Wednesday 9 November 2016

5 Alasan Kenapa Harus Nonton Shy Shy Cat

Cerita tentang perjodohan yang direncanakan oleh orangtua mungkin sudah klise. Udah ga keitung, lah. Meski miris menyimaknya tapi kalau diangkat ke layar lebar bisa ngebosenin. Benarkah? Gimana dengan film Shy Shy Cat yang sekarang sedang tayang di Bioskop? Film ini mengangkat cerita berawal dari rencana perjodohan oleh orangtua. Jadi gimana, bikin bosen? Saya bilang enggak, malah wajib nonton. Dibanding film sebelumnya, Sabtu bersama Bapak, saya lebih suka kolaborasinya sutradara Monty Tiwa dan Adhitya Mulya di film ini. You rock, guys! 

credit: movie.co.id
Judul Film: Shy Shy Cat
Sutradara: Moty Tiwa
Genre: Drama Komedi

Range usia: 13 tahun keatas
Durasi: + 98 menit
Para Pemain: Nirina Zubir, Fedi Nuril, Acha Septriasa, Tika Bravani, Budi Dalton, Iszur Muhtar dll.

Sinopsis

Sesuai perjanjiannya dengan Abah (Budi Dalton) - seorang jawara pemilik padepokan silat - Mira (Nirina Zubir) harus pulang ke kampung halamannya saat usianya menginjak 30 tahun, kalau masih belum punya pacar. Tepat setelah meniup lilin dan make a wish dengan kedua temannya, Jessy (Acha Septriasa) seorang aktris yang gagal, dan Umi (Tika Bravani), seoerang perancang busana yang menderita anxietas dan depresi, Abah menelpon Mira,   menagih janji puteri semata wayangnya.

Kegembiraan pesta ulang tahun Mira jadi hambar berganti dengan rasa dongkol yang mengusik. Mira harus pulang kampung untuk dijodohkan dengan Otoy (Fedi Nuril), teman masa kecilnya.
credit: youtube
Mira masih ingat betul kenangan masa kecilnya, kalau Otoy adalah teman sepermainan yang rese. Nyebelin. Tapi demi bakti seorang anak, Mira akhirnya mau pulang juga setelah Jessy mengusulkan sebuah skenario untuk menggagalkan rencana perjodohan itu. Mira setuju dan mengajak kedua sahabatnya pulang kampung ke desa Sindang Barang,  Sukabumi.

Masalah muncul ketika mereka mendapati Otoy ternyata sangat charming. Gimana ga memesona coba? Ganteng?  iya.  Tajir?  Iyes. Soleh? Hooh.  Jago silat pula.  Bisa jadi Guardian Angek,  pan?  Paket komplit ini mah. Sayangnya model beginian kalau pun ada di dunia nyata, masuk kategori spesies langka.  :D.  So,  wake up!

Oke,  kembali ke topik aja.  Rencana yang sudah disusun jadi berantakan. Kalau Mira maih jaim dan bertahan dengan penolakannya, Umi dan Jessy malah berlomba-lomba untuk mencuri perhatian Otoy. Selain kesal dengan abah dan ambunya, Mira makin bete dengan kelakuan Umi dan Jessy.

Bertabur Bintang 

Film Shy Shy Cat atau kalau diterjemahkan ke dalam bahasa sunda sebagai Hayang-hayang tapi Era  ini bertabur bintang. Jarang-jarang kan nama-nama beken beradu akting dalam film yang sama?  Di luar beberapa nama yang sudah saya sebut sebelumnya, masih ada  Iszur Muhtar (bapaknya Otoy), Titi Kamal (Inul), Soleh Solihun (Asep) Juwita Bahar, Adi Sasono (bosnya Mira di Jakarta) sampai Aa Jimmy - meski cuma muncul sebentar sekali.

Kalau ditanya siapa yang paling super aktingnya di film ini saya bakal bingung. Masing-masing bermain total. Mira bankir yang jutek, jaim doyan ngomel tapi jago bela diri. Acha memerankan Jessy yang nakal dan gokil abis. Sosok Umi yang lebay kadang-kadang suka loading lama. Asep, tetangga sekampungnya Mira yang 'teu kasep teuing' tapi bisa punya dua istri dan masih tepe-tepe buat memenuhi sisa kuota poligaminya. Lalu ada Titi Kamal yang juga keren memerankan Inul, seorang janda cantik serba bisa yang sangat dusun alias ndeso.

Meskipun film ini genrenya komedi dan sepanjang film terus-terusan mengocok perut penonton, porsi 'ngelucu'nya Fedi Nuril sangat sedikit. Lebih dominan jaimnya, tapi siapa coba yang nolak ngeliatain wajah dan tatapan teduhnya Fedi yang juga main di film Surga Yang Tak Dirindukan ini? 

sumber: rappler
Adegan Mira dan Otoy yang lagi duel silat serasa menyedot saya ke dalam layar lalu membayangkan kalau saya yang jadi Mira. Duelnya ga bakalan kelar-kelar karena keburu kelepek-kelepek sama sorot matanya Fedi itu. Hus hus... ghadul bashar Fiii.., tundukan pandangan :). 

So raport para aktor/aktrisnya saya kasih rate 4,5 dari 5 bintang. 


Kearifan Lokal &  Modernitas

Fenomena desa yang terbelakang sementara anak-anak mudanya lebih memilih pergi merantau ke kota juga diangkat di film ini. Berbeda dengan Mira yang lebih memilih untuk berkarir sebagai bankir yang sukses di Jakarta, Otoy memilih pulang ke desanya setelah menyelesaikan kuliahnya di Kairo. S1 utuk jurusn agama dan S2 untuk jurusan bisnis.

Dengan bekal ilmu yang dimilikinya, Otoy menyulap Sindang Barang jadi desa yang modern - lengkap dengan fasilitas wifi - jadi proyek percontohan oleh propinsi Jawa Barat sebagai desa wisata. Apalagi para warganya bisa berbahasa inggris, walau logatnya masih nyunda pisan. 

credit: Bintang.com
Sementara itu Abahnya Mira juga terus mempertahankan padepokan silatnya sebagai warisan budaya sunda yang kelak diturunkan kepada Otoy. Ada satu adegan Acha alias Jessy cukup fasih menyanyikan lagu berbahasa sunda: Bubuy Bulan. Lengkap, lengkap dengan balutan kebaya khas sunda dan jogetnya. Keren ih Achaaaa.

Menurut saya film ini berhasil mengangkat budaya sunda. Bukan hanya dari sisi dialek yang terasa kental dalam setiap dialog para tokohnya saja. Saya jadi membayangkan kalau setiap desa di Indonesia sudah dikelola secara profesional kayak di film ini, mungkin jarak yang jomplang antara kota dan desa dari segi kesejahteraan tidak akan terlalu kentara. Otoy berhasil membuktikan kalau kearifan lokal desanya, bisa bersinergi dengan kemodernan teknologi.

O,ya, jangan khawatir bakal bingung dengan kosa kata bahasa sunda yang bakalan banyak muncul di film ini. Setiap mereka ngomong dengan bahasa sunda bakal ada terjemahannya yang muncul di layar. Ga bakal roaming, kok. Siapa tau kan, bisa nambah-nambah kamus kosa kata bahasa sunda. Ya kali aja ada yang sedang pedekate dengan  mojang atau jajak sunda *apa coba?*.

Tentang Cinta dan Persahabatan

Siapa sih yang tidak punya sahabat dekat? Minimal seorang saja. Pasti punya, kan? Begitu juga dengan Mira yang memiliki sahabat Jessy dan Umi. Terlepas dari kelebayan  yang kadang-kadang lemotnya Umi atau Jessy yang gokil, nakal dan dosis percaya dirinya yang berlebihan, Mira tetap meyayangi mereka. Bahkan ketika kedua sahabatnya terang-terangan ingin mencuri perhatian Otoy, Mira tidak pernah mengusir kedua sahabatnya itu dari rumah.

summber: rappler.com
Sementara itu, Mira yang bersahabat dengan Inul sejak anak-anak pun seperti bernostalgia dengan kenangan masa kecilnya dulu. Kalau bukan karena kedeketannya di masa kecil, mungkin Mira akan menolak ajakan Inul untuk belajar memasak. By the way, ngomongin soal masak, saya naksir lho sama dapurnya Inul dengan balai-balainya itu. Jadi kangen masa kecil waktu saya menghabiskan liburan di rumah almarhum uyut di Tasik.

Mengocok Perut

Waktu saya nulis blogpost ini, banyak adegan-adegan di film ini yang masih terbayang dan terngiang-ngiang. Karena lagi di kamar ya cuek aja buat ngikik. kalau lagi di luar mah jangan atuh. Bisa-bisa dikira orang stress hehehe. Sejak adegan awal ketika Adi Sasono  dengan giginya yang berkilau itu menggoda Mira dibuat bertekuk lutut setelah dipelintir Mira karena coba-coba melakukan pelecehan. 

Atau nih, Jessy aktris yang gagal saat syuting film hantunya, adegan trio sahabat ketika ngumpet di rumah Inul karena ga mau ketahuan oleh Otoy, dialog abahnya Mira dan Ambunya yang lucu sampai Aa Jimmy dan pasangan pengantin yang bingung gara-gara Mira, Umi dan Jessy salah masuk masjid untuk menggagalkan pernikahan Inul. 
Soleh Solihun pemeran Asep yang keluguannya juga sukses mengocok perut

Bisa dibilang 90%  adengan di film ini sukses mengocok perut penonton. Saran saya, jangan kebanyakan minum biar ga kebelet pipis. Sayang banget kalau film ini masih berlangsung terus terpaksa ditinggal sebentar karena harus melipir ke toilet dulu.  

Pesan Cerita

Iya film ini banyak memancing tawanya tapi tetap ada pesan moralnya. Mulai soal taarufnya Otoy dan Mira dengan aturan keduanya ga boleh berduaan (eh tapi gimana itu pas keduanya duel?), atau idealisme Otoy yang lebih memilih memajukan desanya daripada tinggal di kota  besar. Dalam salah satu dialog Otoy mengatakan kalau di kota   banyak orang berilmu tapi ga beriman, sementara  di desanya banyak orang beriman tapi ga berilmu. Meskipun masjidnya  selalu ramai tapi warganya banyak yang bodoh. Otoy ingin mengentaskan kemiskinan dan mengubah warga desanya menjadi orang yang beriman dan berilmu. Menurutnya, musuh  di desa adalah kemiskinan dan kebodohan. 

Lalu ada pesan lain juga ketika Inul yang tidak ingin Lani, anaknya mengalami penderitaan yang sama, ia menawarkan diri untuk menggantikan posisi Lani untuk sebuah pilihan yang tidak main-main.  Kasih ibu memang sepanjang masa.  

Atas nama cinta, seseorang juga bisa berubah. Meski niatnya untuk menarik perhatian dan memenuhi kriteria Otoy, Umi rela tinggal di masjid lebih lama untuk mengaji, dan mau belajar memasak dan berhijab pada Inul. O ya di film ini, Titi Kamal yang berperan sebagai inul mengenakan gamis dan jilbab. Cantik lho. 


Masih ada pesan moral lain yang bisa kita dapatkdan dari film ini, seperti ketika pilihan Otoy yang ingin menjaga harga diri Mira dalam sebuah eksibisi pencak silat. Padahal secara skill, Otoy harusnya bisa mengalahkan Mira.

Terakhir, saya pengen ngutip narasi dari Mira yang menutup film ini. 

"Dan untuk bahagia kita ga butuh passport..."
Share:

34 comments:

  1. Hiks... Aku cukup puas nonton thrilernya ajah. Selagi masih ada bayi yang nemplok 24 jam sama emaknya pasrah deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apa daya ya, mba. Kalau ada Debay prioritasnya emang beda. Salam sayang buar juniornya ya.

      Delete
  2. suuuka banget sama Fedi Nuril, ah charming banget dia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tipe cowok idaman (((idaman))) dia mah. Paling ga kita bisa memuja aktingnya ya. Hehe

      Delete
  3. Fedi Nuril pasti dapet perannya yang ga neko2 hahaha imagenya selalu bikin hayati kelepek2 y mba :D
    Aku suka pesannya Mira bahagia ga butuh passport tapi butuh duit y mba wkwkwk *nambahin dikit :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, good man aja dia mah. Tapi aku penasaran pengen liat aktingnya di luar kebiasaan. Kira-kira bagus ga, ya?

      Delete
  4. Lwngkap banget reviewnya Teh, pas aku lagi kepo sama film ini :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo nonton mbak. Jangan tunggu dia turun layar.

      Delete
  5. Ahahahaha klo aku yg duel sm fesi nuril, aku mah minta dipeluk aja. Hahaha

    ReplyDelete
  6. Sejauh ini, Film Komedi Indonesia terbaik 2016.

    Jauh di atas Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss part 1 dan My STupid Boss

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dua film ini ga sempet nonton. Mudah-mudahan SSC bisa bertahan lama di bioskop.

      Delete
  7. waah reviewnya asyik jadi mau nonton deh

    ReplyDelete
  8. hai mbak Efi, salam kenal :) Saya baca review Shy Shy Cat ini dari bbrp org temen blogger, dan hampir semuanya positif! Sayangnya, ada bbrp temen lain yg justru nggak tertarik dan gak kepikiran utk nonton film ini krn judulnya yg dianggap "norak" -__-
    but anyway, thanks for the review.. klo berkenan boleh mampir baca tulisan saya yg berhubungan dgn Hari Pahlawan di sini: http://taudariblogger.info/gaya-hidup/menjadi-pahlawan-di-dunia-nyata-satuselamatkanjiwa#.WCOVHS197IU

    makasih!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga. Kaadang judul bisa mengecoh, ya. Thanks udah mampir ke sini. Saya kunjung balik nanti ya.

      Delete
  9. Mba Efi, saya boleh minta kontaknya gak ?? Soalnya saya berkali-kali email gagal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, maaf ada typo dikit di bio blognya. Saya baru nyadar nih. Udah saya revisi. Silahkan kirim ke email efi.f62@gmail.com ya. Atau ke telegram @efithea.

      Delete
  10. Nirina zubir ternyata masi laris juga ya teh kepake tuk pemeran utama
    E si acha juga deng, makin sering nongol di drama cinta...ga kebayang peran mb tikam jd tokoh inul

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pokoknya semuanya keren, Nit. Menurutku Nirina masih panjang nafasnya sebagai aktris. Nonton yaaa,ajakin Tamasnya.

      Delete
  11. Btw template ganti lagi teh, tp lebih responsif yg ini sih ketimbang yg sebelumnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, ganti template nih. Gimana, lebih asik kan? Hehe

      Delete
  12. Wah, bagus banget ya teh efi? Udah lama ga nonton bioskop. abisnya susah banget kalo minta nitipin bocil hihihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seuuu, Mi hehehe. Ajakin bocilnya nonton aja, hehehe

      Delete
  13. Aku tersihir sama review ini tehhhh..penasarann>_<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo gitu nonton ya, jangan kelewat. Ayo sekalian maen ke Bandung :)

      Delete
  14. Mauuuu nontooooon! :D

    Apalagi kalok Nirina Zubir yg maen. Ih jadi gak sabar besok weekend!

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah kan. Ada alasan buat ga melewatkan filmnya hehe

      Delete
  15. baru kesampaian kemarin nonton nih film, daria wal liat trailernya udah penasaran. pas nonton, emang bener keren bgt film ini. puas bgt..

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.