Sunday 25 November 2012

Sepotong Cerita dari Rumah Sakit

Rumah sakit? Entah itu rumah sakit besar atau rumah sakit kecil, begitu mendengar yang terbersit di benak saya adalah sebuah tempat yang tidak enak, meski kelas VIP sekalipun. Mulai dari aroma eter yang menusuk hidung, jarum suntik, belalai infus, kasur berseprai putih, kursi roda sampai ruang operasi. “Jangan sampai saya ngalamin dirawat di RS, kecuali kalau melahirkan,” begitu yang selalu terpikirkan.
Seumur hidup pun saya belum pernah merasakan dirawat di rumah sakit, kecuali menengok atau menunggui mama dan apa (sebutan buat orang tua saya) waktu mereka sakit.Itu pun jarang sekali. Alhamdulillah, keduanya jarang mengalami sakit yang serius.
Manusia punya harapan tapi Allah juga yang punya rencana lain. 16 Oktober 2012 silam adalah awal semuanya. Selasa sore, ditengah jam les bahasa Inggris yang saya ikuti  perut saya terasa mulas melilit. Beberapa hari sebelumnya memang perut saya rasanya tidak nyaman. Saya pikir cuma masalah kecil saja.

Share:

Saturday 10 November 2012

Bidadari-bidadari Surga




Judul               : Bidadari-bidadari Surga
Penulis             : Tere Liye
Penerbit           : Republika - 2008
Halaman          : vi + 368
ISBN               : 978-979-1102-26-1
Dimensi           : 20,5 x 13,5 cm


Laisa mengabaikan kengerian  yang menyelimuti kaki gunung Kendeng yang selama ini menghantui warga kampung sekaliguas menyisakan trauma yang mengiris masa lalunya.  Dibalut dengan perasaan cemas, Laisa ditemani Dalimunte menembus pekatnya rimba di kaki gunung Kendeng  untuk mencari Ikanuri dan Wibisana, dua adiknya yang bandel. 
Insting Laisa yang tajam berhasil menuntunnya menemukan tiga ekor harimau hutan yang siap memangsa kedua adiknya itu. Sementara Laisa mempertaruhkan nyawanya, ia membiarkan ketiga adiknya  menyelamatkan diri. Laisa pasrah  mengorbankan dirinya diterkam harimau. Demi melihat Laisa yang berurai air mata sambil  memohon-mohon, ketiga harimau itu urung menerkamnya dan meninggalkan Laisa begitu saja.
Itu adalah sepenggal bagian dalam novel Bidadari-Bidadari Surga yang ditulis Tere Liye yang sangat menyentuh.
Nah, siapa yang tidak kenal dengan Tere Liye? Setelah novelnya Hafalan Shalat Delisha diangkat ke layar lebar, semakin banyak orang yang ngeh dengan keberadaan novelis asal lampung ini. Hampir semua novel-novel Tere Liye membuat mata para pembacanya berembun dan tidak jarang meluruhkan buliran air mata, termasuk diantaranya novel Bidadari-bidadari Surga ini.

Bidadari-bidadari Surga menceritakan seorang perempuan berhati lembut namun juga tangguh setegar karang bernama Laisa. Laisa mempunyai adik 4 adik; Dalimunte, si kembar Ikanuri dan Wibisana serta Yashinta. Pengorbanan Laisa untuk berhenti sekolah membantu ibunya mencari nafkah berbuah manis. Keempat adik-adiknya berhasil menyelesaikan sekolah hingga berhasil. Dalimunte menjadi seorang peneliti fisika, Ikanuri dan Wibisana yang gemar dunia otomotif dan menyelesaikan tender sasis mobil terkenal asal Italia dan Yashinta yang menjadi peneliti hewan.
Secara fisik, Laisa jauh dari gambaran cantik kebanyakan seorang perempuan. Laisa bertubuh gempal, berambut gimbal, berkulit hitam. Kekurangan fisik yang membuatnya sullit mendaaptkan jodoh hingga usianya menjelang empat puluh tahun. Tak tega melangkahi kakaknya,  membuat Dalimunte nyaris mengabaikan Cie Hui, gadis yang dicintainya.  Laisa memaksa Dalimunte  mengejar Cie Hui ke bandara. Upaya itu berhasil,Dali, panggilan Dalimunte akhirnya berhasil melamarnya Cie Hui yang turun dari pesawat sesaat sebelum  lepas landas. Setali tiga uang dengan Dali,  Yashinta yang begitu mencintai Laisa, bersikeras tidak mau melangkahi Laisa hingga membuat Goughsky yang naksir berat nyaris frustasi dan menjulukinya Miss Headstone.
Seperti kebanyakan novel Tere Liye lainnya, Bidadari-bidadari Surga ini dikemas dalam alur maju mundur, dialog-dialog yang sarat dengan pesan kehidupan serta tentu saja diksi yang apik dan menyentuh. Bukan itu saja, meski  berlatar belakang sarjana Ekonomi, Tere Liye juga piawai mengurai banyak hal-hal lain diluar sastra. Uraian ceramah Dalimunte yang berbau sains tentang badai elektromagnetik antar galaksi, pesona alam Semeru dengan deskripsi yang detil, konservasi populasi harimau yang semakin memprihatinkan atau tehnik menggerakan kincir angin dengan menggunakan bambu, membuat novel ini juga membuat wawasan para pembacanya semakin bertambah.
Secara tersirat, Tere Liye menyampaikan pesan kecantikanseorang perempuan bukan hanya karena pesona fisik semata, ketulusan hati dan hati setegar karang membuat Laisa layak dicemburui para  bidadari surga dibalik kekurangan fisiknya itu.
Bagaimana jatuh bangun perjuangan Laisa menyokong keempat adiknya menyelesaikn pendidikan hingga berhasil? Atau sikap Laisa terhadap suara-suara sumbang yang memandang sinis kekurangan fisiknya? Kisah Cinta Dalimunte dengan Cie Hui atau kenekatan Goughsky mengejar Yashinta? Bagaimana lika-liku Ikanuri dan Wibisana  segera mencari penerbangan pertama ke Indonesia, atau Yashinta yang bergegas menuruni  Gunung Semeru meninggalkan pesona alap-alap yang sedang ditelitinya demi kakak mereka Laisa? Jika ia berhasil mendesak Dalimunte untuk melangkahinya, apakah ia juga berhasil membujuk Yashinta untuk menikah dengan Goughsky? Nah, sebelum menonton filmnya nanti, saya berani jamin tidak ada ruginya untuk membaca dulu buku ini.
Share:

Friday 9 November 2012

Back to School





Akhirnya, setelah 3 minggu cuti, saya kembali masuk sekolah. Bosan rasanya terkapar dan cuma berbaring di tempat tidur. Meski selama sakit itu dua buku selesai saya baca.
Maka, rabu kemarin saya memutuskan kembali bekerja, masih dalam masa pemulihan jadi  mobilitasnya pun masih 'slow motion'.
Saat saya datang, anak-anak kelas empat yang sedang berolahraga melihat saya. Beberapa anak berseru,"eh ada bu Efi. Ada bu Efi."
Kontan saja mereka meninggalkan lapangan, menyerbu saya dan menyodorkan tangan mengajak bersalaman. 
Meski belum pulih 100% rasanya terharu sekali mendapat sambutan dari mereka, padahal saya enggak ngajar mereka.

Ah, nikmat sehat itu memng berharga sekali. "Sambutan kecil"pagi itu sungguh berartibuat saya.


*picture taken from 
Share:

Monday 5 November 2012

The Alchemyst



Judul : The Alchemyst (The Secrets of Nicholas Flamel)
Penulis : Michael Scott -2007
Penerbit : Matahati
Alih Bahasa : Berliani M. Nugrahani
Halaman : 503 Halaman
ISBN : 979-1141-22-3
Ukuran : 14 x 21 cm

Apa yang terlintas dibenak kita jika terlibat dalam peseteruan para penyihir dari masa silam dan bertempur melawan Bastet salah satu dewi dalam mitologi Mesir?

Itulah yang dirasakan oleh si kembar  Sophie dan Josh, putra-putri dari pasangan arkeolog Richard dan Sara Newman. Terobsesi memiliki mobil membuat  keduanya memutuskan untuk tinggal dengan bibi Agnes dan mencari kerja part time.  Josh diterima sebagai asisten di sebuah toko buku, sementara Sophie bekerja di sebuah cafĂ©. Tempat keduanya bekerja hanya dipisahkan oleh ruas jalan di salah satu sudut kota San Fransisco.

Semuanya berjalan normal hingga satu hari keributan yang terjadi di toko Nick Fleming tempat Josh bekerja merubah semuanya. Kemunculan tamu aneh yang menarik perhatian Sophie membuat huru hara ditoko buku milik Nick.  John Dee -  seteru lama Nick Fleming alias Nicholas Flammel- bersama para Golem ciptannya  datang  berusaha merebut Codex, catatan rahasia milik Flamel. 

Josh berusaha membantu Fleming mempertahankan Codex. Saat Dee menocoba merebut buku itu, Josh hanya bisa mempertahankan dua halaman terakhir Codex,  sedangkan Dee bukan saja berhasil merebut Codex,  ia juga berhasil menculik Perenelle atau yang lebih dikenal Perry.

Mau tidak mau kejadian ini membuat jati diri Fleming terungkap  di depan si kembar Newman, setelah ‘perang sihir’ yang menyisakan kekacauan yang sulit dijelaskan dengan akal disaksikan keduanya.

Mengetahui  Josh berhasil merobek dua halaman terakhir  Codex , Fleming atau Flamel menyadari nyawa si kembar juga turut terancam.  Bersama Scathach - vampire yang terjebak dalam tubuh seorag gadis remaja - mereka berempat bergegas meninggalkan San Fransisco menemui Hekate  salah seorang Tetua untuk meminta pertolongan.


Sementara di tempat lain Dee menyadari dua halaman terakhir bagian terpenting dari Codex telah hilang. Dee segera menghubungi Morrigan,salah satu tetua gelap untuk meminta bantuan mengejar  Flamel dan kawan-kawan.  Josh remaja tanggung berusia 15 tahun itu memacu kendaraannya di tengah kepadatan lalulintas San Fransisco sambil berusaha berkelit dari  kejaran ribuan gagak yang dikirim Morrigan.

Flamel dan kawan-kawan memang berhasil lolos dari kejaran ‘tentara’ kiriman Morrigan dan menemui Hekate di alam bayangan.  Tapi Dee yang licin juga tidak mau menyerah.  Pertempuran sengit antara  Flamel dan kawan-kawan melawan Dee berlanjut di alam bayangan Hekate.

Michael Scott, penulis buku ini bertutur dengan lincah kisah fantasi The Alchemyst. The Alchemyst adalah logi pertama dari 6 logi yang dibuatnya (The Alchemyst, The Magician, The Sorcerer, The Necromancer, The Warlock dan The Enchantress - yang dirilis tahun 2012 ini).

Scott juga dengan cerdas mengurai fakta sejarah dan mitos dengan bahasa yang renyah dan mudah dicerna. Beberapa hal diantaranya,  seperti rekayasa DNA, penemuan manusia bajang  di Flores atau The Hobbit dari Indonesia,  Kebakaran besar di London pada tahun 1666, tenggelamnya Danu Talis atau samudra Atlantis yang masih jadi perdebatan hingga kini, legenda Joan of Arc, Tutankhament raja Mesir yang mati muda hingga pedang Excalibur peninggalan King Arthur.

Sejak bab pertama, hingga halaman terakhir kita disuguhi narasi yang sarat dengan fantasi yang luar biasa. Jebakan-jebakan maut seperti di dalam kuburan-kuburan kuno, Adu kekuatan sihir,  munculnye kembali Pterosaurus, biantang purba  bertubuh ular yang mempunyai sayap seperti kelelawar dan mahluk-mhaluk aneh ciptaan para penyihir membuat kita asik menekuri halaman demi halaman mengikuti petualangan si kembar Sohie dan Josh.

Jika kita mencoba mengetik nama Nicholas Flamel, Perenelle Delamere  dan Dr John Dee dalam perambah Google, akan kita temukan ribuan artikel tentang mereka. Menarik sekali karena mereka bukan sekedar dongeng,tapi memang pernah ada. Bahkan rumah  peninggalan Flamel dari abad 14 masih anggun berdiri di sudut kota Paris dan menjadi salah hostel sekaligus  satu bangunan bersejarah.

Sementara Dr John Dee sendiri adalah seorang ahli astrologi, astronomi, matematika,  penyihir, dan mata-mata  yang dekat dengan ratu Elizabeth I. Dee juga yang memilih tanggal 15 Januari 1559 sebagai tanggal penobatan sang ratu. Dalam aksi spionasenya, Dee selalu menggunakan sandi 007 dalam surat-surat rahasianya, ratusan tahun lebih awal sebelum Ian Fleming menciptakan tokoh James Bond! 

Kabarnya buku ini sedang digarap untuk diangkat kelayar lebar dan akan dirilis pada bulan Februari tahun 2013. Hmmm, bisa kita bayangkan ya bagaimana  efek canggih yang divisualkan dalam film nantinya ya?


Ada salah satu bagian menggelikan dalam cerita ini. Dalam pertempuran di Alam Bayangan, Sophie berhasil membuat Bastet sang dewi mitologi Mesir lari terbirit-birit ketakutan. Atau licinnya Dee yang bisa mengancam Morrigan yang juga keponakan Bastet.dengan pedang Excalibur.
Nah, apakah Dee berhasil merebut lembaran terkhir Codex? Apa yang membuatnya begitu terobsesi ingin merebutnya dari Flamel? Lalu sepenting apa keberadaan si kembar bagi Flamel? Apa maksud dari ramalan “dua yang menjadi satu dansatu yang mencakup semuanya”? Bagaimana dengan nasib Perenelle yang diculik Dee?  Jika tanpa keberadaan Codex,  Flamel bisa menua dan mati, apa yang membuat Dee begitu terobsesi dengan Codex? Karena sebelum merebut Codex itu pun Dr John Dee bisa bertahan hidup ratusan tahun.

Jawabannya bisa anda temukan dalam buku ini. Selamat bertualang!
Share: