Thursday 21 April 2022

Belajar dari Jusuf Hamka: Jadilah Orang yang Bermanfaat

Dari sekian video tiktok yang suka mampir setiap saya membuka aplikasi ini, videonya Jusuf Hamka adalah salah satu yang selalu saya tonton sampai habis. Ga pernah diskip.

Misalnya waktu beliau cerita soal warung nasi sedekah yang dibukanya dengan modal 10 juta. 10 juta yang jadi modalnya itu ga habis-habis setelah berjalan selama 1,5 tahun. Malah surplus.


Cuma di situ aja videonya. How? Kok bisa? Saya penasaran dibuatnya.

Sampai di lain waktu, baru kemudian saya nemu lagi video lainnya tentang harga nasi kuning yang dijualnya Begini katanya:

"Saya beli nasi kuning 10 ribu. Saya jual 3 ribu. Secara matematika orang bilang rugi. Saya bilang untung. Kalau saya kasih gratis, saya memonopoli sedekah itu. Saya mememonopoli pahala itu. Tapi kalau saya jual 3 ribu, saudara-saudara yang biasa makan 10 ribu dia bisa makan 3 ribu, dia bisa sedekah buat orang lain di bawah dia 3 ribu juga. Dia masih save 4 ribu."

Ga memonopoli sedekah. Suatu hal yang baru saya dengar.

Balik lagi ke soal nasi kuning itu, kenapa ga digratisin? Jawabannya sungguh diluar dugaan saya. Beliau bilang kalau ingi berbagi pahala dengan yang membelinya. 

Sejenak saya mikir dan mau protes. Kan yang dibantunya duafa. Berbagi pahala gimana, sih?

Karena katanya kalau mereka membeli itu sama dengan membantu biaya produksi warung nasinya itu. Dari jualannya itu Juduf Hamka tidak sedikit pun mengambil untung. Untuk 1 porsi nasi yang dijual, beliau mengeluarkan sedekah 7 ribu rupiah. Sisanya yang 3 ribu itu didapatkan dari yang membeli. Jadi baik beliau sebagai pemodal utama warungnya maupun yang membeli, sama-sama dapat pahala.
Saya ga kepikirian ke situ. Soal memonopoli pahalanya. 

Sementara saya juga masih penasaran, kenapa warungnya masih surplus? Kan matematikanya dia nombokin. Yang makan di sana membayar dengan harga di bawah tarifnya. 

Ternyata begini jawabannya..

Satu hari beliau bertemu dengan seorang ibu makan di warung sedekahnya. Dari penampilannya udah jelas dia orang berada. Pak Jusuf ini heran kenapa ibu itu mau makan di sana.Terus dijawab sama ibu itu, memang ga boleh? Oh enggak, tentu saja boleh jawab Pak Jusuf. Cuma kenapa si ibu mau makan di tempat seperti itu.Kan dia masih bisa makan di tempat lain yang  lebih mewah.

Selesai makan, ibu itu membayar nasi yang dimakannya 10 juta. Kebanyakan. Tapi ibu itu bersikeras mau membayar segitu. Karena dia juga mau berbagi. Ini seperti mengulang ucapan Pak Jusuf sebelumnya. Jangan memonopoli sedekah.

Akhirnya saya paham kenapa di video sebelumnya Pak Jusuf cerita warungnya surplus selalu.Niat baik Pak Jusuf disambut Allah dengan mendatangkan orang-orang baik yang ingin berbagi juga. Sebuah penjelasan sederhana tentang matematika sedekah.

Di video lainnya saya menemukan qoute beliau seperti ini:
"Jadi orang kaya bukan sesuatu yang bangga. Kalau kamu kaya kamu tidak bermanfaat buat orang lain, mungkin lebih baik ga usah kaya. Jadi lebih baik sederhana tapi bermanfaat untuk orang lain."

Jleb.
Saya jadi mikir untuk merevisi proposal saya sama Allah minta banyak rezeki. Buat apa? Buat memperkaya diri sendiri? Terus gimana kalau malah ga bisa jadi manfaat buat orang lain? Padahal sebagai muslim saya belajar gimana beratnya hisab (perhitungan) di akhirat kelak. hartamu datang dari mana dan digunakan untuk apa?  

Padahalnya lagi Pak Jusuf ini kayanya minta ampun. Bos jalan tol ini punya koleksi mobil mewah macam Lamborghini atau Alphard tapi dia cuek pake sendal yang sudah 15 tahun ga diganti-ganti. Celana jeans yang dipakaianya pun beli dari toko jeans di Cihampelas.
Semangat berbagi dan bermanfaat ini juga yang diusung oleh JNE, salah satu perusahaanlogistik terbesar di Indonesia.


Berbagi, Memberi dan Menyantuni


Beberapa waktu lalu JNE mendapat pengahrgaan dari The Iconomics Research, sebagai 50 Indonesia Best CEO 2022 Awards  “Employee’s  Choice” Courrier Category.

Penilaian yang dilakukan secara online ii menjaring  kurang lebih 8.000 karyawan yang datang dari barbagai latar industri dan kategori. Dengan menggunakan 4 parameter indikator (popularity, competency, crisis leadership dan personality) menanyakan penilaian responden  terkait kinerja para CEO selama kurun waktu  Januari 2022 sampai dengan awal Maret 2022.

M. Feriadi Soeprapto selaku Presiden Direktur JNE menjelaskan prinsip JNE soal berbagi, memberi dan menyantuni. Amanan kepemimpinan bukan cuma soal harta namun juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan orang banyak. Baik bagi karyawan maupun masyarakat.

Saya jadi inget satu waktu, saya pernah diundang hadir dalam sebuah acara gathering JNE di Bandung dengan mitra bisnisnya yaitu para pelaku UMKM. Dari pembinaan yang dilakukan, para UMKM ini bisa menjangkau lebih luas target pasar.

JNE bukan saja berpikir tentang omset berapa banyak paket yang bisa dikirimkan oleh pelanggannnya tapi juga membnatu para pelaku usaha untuk scale up usahanya. Sinergi ini yang menjadikan keberkahan dan simultan. Para pelaku ekonomi terus bertumbuh, sementara dari sisi JNE juga semakin banyak mendapat kepercayaan untuk mengirimkan barang sampai ke tangan konsumen.

Bisnis memang ga selalu harus cuan dan cuan alias untung terus. Tapi ada misi sosial yang kalau dijalankan dengan tulus, insya Allah akan dibalas Allah dengan dengan cara yang ajaib.

Memang bener apa yang diucapkan oleh satu satu narsum di sebuah acara yang saya ikuti. Perbaiki dulu mindset bisnisnya (atau apapun motivasi kita melakukan sesuatu). Jangan cari untung, tapi jadikan niat untuk memberikan kemanfaatkan buat orang lain. Bantu orang lain mendapatkan kebutuhannya dengan bisnis yang kita jalani.

Ga heran ya kalau JNE mengusung tagline Connecting Happiness. Ternyata bukan sekedar menghantarkan kebahagiaan dengan mengirimkan paket dari pengirim ke penerima. Jauh di belakang itu ada banyak yang terbantu untuk tumbuh dan mandiri dalam berusaha
Share:

Friday 8 April 2022

Munggahan Moxymal Happy di Hotel Moxy Bandung

 Masih ingat ga dulu banget pas mau munggahan, orangtua kita saling berkirim hantaran dalam rantang susun. Isinya lengkap. Rantang atas isinya nasi, terus ke bawahnya ebrisi aneka lauk pauk seperti goreng tahu-tempe, tumisan sayur dan daging atau ikan goreng? Saya paling seneng kalau udah dapat hantaran gini. Dijamin makannya lahap banget :) Ada yang punya kenangan yang sama, ga?

Saya lupa sampai kapan saling berkirim hantaran munggahan itu masih dilakukan. Mungkin di kota-kota lainnya terutama di desa masih bisa ditemukan kebiasaaan ini. Sementara di kota-kota besar, kebiasaan munggahan ini identik dengan ngumpul bareng sambil makan-makan. 

Dua tahun lalu, tradisi ini sempat terhenti saat pandemi terjadi. Munggahannya di rumah saja. Atau mungkin ada yang daring sambil ngezoom misalnya? Hihihi tapi  suasananya ga dapet sih ya kalau kayak gini.

Alhamdulillah tahun ini kasus Covid-19 melandai dan pemerintah memberi kelonggaran untuk kegiatan kumpul, dengan catatan tetap patuh dengan protokol kesehatan alias prokes, ya. Kesempatan ini dimanfaatkan juga oleh saya dan temen-temen di Blogger Bandung. Kami ketemuan, kopdar. Kangen? Iya banget. Karena dua tahun ini kami  ketemuan di sosmed saling komen atau kegiatan zoom.

Sayangnya teknologi tidak bisa menggantikan suasana cair yang dirasakan dengan ketemuan langsung. Jadilah hari itu (sabtu, 26 Maret 2022)  jadi event perdana kami meet up secara langsung, on the spot. 

Hotel Moxy yang bertempat di Jalan Dago atau Jalan Ir. H. Djuanda No 69, Bandung. Tepatnya di perempatan Dago dekat Dukomsel/Kimia Farma. Udah kebayang kan posisinya di mana?

Acara munggahan dimulai jam 15.30 setelah salat Ashar, tapi saya bareng Nchie, Tian, Kang Ali dan Bang Aswi datang lebih dulu. Kami ngumpul di area kafe yang lokasinya disamping lobby. Ngobrol-ngobrol santai sambil ngemil, mengganjal perutbiar ga kelaparan.By the way, kalau mau hang out di kafenya, terbuka untuk umum. Ga mesti jadi tamu hotelnya dulu. 

Sambil cek lokasi juga kami semeptin maen-maen di rooftopnya. Ini adalah salah satu  spot yang saya suka di sini. Konsep Hotel rooftopnya cocok banget buat yang suka nyari venue instagramable. Bisa sekalian ngonten atau kalau cuma mau duduk-duduk santai sambil nunggu sunset.

Menjelang jam 15 teman-teman blogger sudah berdatangan ke lokasi acara. Setelah menunaikan salat ashar, acarapun dimulai. Kami ngumpul di Emerald Room, duduk santai dengan nyandar di bean bag yang empuk dan nyaman. Bikin betah. Acaranya dipandu oleh Bang Aswi dan Kang Ali juga Nchie. Temen-temen blogger ini diajak ngobrol curhat aau cerita kegiatannya selama pandemi ini. Live tweet? Ga ada. Pake HP pun cuma buat foto-foto sebentar. Setelah itu lanjut dengan ngobrol dan diselingi dengan games

Dari sesi curhat saya belajar banyak hal. Gimana temen-temen ini bisa bertahan di masa pandemi. Ada yang berjuang dengan kondisi kesehatannya karena terpapar pandemi atau sakit lainnya yang baru saya tahu saat itu. Jadi inget lagunya Tulus itu, lho.

Manusia-manusia kuat itu kita

Jiwa-jiwa kuat itu kita

Udah ah nyanyinya hihihi.... Salut sama temen-temen yang malah bisa berprestasi dan menemukan potensi-potensi barunya yang terpendam. Sebelum ini saya cuma merhatiin dari timeline di sosmednya meskipun ga selalu meninggalkan komentar di postingannya itu. Oh si ini ternyata puas skill blain. oh situ jago dalam hal dan lain-lainnya. Kalian hebat.

Di sela-sela ngobrol santai, ada sesi games dan kuis ringan yang difloorkan.  Pas sesi games tali itu adalah salah satu bagian yang lucu. Saya pernah nyoba duluan sebelum acara. Penyelesaiannya sebenernya simpel ga sampai ahrus muter-muter badan atau trik lainnya. Tapi waktu dikasih tau saya ga fokus. Jadi pas ngajarin sama temen-temen yang lain saya kok jadi linglung ya? Hahaha hayo lho, makanya simak baik-baik itu penting

.Acara selesai sekitar Maghrib dan dilanjutkan dengan makan-makan. Sambil menikmati sajian makanan yang juga jadi menu berbuka dihotel Moxy, ternyata kami masih betah ngobrol. Jadilah rencana saya pulang jam 7 untuk pulang jadi molor. Udah pantes dinyanyiin lagunya Slank. Kamu harus cepat pulang :)


Seneng rasanya setelah acara itu. Bisa meet up lagi sama temen-temen Blogger Bandung yang udah lama ga ketemu plus kenalan sama beberapa wajah baru yang baru kenalan..

Ngomong-ngomong soal buka puasa, Hotel Moxy Bandung ini punya penawaran khusus, lho. Siapa tau teman-teman akan berkunjung ke Bandung dan cari hotel di Dago Bandung, udah paling bener deh nginepnya di hotel Moxy aja.

Di bulan Ramadhan tahun ini, hotel Moxy menggelar Food Market dengan rate 150 ribu. Al you can eat. Sajian menu yang dihidangkan adalah menu-menu nusantara yang sudah pasti familiar dengan lidah kita. Mau apa coba? Aneka hidangan dari takjil, menu utama sampai dessert disajikan di food stall yang siap melayani pengunjung. 

Ga usah khawatir kalau ada stall yang sudah habis,karena tim kitchen akan segera mengisi lagi. Berikut ini

adalah bocoran menu-menu iftarnya.



Selain menikmati sajian all you can eat, teman-teman juga bakal mendapatkan  1 strip foto gratis di photo boothlalu mengunggah hasil fotonya di Instagram. Jangan lupa pakai hashtagnya #atthemoxy. 

Gimana tuh, worth it kan? bayar 150 ribu dapat menu makananya banyak banget :) Jadi kalau punya rencana bukber sama temen atau sudara, saya rekomendasiin di sini aja. Apalagi posisinya yang terletak dit tengah kota, pastinya gampang banget buat diakses.
Share:

Saturday 2 April 2022

Pelaku Digital Marketing Bertumbuh Bersama JNE

 "Cyiiin, mukena kapan sampenya? Mudah-mudahan lusa, ya"

Chat seorang temen yang nanyain sama saya, kapan estimasi perkiraan mukena. Kalau dari pengalaman yang udah-udahan, pesan hari ini, besok udah keterima.Cepet banget kan, ya? Iya, sesama Bandung. Buat saya segitu itu biasa, aja.  Soalnya jenis pengiriman yang saya pake itu CTC, bukan yang kilat.  

"Batur mah hayang cepet-cepet (orang lain mah pengen cepet-cepet)," balas saya.

Temen saya membalasnya dengan emote ngikik sambil nutup mulut.

Biasanya pengalaman saya jualan untuk proses pengiriman ya emang cepet. Kalau agak molor biasanya kepotong libur weekend (pengurusan dari vendornya sih yang pending, bukan dari pihak kurirnya) atau misalnya vendornya pas lagi stock opname. Pokoknya lebih ke teknis dari gudanganya. Tapi kalau udah sampai ke tangan kurir ya cepet. Makanya saya santai aja ngurus pengiriman pesanan ya pake jasa reguler aja hihihi. Dan ongkirnya juga lebih murah. Ini udah kebiasaan umum para pembeli online. Minta yang ongkirnya paling murah atau kalau bisa free ongkir.

Sttt... sebuah tips buat temen-temen yang mau mulai jualan. Mending kasih free ongkir atau subsidi ongkir daripada harga agak murah tapi masih ada ongkirnya. Catet ya, free ongkir itu semacam password buat tindak lanjut pemesanan :)

Lanjut lagi, yuk.

Ga heran kalau saat ini JNE emang paling sering jadi pilihan customer saya yang pengen beli produk-produk yang saya share di story wa. Mau tau apa aja jualan saya? Ya udah add nomer wa saya dulu, ya *eh gimana?*

  c  

Sebelumnya saya pernah cerita  di postingan sebelumnya kalau saya ga pernah kepikiran jadi pelaku olshop atau jualan online. Dulu taunya pake JNE seringnya sebagai penerima saja. Kalaupun pake JNE palingan buat kirim dokumen atau ngirim titipan temen hihihi. Padahal. JNE punya program loyalti buat penggunya, lho. Dan ini bikin saya mupeng sama reward-reward yang diterima sama pemakai setianya. Poinnya banyak amat. Gimana sih caranya biar bisa puya poin buanyaaak kayak mereka? Saat itu sungguh saya dibuat envy. Mau juga atuh lah.

Baca juga: https://www.catatan-efi.com/2022/03/jne-kurir-expedisi-andalan.html

Dulu mindsetnya suasah ah, ga bisa, ga bakat. Sekarang? Saya malah pengen menaklukan jualan online biar laris manis. Kelas-kelas online, grup wa bahkan buku-buku tentang digital marketing saya cariin, tuh. Dalam rangka ngeboost ilmunya jualan biar makin tokcer hihihi.

Ngomong-ngomong soal jualan, bukan saya yang terjun ke dunia online shop in. Kalau punya bakat ya bagus. Tapi bakal lebih baik lagi kalau ada niat kuat dan konsistensi. Seiring waktu berjalan, akses informasi untuk upgrade diri termasuk skill jualan akan berkembang.

Baca ini juga, ya https://www.catatan-efi.com/2018/07/sukses-digital-marketing-ala-dewa-eka.htmlNE

Hal yang sama juga didorong oleh JNE sebagai perusahaan jasa expedisi yang sudah punya reputasi baik. Bukan cuma fokus pada perkembangan perushaan tapi juga mendorong para UKM  untuk bertumbuh. Sebuah sinergi positif yang baik dan menguntungkan kedua belah pihak.

Misalnya aksi nyata yang dilakukan tahun ini adalah ketika JNE kembali menghadirkan JNE Ngajak Online 2022 - Goll..Aborasi Bisnis Online. Ini adalah perhelatan virtual yang mengumpulkan UKM lokal di 59 kota di seluruh Indonesia.


Kegiatan pertama dimulai dari kota Cilacap. Di kota ini JNE juga ingin meningkatkan daya saing serta mengembangkan kapasitas UKM khususnya di Cilacap baik dalam skala nasional maupun global. 

Seperti yang dikatakan oleh Marsudi selaku Head Regional Jateng-DIY membuka gelaran ini dengan menyatakan “Melalui acara ini semoga laju pertumbuhan UKM bisa bersama-sama tumbuh, menuju perkembangan bisnis 5.0. yang akan bertransformasi secara cepat. Mudah-mudahan JNE bisa memberikan terobosan tidak hanya melayani pengiriman, namun memberikan solusi bagi para pengusaha.” JNE Goll .Aborasi Bisnis Online, Jum’at (25/3). 

Dari pelaku UKM, turut hadir Sugeng Paijo selaku Direktur Teman Kreasi Cilacap dan Owner Jajanan Mamake, serta Arif Hermawan selaku Owner Workshop Ableh 47 Custom (AK47 Project) yang membagikan kiat-kiat sukses berbisnis online di era ini.


Mengawali usaha online sejak 2016, hingga saat ini Sugeng Paijo terus berupaya menghadirkan konten sosial media soft-selling dalam memasarkan stik sukun buatannya. 

Gini katanya, “Meski berjualan, konten yang diproduksi jangan berisikan jualan setiap hari. Saya tidak selalu mengunggah soal stik sukun saya, saya juga mengunggah kegunaan buah sukun, dan informasi lainnya yang menarik dan bermanfaat.”

Beberapa hal yang bisa kita praktikan dari saran-saran Sugeng bisa kita contoh untuk kita aplikasikan sebagai penjual online shop. Misalnya:

1. Dengan tidak memproduksi konten hard selling

2. Pentingnya differentiatio untuk meningkatkan daya saing dengan kompetitor sejenis

3. Packaging alias pengemasan juga mempunyai kontribusi sebagai penarik minat konsumen


Selain Sugeng, pada acara ini hadir juga pelaku ekonomi kreatif lainnya, yaitu Arif Hermawan selaku Owner Workshop Ableh 47 Custom.Bagi Arif value juga jadi hal penting dalam berbisnis. Ia malah punya pemikiran menarik soal keberadaan karyawan yang sudah berekmbang. Baginya tidak masalah jika mereka membuat workshop sendiri. Sebuah pemikiran berani saat pelaku melain menganggap kehadira kompetitor sejenis malah dianggap mengurangi daya serap pasar.

Baginya hal lain yang perlu dilakukan adalah membangun kedekatan dengan konsumen adalah hal yang penting dilakukan.


“Konsumen itu unik, apalagi dengan Ibu-Ibu yang setiap hari saya temui. Namanya orang bisnis harus berani mental dan memahami apa yang diinginkan konsumen.”, begitu katanya.


Kalau ini ini sejalan dengan pemikiran JNE ya. Semangat kolaborasi jadi hal yang penting untuk saling mendukung dan bertumbuh. Baik Arif ataupun Sugeng, keduanya mempunyai volume penjualan yang tidak sedikit dari etos kerjanya yang dilakukan.


Hal ini didukung penuh oleh JNE yang memberikan layanan JNE Trucking di mana dengan volume penjualan minimal 10 kg, para pelaku ukm bisa memanfaatkan failitas ini dengan membayar ongkos kirim separuhnya saja.

Insya Allah, dalam waktu mendatang saya juga akan jadi salah satu pelaku UKM yang memanfaatkan fasilitas ini. Aamiin.


Balik lagi ke cerit temen saya, ternyata pengiriman barang yang dipesannya (mukena) memang sampai H+1 setelah pemesanannya. Tadinay temen saya berharap kurirnya bakal sampai besoknya lagi saja alias lusa.


"Soalnya besok aku pergi seharian," gitu katanya.


Dikasih tau gitu saya deg-degan, takutnya pas kurir nya datang ke rumah, eh ga ada siapa-siapa. Kasian kurirnya yang bingung kalau mau nitip ke siapa.


"Suruh lempar ke halaman aja," cetusnya santai.


Eh, asal sekali ngasih ide. Saya gemes tapi pengen ketawa juga. Takutnya rusak atau gimana, kan. Walau mukena ini bukan barang pecah belah yang rentan gitu. Tapi alhamdulillah ternyata pas kurirnya dateng, mamanya lagi berkunjung ke rumah.


Saya lega, dong. Akhirnya pesanan temens aya sampai dengan selamat. Ga pake rusak karena harus dilempar seperti idenya hahaha.


Yakin deh, niat baik akan selalu dimudaahkan Tuhan. Seperti niat baik JNE yang ingin menyampaikan kiriman dengan aman dan selamat ke tangan penerima. Kalau bisa lebih cepat, kenapa harus ditunda/ Ya, ga?


Setelah Cilacap, kegiatan JNE Ngajak Online 2022 – Goll…Aborasi Bisnis Online akan diselenggarakan di kota Sukabmi dan kota-kota lainnya. Semoga roadshownya JNE ini juga sampai ke kota temen-temen. Biar ikut merasakan aksi kolaborasinya sekaligus nge-boost potensi usaha bisnis online temen-temen semua.


Bismillah, kita maju bareng-bareng, ya.



Share: