Please jangan sakit... sehat sehat....
Sugesti itu yang selalu saya rapalkan ketika badan mulai terasa ga enak, pusing bin kliyengan atau bersin-bersin yang datang sebagai isyarat saya harus istirahat. Ga bisa dibantah, nih. Saat usia kepala 3 dan hampir mendekati kepala 4. saya jadi gampang cape atau lemes. Badan rasanya ringsek kayak abis nguli (padahal mah, belum pernah kerja sekeras kayak kuli gitu :D).
Ternyata gejala cepet cape seperti itu kalau dicuekin bisa memicu menurunnya daya imun atau ketahanan tubuh. Sekitar sebulan yang lalu, saya bareng Icoel, meluncur dari Jakarta menuju Bogor, mengikuti BloggerCrony dan BloggerDay 2017 by SoMan pada tanggal 18-19 Maret 2017 lalu. Hari sudah larut, lewat Maghrib waktu kami tiba di Kampoeng Wisata Rumah Joglo. Melewatkan sesi-sesi awal acara, saya ikut menyimak acara lainnya yang kembali digelar selesai makan malam sampai hampir tengah malam.
Kelopak mata yang rasanya digelayuti entah apalah (ngantuk maksudnya) lumayan sedikit ternetralisir ketika Mas Awai (Anwari Natari) menyampaikan materi soal penggunaan diksi dalam tulisan. Salah olah kata bisa bikin salah paham.
Saya ikutan ngikik bersama peserta lain. Rasanya seperti dikitikan. Kayaknya masih ada gaya bahasa saya di blog ini yang masih harus dikoreksi. Maafkan ya kalau ngalieurkeun alias bikin pusing.
Karena ga memerhatikan lembaran siaran pers yang dikasih Uci waktu tiba, saya ga ngeh kalau botol kecil yang mengemas
SoMan malam itu bisa membantu memulihkan badan saya yang udah pegal-pegal. Begitu dikasih, saya langsung masukin ke tas, biar ga hilang :).
Besok paginya, sebelum sarapan, dengan muka masih agak lecek kurang tidur saya ikutan sesi tes kesehatan. Sedap-sedap ngeri karena khawatir kalau hasilnya yang keluar hari itu juga ngasih sinyal waspada. Ya siapa sih, yang ga ngeri kalau ternyata kadar gula darah atau kolesterolnya sudah melampaui batas aman?
|
antri tes kesehatan, ngeri-ngeri sedap |
Apalagi ayah saya punya riwayat medis DM, di mana punya potensi menurun sama anak-anaknya. Karena itu juga saya menghindari ga banyak-banyak makan yang manis. Khawatir bisa memicu potensi kadar gula darah. Kalau makanan terasa kurang manis, tinggal ambil cermin aja, sih. Makan sambil ngaca. Hahaha... please jangan muntah.
Kalau cuma harap-harap cemas aja dan ga mau menjalani sesi tes kesehatan, mana bisa tau kan kondisi kesehatan saya? Mumpung gratis juga #eh.
Dan ternyata... ini hasil tes kesehatan saya saat itu. Alhamdulillah, aman. Sempat khawatir kolesterol saya status siaga karena suka makan gorengan dan snack yang asin-asin. Gini deh pelarian dari yang manis lari ke yang asin. :)
Tekanan darah saya ada di angka 127/86. Angka yang wajar karena tensi darah saya emang ga pernah jauh-jauh dari kisaran angka ini. Lalu gula darah 101 dan kadar kolesterolnya 163. Aman, masih jauh dari angka tanda siaga. Mungkin yang belum ketahuan itu kondisi asam urat yang sepertinya ga memungkinkan di tes pada hari itu.
Tes kesehatannya selesai? Belum. Masih ada tes kebugaran dengan cara jalan cepat atau lari keliling lapang. Apapun pilihannya, baik lari atau jalan harus konstan dan konsisten selama mengitari lapang setara 1 mil (lupa berapa keliling). Kalau awalnya lari ya lari terus. kalau awalnya jalan atau jogging ya jogging lah terus. Berhubung saya ga mau cape 9dih) jadi milih memulai dengan jalan dan mengakhirnya dengan jalan lagi. Save player, ga? :D
|
tes kebugaran untuk mengukur VO2 max |
Saya bisa menempuhnya dengan jalan kaki selama 12 menit. Hasilnya, VO2 max saya menunjukkan angka 33. Cukup bugar. Kejutaan! Lho, kok? Iya, karena saya kurang olahraga hahaha.... Di sini saya belajar jangan terlalu rendah juga menilai diri sendiri dalam soal kebugaran. Saya ternyata lebih strong, lebih kuat :).
Tapi rasanya ga puas, ya kalau hanya mempertahankan kondisi kebugaran di kisaran angka itu-itu aja. Kok ga ada kemajuan. Sebelum sarapan pagi saya sempat nanya-nanya sama tim kesehatan yang melakukan screening hari itu.
Di mana-mana yang namanya perubahan kalau terjadi secara tiba-tiba bisa ngagetin. Begitu juga dengan cara kita memelihara kebugaran. Tubuh kita bisa kaget dan malah ngedrop kalau porsi yang diambil ternyata sudah melewati kemampuan tubuh untuk beradaptasi. Masih ingat kan berita meninggalnya Adjie Massaid setelah bermain futsal atau Mike Mohede? Setelah olahraga lho mereka meninggalnya. Jangan sampai semangat olahraga hanya karena ingin langsing atau membentuk otot misalnya malah mendatangkan masalah.
Salah satu ciri ketika tubuh kita masih bisa kuat diajak berolahraga adalah ketika di sela-sela olahraga kita bisa santai ngobrol tanpa nafas yang ngos-ngosan. Ya, kayak tentara yang suka berlari-lari kecil sambil nyanyi. Mereka enjoy aja, kan? Coba bisa ga melakukan seperti mereka? Kelihatannya cetek tapi belum tentu semua orang bisa.*ini sesi curhat kebugarannya kok panjang amat,ya?*
Untuk kadar VO2 max kayak saya, olahraga yang dianjurkan adalah jalan santi, jalan cepat, jogging, bersepeda, senam, renang, step dance dan diskorobik. Tentu saja porsinya harus disesuaikan. Surprise lagi karena saya paling males diajak renang, dengan alasan merasa nafas pendek. Padahal mah kurang niat aja ini mah :D Sementara kalau senam/dance/diskorobik alasannya adalah gerakan saya yang aneh, kayak robot. Enggak mau diketawain. Gitu aja, sih :)
Balik lagi soal kesehatan, saya tuh sering merasa pusing kalau bangun pagi suka merasa masih mengantuk, lemes dan cape sisa semalam masih tertinggal. Kalau ga ada rencana ke mana-mana, ya santai aja diem di rumah. Yang repot itu kalau harus keluar, apalagi kalau seharian malah balik malam.
Saya lalu inget satu hal. Kan punya SoMan! Ekspektasi awalnya saya pengen stamina yang lebih baik setelah mengonsumsinya. Enggak lebih. Padahal ternyata SoMan bukan hanya membantu menjaga tubuh biar ga cepet lemes atau cape saja. Beberapa hal khasiat yang bisa dirasakan jika diminum secara teratur antara lain adalah seperti ini.
- Meningkatkan kerja otak/daya ingat
- Menjaga fungsi organ
- Meningkatkan imunitas termasuk melawan kanker
- Membantu pertumbuhan (lupakan yang satu ini kalau usianya sudah lewat :D)
- Menyeimbangkan kadar kolesterol
- Membakar lemak
- Membantu pembentukan kolagen yang baik untuk kulit
- Mempercepat penyembuhan luka
- Menurunkan depresi
- Menangkal radikal bebas dan meningkatkan antioksidan (baik bagi sel tubuh maupun kulit dan rambut)
- Pembentukan jaringan tubuh
- Memenuhi kebutuhan gizi untuk janin
- Menormalkan tekanan darah
- Mengurangi risiko serangan jantung dan stroke
- Meningkatkan fungsi syaraf dan penglihatan
Soal kandungan pH yang terdapat dalam SoMan ini yang bikin saya tertarik, lho. 9 +! Kadar pH enggak melulu harus berurusan dengan komposisi dalam kosmetik. Saat ini semakin banyaknya klaim kosmetik atau skin care produk-produk perawatan kecantikan yang mengandung pH yang tinggi.
Jika kosmetik atau skin care yang bekerja di permukaan kulit bisa membuat kita mupeng alias kepingin beli, sesungguhnya perawatan dari dalam atau suplemen yang kita konsumsi setiap hari bisa memberi efek luar biasa. Bukan cuma kulit yang terlihat sehat dan kinclong tapi juga organ tubuh dan stamina yang prima. PR besar buat saya karena pola makannya masih suka nabrak rambu-rambu kesehatan. Cemilan gurih, gorengan atau junk food sebagai pertolongan pertama pada kelaparan kerap jadi 'dosa' terindah menjaga pola makan -_-.
Padahal kalau terlalu banyak makan makanan yang gak sehat itu bisa merangsang pertubuhan radikal bebas, mengikis kadar antioksidan dalam tubuh dan memicu bebagai penyakit degeneratif seperti kanker. Ngeri kan?
Sudah mencoba minum SoMan dong, Fi?
Sudah. Walau belum konsisten alias teratur :P. Idealnya konsumsi SoMan adalah sebanyak 3 kali dalam sehari. Dosisnya adalah 5 tetes setiap minum untuk menjaga daya tahan tubuh. Sedangkan untuk pencegahan penyakit adalah sebanyak 7-10 tetes setiap minum yang dicampur dengan air putih (kocok dulu sebelum diteteskan dan jangan pakai air panas). Jangan lupa, satu botol SoMan ini harus habis dalam satu bulan setelah segelnya dibuka, ya.
Minum SoMan ini bisa dibagi dalam 3 waktu yaitu pagi hari setelah bangun tidur, siang sebelum makan dan malam sebelum tidur. Baiknya diminum dalam keadaan perut kosong. Cara ini seharusnya membantu kita mengerem hasrat ngemil. Sayang aja kan kalau jarak ngemil, minum SoMan dan makan berat dijeda dengan ngemil. Bahan-bahan alami SoMan nantinya ga bisa bekerja dengan ideal. Rugi kalau cuma numpang lewat aja.
|
sumber foto: web SoMan Indonesia |
Karena diolah dari bahan yang alami, SoMan aman diminum oleh berbagai kelompok usia termasuk oleh balita atau ibu hamil. Nyaris tidak ada efek samping namun reaksinya tidak akan terlihat secara langsung alias perlu waktu. Secara medis, SoMan, - seperti yang dismpaikan oleh konsultan medis PT SoMan Indonesia, dr Grace Maria Salindeho, M.Kes - sudah memuhi standar obat yang baik dan benar. Lulus uji klinis da diproses di pabrik berstandar CPOTB (Cara pembuatan Obat Tradisional yang Benar).
Kandungan 39 bahan alami yang ada di dalamnya (diantaranya buah merah, manggis, sirsak, mangga, temu putih, bawang putih, bayam, seledri, umbi mnggata dsb) sudah pernah diujikan pada pasien diabetes Melitus tipe 2. Selama 3 bulan, reaksi yang dirasakan adalah kadar gula darah turun secara berturut-turut sebesar 33,65%, 26, 65% dan 28,53%.
|
sumber foto: web SoMan Indonesia |
Karena riwayat kesehatan setiap orang tidak sama satu lain, reaksi yang dirasakan tentu tidak akan sama. Jika beberapa teman blogger bercerita reaksi ngantuk yang dirasakan setelah meminumnya, hal itu tidak saya alami.
Sempat khawatir saya bakal kesulitan menahan kantuk waktu mengikuti seminar seharian. Eh, saya bisa melek terus, lho. Malah sampai malam hari lewat jam 22 ketika kembali ke rumah. Setelah selesai ritual malam seperti cuci muka dan gosok gigi, saya tidak lupa minum lagi SoMan biar bisa enak tidur. Yes! Saya bisa tidur nyenyak sampai besok paginya walau masih menyisakan kantuk dan sedikit lemas. Kan reaksinya perlu waktu untuk beradaptasi sampai tubuh saya benar-benar bugar.
O, ya satu lagi yang saya rasakan, ritual pagi alias BAB berjalan lancar, ga pake lama. Plong deh sesudahnya hehehe....
Saya sudah mencobanya, nih. Kamu, kapan?