Pernah ngalamin ga, baca buku dengan penulis berbeda, genre yang juga beda tapi kok tiba-tiba nemu persamaan saat membaca bukunya?
Saya pernah. Akhir tahun kemarin, saya baca 3 novel dalam waktu yang berdekatan. Dari judulnya saya ga ngira bakal nemu persamaan. Yesterday in Bandung yang ditulis oleh makmin Orin dan kawan-kawan, Koala Kumalnya Radita Dika dan Setia Bersamamu yang ditulis Santy Musa ternyata punya kesamaan cerita tentang pergulatan untuk berdamai dengan masa lalu dan berusaha untuk move on menatap masa depan. Padahal sebelumnya saya mengabaikan resensi atau sinopsis bukunya, lho.
Nah, kebetulan itu saya alami lagi. Biasanya sih saya bakal nyelesaikan satu buku sampai khatam. Tapi beberapa waktu ini saya baca buku secara bergantian. Huehehe... Maruk? Abis gimana? sama-sama menariknya, sih. Awalnya sih duluan baca Novel Muhammad 3: Sang Pewaris Hujan. Lalu pas ada acara talk show buku yang sama di acara pameran buku Bandung Februari kemarin, eh saya dapet doorprize buku dengan judul Tenaga Kerja Istimewa.
Ga kepikiran buat hunting buku gratisan waktu itu. Soalnya saya udah punya bukunya, jadi niatnya emang penge menikmati acara talkshow itu sambil ketemuan sama teman di grup WA yang janjian kopdarann. Eh dasar lagi mujur, saya ditodong sama Mbak moderatornya dan ditanya apa aja judul buku yang pernah ditulis Tasaro. Meski sempat loading, saya bisa menjawab pertanyaan itu. Faktor umur ini mah kayanya yang bikin saya jadi rada loading lama *ngeles ceritanya*
Baca ini dong: Resensi Buku: Muhammad 2 - Para Pengeja Hujan
Nah, kesamaan yang saya temukan di kedua buku ini adalah satu scene yang menceritakan Obelisk yang dikenal dengan Jarum Cleopatra. Pastinya bukan janjian ya, kedua penulisnya menceritakan tentang ini. Di novelnya Tasaro itu diceritakan Maria, gadis kristen Koptik yang menyusup ke benteng Romawi di Alexandria lagi mengagumi dua obelisk kembar yang menjulang. Agustalis, panglima perang Romawi menawarkan pada Maria untuk dilukiskan posenya di sana .
Lalu kurang lebih 11 abad kemudian, menara tinggi yang ujungnya runcing itu bedol benua eh hijrah. Ga nanggung pula, ke Amerika dan Inggris. Selain tinggi, pastinya ga cetek mindahin obelisk Jarum Cleopatra itu karena pastinya terbuat dari batuan yang super duper berat, kurang lebih 180-200 ton! Makanya pas dipindahin ke New York juga ga gampang, perlu waktu lama sejak tahun 1869 sampai tahun 1881 menara ini berdiri tegak di negerinya Mamang Sam (mamang kan nama lain panggilan orang sunda buat paman, ya? :D)
Kesamaannya dalam buku Tenaga Kerja Istimewa Naiqueen itu, adalah tokoh Annisa yang lagi mengagumi menara ini di taman Embankment, di tepian sungai Thames, salah satu taman di kota London. *ngomongin sungai Thames kok saya malah inget tampang konyol Mister Bean, ya?*
Cleopatra Needle di taman Embankment London. gambar: youtube.com |
Waktu itu Annisa, seorang TKW yang ujug-ujug jadi istri dari tuannya, seorang pangeran Arab, Yousoef El Talal lagi jalan-jalan dan mengagumi menara ini. Putra, seorang mahasiswa Indonesia menawarkan diri untuk memotret Maria. Beda lah ya sama situasi yang dialami Maria, emang abad 7 jamanya imperium Romawi mengalami kemunduran itu belum kenal sama yang namanya kamera huehehe. Yang ada di London ini dibawa dengan alasan untuk merayakan kemenangan Inggris atas Napoleon. Mesir memang adalah salah satu wilayah kekuasaan Perancis yang lagi berseteru dengan Inggris. Diangkut ke Inggris tahun 1878 sempet dramatis juga karena nyaris tenggelam di lautan. But anyway, jarum Mbak Cleo ini akhirnya sampai dengan selamat.
Menara Cleopatra ini emang kembar, ada dua. Sayang ya, dua-duanya malah hijrah ke negeri orang, ga bertahan di kampung halamannya, di Mesir sana, Yang pindah ke Amrik itu karena alasan Khedive Ismail yang butuh dana untuk membangun negerinya. FYI, khedive adalah sebutan untuk penguasa Mesir pada saat itu.
Cleopatra Needle di New York |
Kalau merhatiin foto-foto kedua Jarum Cleopatra ini, suasana magis khas Mesir lebih berasa yang di Inggris. Soalnya menaranya diapit oleh dua patung sphink plus bangku taman dengan ukiran khas Mesir. Satu bangku berukiran patung sphink dan bangku lainnya dengan patung unta, salah satu hewan khas padang pasir yang ada di Mesir. Yang di New York cuma sendirian aja dikelilingi semacam pagar di bawahnya. Entahlah apakah susana magis nan mistis juga terasa kalau menyaksikan kembarannya di New York itu? Kalau suka baca novel fantasi dengan latar Eropa atau Amerika, aroma mistis pengaruh pagan sejak ratusan tahun lampau masih eksis sampai sekarang.
Sebenarnya nih, menara Jarum Cleopatra ini bukan asli buatan Mesir. Pasalnya obelisk yang super jangkung ini dibawa dari Heliopolis setelah sekian ribu tahun sejak awal mula kehadirannya. Konon ini hadiah dari Julius Cesar buat Cleopatra. Cmiiw. Makanya ga heran juga kalau obelisk ini mengingatkan kita sama duo Asterik dan Obelix dua pemberontak Galia yang bandel sama pemerintah kolonial Romawi.
Iini lho ukirannya bangku taman Embankment sumber foto: http://memoirsofametrogirl.com/tag/victoria-embankment/ |
Hmmm, kapan ya saya bisa ke sana melihat langsung menara ini?
Referensi:
http://memoirsofametrogirl.com/tag/victoria-embankment/
http://www.centralparknyc.org/things-to-see-and-do/attractions/obelisk.html
Aku belum pernah ngalamin mba evi.
ReplyDeleteBtw, kalau ingat sungai thames aku keingetan remington steelnya pierce brosnan.
Ah iya bener Mbak Eti. Apakabar ya serial yang satu ini? It's so jadul :D
DeleteBelum pernah baca semuanya... dan jadi penasaran pengen membacanyaaa...
ReplyDeleteHarus baca lho Witri, keren. Suer!
DeleteOo itu yg namanya jarum Cleopatra :D
ReplyDeleteKaum Pagan itu emang benar2 ada ya mbak sampai sekarang? Kirain dulunya hanya kisah di novel.
Belum baca semua bukunya sih, tapi kyknya menarik ya :)
Beneran ada, Mbak. Mesir itu salah satu akarnya kepercayaan pagan. Dari jaman Firaun udah ada lalu berkembang terus sampai sekarang.
DeleteMari berdoa sama2 biar bisa ke sana, Teh. Hahaha
ReplyDeleteAamiin. Semoga kesampaian ya, Idah.
DeleteTeh Ef, aku blm pernah baca buku multi task gitu :D yg ada multi tasking sambil masak :))
ReplyDeleteTwin ya iniih tapi aku terasa mistis yg di NY .,
Hihi khas emak-emak ya, multitasking. Mungkin kesan mistisnya dateng dari rimbunan daun-daunan di taman gitu, ya?
DeleteMbak mbak review detail bukunya dong, kayaknya seru Muehehe atau kalau enggak, dipinjemin juga aku gak nolak >.<
ReplyDeleteYang tenaga kerja istimewa udah aku tulis di blogku yang lainnya, akunbuku.com cua aja ke sana,Mbak.
DeleteMau pinjem bukunya lagi dong *piss teh
ReplyDeleteJarum cleo ini keren ya bisa hijrah ke NY, kesan magisnya kerasa banget. Apalgi kalau liat langsung ini mah *ikutan ngayal kapan kesana
Gapapa, ngayal mah gratis ini hehehe. Ntar lah kalo ketemu aku bawa ya bukunya.
Deletesaya belum pernah merasakan persamaan ketika membaca buku yang berbeda Mbak,tapi kalo membaca buku yang saya rasa mirip sinetron sih pernah :)
ReplyDeletesemoga suatu saat nanti kita bisa melihat menara itu secara langsung yah Mbak Efi :)
Ahaha... Aku jadi inget novel Surat Untuk Tuhan itu mbak.aamiin. semoga bisa kesampaian lihat menaranya itu,ya.
DeleteHayuk bareng ke sana teh :)
ReplyDeleteWah baca artikel ini jadi sedih deh.. Menara kembar tapi terpisah jauh..
Tapi aku salut sama yg bawa menara seberat itu. Niat bgt hihi..
Btw.. Belum punya bukunya aargh.
Biar makin sedih eh ga penasaran,kudu baca bukunya Des.
Delete