Kesenyapan ruang Alamanda, hari itu
masih berlanjut. Setelah 4 teteh bercerita berjibaku berobat TB, masih ada sahabat terjang lainnya yang berbagi kisah. Sebut saja Nyai, dengan cucunya, Ujang yang berusia 4 tahun,
seorang bocah perempuan, kita panggil saja Bunga ya yang didampingi sang ibu. Lalu ada Bu Ayi,
petugas puskesmas dari Cimahi Selatan
yang mendapat giliran bercerita.
![]() |
source: open.edu |
Bunga sendiri terlihat lebih
bugar dari Ujang. Wajar saja setelah mendengar kisah Ujang yang bikin
nyesek. Bocah bertubuh ringkih dan kurus itu
sekilas lebih mirip anak
usia 4 atau lima tahun. Ujang,
anak yang hidup sebatang kara
karena kedua orangtua telah meninggal
ini ternyata juga mengidap virus HIV. Kombinasi maut dari penyakit TB dan HIV membuat sang nenek kerap
menahan isak saat becerita
perjuangannya mengobati sang cucu.
Kedua orang tua Ujang meninggal karena mengidap penyakit AIDS, membuat
kerabat dan tetangganya mengucilkan
keluarga Ujang. Sampai-sampai ketika ayah
Ujang meninggal, hanya ada 3 orang petuga hansip yang membantu mengurus jenazahnya.
Pagi hari, saat kunjungan ke RSHS di hari yang sama, saya
pernah diperlihatkan obat-obat TB yang besar dan banyak yang harus ditenggak.
Belum lagi rasa ngilu, kesemutan dan kebas yang harus dirasakan setiap mendapat
suntikan. Duh, saya ga bisa membayangkan tegarnya Ujang mengobati penyakitnya.
Dengan wajah yang polos, Ujang sesekali mengedarkan pandangan
ke seluruh peserta work shop yang
memutar kursi tempat duduk kearah meja tempat Ujang duduk.
Pengobatan TB yang nilainya kurang lebih sekitar100 juta per orang
sampai tuntas, memang ditanggung pemerintah. Tapi tentu saja, Nyai
harus punya modal yang banyak, minimal
sekadar ongkos untuk pergi
berobat. Belum lagi kondisi suaminya
yang tidak berdaya dihajar stroke. Praktis beban sebagai pencari nafkah berpindah ke pundaknya. Kisah yang membuat kami tercenung dalam.
Dengan usianya 9 tahun
ini, normalnya Ujang sudah duduk di bangku kelas 3 atau 4 SD. Namun tubuh ringkihnya tidak
memungkinkan Ujang untuk mengenyam bangku pendidikan. Tubuh bocah
ini hanya mempunyai kekebalan 9 sel saja. Sangat jauh di atas angka
normal yang dimiliki manusia yang sehat
yaitu antara 500-600 sel dalam
setiap m3.
Makanya, selain meminum obat
TB, Ujang juga harus rajin minum obat antiretroviral atau ARV untuk membuat
tubuhnya tetap kuat dan sehat. Meski tidak bersekolah, Ujang masih mempunyai cita-cita yang banyak. Kadang bermimpi menjadi seorang
ustadz, kadang juga ingin jadi tentara.
Sadar dengan kasih sayang sang nenek
yang mendalam, bocah ini pernah berujar
“Nanti, kalau nenek yang sakit,
Ujang saja yang nganter berobat, ya.” Duh gimana ga nonjok, coba? Hiks...
Ada lagi kisah Bu
Ayi yang rela berjalan keliling kampung untuk mencari
para ‘suspect’ TB. Rasa enggan dan malu
jadi salah satu alasan yang membuat para warga untuk memeriksakan diri. “Ya
udah, kalau gitu dahaknya saja yang saya
bawa buat dicek,’ ujar Bu Ayi. Setelah memberi wadah yang sudah diberi tanda agar tidak tertukar,
Bu Ayi mengambil sample dahak untuk
diuji. Usahanya tidak sia-sia karena
dari beberapa sample yang
terjaring ditemukan pasien yang positif
TB. Padahal, kita sendiri sudah
tahu kalau dibiarkan, seorang pengidap TB bisa
menulari 15 orang pertahunnya. Mengerikan, ya?
Di luar sana masih banyak orang-orang seperti Nyai, Bunga dan
Ujang yang masih harus kita bantu. TB bukan hanya soal
penyakit medis saja. TB adalah PR
multidimensi yang menyentuh aspek
sosial. Padahal tidak sedikit ‘suspect’
TB yang masuk dalam golongan usia
anak-anak.
Selesai acara sharing, meja
Ujang ramai didatangi oleh para peserta work shop #lawanTB untuk
menyemangati. Seperti yang dilontarkan
oleh seorang peserta, harapan tingkat kekebalan Ujang bisa meningkat dengan pengobatan yang rutin. Entah dengan
cara apa, semoga Ujang yang tidak bisa bersekolah bisa mewujudkan cita-citanya, meski telat
masuk bangku SD. Dan yang tidak kalah pentingnya, tidak akan ada lagi
yang mengucilkan orang-orang seperti mereka. Seperti yang saya
bilang dalam posting sebelumnya,, semua orang berhak punya masa depan.
Begitu juga dengan Ujang.
17 Comments
Sebuah ucapan yang mengunggah hati dari seorang boca yang tak di sangka-sangka. Namun ucapan tersebut merupakan sebuah ucapan jujur yang datang dari dalam hati. Inspiratif
ReplyDeleteGa nyangka ya, Ujang bias ngomong gitu
DeleteKasihan sekali ya mbak. :(
ReplyDeleteSpeechless kalo gini.
Iya, mbak. andai mbak juga bisa lihat anak itu, rasanya ga bakalan tega juga.
DeleteUjang berhak memiliki masa depan yg cerah....dan pasti dia bisa melalui itu semua..buktinya...dia sekarang sudah bisa bangkit :)
ReplyDeleteIya, mbak. Aamiin.
DeleteSelama kita mampu membantu mereka, tentu ada hal patut kita perjuangkan disini ya fie.. bagaimanapun juga ini tanggung jawab kita bersama.
ReplyDeleteIya, teh. Sekecil apa pun bantuan yg kita beri akan sangat berarti buat mereka.
DeleteJadi keingetan temen yg dulu pernah kena TB..
ReplyDeleteUdah sembuh dong ya temenya, Dit. :)
DeleteJadi keingetan temen yg dulu pernah kena TB..
ReplyDeleteARV bisa sembuhkan HIV mbak? semangat ya Ujang, makasih mbak udah berbagi, searching ARV dulu
ReplyDeleteSetau saya belum ada obat yang menyemuhkan HIV atau Aids. Tapi ARV adalah obat yang bisa membantu pasien HIV dan Aids bisa tetap bugar dan kekebalan yg baik. Coba cek blog teman saya yang volunteer HIV di http://www.sukamakancokelat.com/
DeletePenderita TB dan HIV memang sangat berat untuk menjalani kehidupannya apalagi di lingkungan masyarakat,,, dikucilkan karna penyakitnya dan rata - rata orang tidak mau dekat apalagi untuk menyemangati untuk tetap hidup. Setelah membaca ini mungkin sedikit menyadarkan orang banyak agar saling membantu sesama manusia,,,, meskipun tidak dengan uang, dengan memberika semangat hidup itu sudah cukup
ReplyDeleteNice post :)
Salah satu cara kita menolong teman-teman seperti mereka adalah memberi edukasi, ya. Banyak yang tidak ngerti atau salah mendapat informasi.
DeleteBener-bener hening suasana ruangan saat para Terjang ini berbagi testimoni, ya, Fi... sungguh sebuah pembelajaran berharga bagi kita semua. :)
ReplyDeletemoga ujang tetep semangat ya
ReplyDeleteSilakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.