Dibanding
dulu, waktu saya memutuskan untuk berjilbab (tahun 1997), muslimah
yang menutup auratnya masih
sedikit, fashionnya pun masih
standar. Kalau bukan gamis yang model
funky dengan celana panjang dan atasan kemeja atau t-shirt long sleeve plus
tentunya jilbab segi
empat yang disampirkan. Belum banyak
yang stylish, gayanya ga
jauh-jauh dari situ. Sekarang? jauuuh
beda. Banyak pilihan model hijab
yang bisa kita ikuti. Mau yang syari dengan gamis atau abaya
dan kerudung yang panjang sampai pinggang, atau yang modis dengan aneka lilitan dan aksesoris. Well, saya enggak akan membahas soal
gaya-gayaan jilbab yang kadang-kadang
malah memancing keributan di medsos. Enggak, deh. Maaf, ya
^_^.
Fenemona hijab ala muslimah Indonesia ini juga yang
jeli ditangkap oleh Hanung dan diangkat
dalam film berlayar lebar dengan judul yang simple, Hijab. Jangan bayangin kalau
film seperti ini akan terasa berat dan
alur yang terkesan menggurui. Makanya begitu saya dicolek oleh Mbak Erli, dari Mazaya buat ikut Gala Premier Film Hijab di Bandung - tangal 16 Januari kemarin - dengan semangat 45
saya menyambut ajakan ini.
![]() |
credit: Rani Yulianti |
Sebelum
pemutaran film jam 16.50, kami mengikuti kelas
make up dan tutorial hijab dulu plus meet and greet bareng aktor dan aktris pendukung (Carrisa Puteri, Natasha Rizky dan Mike Lucock). Dibuka
dengan kelas make up, saya yang aslinya super cuek ga
pernah bermake up, kembali berjibaku
(lagi) dengan palet hehehe...
![]() |
credit: Umi Bindya |
Secara Gala Premier,
jadinya ga dijual umum di ticket box biasa. Sukses membuat iri
pengunjung yang nanya-nanya kok bisa
dapet tiket nontonnya? Hihihi....
ngeblog atuh mba, kayak saya.
(eits, asiknya jadi blogger yang seperti
ini). Nah,
ini resensi film Hijabnya.
Judul Film : Hijab
Genre : Drama Komedi
Durasi : 100 menit
Produksi : Dapur Film & Ampuh Entertainmnet
Sutradara : Hanung
Bramantyo
Para pemain : Zaskia Adya
Mecca, Carrisa Puteri, Mike Lucock, Natsha
Rizky, Ananda Omesh, Nino Fernandez, Dion Wiyoko.
Jadi
nih, seperti yang saya bilang sebelumnya kalau film Hijab ini jauh dari kesan film yang berat dan serius ngatur
soal hijab mesti bagaimana dan aneka perintilannya.
Dikemas dengan gaya pop, film Hijab yang
lucu dan kocak ini memotret kehidupan
para muslimah di Indonesia yang
berjilbab. Sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan mungkin dialami oleh kita. Ada Sari (Zaskia Adya Mecca), Bia (Carrisa Putteri) si gadis hidayah,
Tata (Tika Brivani) seorang mantan aktivis perempuan yang terpaksa
menutup rambutnya dengan turban
gara-gara pitak dan Anin (Natasha Rizky) yang terobsesi dengan hal-hal yang berbau Perancis.
Kecuali
Anin yang belum menikah, mereka berempat
bersahabat karib dan suka ngumpul bareng
dalam arisan bareng suami-suami
mereka. Gamal (Mike Lucock), suaminya
Sari adalah tipe orang arab yang strike,
keras dan susah diajak kompromi. Bagi
Gamal, haram hukumnya
bagi seorang isteri untuk mencari
nafkah, karena itu adalah kewajiban
suami. Sari harus diam di rumah
mengurus anak, rumah dan melayani suami.
Itu saja. Tipe suami yang nyebelin banget, ya? Hehehe... Lalu ada Ujul (Ananda Omesh),
seorang fotografer idealis, suaminya Tata. Memang tidak sekeras Gamal tapi tipe laki-laki yang mudah
dipengaruhi, terutama oleh Gamal atau Chaky (Dion Wiyoko), pacarnya Anin - seorang
sutradara yang moderat dan membebaskan Anin untuk mengurus karirnya. Nah, kalau Matnur (Nino Fernandez)
adalah seorang aktor yang mewajibkan Sari ikut menemani syuting di lokasi dan menjadikan Sari fotografer alias tukang foto dadakan kalau
ketemu fansnya Matnur yang super
histeris.
Celetukan Gamal
saat arisan menyengat Tata. Tata yang
punya latar belakang seorang aktivis
tidak terima dengan ucapan Gamal yang bilang, “Ini arisan pake uang suami. Kalau gitu, ini arisan suami, dong. jangan-jangan semua
arisan para istri dibayarin suaminya.”
Keempat sahabat ini berkumpul dan sepakat untuk merintis sebuah bisnis. Sari yang punya
otak bisnis, Anin yang punya channel
luas, dan Tata yang
punya nyali besar sepakat untuk merintis bisnis hijab
yang dijual secara online. Dengan sembunyi-sembunyi, mereka merintis hijab ini tanpa sepengetahuan
para suami. Semuanya berjalan lancar sampai ketika bisnis mereka ada
dipuncak dan dilirik oleh Jakarta
International Islamic Fashion, justeru berbarengan dengan karir para suami
yang rontok satu persatu. Kesuksesan bisnis hijab ini bukannya membuat
para suami senang, malah mengancam rumah
tangga mereka, sementara Anin mulai terusik oleh kehadiran orang lain.
Casting
Selain
keempat pasang tokoh utama, penonton
film Hijab akan dimanjakan oleh
akting aktris dan aktor lainnya. Masih
ada Meriam Belina, Sophia Muller, Mathias Muchus, Jajang C Noer, Marini, Rina Hasyim, ustadz Ahmad Al Habsy
dan ustadzah Lulung yang beradu akting meramaikan
film ini. O, ya di film ini juga ada
Dijah Yellow, berperan sebagai pembeli
yang bikin susah para pramuniaga karena banyak maunya. Meski
harus berperan jadi suaminya Sari
yang diperankan oleh Zaskia, peran Mike cukup proporsional dan
sukses menghayati karakter suami yang rese dan nyebelin. Secara pribadi, saya bakal envy sama peran Anin. Selain
cantik dan smart juga punya Chaky yang baik, enggak rempong dan full support.
Kostum
Dengan
dukungan butik Meccanism, milik Zaskia Adya Mecca, membuat wadrobe para pemain film ini bisa
jadi inspirasi buat para
muslimah yang senang
dengan berbagai model gaya busana
muslimah. Dari model hijab syari
ala Sari, hijab gaul ala Bia
atau turban yang dikenakan Tata. Kalau saya seneng
sama hijab ala Bia di film ini. Modis, simple dan ga terlalu
aneh buat saya. Ga nolak deh kalau
dikasih baju ini hehehe...
Pesan Moral
Sejak
semula merintis bisnis ini, Anin sudah mewanti teman-temannya untuk jujur dan tidak menutupi bisnis ini pada para suami. Kekhawatiran Anin yang diabaikan teman-temannya jadi
kenyataan saat para suami bereaksi, saat
para isteri seolah-olah
mengambil alih tanggung jawab finansial keluarga. Sementara Anin
yang belum menikah, sebal bukan
main dengan tingkah para sahabatnya yang
ribet dengan suami-suaminya. Meski punya
pacar yang moderat dan membebaskan Anin,
pertahanan Anin mulai goyah ketika Tante Elma mengenalkan keponakannya, Michelle,
cowok Perancis yang nyaris menjawab obsesi Anin dengan segala yang berbau Perancis.
"Hijab bukan hasil tapi adalah perjalanan, pengalaman untuk menjadi yang terbaik".
Saya
lupa quotenya siapa di film itu. Tapiiii... saya setuju kalau setiap orang perlu proses yang berbeda buat berhijab.
Bukan jaminan dengan berjilbab itu menjadikan seorang muslimah bersih dari
dosa dan cela. Tapi juga bukan alasan untuk mengabaikan kewajiban berhijab. Nobody perfect. Buat kita yang sudah berhijab mendingan menyemangati temannya yang belum dengan
cara yang santun. Setuju?
Quote yang paling nendang buat saya adalah yang ini nih,
Quote yang paling nendang buat saya adalah yang ini nih,
"Uang suami itu untuk istri dan uang istri itu buat keluarganya."
Daleeeem... Jadi beda ya, dengan qoute yang udah terlanjur bilang kalau uang istri ya uang istri. Artinya? Ehm.... ada di ending film ini.
Soundtrack
Saya
paling suka lagu recycle Satu Yang Tak Bisa Lepas yang dinyanyikan oleh Andien. Penghayatannya dapat
banget dan pas dengan suasana hati Anin
yang galau, apakah harus memilih
jalan dengan Chaky, cinta sejatinya atau
mewujudkan mimpi dengan obsesinya
dengan Michelle. Nah, pas
lagu ini muncul, adegan ini yang
paling ngena dan nyentuh buat saya. Masih ada juga lagu Let It Be My Way yang juga dinyanyikan Andien.
Kesimpulan
Jadi gimana kesimpulannya? Pakah para istri ini terus melanjutkan bisnis hijab online-nya atau melanjutkan keinginan para suami untuk menjadi isteri yang baik, diam di rumah saja dan ga ngurusin bisnis? Jawabannya ada di film ini. Saya kasih rate 3,5 dari 5 bintang. Cocok ditonton oleh para suami dan isteri yang kerja atau tidak kerja atau para lajang yang belum menikah.
Jadi gimana kesimpulannya? Pakah para istri ini terus melanjutkan bisnis hijab online-nya atau melanjutkan keinginan para suami untuk menjadi isteri yang baik, diam di rumah saja dan ga ngurusin bisnis? Jawabannya ada di film ini. Saya kasih rate 3,5 dari 5 bintang. Cocok ditonton oleh para suami dan isteri yang kerja atau tidak kerja atau para lajang yang belum menikah.
27 Comments
Betul sekali itu,uang suami otomatis menjadi uang istri karena judulnya memberi nafkah.
ReplyDeleteSoalnya kalau mencari nafkah itu buat sendiri, cuma berlaku buat para lajang. :)
DeleteMak, sy lihatnya pas diceritain di Hitam Putih.
ReplyDeleteKayaknya seru ya.
Ceritanya simpel, kehidupan sehari-hari banget.
Iya, mak. Seru dan ngena. ga usah mikir berat nonton ini mah. :)
DeleteAku juga mau nonton nih mak ,serunya ama suami kali ya hihi
ReplyDeleteNontooon ya, mak. Hayo dipilih karakter siapa yang disukai? :)
Delete"Hijab bukan hasil tapi adalah perjalanan, pengalaman untuk menjadi yang terbaik"
ReplyDelete__________________________
Quote ini stuju , nah maka dari itu, kayaknya kalau ada istilah "udah dapet hidayah karena sudah berjilbab" kurang lebih gitu lha istilahnya , diskriminasi banget ya, ini pendapat saya. Soalnya istilah itu kayak memojokkan para perempuan yang belum berjilbab karena belum dapat hidayah, padahal alasan bukan hanya belum dapat hidayah. Ada 1001 alasan bagi para perempuan mengapa dia belum berjilbab..
Mudah2an ngerti opini saya ini waaks :) soalnya panjang Mbeneer...
Ngerti, kok :D Berhijab itu cuma salah satu kewajiban aja, bukan free pas masuk surga. Yeeh, emang undian kompetisi ya, dapat bye hehehe.
DeleteBelum berhijab itu ga berarti juga pahala ibadahnya angus, kok. Balikin aja premisnya, belum berhijab aja udah baik, apalagi kalau udah berhijab. nah kalau yang berhijab ada yang rese dibalik juga, dengan terlindung hijab ini udah mending. Seenggaknya dia punya batasan, kayak gelang yang dipake tahanan yang coba-coba kabur (ini analoginya kejauhan, ya :P). Beuuh, komen balasannya jugakepanjangan hehehe
mungkin ada yang maksa Ahmed untuk pakai hijab... waaakz kabooor :D
DeleteWkwkwk..... ngakak guling-guling baca komen Pak Umar. Kayaknya sih, gitu. :D
Deletepengen nonton ih... pasti menginspirasi skali ya kostumnya ya isi filmnya jg :)
ReplyDeleteIya... Di film itu ada satu scene lagi fashion show. Sedaaap, bajunya keren-keren :)
Deletekeren banget ceritanya,,,aku mau nonton juga tapi sayang kemarin nggak bisa nonton soalnya ada acara... hiks
ReplyDeleteWaks sayang banget, mbak. Ya udah rencanain lagi lain waktu :)
DeleteSecara ide, cukup bagus nih filmnya. Tapi untuk quote yang terakhir "uang suami itu uang istri, uang istri untuk keluarganya..." nendang banget nih buat saya. Biasanya saya pakai jurus jitu, "uang istri itu untuk istri" supaya uang saya gak dimintain ahahahaha.... tetep aja ya gak bisa nyimpen penghasilan untuk sendiri, pada akhirnya ya dibagi2 juga :P
ReplyDeleteHihihi iyaaa mbak. Keluarga kan bisa suami juga, kalau misalnya suaminya tiba-tiba sakit dan ga bisa kerja lagi. Itu juga yang terjadi di film itu. :) Mereka merasa gengsi kalau para isttri membantu secara finansial.
Deletekapan hari lihat thrillnya,seru kayaknya plus lucu hehehe
ReplyDeleteIya, emang lucu fillmnya :)
DeleteKereeen riview-nya Efi, mesti belajar banyak nih cara riview film dr effi
ReplyDeleteAish Rani :) *pegangin idung takut terbang* Masih belajar juga, kok. *serius*
DeletePengen nonton juga, penasaran ama pamer hijabnya, pasti cantik2 tuh :)
ReplyDeleteAyo nonton, mak. Aman kok filmnya, ga seperti yang dihebohin di medsos itu :)
DeleteJalan ceritanya sepertinya unik, ya Fi. Cerita para perempuan kekinian banget yang kreatif, berpendidikan dan berani. Pengen nonton eksekusinya kaya gimana hijab dalam sudut pandang Hanung dan berhijab di lingkungan mereka seperti apa, sih.
ReplyDeleteIya teh, perempuan juga punya hak dan caranya sendiri buat beraktualisasi tanpa harus mengabaikan keluarga. Nah, di film ini dikemas dengan segar, ringan tapi sebenarnya punya pesan tersirat yang jleb.
DeleteDulu saya berhijab dari SMP, sampai akhirnya sesuatu hal terjadi pada gelombang kehidupan saya pun melepas hijab tahun 2004 dan kembali memakai hijab 2010. Jadi memang hidayah itu ada dalam hati :D hihi
ReplyDeleteNah kan, kita engak tau kapan orang bisa kembali nemu hidayahnya, ya, Tian. Mencela, menghujat dan apapun itu sebenarnya malah menggambarkan siapa kita, bukan siapa yang kita cela. :)
Deletekalau boleh tau apa judul lagu ending di film tersebut
ReplyDeleteSilakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.