Monday, 21 May 2018

Sehari Bersama Mister Indonesia di RS Melinda 2 Bandung

Pernah bayangin ga makan bareng sama pemenang kontes pageant versi male? Well, ini bukan acara reality show macam The Bachelorette  kayak di tv-tv gitu, lho. Kalau biasanya yang udah-udah acaranya dinner sama cowok-cowok ganteng (((ganteng))) saya mah nge-lunch aja. Eh wait, bukan saya aja sih. nanti dikomplain Nchie sama Sugi hahaha. Ga kepikirian juga sih bakal ketemu dan ngobrol deket sama para Mister Indonesia 2017 kemarin.  Yang bikin saya seneng itu karena mereka humble. Humble aja? Yakiiiin? Hahaha... *hus hus udah ah jangan makin ngaco*
fellowship visit and charity mr indonesia ke melinda 2 bandung
Welcome to Melinda
Ceritanya beberapa waktu lalu RS Melinda 2  menyambut kedatangan Top  3 Mister Indonesia 2017. Bukan asal nyambut karena ketiganya punya misi acara Fellowship Visit & Charity. Oh ya selain mereka ada juga duo bocah amazing alumni Melinda Fest, Sarah dan Michael.  Saya  dan eman-teman lainnya sempat makan siang samil ngobrol dulu dengan mereka sebelum ke inti acara yaitu kunjungan ke pasien-pasien di RS Melinda 2.

Kalau belum tau cerita tentang Sarah dan Michael, bisa baca ini:


Anyway, kalau belum tau siapa aja trio Mister Indonesia 2017, mereka adalah Gilbert Pangalila, Agung Wirajya dan Erich Setiawan.

Gilbert Pangalila yang berasal dari DKI adalah juara Mister Indonesia 2017. Selain itu masuk dalam Top 5 Mister Universal Ambassador 2017  dan Top 10 Mister Supranational 2017. Supranational, lho. Bukan Supranatural. Awas, jangan siwer :) Sekilas saya perhatikan cowok berusia 28 tahun ini rada mirip sama Ferry Salim gitu deh. Eh apa ada  yang kebayang aktor lain?
fellowship visit and charity mr indonesia ke melinda 2 bandung
Sebelahnya Gilbert itu adalah manajer dari agensi Mr Indonesia
Sedangkan  Erich N Setiawan yang  wajahnya mirip Indra Brugman ini adalah Runner UP Mister Indonesia. Indra eh Erich maksudnya yang sebayaan dengan Gilbert berasal dari Sumatera Barat ini  juga merupakan  Mister Universal Ambassador Indonesia 2018. Ssst... November tahun ini akan terbang ke India lho. Erich akan meewakili Indonesia ke Internasional November 2018 di India.
fellowship visit and charity mr indonesia ke melinda 2 bandung
Nah ini  Erich dan Agung
Nah, Mister Indonesia paling muda adalah Agung Wirajaya  (usianya masih 20 lho), asal Bangka Belitung.Agung yang juga mahasiswa Universitas Maranatha Bandung ini adalah Runner Up 2 Mister Indonesia 2017. Agung yang juga jadi Mister Tourism World Indonesia 2018  akan mewakili Indonesia di ajang  Internasional Desember 2018 yang berlangsung  di Roma Italia.

Kedatangan Gilbert dan kawan-kawan ini menyusul kunjungan serupa beberapa waktu yang lalu, yang  menghadirkan Miss Indonesia ke RS Melinda 2. Bekerja sama dengan Queen Maker Production, setelah acara Medical Tourism, kehadiran mereka mengusung tema Fellowship Visit and Charity.


Dalam salah satu sesi obrolan tempo hari ketiganya membagikan rahasia untuk menjaga penampilan agar tetap bugar dan prima. gaya hidup yang sehat dengan tidur teratur, tidak merokok  jdi hal yang musti diperhatikan. Apalagi Gilbert adalah instruktur di sebuah fitness centre sedangkan Agung sehari-harinya bekerja di klinik kecantikan.  No wonder ya kalau penampilan mereka terrawat, pake banget. Yang Mbak-mbak dan Emak-emak jangan mau kalah, jangan cuma wacana aja hahaha... *ngomong sama kaca*

Saya review dikit deh siapa itu sarah dan Michael. Sarah Maria Panggabean adalah Juara 1 Melinda Hospital Group Festival 2018,  dan Micahel Geraldo  Juara 2 Melinda Hospital Group Festival 2018  yang berlangsung di Festival City Link beberapa waktu  yang lalu.  Keduanya sempat tampil duet sebelum melanjutkan perjalanan Hospital Tour. Sarah pada piano dan Michael nyanyi dengan vibrasi yang keren. Sarah sendiri jari jemarinya terampil menari di atas tuts piano. Sementara rona wajahnya yang camera face bikin saya betah motret dari beberapa angle. Deuh, tetep aja cantik dengan senyum manisnya itu. Sementara itu Michael sendiri suaranya keren, lho.  Kalu boleh saya bilang kayak penyanyi tipikal konser  opera macam Josh Groban atau Il Divo gitu. lho. 
fellowship visit and charity mr indonesia ke melinda 2 bandung
Sarah pada piano
fellowship visit and charity mr indonesia ke melinda 2 bandung
Suara Michael bikin merinding lho
By the way, seperti para Mister Indonesia tadi, keduanya juga akan jadi duta Indonesia di Festival  Internasional, lho. Mereka akan berkompetisi dengan peserta lainnya dalam ajang International Kids of The Year 2018 di Thailand.

Selesai bernyanyi,  Para Mister Indonesia dan duo bocah amaze ini melanjutkan agenda dengan mengujungi pasien-pasien, serta Child Development Center dan Morula IVF Melinda Bandung. Saya yang mengikuti dari belakang sempat ikut juga memerhatikan suasana di Klinik Tumbuh Kembang Anak. Lokasi ini yang paling menyentuh buat saya. Ada beberapa anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam proses tumbuh kembangnya sedang menjalani terapi didampingi ayah ibunya. Mulai dari yang belajar berdiri sampai sedang menangis keras saat menjalani terapi wicara. 
fellowship visit and charity mr indonesia ke melinda 2 bandung
Kunjungan ke pasien

fellowship visit and charity mr indonesia ke melinda 2 bandung
Foto bersama pasien dan perawat

fellowship visit and charity mr indonesia ke melinda 2 bandung
Lekas sembuh ya, dek

fellowship visit and charity mr indonesia ke melinda 2 bandung
Kunjungan ke KTK

fellowship visit and charity mr indonesia ke melinda 2 bandung
Sarah dan Micahel lagi ngapain, ya?
Ada banyak hal yang saya dapatkan hari itu. Ketemu para Mister yang cakep itu sih bonus (eh masih aja dibahas hahaha).  Sisi lain yang saya dapatkan adalah bagaimana determinasi kelima tamu spesial RS Melinda 2 dini meraih passionnya. Yang tidak kalah penting juga bagaimana kita mensyukuri nikmat sehat dan empati bagi mereka yang sedang sakit. What a day! Terimakasih banyak RS Melinda 2. Looking forward to seeing you soon.

fellowship visit and charity mr indonesia ke melinda 2 bandung
Foto bersama setelah selesai visit 

Share:

Sunday, 20 May 2018

Audisi Sunsilk Hijab Hunt 2018 di Bandung

Siapa bilang sih, kalau berhijab jadi kendala untuk eksis dan menutup jalan rejeki.  No! Buang jauh-jauh pikiran semacam itu. Ga percaya?  Saya kasih contoh, deh, Teteh  Bella alias Laudya Cynthia Bella, misalnya.  Keputusannya berhijab ga bikin  kesempatannya untuk terus berkarya jadi tertutup. Malahan, Bella yang punya bisnis kue yang cukup populer di Bandung itu saat ini jadi brand ambassadornya shampoo Sunsilk Hijab.  

Lalu nih, kalau memerhatikan timeline instagram pun, banyak lho selebgram yang berhijab.  Makanya, ga heran kalau acara kontes mencari talent  muda berbakat pun selalu ada peminatnya. Misalnya saja ajang Sunsilk Hijab Hunt yang sudah digelar sejak 2012 lalu.
Minggu lalu, tepatnya pada tanggal 12-13 Mei 2018, audisi Sunsilk Hijab Hunt edisi Bandung kembali digelar. Bandung jadi kota ke-6 sebelum ditutup di Jakarta.  Bukan cuma cantik saja, kriteria lain yang jadi penilaian dalam gelaran ini adalah mereka yang pintar, punya ahlak yang baik serta memiliki bakat.  

Sabtu pagi jam 10 lebih sedikit saya sampai di lokasi acara. Wuiiih,  ternyata peminatnya banyak banget. Dari jauh saya pikir yang lagi berkerumun di depan pintu masuk itu adalah para penonton yang pengin melihat acara dari dekat.  
sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

Tapi sebentar. Saya mikir kok ada yang beda. Eh, pas diperhatikan mereka itu cantik-cantik plus modis. Beuh, rasanya jadi paling kucel di antara mereka hahaha.... Dedek-dedek cantik dan emesh ini ga takut lho untuk berpanas-panas ria di halaman aula Masjid Agung Trans Studio. Saya sih nyerah duluan, karena takut tambah tanning alias item. Hih cemen, yak?

Setelah nanya-nanya sama petugas yang on duty di depan pintu masuk, akhirnya saya bisa meloloskan diri ke dalam venue acara. Nyesss, adem deh. Beberapa teman saya udah ada di dalam sana. Sebagian peserta juga sudah berada di dalam ruangan. Ada yang lagi pose-pose OOTD di booth, siap-siap untuk audisi atau sekadar ngobrol dengan keluarga/teman yang datang mengantar.
sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

Untuk lolos  masuk 20 besar edisi Bandung, para peserta ini unjuk bakat masing-masing. Ada yang menampilkan bakat menyanyi, menari, dance korea, main bass (catet, bass lho), pidato, monolog sampai akting.  
sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

Di hari pertama saya sempat melipir dan ngobrol dengan beberapa peserta yang lagi audisi. Salah satunya adalah Rica, yang menampilkan tarian topeng.  Rasanya kayak ngobrol sama adik (((adik))) sendiri. Bukan karena mirip secara muka atau fisik, sih. Selain jago nari, Rica juga punya skill public speaking yang keren. Sayang, euy. Rica ga masuk ke-20 besar yang digelar di hari kedua. 
sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

By the way, dari seleksi ratusan peserta,  audisi hari pertama meloloskan dua puluh besar sebagai berikut:

1. Rachelia Aisha Linandar
2. Peavey Nadya Iriawan
3. Mia Puspa Gandana
4. Nada Umaya Awaliyah
5. Erika
6. Putri Handayani
7. Lisda Nurdianti
8. Sabine Fatimah Sayidina
9. Widhyana Vanrilla
10. Uchi Qolby
11. Syintia Nur Haliza
12. Zahrah Eza Anggina
13. Ira Ary Monica
14. Dini Andriany
15. Inggit Gustari
16. Putri Nurmaliani Pratiwi
17. Nanda Puspa
18. Marsa Raihana Rifati Putri
19. Gita Millenia Prameswari
20. Lisna Novita



sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

Tapi karena hanya dua orang saja yang berhak mewakili Bandung, penjurian di hari kdua berjalan dengan ketat. Ada yang lancar unjuk kepiawaiannya di depan juri Nycta Gina dan Bella Amira, namun beberapa ada yang sempat nervous juga. Untungnya nih, host acara Rizky Kinos membuat suasana acara jadi terasa santai. Saya tertawa geli waktu Rizky cuek ngajak panca kaki (sunda: ngobrol) dengan beberapa peserta dengan bahasa sunda membuat Nycta  Gina merasa roaming. Ya udah, kembali ke bahasa persatuan, bahasa Indonesia hahaha.
sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

Sambil menunggu pengumuman siapa sih yang berhak lolos ke grand final, setelah break adzan Rendy Pandugo naik ke panggung dan menghibur penonton dengan 5 lagu andalannya.  Penyanyi yang tipe suaranya mirip John Mayer ini mengajak penonton larut ikut bernyanyi.  Wiiih, pada hafal semua, ternyata. 

sunsilk hijab hunt 2018 di bandung

Setelah diingat-ingat, suaranya Rendy ini sebenarnya sering saya denger di radio, tapi ga mudeng kalau ternyata itu beliau. Kirain bule yang nyanyi. Ih, Efiii.... ke mana aja? Hihihi *tutupin muka*  Familiar ga sama lagu I don't care dan Silver Rain? Saya suka lho sama dua lagu ini. 
You and I we could fly together
Like a hot air baloon in the sky
Take your time we could last forever
Silver rain you make me so divine

Kehebohan dedek-dedek emesh yang ikut nyanyi kemudian mereda.  Fokus kembali ke  panggung sambil nunggu siapa dua besar Bandung yang akan diumumkan lumayan bikin deg-degan penonton. Ada yang  yang mendesah pasrah waktu jagoannya ga lolos, tapi ada juga yang berseru girang karena jagoan (yang juga mungkin teman/saudara) ternyata lolos. Dan mereka adalah Sabine Fatimah Sayidina dan Ira Ary Monica. Yeay, you rock girls!  Semoga di Grand Final di Jakarta nanti terus melaju dan jadi juara, ya.
 
sunsilk hijab hunt 2018 di bandung



Share:

Saturday, 19 May 2018

Bulan Puasa, Banyakin Stok Sabar

Katanya sabar itu ada batasnya. Tapi di sisi lain orang sabar itu disayang Tuhan. Jadi pilih yang mana? Mau dimaklumin atau disayang Tuhan?

Hihihi.... pusing, kan? Galau, kan?

Sama dong *eh gimana?*
sabar itu ga ada batasnya
sumber gambar: sewfittingly
Saya ngerasa puasa hari kedua kemarin rada gimana gitu. Dari pagi sampai menjelang sore rasanya semuanya aman saja. Eh koreksi, ding.  Paginya abis subuh sempat ketiduran dulu hahaha.... Ya abis gimana, ngantuk berat, euy. Malamnya abis begadang.  

Berhubung sorenya udah ada acara ke luar, siangnya saya sempet-sempetin dulu beresin kerjaan. Biar malamnya sampai ke rumah ga terlalu soak (sunda, artinya kaget/panik) akibat to do list yang deretannya nambah. Deret biasa aja lah, jangan deret hitung apalagi deret ukur yang bisa bikin tambah sutres dan kesabaran menipis, hahaha... Ada yang inget dengan pelajaran yang satu ini waktu masih SMA dulu?

Tadinya  biar santai pas di acara launching Suzuki Ertiga terbaru (ceritanya menyusul, ya), saya duluin solat asar dulu di rumah. Jarak dari rumah ke lokasi acara sebenarnya ga jauh. Hitungannya 20 menitan sampai. Masih ada waktu beberapa menit sebelum acara yang dijadwalkan mulai jam 16.00.
atur waktu biar ga kesiangan datang ke acara buka bersama

Tapi, manusia hanya bisa berencana, Tuhan juga yang menentukan.

Biar sudah masuk bulan Mei, yang artinya udah jadwalnya kemarau, rumus kayak gini ga selalu berlaku. Apalagi saat bulan puasa. Sepanjang ingatan saya, sejak kecil dulu setiap bulan puasa, dengan siklus yang selalu bergeser dari tahun ke tahun, yang namanya hujan tetep aja ada. Padahal dari pagi sampai menjelang saya pergi cuacanya cerah.

Setelah salat asar, ojol yang saya pesan langsung nyaut. Yes. Saya ke luar rumah, ternyata cuacanya tampak galau alias mendung. Saya chat lagi sama mamang driver Ojolnya. 

Saya : Pak, ada jas hujan?

Driver : Ada

Aman.

Eh tunggu dulu. Sampai di pick up point saya ga langsung cus. Masih celingukan nyari-nyari motor yang nomor polisi yang tercantum di aplikasi.  Zonk! Ga ada. 10 menitan celingukan ditambah hujan yang udah kayak air ditumpahkan bikin saya mulai panik. Karena sebelumnya udah dibilang ada jas, rada selow, seenggaknya ga akan kuyup amat (yakiiiin? :D)

Baru deh ketemu setelah drivernya bilang nunggu deket tukang gorengan. Saya amatin nomor polisinya ternyata beda. Deuh, kenapa ga bilang sih, pak? Saya ngeluh dalam hati. Setelah pake jas, dan siap naik motor, tiba-tiba jeng.... jeng.... eh salah ya, backsoundnya?

Motornya mogok, saudara-saudara.

1 kali masih mogok.
2 kali masih diem.
3,4 sampai belasan kali ga ada reaksi. Mulai cemas, Hujan makin deras. Sementara saya masih nimbang-nimbang buat cancel. Apesnya lebih saya pikirin. Gimana kalau dicancel ternyata drivernya pada tiarap karena aplikasi jadi eror atau nunggu lama? Atau kalau ada, mamang drivernya ngajak nekat hujan-hujanan. Wew, ntar dulu! Saya kasih tolerasi deh bentar lagi. Padahal dalam hati mulai ga karuan, takut kesiangan plus jalanan yang bisanya mulai macet, mana jelang waktu buka pula.

Driver: Teh dicancel aja

Saya: Sok dicoba aja, Pak. Saya tungguin *sambil senyum rada asem*

5 menit kemudian masih gitu juga. Maksudnya masih mogok hahaha.....

Driver: Teh, gimana? Mau dicancel?

Saya: *ngecek aplikasi mau cancel, eh udah ditap jalan sama drivernya. Artinya ga ada pilihan lain, selain milih perjalanan diselesaikan dan si driver kena beban setoran*

Karena waktu terus berjalan, ya udah, mau saya cancel aja. Eh, tapi ga lama kemudian motornya nyala! *kemudian keluar suara mesin jackpot yang suka ada di kuis-kuis tv*

"Alhamdulillah, jalan, pak!"

Harusnya pas jalan ini diiringi lagu Jalan Sorenya Deny Malik. 


"Motor berjalan tidak kencang tidak laju....." *harusnya sih di liriknya  mobil, bukan motor wkwkwk.... 

Jiahahaha... jadul amat. Abisnya tuh motor jalannya ga pelan ga cepet juga.  Kadang kayak ada isyarat mau mogok lagi. Ampun dah. Malah dua kali motornya nyaris berhenti di tengah perjalanan, walau ga mati total. Horor kan, kalau tiba-tiba motornya  mati terus keserempet dari samping atau diseruduk dari belakang? Hiiiy, jangan atuh.

Tadi saya lupa bilang lokasi acaranya itu di Fave Hotel Paskal 23. Harusnya saya berhenti di pintu masuk Kebonjati, tapi karena udah kelewat, ya udah. Jalan terus, masih ada harapan eh alternatif masuk lewat pintu Pasir Kaliki.  Selama di jalan, Nchie nelpon saya tapi saya reject *Nah di sini harusnya ada backsound lagu dangsut Di-reject aja itu lho hahahaha*  lalu Nchie ngewapri nanyain di mana posisi saya. Saya balas singkat, lalu buru-buru masukin hp ke tas, takut jadi ngehang soalnya. *kemudian elus-elusin touch screen hp*
  

Walau udah pake jas, tetep aja saya ga secure sepenuhnya.  Tampias air yang jatuhnya miring, membasahi muka. Duh, kacau deh nih make up. padahal cuma pake bedak sama blush on dikit. Sementara sepatu saya warnanya udah beda karena basah keujanan.  

Begitu sampai di pintu masuk Pasirkaliki, drivernya ga nerusin masuk ke dalam.  Sayanya juga sih yang salah. Ga inget kalau posisi pasnya Fave Hotel itu sebenarnya depan mall, yang artinya lumayan jauh dari pintu masuk. Kalau tau persis kan bisa nyuruh jalan terus ke dalam. Minimal saya ga kan kuyup amat. Moral storynya, lain kali kalau maen ke mall, lirik kanan kiri, biar aware :D

Saya iya-iya aja turun dan lari ke dalam sambil mayungin kepala pake jaket jeans. Melipir sebentar ke tepian, lah itu plang yang segede gaban depan pintu masuk cuma penunjuk jalan.  Berbeda dengan mall lainnya, konsep Paskal 23 Hyper Square ini kayak ruko, lebih luas dari Ciwalk atau PVJ. Paskal 23 Hyper Square luas banget dengan arena terbuka. Padahal saya udah manfaatin trotoar yang da, tetep aja kuyup.  Ya udahlah mau gimana lagi?

Jam 16.10 akhirnya saya sampai di lokasi dan bergegas menuju lokasi acara di lantai 2. Sebelum naik lift, saya ketemu Mbak Al yang sama-sama kehujanan juga. Seneng ada teman? Hahaha... Ga juga, sih. Karena tetep aja saya kayak kucing kesiram air. Untungnya saya pake kaos item dan bahan hijab yang dipakai bukan tipe kain yang mendadak ngaplek atau jeger (mengeras) kalau kehujanan. Kan suka ada tuh hijab yang dipakai pas basah kehujanan jadi nyebelin. Bikin muka kita tampak aneh.

"Kamu kuyup banget, Fi!" gitu komentar dua orang temen media. Hihihi saya nyengir dengan ekspresi pasrah. Tapi untungnya ga sampai ada air yang netes dari baju yang dipakai. Cuma pas liat kaos kaki yang dipakai, ampun daaah, berubah jadi dekil. Kayak kecebur kubangan air jalanan yang warnanya kayak bajigur.

Kekesalan saya sama driver yang rada kurang fokus  tadi perlahan luntur. Mau kasih bintang jelek ga tega juga. Walau ya rada kesel sih hahaha. Gimana coba ini ga konsisten. Karena sopan dan ready jas hujan, akhirnya saya bilang aja di kolom komentar nyuruh si drivernya buat service motor, biar ga mogok.

Ngomong-ngomong soal driver ojol atau taksol, kadang ga selalu nerima yang asik atau enakeun di jalan. Pernah lho, saya pesen ojol, hujannya deres. Si Mamangnya cuek pake jas hujan model ponco dan ga nawarin sama sekali apakah saya mau pake jas, atau minimal minta maaf bilang ga bawa jas. Lain waktu, saya pernah pesen ojol yang jasnya cuma satu, jas ponco pula. Mau ga mau harus tandeman pakenya. Artinya kalau ga mau kehujanan tuh jas dipake berdua, lalu kepala dan sebagian badan ketutup. Untunglah si drivernya wangi dan rapi hahahaha. Udah tau saya ga bisa liat situasi jalanan, malah ngajak  ngobrol. -_-. Please, deh.

Biar ga emosi kalau satu waktu teman-teman mau jalan buka puasa di laur dan harus pake ojol begini, saya saranin wudu dari rumah dan solat asar di lokasi acara aja. Walau dari estimasi waktu harusnya lancar jaya. Kadang ada aja hal-hal tak terduga yang bisa terjadi   kayak yang saya alami kemarin. kan, repot kalau udah gini. Penampilan jadi rada rusak :P. 

Itu baru soal kecil yang nguji kesabaran pas puasa gini. Padahal ya, perjalanan puasa masih panjaaaang dan lamaaaaa *kayak iklan coklat aja*. Walau katanya lagi bulan puasa setan-setan terikat, nyatanya ada aja yang bikin  bikin tanduk kita nyembul. Unicorn sih tandukan lucu. Lah, kita? Lucu dari mana?  Atau mau jadi Malaficent?

Teman-teman, punya pengalaman soal kesabaran pas bulan puasa gini, ga? Yuk cerita.
Share:

Wednesday, 16 May 2018

Bisnis Lisensi Salon Rudy Hadisuwarno

Pariwara atau iklan di tv meski pun udah lamaaaa banget  tayang dan sudah tidak muncul lagi,  tidak sedikit lho yang punya karakter evergreen.Orang-orang masih saja inget sama quote atau taglinenya. Misalnya saja iklan yang satu ini:

"Hai, Yakinlah apa yang dikatakan oleh Rudy"

Hayooo, masih inget, kan?

Iyes, ini quote dari iklannya Rudy Hadisuwarno. Dulu saya taunya Rudy Hadisuwarno itu identik dengan produk hair tonic dan hair stylist .  Kalau belanja ke supermarket dan memilipir ke rak hair care, ga susah nemu produk-produknya Rudy Hadisuwarno. Bukan hair tonic saja. Mulai dari shampoo, pewarna rambut sampai men's grooming pun bisa kita temukan.  FYI, saat ini saya lagi pake hair tonic-nya dan suka deh, sama wanginya. Berasa abis perawatan di salon hihihi.
sumber foto: rudyhadisuwarno.co.id
Wait. 
Ngomongin  brand Rudy Hadisuwarno, jangan lupakan lini salonnya.  Bahkan sebelum saya lahir, salonnya sudah ada lho. Tepatnya sejak tahun 1968.  Hmmm.... Ini artinya sudah setengah abad dan masih eksis sampai sekarang dengan 100 salon yang tersebar di seluruh Indonesia. Warbiasak, ya?

Kalau salonnya sudah ada sejak 50 tahun silam, Sekolah Rudy Hadisuwarno baru berdiri pada tahun 1974. Berselang 6 tahun sesudah kehadiran salonnya atau sekarang usianya sudah 44 tahun.  Bukan waktu yang singkat untuk eksistensi brand (dan sekolahnya) juga sebagai bukti kalau sudah punya trust alias kepercayaan yang tinggi dari user-nya se-Indonesia.  Setuju, kan?

sumber foto: rudyhadisuwarno.co.id
Pernah ga sih, kepikiran kalau pas nyalon eh yang menatanya itu adalah stylish femes, bahkan oleh ownernya langsung seperti di salon Rudy Hadisuwarno ini? Eh ternyata bisa banget, lho.  Dan ini bisa kita dapatkan kalau berkunjung ke Rudy Hadisuwarno Salon  Selain dipotong langsung oleh Rudy, pengunjung juga bisa mendapatkan treatment langsung dari para top stylish Indonesia.  Untuk mewujudkan impian para pelanggannya,  Rudy Hadisuwarno membuka kesempatan bagi yang ingin memiliki lisensi langsung salon yang mempunyai karakter unik sesuai segmen pengunjungnya.

Salon Rudy (SR)

Salon Rudy diperuntukan bagi pengjung segmen  untuk keluarga. Kalau bisanya saat me time para ibu meninggalkan anak di rumah atau playground, misalnya, terus  para suami  hanya bisa menemani, lain ceritanya kalau datang ke Salon Rudy. Sekeluarga bisa nyalon bareng-bareng.  Tipe salon seperti ini punyak peminat yang banyak di kota-kota besar se-Indonesia, lho. So,  yang sedang membidik peluang investasi yang melibatkan pengunjungnya bisa menikmati bareng keluarga,  pilihan ini pas banget.


sumber foto: rudyhadisuwarno.co.id

Brown salon (BR)

Brown Salon memfasilitasi keinginan  mereka yang berjiwa muda dan dinamis untuk tampil lebih eskpresif. Konsep pelayanan yang diberikan oleh Brown Salon ini cocok banget bagi pengunjung yang peduli soal penampilan agar selalu tampil kekinian dengan sentuhan tangan para penata rambut  yang  funky. 
sumber foto: rudyhadisuwarno.co.id

Maxx Barbershop

Siapa bilang sih kalau soal para pria ga perlu perawatan atau penataan rambut? Dengan trend yang berkembang saat ini, sah-sah  saja untuk para pria metropolitan untuk selalu tampilan stylish.  Mulai dari hanya potong atau cukur rambut sampai kebutuhan lainnya seperti pewarnaan sampai creambath.   Sambil menikmati layanan perawatan rambut, pengunjung Maxx Barbershop juga akan dimanjakan dengan desain interior Maxx Salon yang ekslusif, trendy namun tidak menghilangkan  rasa maskulinnya.
sumber foto: rudyhadisuwarno.co.id
Anyway,  ada beberapa alasan kenapa berbisnis lisensi  dengan Rudy Hadisuwarno ini punya prospek cerah dan menguntungkan.

Harga Sangat Terjangkau 

Lisensi yang ditetapkan oleh Rudy Suwarno lebih mudah dan murah dibandingkan lisensi lain.


Support SDM Berkualitas 

Oke, brand udah dapet. Terus bagaimana dengan tim di belakangnya?  Tenang, mitra lisensi Rudy Hadisuwarno tidak akan dilepas begitu saja.  Untuk itu, kebutuhan SDM akan disupport melalui program pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh sekolah dan Training Centre Rudy. Tenang, dong, ya. Tim salonnya ga asal-asalan hanya mengusung brand saja.
Training Maxx Salon diberikan langsung oleh Gunawan Hadisuwarno


Branding Image yang Kuat

 Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, brand image-nya Rudy Hadisuwarno ini sudah kuat. Dengan pengalaman selama puluhan tahun, Rudy Hadisuwarno sudah diakui sebagai maestro hair stylish  bukan hanya sekaliber Indonesia. Dunia internasional pun sudah mengakui kehandalannya. So, kenapa masih ragu?

Rudy Adalah Penemu Materi Creambath di Indonesia

Tahu tidak sih, kalau ternyata creambath hanya ada di Indonesia? Surprisingly, penemu creambath ini adalah Rudy Hadisuwarno lho. Berawal dari keluhan pelanggan yang memiliki masalah rambut yang kering. Sementara kalau diolesi minyak malah jadi lepek dan makin ribet dan bikin repot untuk ditata. Dengan menggunakan bahan yang alami dan teknologi yang modern, terciptalah creambath (artinya mandi dengan cream) untuk rambut  yang formulanya membuat rambut jadi lemu, lembab dan lebih mudah diatur. 

Layanan Perawatan dan Penanganan Rambut di Rudy Sangat Spesifik 

Karen setiap orang mempunyai masalah rambut yang kasusnya berbeda, maka diperlukan treatment yang berbeda juga. Untuk ini, Rudy Hadisuwarno memfasilitasinya dengan penggunaan scanning rambut. Nantinya akan diketahui jenis dan masalah rambut yang dialami oleh pengunjung. Baru deh, diberikan tindakan perawatan yang sesuai untuk menanganinya.



Program Promo Nasional

Siapa yang tidak senang dengan program promo? Gerai bisnis apapun akan memberikan program promo sebagai previlage untuk pengunjungnya.  Tudy Hadisuwarno memberikan program menarik bagi seluruh pengunjungnya se-Indonesia.  Hmmm... makin cinta aja, ya.


sumber foto: rudyhadisuwarno.co.id

Program Buletin Trend Rudy Hadisuwarno 

Bukan hanya fashion, skin care  atau make up saja, tren hair style juga akan berkembang setiap tahunnya. Agar tetap mengikuti perkembangan model, mitra lisensi akan selalu mendaptkan bulletin trend yang ter-update setiap tahun.


sumber foto: rudyhadisuwarno.co.id


Event dan Seminar Bersama Rudy Hadisuwarno

Event off air atau edukasi dalam bentuk seminar juga jadi keunggulan lainnya yang dimiliki oleh bisnis Rudy Hadisuwarno. Biasanya dengan adanya event ini akan meningkatkan kedekatan dan pemahaman bagi para pengunjung atau pemakai produk.  Misalnya untuk perawatan rambut rontok nih saya jadi tau apa saja yang diperlukan dan harus dilakukan. Agar rambut tidak mudah berketombe saya harus begini, untuk merawat rambut yang diwarnai saya harus melakukan ini, itu dan lainnya.  



Gimana? Keren kan, ya? Kalau punya teman, saudara, atau bahkan kalian sendiri yang berencana memulai bisnis lisensi,  Rudy Hadisuwarno ini adalah pilihan yang tepat. Informasi lainnya terkait bisnis lisensi bersama Rudy Hadisuwarno, bisa di baca di web resminya Rudy Hadisuwarno.



Share:

Tuesday, 15 May 2018

Grand Musical Drama Sangkuriang, di Bandung Independent School

Saya ga pernah mengira kalau konsep east meet west dalam gelaran drama dongeng sunda Sangkuriang jadi sebuah pertunjukan yang mengesankan. Kisah cinta terlarang antara Sangkuriang yang jatuh cinta pada Dayang Sumbi yang tidak lain adalah ibunya sendiri sudah saya baca sejak masih bocah dulu. Hmmm.... ada deh 30 tahun yang silam hihihi. Iya, beneran.

Drama musikal modern Sangkuriang
Para Pendukung Drama Musikal Sangkuriang

Drama musikal modern Sangkuriang
Drama Sangkuriang di Bandung Independent School

Tarian antara Sangkuriang dan Dayang Sumbi yang ceritanya lagi mabuk kepayang

Kebanyakan dongeng atau legenda, saya dapatkan dari membaca.  Kalau melihat pementasannya langsung lewat drama, teater atau sejenisnya pun termasuk jarang. Nah, pertunjukan drama Sangkuriang yang saya tonton akhir pekan kemarin itu dikemas dengan cara menarik. Bukan hanya lagu This is Me dan Never Enough dari film fenomenal The Greatest Showman itu yang membuat pementasan ini jadi menarik. Komposisi penggunaan alat musim tradisonal dan modern bikin saya dan penonton lainnya di ruang auditorium Bandung Independent School (BIS) secara reflek melakukan standing applause di akhir show. It's mean, spectacular. Yeay. 

Padahal nih ya, sebelum sampai ke lokasi acara, saya sempat mengalami drama ojek online  yang slow respon, macetnya jalanan, saya rada maksa mamang ojol buat jalan terus menembus hujan.  Deg-degan deh karena jam 15.30 saya masih di jalan sementara  showtime dijadwalkan jam segitu. Duh, kalau ketinggalan ceritanya gimana? Belum lagi ga etis kayaknya datang telat ke acara. Nonton ke bioskop aja males, kan, kalau filmnya udah keburu maen? 
Drama musikal modern Sangkuriang
Chritopher Brian Toomer,  Kepala Sekolah BIS yang membuka Acara
Sekitar jam 15.50 saya sampai di sana. Sempat registrasi dulu dan aknirnya bisa bernafas lega. Pertunjukan baru dimulai dengan memperkenalkan para pemai drama. Setelah melipir sebentar ke musola untuk solat Asar, saya kembali ke tribun dan menikmati pertunjukan.


Ada banyak hal yang menarik dari pementasan drama ini.  Semua aktor/aktris pendukung pentas  bukan pemain profesional. Melibatkan Kepala Sekolah, orang tua, murid bahkan sampai cleaning service  tidak mengurangi harmonisasi kolaborasi yang dihadirkan. 

Drama musikal modern Sangkuriang
Trio Diva, salah satunya ada Heni Smith 
Selain lagu This is Me dan Never Enough yang dinyanyikan trio diva dadakan, luwes dan gemulainya tarian Dayang Sumbi (diperankan oleh Narda Virelia, Runner up Miss Indonesia 2018) juga gimmick show yang melibatkan penonton.  Awalnya saya dibuat sebel ketika para pelakon dedemit menghampiri tribun penonton. Hadeuh, kostum dan topeng yang mereka pake udah cukup intimidatif, ditambah aksesoris kuku-kuku panjangnya itu lho. Hiiiiy, serem. tapi saya segera meentralkan sugesti saya, dan berpikiran gini: 

"Who knows, man behind the mask are cute guy!" 

Hahaha... kok jadi centil? Yeeeh, daripada parno dan jadi halu terus kebawa mimpi. Hayo, gimana?
Drama musikal modern Sangkuriang
Para Dedemit, kru-nya Sangkuriang :)
Nyatanya  saya baik-baik saja. Malam hari setelah kembali ke rumah, saya bisa tidur nyenyak dan tidak terpengaruh bayangan serem dari topeng-topeng dedemit yang ceritanya jadi para jin yang membantu Sangkuriang menyelesaikan proyek sistem kebut semalam. Demi mempersunting Dayang Sumbi yang tidak lain adalah ibunya sendiri. Hmmmm, ini mah emang cinta terlarang. Ya, masa nikah sama ibu sendiri, kan?

Drama musikal modern Sangkuriang di Bandung Independent School
Iyes, yang jadi Sangkuriangnya ini bule 

Gimana dengan moral storynya?
Honestly alias kejujuran adalah poin penting yang saya garis bawahi. Andai saja Dayang Sumbi berterus terang pada Sangkuriang tentang jati diri Si Tumang, anjing yang menemaninya berburu itu adalah ayahnya mungkin Sangkuriang tidak akan emosi sampai segitunya membunuh Si Tumang karena kesal. 

Emosi sesaat juga bisa jadi penyesalan yang berkepanjangan, seperti halnya ketika Dayang Sumbi yang marah dengan pengakuan Sangkuriang karena telah membunuh Si Tumang. Walau begitu, bagaimana pun kesalnya Dayang Sumbi, tidak akan bisa meluruhkan rasa sayangnya pada anaknya. Sayangnya, rasa cinta yang kembali hadir, bertumbuh lewat cara yang salah. Love at First Sight yang dialami oleh Sangkuriang tidak seharusnya terjadi. Beda cerita kalau dia naksir berat prempuan lain yang bukan siapa-siapa. Bukan salah Dayang Sumbi juga kalau akhirnya dia jadi begitu awet muda, hanya karena jadi vegetarian yang menjadikannya terlihat cantik untuk prempua seusianya. Yang namanya cinta itu ternyata rumit, ya :)



Selesai pertunjukan, saya  sempat ngobrol dikit dengan Heni Smith owner dari The Lodge Foundation yang jadi pendukung pertunjukan Sangkuriang ini. Gagasan menampilkan pentas ini dalam rangka  merayakan ulang tahun yang ke 45 BIS didukung juga oleh Mr. Chris Toomer Kepala sekolah  Bandung Independent School (BIS). 
Drama musikal modern Sangkuriang
Heni Smith, founder The Lodge Foundation
Baca juga tentang Camping Asik di The Lodge Maribaya

Lain ceritanya dengan pengalaman Narda, sang pemeran Dayang Sumbi. Luwes dan gemulainya Narda di panggung bikin saya kepo. Gimana sih persiapannya? Bisa semulus gitu menari? Walau punya basic suka menari, Narda yang juga alumni dari BIS ini hanya punya waktu seminggu untuk menyiapkan diri. Hal yang sama juga berlaku dengan para pendukung pentas lainnya. Seperti yang saya bilang tadi, acaranya  berhasil sukses menghibur penonton. Bravo! Saya jadi nagih lagi nih pengen nonton pentas drama kayak gini. Apalagi konten yang diangkat adalah kearifan lokal. Seperti salah lagu yang dinyanyikan waktu itu. Ga cukup!

Narda Virelia, pemeran Dayang Sumbi dalam drama Sangkuriang
Narda Virelia, Runner Up Miss Indonesia, 2018 yang memerakan Dayang Sumbi  
Kenapa BIS menyelenggarakan  pertunjukan ini? Keinginan untuk menciptakan dan  mempererat kebersamaan antara orangtua, guru, staf, alumni dan juga para siswa jadi dasarnya. Kalau pensaran kenapa saya ada di sana, itu karena  acara ini terbuka bukan hanya untuk komunitas BIS tapi juga bagi para masyarakat umum seperti kita. Keren, ya?


Tentang Bandung Independent School 
Bandung Independent School (BIS)  yang dulunya bernama Bandung International School   adalah sekolah yang berorientasi non-profit. BIS sudah berdiri sejak 1972. Bahasa pengantar yang digunakan di sini 100% bahasa Inggris. Karenanya untuk masuk ke sini ga asal masuk begitu saja. Setiap calon murid wajib mengikuti  placement test yang bukan saja menguji apsek akademis tapi juga aspek kognitif dan lainnya. 

Dengan rombongan belajar per kelas yang tidak lebih dari 22 orang, setiap siswa akan mendapat perhatian penuh dari 23 tenaga pengajar ekspatriat. Komposisi yang seimbang untuk mendampingi 200 orang murid dari latar 23 negara yang berbeda. Kualitas yang tidak diragukan dari lulusannya, bisa dibuktikan dengan diterimanya 90% para alumninya di Universitas bergengsi di luar negeri. 

Tentang The Lodge Foundation   
The Lodge Foundation adalah sebuah lembaga nir laba yang bergerak pada beberapa bidang, yaitu: lingkungan, sosial dan budaya dan pendidikan. The Lodge Foundation atau TLF  bertujuan untuk Memberdayakan masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan kebudayaan. Sementara itu untuk mendukung pengembangan budaya lokal, TLF juga membentuk sebuah komunitas sendra tari bernama Nuwala. Ada banyak anak-anak dan seniman Jawa Barat yang turut menghidupkan denyut aktivitas organisasi ini.
Share: