romantis yang tidak biasa,  Skylight Cafe ini bisa jadi pilihan.
Berpose dulu di galeri. No photo = hoax, kan?:D
Mumpung sedang ada promo di mana tiket pengunjung wisata edukasi di IWP enggak dikenai charge alias gratis buruan saja datang ke Komplek Citra Green Dago, Blok N1-10.  IWP buka setiap hari mulai dari jam 10.00 pagi sampai jam 17.00 (kecuali Skylight Cafe yang buka sampai jam 22.00). Tidak ada batasan jumlah minimal aatu maksimal bila akan datang berkunjung. Berkelompok atau rombongan, kita akan dilayani dengan ramah dan profesional dan mendapatkan penjelasan seputar permata dari pemandu yang mendampingi.
foto: http://indowisatapermata.com

Share:

Insya Allah Sah,Tentang Nazar dan Pertemuan Yang Kebetulan

Saya termasuk tipe orang yang percaya tidak ada sesuatu yang kebetulan yang dialami tanpa alasan,  termasuk ketika bertemu dengan satu atau beberapa orang dalam satu tempat atau satu waktu. Ada kalanya kebetulan itu mengantarkan saya pada kejadian-kejadian di masa depan yang entah menyenangkan atau mengesalkan. 

Pernah dengar pepatah bahasa Inggris seperti ini?
"everything happen for a reason"
Seperti itu juga situasi yang dialami oleh Silvi (Titi Kamal) gadis cantik akan dilamar oleh kekasihnya, Dion (Richard Kyle) pengusaha muda  dalam film Insya Allah Sah.

Silvi harus melalui berbagai insiden yang menggemaskan, mulai dari ditilang polisi yang susah diajak damai alias idealis, tapi narsis dan lebay (Tanta Ginting) sampai terjebak dalam lift yang macet bersama orang aneh bernama Raka (Pandji Pragiwaksono) untuk sampai ke kantor Dion. Silvi akhirnya bertemu juga dengan Dion dan resmi dilamar,  diiringi dengan seremoni yang heboh dari dua warna. Yang pertama tari-tarian ala pemandu sorak yang dipandu Ari Tulang, dan  sambutan  yang syar'i dari tim rebana yang ternyata adalah timnya Raka. 

Belakangan Silvi mengetahui kalau ternyata Raka adalah staf  barunya Dion, semacam asisten atau penasihat spiritual. Mau tidak mau membuat Silvi semakin sering bertemu dengan Raka dalam drama yaang menyulut kekesalan sekaligus menggelikan.

Pertemuan pertama Silvi dengan Raka dalam lift menjadi benang merah cerita  yang berdurasi selama kurang lebih 83 menit. Saat itu, Silvi tidak ingin mati konyol di dalam lift. Demi keselamatan dan obsesinya untuk menikah, ia berdoa pada Allah dengan berbagai janji, asal ia bisa selamat keluar dari lift. Doanya terkabul. Tapi kemudian Silvi lalai dengan janjinya yang lumayan banyak.

Bersama Dion, Silvi kemudian menyusun rencana pernikahan yang akan dilangsungkannya. Penentuan tanggal yang dipilih Silvi dan Dion  yang keukeuh memilih tanggal 17 Juli 2017 (tanggal yang cantik karena mengandung unsur angka 7) - yang berimbas pada repotnya mencari gedung -  tidak lepas dari interupsi Raka.  Bagi Silvi ini soal penting, tapi menurut Raka bukan soal prinsip yang harus dipertahankan. 

Raka yang cara berbicaranya seperti Aa Gym seperti udara yang selalu mengikuti Silvi ke mana saja.  Bukan hanya telepon yang selalu mengingatkan untuk salat dan menagih nazar dalam doa yang pernah disebutkannya dalam lift, tapi juga mengganggu saat-saat romantis ketika berduaan dengan Dion. Dengan alasan belum sah, Raka yang melafalkan  'ef' dengan 'ep' dan memanggil Silvi dengan Silpi,  selalu berhasil melerai kemesraan dan memancing kekesalan Silvi. Di sisi lain saya sempat bingung karena Raka selalu mengekor ke mana saja Silvi pergi tanpa pihak ketiga untuk menghindari fitnah. Mereka bukan mahram, kan? 

Kesialan demi kesialan yang dialami oleh membuat Silvi tertekan dan nyaris putus asa.  Raka yang selalu meyeringai dan berekspresi seperti anjing yang sedang mengendus-ngendus mengingatkannya, jangan-jangan apa yang selama ini dialaminya adalah teguran halus karena Silvi melalaikan nazar yang pernah diucapkan ketika terjebak dalam lift tempo hari. Raka yang ternyata detil dalam ingatan,  menyadarkan Silvi  ada janji yang belum ditunaikan seperti menyantuni anak yatim dan menjadi wanita yang lebih baik dan solehah.  

Keinginan baik Silvi dan Dion yang ingin menikah segera sebenarnya tidak akan begitu ribet kalau saja  tidak direcoki dengan hal yang bukan prinsip. Dari film Insya Allah Sah yang diadaptasi dari novel karya Achi TM ini,  kita belajar kalau Allah selalu tahu yang terbaik bagi hambanya. Bukan berarti doa yang kita langitkan diabaikan Allah. Saya paling suka di adegan ketika Raka bilang begini:
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan. Itu teh kata Allah swt, Teh. Tapi ga semua yang kita minta lagsung dikabulkan. Misalnya menguji iman kita, membersihkan dosa dan kesalahan kita, atau ingin mendengar suara kita."
Ketika Silvi merasa semuanya janjinya ditunaikan, Silvi menemukan kenyataan lain, dan membenamkannya dalam situasi yang sulit. Dion tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh Silvi. Setelah menit demi menit penuh gelak tawa, saya ikut meleleh merasakan kesedihan Silvi walau sebentar saja. Hiburan Raka untuk Silvi yang diakhiri dengan ucapan "pasti mau bilang amit-amit," membuat saya tergelitik untuk ngakak lagi.

Akting Panji yang lugu tapi mengesalkan sebagai Raka dan  gemesannya Titi Kamal yang penuh drama menjadi ruh utama film besutannya Benni Setiawan ini.  'Keresean' Raka yang bikin Silvi gondok ikut menular pada saya selama nonton. Duh, jangan sampai ketemu orang kayak dia, deh. Bisa-bisa stok kesabaran saya langsung surut.

Adalah hal yang wajar kalau kita berada di posisi Silvi menganggap Raka bukan sosok teman yang menyenangkan untuk mengingatkan dalam kebaikan,  melainkan sumber kesialan yang ingin kita buang sejauh mungkin. Tapi seperti yang saya bilang tadi, ga ada sesuatu yang kebetulan tanpa hikmah, kan? Raka hadir dalam kehidupan Silvi dan Dion karena menjadi puzzle pelengkap perjalanan hidup Silvi.

Setelah film Shy Shy Cat dan Baracas, kehadiran personil aktor-aktor senior seperti Daan Aria yang lidah sundanya kental menyebut view dengan piyu,  Iyank yang berperan sebagai tukang ojek atau Joe dan Budi Dalton serta Ira Maya Sopha misalnya  menjadikan situasi komedi karakter sundanese terasa kental. 

By the way, film yang ringan tapi sarat makna ini juga diramaikan oleh banyak aktor/aktris juga, lho. Kehadiran cameo seperti  Lidya Kandou, Deddy Mizwar, Prily Latuconsina, atau Reza Rahadian tidak membuyarkan pesan yang ingin disampaikan oleh film ini. Dilabeli untuk usia 13 tahun ke atas, film dengan genre drama komedi ini bisa jadi tontonan menghibur yang  dekat dengan keseharian kita.


Share:

Thursday 22 June 2017

6 Hal yang Pernah dialami Selama Bulan Puasa

Malam ini Sudah masuk hari ke-28 di bulan Ramadan. Tanpa terasa Lebaran sudah menjelang, ya. Tiba-tiba aja rasanya waktu berlari kencang dan suasana Ramadan yang tenang dan menentramkan akan segera pergi. Lalu tiba-tiba juga rasanya  amalan ibadah selama puasa di tahun ini masih cetek. Masih kurang dan belum maksimal. Ah semoga aja di tahun depan kita masih bertemu lagi dengan Ramadan.

Anyway, kalau ngomongin ibadah puasa, buat perempuan pasti ada aja masa ketika kita harus cuti puasa karena siklus bulanan. Ya kecuali kalau sedang hamil, belum akhil baligh atau sudah menopause. Ada juga sih yang siklus mensnya ga teratur dan bikin pusanya selalu khatam. Saya punya teman yang puasanya nyaris selalu khatam, ga ada bocornya.  Padahal teman saya ini belum menikah. Pasalnya beliau ini hormon estrogennya kacau sehingga tidak selalu setiap bulannya sel ovumnya luruh dan menjadi darah mens. 

Ngomongin soal puasa juga biasanya kejadian ini pernah kita alami, juga, lho. 

Enggak Sempat Sahur.

Pernah, kan? Ada sebagian orang yang males bangun sahur karena malas masak. Kalau saya, segimana ngantuknya, pas waktunya sahur mah dipaksain bangun.  Selain emang ada bekahnya ya biar kuat aja puasa selama sekitar 14 jam.  Satu waktu saya pernah terlambat bangun sahur. Bener-bener udah adzan. Seteguk air minum pun ga ada yang meluncur lewat kerongkongan. Waktu itu mama ngiranya saya belum bersih dari mens. Jadi pas waktu sahur itu ga dibangunin. Huhuhu.... seharian itu lemes banget saya.  Itu cuma sehari, aja. Terus kepikiran, apa kabar mereka yang 'terpaksa harus puasa' lebih dari 14 jam, ya ? T_T  

Berbuka Puasa di Jalan

Waktu masih kerja dulu, saya sering ngalamin buka puasa di perjalanan.  Ga ada pemangkasan jam kerja (keluar jam 17.00) membuat saya dan Eni, teman seperjalanan pulang kerja sering terjebak macet dan berbuka di dalam angkot.  Air minum, cokelat atau sekadar permen untuk membatalkan mesti deh ada di tas.

Kadang-kadang juga saat berbuka di angkot, suka ada aja penumpang yang menawarkan ta'jil sama penumpang lainnya. Hal yang jarang ditemui kalau di hari biasa. Biasanya ada tiga kemungkinan. Penumpang yang cuek makan atau nawarin penumpang lainnya, walau basa-basi sih, ya. Tapi kan daripada cuek ngunyah depan orang banyak gitu? Nah kemungkinan yang ketiga, meski udah bawa makanan, semisal gorengan atau batagor lihat-lihat sikon dulu. Kalau penumpangnya rame ga enak juga makan di angkot hihihi.  Kalau sekadar minum aja mah ya... masih woles deh.

Batal Puasa Sesaat Sebelum Adzan Maghrib

Pernah ngalamin ini? Saya pernah. Waktu itu sekitar 5 menit jelang adzan maghrib saya masuk ke toilet karena pengen pipis. Eh ternyata puasa saya hari itu udahan beberapa saat sebelum adzan. Sempet ngeluh, eh kemudian lalu diceramahin mama. Muahaha... Ga boleh gitu. Ya kadang nyesek sih ya. Berasa nanggung. Kepikiran kalau waktu coba ditahan dulu kepengin pipisnya. Eh tapi ga boleeeh. Ga boleh protes sama sunatullah.  Biar ga nyesek dan'protes' lalu saya berpikir gini. Ya udah deh, ga papa. Daripada saya ga mens dan ternyata ada masalah dengan organ reproduksi. Ya, kan? 

Kejadian nyaris sama, saya alami lagi tahun ini. Bedanya kali ini saya harus membatalkan puasanya jauh lebih awal. Beberapa saat saja setelah adzan subuh.  Ya udah, buat penanda kalau emang ga puasa, saya minum aja :D

Punya Utang Puasa yang Banyak

Normalnya durasi menstruasi saya selama sebulan ga lebih dari  7 hari. Kalau pas dapetnya di awal puasa, akumulasi utang puasanya bisa jadi lebih banyak. Soalnya  jeda dari satu siklus mens ke mens berikutnya ga pas 30 hari. Antara 24-28 harian gitu deh. Nah, dua tahun kemarin utang puasa saya lumayan banyak karena emang batalnya di awal bulan puasa. Ya otomatis deh, di akhir bulan puasa batal lagi. Konsekuensinya  nyicil utang puasanya jadi banyak.

Belajar dari pengalaman, nyicil utang puasanya jangan ditunda-tunda. Karena kalau dinanti-nanti, tiba-tiba aja udah jelang bulan puasa lagi. Lalu berasa ngos-ngosan deh nyicil qadha puasa. Hmmm.....enggak-enggak lagi deh.

Sahur dengan Ketupat dan Opor

Bukan hal yang baru kalau terjadi perbedaan penentuan 1 syawal.   Yang ga boleh itu kalau pas puasa ikut yang versi belakangan tapi pas 1  syawalnya ikutan yang lebih awal.. Huuu curaaang itu...

Terus pernah ga ngalamin karena ternyata sidang isbat memutuskan hilal belum muncul dan kita puasa lagi besoknya? Berhubung udah bikin ketupat dan opor, jadilah sahurnya istimewa, berasa lebaran karena menunya pake ketupat, opor, kadang pake kerecek dan sambal goreng kentang hihihi Sahur yang istimewa.

Ga Ikut Salat Ied

Pernah ngalamin juga? Jadi pas waktunya salat ied, kita ga bisa ikutan karena lagi dapet itu tadi. Tapi diem di rumah aja juga ngapain, sepi. Ga asik. Mending ikutan pergi ke lapang atau masjid bareng sama yang salat ied. Walau ga ikut salat, kan masih bisa denger khutbahnya. Bisa silaturahmi sama tetangga yang sama-sama jalan atau balik dari salat ied. Suka ada aja ketemu tetangga lama yang udah hiatus  alias hijrah eh ternyata dia lagi mudik. Lagian  kalau pergi salat ied setau saya setiap langkah akan menghapus dosa (cmiiw).  Sayang banget kalau diabaikan.

foto: republika
Hmmm... kira-kira kejadian apa lagi selama puasa ini  yang mungkin kita temui, ya? Ada yang mau nambahin? Komen, ya. :)







Share:

Saturday 17 June 2017

Menyentuh Kembali Kenangan

Saat semuanya serba digital, serba mudah tinggal tap sana tap sini, sesungguhnya ada hal-hal klasik yang sekarang dirindukan. Bahkan nih, punya rasa yang beda. Ga percaya? Contoh gampangnya aja deh, kartu lebaran.  Udah lamaaa... banget saya ga berkirim atau menerima kartu lebaran. 
Menyentuh Kembali Kenangan
foto: dokumen pribadi
Jaman SMP sampai kuliah dulu saya rela menyisihkan uang saku cuma buat ngirim kartu lebaran. Ada yang dibalas kirim balik ada juga yang enggak hihihi. Eh tapi dulu saya pernah ditelpon seorang kenalan dan bilang seneng banget dikirimin kartu lebaran. Hmmm... sayang saya kehilangan kontak dengannya. Padahal dia ini teman ngobrol yang asik.  Parahnya sekarang saya malah lupa-lupa inget namanya *ampuuun, faktor umur ini* Penasaran juga apa kabarnya beliau, ya?

Efek teknologi digital juga menggantikan posisi foto cetak yang dulu dijepret pake kamera jadul dengan modal roll film. Lumayan banget effortnya untuk menunggu hasil. Bisa jadi harus ikhlas satu atau beberapa foto terbakar atau ngirit-ngirit pose karena cuma ada sekitar 38 kesempatan memotret. Yang nyesekin kalau satu gulungan filmnya terbakar semua.

Ongkos cetaknya yang waktu itu buat ukuran kantong saya  yang masih kuliah lumayan mahal. Sekali nyetak film ukuran 3R atau 4R  kurang lebih setara dengan uang saku buat seminggu (kalau ga salah). Masa mau ke kampus ngesot atau numpang pick up? Duh malu euy.  Belum buat makan kalau lapar, motokopi ini itu, ke rental buat ngeprint makalah dan printilan lainnya pas kuliah. Halah ini malah curhat hahaha.

Nah sekarang sih enak ya. Dengan modal kamera android, dalam hitungan detik aja foto-foto yang dijepret sudah keliatan hasilnya. Walau bukan dalam versi cetak. Ada yang tertanam di dalam memori HP atau wara-wiri di medsos dengan berbagai caption tertentu. Betul kan, ya? :)
Menyentuh Kembali Kenangan
salah dua dari pose-pose terbaik saya :D
Tapi...kecanggihaan versi digital ini masih punya celah hilang kalau kita ga buru-buru mengantisipasi bikin back up alias file cadangan. Tiba-tiba HP ngehang dan kudu direstart ulang misalnya. Akibatnya  koleksi fotonya tersimpan di internal memory ikutan hilang, atau  memori eksternal SD Card  yang rusak dan ga bisa diapa-apain lagi. Atau nih kalau ada yang pernah mengalami HPnya rusak atau  hilang tanpa sempat menyalin data-data yang ada di dalamnya termasuk foto itu tadi. 

Saya pernah kehilangan file foto yang perlu diunggah ke blog gara-gara teledor ga buru-buru mengamankannya. Ya udah kalau gitu mah pinjem eh minta punya temen. Ya tentu saja dengan menambahkan credit title dong, ya.

Kalau urusan foto kayak buat di blog gitu selesai, habis perkara setelah minta tolong teman itu tadi, Namun ada juga beberapa foto yang memorable dan ga kalah nyesekin kalau hilang. Atau kalau pun masih tertanam di memori HP rasanya kok ribet dan rempong gitu kalau harus scroll-scroll album yang tercampur dengan foto lainnya. Bikin siwer dan pusing mengorganisasinya karena sudah ratusan atau  ribuan foto yang ada.  

Kan ada kalanya kita juga pengen kasih liat foto-foto tertentu sama teman atau keluarga. Sambil cerita:
"Nih foto saya waktu di sana." atau kalau ada obrolan
+: " Eh, inget ga cerita di balik foto yang waktu itu kita jalan-jalan tahun kemarin?"-: "Yang mana ya? Lupa :D"+: "Yang ini, lho...."
Iya kalau fotonya masih ada. Gimana kalau udah ilang? Atau kerabat keluarga kita yang sudah sepuh dan repot kalau kita ajakin geser-geser layar gadget.  Padahal pengen banget bercengkrama sambil nunjukin foto-foto.
jalan-jalan ke Bali, ngebolang ke Jakarta atau sekadar main ke rumah temen. Semanya jadi kenangan saat lihat-lihat lagi foto-fotonya
Sama halnya seperti  ucapan selamat hari raya dan segala macam kata-kata pengantar alias caption itu tadi yang versi digital kalah deh nilai rasannya dengan kartu lebaran versi jadul, Hmmm.... apa ya? Semacam ada rasa kenangan yang bisa disentuh, sambil mengingat-ngingat lagi cerita yang terselip di dalamnya. Ada canda tawa atau keharuan yang menyeruak di dalamnya. Feelnya lebih jleb dibanding  versi digital *udah jangan baper*

Nah, untuk membangkitkan kembali kenangan itu sekarang sudah ada layanan cetak foto dari idphotobook.com lho. Awal puasa kemarin saya memesan dua album untuk dicetak.

Saya punya satu kebiasaan jelek  yang sembarangan nyimpen foto digital. Akibatnya  lumayan nguras waktu dan pikiran buat mengumpulkannya lagi. Ada yang terserak di timline media sosial,  masih ngendon di memori hp, sebagian di drive google tapi banyak juga yang menguap hiks hiks.... Cuma kenangan samar saat beberapa foto yang terkumpul mengingatkan saya ada foto lain yang entah ke mana. *Eaaa.... curhat lagi. Tuh kan, ga rapi nyimpen file fotonya sih*

Menyentuh Kembali Kenangan
makanya jangan jorok nyimpen file foto :D
Tapi ya udahlah. Saya syukuri aja koleksi foto yang masih aman dan buruan submit  secara online ke idphotobook untuk diolah. Jadi begini caranya. Masuk ke webnya di idphotobook.com. Scroll ke bawah, nanti nemu ini.
pesan fotonya di idphotobook.com aja
Klik deh.
Setelah itu kita akan diarahkan untuk mengisi form, memilih album (jangan lupa membayar dulu charge yang dikenakan). Nah buktinya jangan hilang ya, karena setelahnya  bukti pembayaran itu beserta foto yang akan diolah akan kita kirim lewat form yang nanti dikasih. 

Waktu saya chat sama salah satu officernya dikasih link via Whatsapp. Bisa sih uoload langsung dari hp kalau emang semua bahannya ada di sana. Tapi saran saya bukanya dari lappy aja, karena mengunggah foto dari HP ke formnya lumayan bikin pegel tangan. Bayangin aja kalau kita nyetor let's say 30-75 foto.  Lumayan cape, kan? 

Saat mengirim foto itu kita juga sekalian bisa milih warna album beserta ukurannya. juga judul album yang mau dikasih. Kali aja album wedding day, reunian, jalan-jalan atau momen  istimewanya mau dikompilasi dalam satu album, kan?

Untuk pemesanan tempo hari saya minta dibuatkan album dengan cover warna merah muda dan ungu. Untuk harga yang dikasih menurut saya murah kok.  Misalnya untuk MINI32 NEW dengan dimensi album setebal 32 halaman berukuran    15,7 x 11,8 cm,  dan memuat 38 foto hanya dikenai harga Rp. 125.000,00. 
Foto: idphotobook.com
Ada juga paket Large Combo yaitu  dua album large 32 yang sedang promo cuma Rp. 600.00,00 aja (harga normlanya Rp. 700.00,00). Kalau ngambil paket ini kita akan mendapatkan dua album berukuran  20cm x 30 cm setebal 32 halaman. Kalau cuma butuh satu album aja yang udah cukup bayar Rp. 350.00 yang bisa memuat 75 foto. 

Cincai  alias sepadan deh saya bilang. Karena hasil fotonya cakep, sampulnya hard cover, fotonya dicetak di atas kertas art paper alias kertas glossy yang suka dipake buat majalah itu lho. Soal desain dan lay out serahkan saja sama tim kreatifinya. Tau-tau udah beres dengan pilihan kolase yang kuereen pake banget. Harap bersabar aja ya untuk menunggu pesanan kita mendarat di rumah. Saya sendiri menunggu 2 minggu. Tapi segitu mah cukup lah buat ditungguin, ya.

Waktu paketnya datang, ternyata diwadahin pake box kayak buat kado gitu, plus buble wrap (asik nih bonus buat dipeletokin sampai kempes semuanya hahaha). Antisipasi yang baik untuk melindungi album foto  dari risiko kerusakan yang mungkin terjadi selama poses pengiriman. Mungkin ke depannya di cover album ini bisa dikasih judul plus nama kita  biar makin berasa keeksklusifnnya. Eh tapi judul album fotonya ada kok di halaman pertama.


Menyentuh Kembali Kenangan
Berpoe di atas Bandros (Bandung Tour on the Bus) saat perayaan Asian African Carnival 2015

Menyentuh Kembali Kenangan
Ketemu penyanyi cantik Windy Ghemari, pose-pose ala The Virgin pas maen ke Solo
Menyentuh Kembali Kenangan
Foto sebelah kiri, seperti tali kasih karena ketemu lagi temen sma setelah ratusan purnama berlalu :D

Menyentuh Kembali Kenangan
Foto kiri: meet up sama teman-teman blogger di sebuah acara di Jakarta, foto kanan, berasa pose buat sampul majalah hahah 

Menyentuh Kembali Kenangan
Mendadak nonton film bareng Dydie, dan ketemu travel blogger ngehits. Ayo siapa coba?
Ah ya, sebagian foto di album saya hasil jepretannya Yasinta yang dengan sabarnya ngajarin saya berpose. Kadang diselingi protes. Senyum saya yang maksa lah, lirikan mata yaang kurang pas, gesture yang harus diperbaiki, dan protes-protes lainnya hahaha. Duh jangan kapok ya kalau aku minta tolong foto-fotoin. Sambil lihat-lihat koleksi foto di dalamnya kadang saya tersenyum mengingat cerita dibaliknya. 
Menyentuh Kembali Kenangan
Punya temen yang jago foto itu asik, ya ? ehehe
Kalau koleksi foto lama saya udah tercerai entah ke mana kali ini saya senang banget karena punya album foto yang apik dengan tampilan eksklusif ini. Ga kepikiran lho bakal punya kayak gini. Bahkan buku tahunan saya dari jaman SMP sampai kuliah aja kalah kerennya sama album sekarang. Satu saat saya akan duduk membuka album foto ini sambil bercerita pada teman atau orang-orang yang saya cintai (eaaa)  kisah yang pernah terangkum dibaliknya. 

Saya udah bikin, nih. Sekarang giliran kalian juga ya bikin album foto di idphotobook.com juga.












Share:

Wednesday 14 June 2017

Blogging vs Vlogging Pilih Mana?

Blogging vs Vlogging Pilih Mana? Kalau ditanya seperti ini, teman-teman pilih mana? Saya sendiri bakal menjawab blogging. Simpel aja sih, terasa lebih mudah karena sudah terbiasa. Sementara untuk vlogging alasannya karena emang tidak terbiasa, saya juga kerap dilanda kebingungan memikirkan konten untuk vlogging.
Blogging vs Vlogging Pilih Mana?
Blogging vs Vlogging.  Pilih Mana?
Kalau menulis masih bisa menjeda waktu  untuk berpikir apa yang mau diceritakan, lain ceritanya untuk vlogging. Kan, ga mungkin diem lama sebelum mau ngomong apa. Effortnya lebih gede. Belum lagi proses kreatif dan editingnya.  Huhuhu... jadi sebenarnya alasan saya masih mikir mau nge-vlog itu cemen, proses  kreatifnya yang bikin saya nyerah duluan hahaha.

Eh tapi saya udah punya channel youtube, sih. Belum pede menampilkan muka buat cuap-cuap.  Itu pun video yang ada masih sedikit sekali pemirsanya (puk puk puk). Sementara beberapa channel seleb vlog bikin saya amaze dengan cara mereka meng-update kontennya. Gita Savitri dan Kokoh Hendrawan misalnya. Cerita-cerita keseharian mereka atau obrolan tematiknya menarik, ga bikin bosen untuk disimak.

Terus saya kapan bisa buat video youtube, ya? Ga usah  mikirin dulu jumlah pemirsanya deh. Yang penting, gimananya itu?
Blogging vs Vlogging Pilih Mana?
Bapak Iyus Rustadi kepala cabang JNE Bandung membuka acara

Nah, 3 Juni kemarin saya barengan teman-teman blogger di Bandung mendapat undangan membahas soal ini bareng JNE di Cafe Bee Hive, Jalan Dayang Sumbi, Bandung. Ada Haykal Kamil, Vlogger yang juga adik kandung Zaskia Mecca dan Pungky Prayitno, Bloggger sekaligus Mahmud dan Bang Aswi dari Blogger Bandung.
Khusyuk nyimak sambil live twit

Blogging

Membuka sesi acara, Pungky berbagi pengalamannya seputar ngeblog. Selama ini kita sering dibuat bingung ketika dihadapkan pada pilihan niche atau tema spesifik  yang akan ditulis di blog. Jadi Beauty blogger? Travel Blogger?  Parenting Blogger? You name it. sebutinlah semuanya. Di sisi lain kita pernah (malah mungkin sering) ingin menulis dengan tema yang random. Ya kan? ya kan? Iya lah biar saya ada temennya :).

Dan ini kabar baiknya. Ga ada salahnya kok kalau mau nulis blog dengan tema yang bermacam-macam itu.  Coba deh, tengok blog Emaknya Jiwo ini. Semua ragam tulisan ada di sana. Palu gada. Apa yang elu mau, gue ada kok. Mau cari referensi DD Cream yang cocok? Ada. Gimana  tips seputar parenting? Ada juga.

Walau isinya gado-gado, tetap saja Pungky punya sisi unik yang jadi ciri khasnya. Ga percaya? ya udah stalking aja ke blognya di www.pungkyprayitno.com

So, jangan rela direcoki gegana, alias gelisah galau dan merana, hanya karena merasa inferior. Blog saya ga niche. Blog saya mah apa atuh.... Hey dear... you're not alone. Bukan kamu aja yang tema tulisannya kayak one stop shopping alias serba ada. Tulis saja apa yang mau ditulis dan jadikan tulisannya yang bermanfaat.  Contohnya kayak tulisannya Pungky itu. Inspiratif.  Tips dari Pungky, kalau mau tulisannya biar tulisannya renyah dan mengalir, anggap saja lagi ngajak ngobrol pembacanya. Jadinya ga kaku dan krik-krikable (ini mah istilah saya,  rada maksa ya hahaha).

Setuju dong ya, setiap tulisan itu punya rasa masing-masing. Lagian  hanya karena punya niche ga selalu kok blognya otomatis jadi penghuni pejwan alias page one di google search.  Untuk optimasi blog secara SEO itu lain lagi teknisnya. Buat saya sih konten masih numero uno, nomer satu.  Ini juga yang dibilang sama Bang Aswi yang mana konten blognya juga random, dari traveling, sepeda, lari, makanan dan lainnya ada. Yuk nulis lagi di blog!
Blogging vs Vlogging Pilih Mana?
Pungky, Haykal dan Bang Aswi berbagi cerita 

Tentang Vlogging

Vlogging alias video blogging memang sedang jadi trending di dunia perblogingan.  Bukan hanya para blogger yang ramai-ramai menyemarakkan jagad youtube, tapi juga para pesohor entertainment. Haykal Kamil misalnya. Adik kandung Zaskia Mecca yang pernah membintangi film, FTV dan sinetron pun jadi salah satu seleb di kanal youtube yang sudah punya 15 ribuan subscribers.

Bagi Haykal, ada tantangan sendiri untuk melakoni profesinya sebagai vlogger. Kalau menjadi aktor diarahkan oleh sutradara. Di vlog, Haikal lebih leluasa berekspresi menuangkan ide-idenya. Dari cerita jalan-jalan sampai review produk.

And you know what? Jangan selalu melabelkan dunia vlogger itu identik dengan toolsnya yang mahal. Haykal aja memulai vlognya dengan memanfaatkan kamera dari HP, lho. Jadi bener ya, kalau mau serius menjalani sesuatu mah emang niat yang penting. Catet!

Wait, wait tadi saya bilang soal review produk.  Ini yang membuat dunia vlogger terendus legit. Potensial mendatangkan lembaran-lembaran merah menjejali rekening kita. Asik. Siapa yang ga mau? Ada yang memang dari vlognya itu jadi punya pundi-pundi yang banyak. Tapi sebaiknya dijalani dengan enjoy saja. jangan stres duluan udah dapat berapa dari adsense yang dipasang setiap video terbaru diupload udah tayang di youtube. Niatin aja dulu untuk berbagi, meningkatkan skill dan memperluas lingkaran pertemanan.  Yakin lah, rejeki mah ga akan ketuker.

Beberapa tips yang disampaikan baik oleh Pungky, Haykal atau Bang Aswi sore itu seputar blogging mungkin bisa jadi booster bagi para newbie di dunia vlogging. Saya kasih rangkumannya, ya.
  • Mulai lah cari ide yang unik. Jangan terlalu mainstream. Misalnya kalau unboxing gadget. Saran Haykal yang memasukan unsur bahasa sunda (bisa bahasa daerah lainnya sesuai bahasa ibu masing-masing) ke dalam videonya bisa dicoba. Atau cerita seputar konser penyanyi yang kita tonton. Coba deh liat cerita-cerita para vlogger hits yang datang ke konser.  Sudah menemukan sisi uniknya?
  • Sebelum membuat rekaman jangan parno mikirin script atau alur cerita yang detil  kalau dirasa ribet. Yang penting kita sudah punya bayangan konsepnya mau ngapain.
  • Kanal  Instagram yang sudah memfasilitasi tayangan video juga bisa dimanfaatkan. Jangan lupa, antara konten video dengan caption harus sinkron. Jangan sampai penonton merasa momen 'zzzz...' alias malesin.
  • Mengalihkan konten blog jadi vloging? Kenapa enggak? Jadi kalau merasa idenya garing segaring-garingnya coba deh scroll lagi daftar blogpostnya. Pasti ada tuh postingan yang kontennya rame dan lumayan viral (setidaknya di antara postingan sendiri). Coba buat konsep videonya dan jadilah aktor atau aktris bagi diri sendiri hihihi. 
Kesimpulannya? Mau  cuma ngeblog, ngevlog aja atau jalanin dua-duanya itu kembali lagi sama kita. Masing-masing punya tantangan dan pemirsanya masing-masing. Yang mau hemat kuota sambil mengimajinasikan cerita blog adalah pilihannya. Yang lebih suka kombinasi visual dan audio, vlog jadi keasikan baru yang menantang.  

Anyway terimakasih banyak buat JNE yang sudah menggelar acara Talkshow Unpack Creativity-nya. Semoga bisa ikutan meramaikan acara lainnya.

foto: Ig @JNE



Share:

Friday 9 June 2017

Memperkecil Ukuran Foto Untuk Meringankan Loading Blog

Tutorial Photo Resizer
Memperkecil ukuran foto blog agar tidak loading lama.
Fotonya dari pixabay
Pernah ngecek ga laporan Google Analytic (GA) kemudian terharu sambil tersedu sedan (enggak segitunya kali) pas liat skor Bounce Ratenya montok alias gede?

Saya pernah. Sampai di angka 80%! Sekarang lumayan sih, kalau ngecek di GA ga sampai dua digit. Asiiik. Walau pun sebenarnya traffic blog saya sekarang sebenarnya lagi ngedrop. Sempet googling ternyata algoritma google yang baru, Algortima Fred punya kebijakan baru dalam menilai backlink. Yang ga relevan  ga akan dirayapi dan itu menbuat postingan blog jadi rada lama terindeks . Huhuhu PR besar buat saya cekin backlink internal saya. Eh, mungkin juga faktor bulan puasa memengaruhi kunjungan blog. Mungkin lho, ya.

Baca juga tulisan saya tentang tips agar pengunjung blog betah berkunjung, ya.

Ah baiklah curhatnya segitu aja. Jadi kan gini. Satu waktu di grup WA Emak-emak Blogger Bandung, salah seorang emak curhat (enggak harus sama Mama Dedeh aja kan mau curhat mah) soal skor bounce ratenya yang guede. Ya kali kalau gajian gede mah kita girang, pake banget. Nah, kalau bounce rate gede lain cerita.

Dari obrolan saat itu ternyata terdeteksi kalau ukuran foto yang diunggahnya punya size gede, di atas 1 MB. Ini juga jadi salah satu pencetus loading blog lama dan menyebabkan bounce rate itu tadi jadi gede skornya.

Faktor lain yang bikin bounce rate jadi menggendut bisa juga disebabkan template atau widget yang unyu tapi ga perlu, ada pop up iklan (ada yang kesel sama penampakan yang satu ini?), artikel yang dicari ternyata ga sesuai harapan pengunjung dan konten yang lama ga diupdate. Hmmm cmiiw.

Saya pernah bahas tentang memanjakan pengunjung blog juga lho di blog saya. Silahkan dibaca *wink-wink modus biar bertahan rada lama di sini hihi*

Nah biar fokus, kita bahas tentang ukuran image alias foto yang kita unggah di blog, ya. Jadi nih kira-kira kalau nyantumin foto di blog langsung naikin begitu aja dari memori kamera atau hp? Pernah ngecek berapa ukurannya? Guede Cyiiin. Udah mah lama juga ngabisin kuota. Mendingan dipake streaming kan daripada buat unggah foto doang mah.

Sebelum ini saya pake cara panjang demi unggah foto yang ukurannya kecil. Hadeuh,  katrok banget hahaha.  Jadi foto yang mau saya pake, dikasih watermark dulu atau enggak saya unggah dulu ke fb dengan setingan cuma bisa diliat oleh saya.

Foto yang udah dinaikin ke FB secara otomatis ukurannya dipress alias diperkecil jadi ukuran dibawah 100 kb. Oke emang jadi singset. Tapi ribet, ga praktis. Karena saya unduh lagi ke lappy terus dinaikin ke blog. Ya walaupun secara kuota masih lebih irit dibanding cara langsung. Tapi dari segi waktu ga efektif dan efisien. 

Ada sih cara konvensional,  file dari foto dicopy dulu ke laptop dan dikecilin resolusinya itu  pake aplikasi bawaan office. Ah tetep lama buat saya mah. Ribet.

Madam Vivera urun pengalaman di chat kami saat itu. Beliau menyarankan aplikasi Photo Resizer.  Singkat kata singkat cerita saya cobalah test drive aplikasinya. Eh iya, beneran praktis dan ga pake lama. Diih ke mana aja, neng? Hahaha...

Sebelumnya sih saya punya aplikasi enlarge photo. Ini saya pake buat ngegedein resolusi foto yang saya simpan di timeline medsos karena untuk keperluan bikin album. Biar ga pecah. Cuma ya itu ga kepikiran buat nyari aplikasi sebaliknya.  Big thanks Madame. xoxoxo :D

Nah,karena seneng banget sudah mendapat pencerahan, saya mau bagi tips dan tutorialnya, ya. Gampang kok. Bentar,dan aplicable. Gampang diaplikasiin.

Pertama-tama yang jelas unduh dulu aplikasinya dari Google Play (kalau HPnya android, yang pake iOS atau windows mudah-mudahan ada juga). Udah nemu? Oke, install ya.
Silahkan dipilih kakak :)
Setelah instalasinya sukses, buka deh aplikasinya. Lalu pilih foto mana yang akan kita sesuaikan ukurannya.  Seperti ini misalnya.

Tuh liat, gede kan ukurannya? Sekarang tap fitur yang empat panah di atas. Nanti kita akan dikasih mau ngatur jadi berapa ukuran dimensinya. Kalau saya pilih 640 x 480 atau sebaliknya. Tap apa pilihan show more buat mendapatkan ukuran laih yang diinginkan.

Setelah itu ukuran foto akan diproses dan taraaaa...

Langsung singset! Yuhuuu!
Aplikasinya nanti akan bertanya apakah file foto baru ini akan ditimpakan ke file lama? Saya sih iyes, demi ruang pemyimpanan yang lebih luas.

And this is it pas saya cek di galeri.

Gampang, kan? Ukuran aplikasinya ringan kok. Ga beratin memori hp. Palingan yang rada ganggu itu ada iklan yang muncul. Ya udahlah gapapa. Kalau ga ada sponsor aplikasi ini ga bisa kita nikmati. Kalau saya lihat di playstore, ratenya bagus. 4,6. Banyak user  yang merasa puas dengan aplikasi ini.

Nah, kalau ukurannya udah oke, tinggal kita unggah aja ke badan postingan. Bisa dari hp langsung via aplikasi blog atau transfer ke lappy via kabel data atau flash disk OTG. Setuju kan kalau proses olah foto buat pendukung blogpost itu memerlukan usaha dan waktu? 

Sebenarmya mengecilkan foto ini juga bisa sih pake aplikasi PicsArt. Cuma saya udah lama ga pake aplikasi ini kecuali buat kolase. Kalau dibandingkan, saya lebih suka Photo Resizer. Untuk utak atik desain font di foto lebih suka pake Phonto

Selamat mencoba!



Share: