Saturday 10 November 2012

Bidadari-bidadari Surga




Judul               : Bidadari-bidadari Surga
Penulis             : Tere Liye
Penerbit           : Republika - 2008
Halaman          : vi + 368
ISBN               : 978-979-1102-26-1
Dimensi           : 20,5 x 13,5 cm


Laisa mengabaikan kengerian  yang menyelimuti kaki gunung Kendeng yang selama ini menghantui warga kampung sekaliguas menyisakan trauma yang mengiris masa lalunya.  Dibalut dengan perasaan cemas, Laisa ditemani Dalimunte menembus pekatnya rimba di kaki gunung Kendeng  untuk mencari Ikanuri dan Wibisana, dua adiknya yang bandel. 
Insting Laisa yang tajam berhasil menuntunnya menemukan tiga ekor harimau hutan yang siap memangsa kedua adiknya itu. Sementara Laisa mempertaruhkan nyawanya, ia membiarkan ketiga adiknya  menyelamatkan diri. Laisa pasrah  mengorbankan dirinya diterkam harimau. Demi melihat Laisa yang berurai air mata sambil  memohon-mohon, ketiga harimau itu urung menerkamnya dan meninggalkan Laisa begitu saja.
Itu adalah sepenggal bagian dalam novel Bidadari-Bidadari Surga yang ditulis Tere Liye yang sangat menyentuh.
Nah, siapa yang tidak kenal dengan Tere Liye? Setelah novelnya Hafalan Shalat Delisha diangkat ke layar lebar, semakin banyak orang yang ngeh dengan keberadaan novelis asal lampung ini. Hampir semua novel-novel Tere Liye membuat mata para pembacanya berembun dan tidak jarang meluruhkan buliran air mata, termasuk diantaranya novel Bidadari-bidadari Surga ini.

Bidadari-bidadari Surga menceritakan seorang perempuan berhati lembut namun juga tangguh setegar karang bernama Laisa. Laisa mempunyai adik 4 adik; Dalimunte, si kembar Ikanuri dan Wibisana serta Yashinta. Pengorbanan Laisa untuk berhenti sekolah membantu ibunya mencari nafkah berbuah manis. Keempat adik-adiknya berhasil menyelesaikan sekolah hingga berhasil. Dalimunte menjadi seorang peneliti fisika, Ikanuri dan Wibisana yang gemar dunia otomotif dan menyelesaikan tender sasis mobil terkenal asal Italia dan Yashinta yang menjadi peneliti hewan.
Secara fisik, Laisa jauh dari gambaran cantik kebanyakan seorang perempuan. Laisa bertubuh gempal, berambut gimbal, berkulit hitam. Kekurangan fisik yang membuatnya sullit mendaaptkan jodoh hingga usianya menjelang empat puluh tahun. Tak tega melangkahi kakaknya,  membuat Dalimunte nyaris mengabaikan Cie Hui, gadis yang dicintainya.  Laisa memaksa Dalimunte  mengejar Cie Hui ke bandara. Upaya itu berhasil,Dali, panggilan Dalimunte akhirnya berhasil melamarnya Cie Hui yang turun dari pesawat sesaat sebelum  lepas landas. Setali tiga uang dengan Dali,  Yashinta yang begitu mencintai Laisa, bersikeras tidak mau melangkahi Laisa hingga membuat Goughsky yang naksir berat nyaris frustasi dan menjulukinya Miss Headstone.
Seperti kebanyakan novel Tere Liye lainnya, Bidadari-bidadari Surga ini dikemas dalam alur maju mundur, dialog-dialog yang sarat dengan pesan kehidupan serta tentu saja diksi yang apik dan menyentuh. Bukan itu saja, meski  berlatar belakang sarjana Ekonomi, Tere Liye juga piawai mengurai banyak hal-hal lain diluar sastra. Uraian ceramah Dalimunte yang berbau sains tentang badai elektromagnetik antar galaksi, pesona alam Semeru dengan deskripsi yang detil, konservasi populasi harimau yang semakin memprihatinkan atau tehnik menggerakan kincir angin dengan menggunakan bambu, membuat novel ini juga membuat wawasan para pembacanya semakin bertambah.
Secara tersirat, Tere Liye menyampaikan pesan kecantikanseorang perempuan bukan hanya karena pesona fisik semata, ketulusan hati dan hati setegar karang membuat Laisa layak dicemburui para  bidadari surga dibalik kekurangan fisiknya itu.
Bagaimana jatuh bangun perjuangan Laisa menyokong keempat adiknya menyelesaikn pendidikan hingga berhasil? Atau sikap Laisa terhadap suara-suara sumbang yang memandang sinis kekurangan fisiknya? Kisah Cinta Dalimunte dengan Cie Hui atau kenekatan Goughsky mengejar Yashinta? Bagaimana lika-liku Ikanuri dan Wibisana  segera mencari penerbangan pertama ke Indonesia, atau Yashinta yang bergegas menuruni  Gunung Semeru meninggalkan pesona alap-alap yang sedang ditelitinya demi kakak mereka Laisa? Jika ia berhasil mendesak Dalimunte untuk melangkahinya, apakah ia juga berhasil membujuk Yashinta untuk menikah dengan Goughsky? Nah, sebelum menonton filmnya nanti, saya berani jamin tidak ada ruginya untuk membaca dulu buku ini.
Share:

1 comment:

  1. Jujur, saya mungkin orang yang paling tidak gampang menangis kalau melihat, membaca sesuatu yang rada2 melow namun asli buku ini membuat mataku berkaca-kaca walau tidak sampai menetes... Very nice book mas Tere Liye

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.