Saturday 27 November 2021

Tentang Pertemanan dan Friend Zone

“Efiii…. Apa kabar kamu?” Kangen ih!”

Satu notifikasi masuk ke akun ig saya. Seorang teman lama yang saya kenal lewat sebuah komunitas menyapa. Ga tau kenapa, update teman yang jarang disodorin sama IG tiba-tiba aja muncul di time line. Padahal rumus algoritma google itu ga masuk sama pola interaksi saya di instragram.

Tapi alam udah mengatur, ya. Kami emang harus ketemuan.
credit: Austin Distel - unsplash.com

Terus udah ketemuan belum? 
Ya belum sih. Hahaha. Beberapa waktu yang lalu saya fokus sama kegiatan acara di akhir bulan Oktober. Abis itu coling down sebentar eh saya malah tumbang. Setelah dihajar maag yang lumayan serius, disambung kena pilek, idung saya meler terus. Bikin saya jadi tambah durasi stay at home :D

Ngomong-ngomong soal teman, saya jadi ngitung-ngitung circle pertemanan saat ini. Kok makin tambah umur, kayaknya circle teman dekatnya makin mengecil. Bukan berarti menafikan teman-teman lama. Entah itu dari teman sekolah sejak TK sampai kuliah, teman kerja atau teman yang kenal lewat komunitas. Yang intens komunikasi bisa diitung dengan jari. Dari sekadar haha hihi, ngobrol serius sampai curhat. Hmmm curhat nih :D

Tapi ada juga temen lama yang lost contact tiba-tiba jadi lebih intens berkomunikasi. Ya belum ketemuan juga tapi fasilitas dari teknologi yang canggih jadi memudahkan. Emang bener ya, sosmed itu bisa mendekatkan yang jauh. Jauh di mata dekat di chating wkwkwk….

Ngomongin soal pertemanan, saya jadi inget sinetron remaja yang sempat populer tahun 2020 silam. Siapa yang ga familiar sama sinetron Dari Jendela SMP? Sinetron yang dibintangi oleh Rey Bong ini memang menarik perhatian banyak terutama penonton yang segmennya pas dengan cerita film ini, anak-anak smp yang mengangkat cerita tentang persahabatan. Kadang dalam persahabatan tidak jarang diwarnai dengan warna-warna zona pertemanan alias friend zone.
sumber foto: matamata.com

Pernah ngalamin, ga? I was, dulu. Cuma bisa nelen dalam hati soal perasaan tapi ga bisa ngambek karena gebetan milih yang lain. Bahkan sampai sekarang dia kayaknya ga tau saya pernah suka dia.

Bilang dong!

Ga usah. 
Udah cerita lama dan magnet chemistrynya juga udah luntur pula. Malah bersyukur ternyata ga sampai nikah sama beliau. Kenapa? Ya engak aja. Pokoknya elu gue end (yeee kayak permah jadian aja)

Tapi sebenernya yang namanya frenzone ga selalu tentang soal lope-lopean atau urusan hati dan perasaan. Ada situasi malah jadi sesuatu yang produktif dan menyalurkan kreativitas, lho.

Seperti yang dilakukan oleh UN1TY dan sinetron "Dari Jendela SMP” yang bekerja sama dengan operator seluler Smartfren. Di sini mereka menghadirkan inovasi program dengan tema UN1TY FrenZone Challenge.

Menarik, ya?

Jadi, program ini adalah realisasi keseriusan Smartfren untuk merangkul industri kreatif dan masyarakat, terutama para generasi muda sebagai pangsa pasar terbesar dalam industri telekomunikasi.

Seperti apa programnya?

Smartfren membuka peluang industri kreatif bagi generas muda khususnya dan masyarakat seluruh masyarakat secara umum untuk terlibat mengembangkan industri kreatif khususnya musik dan acara televisi di Indonesia.

Dengan adanya kokreasi inovatif ini, Smartfren bersama UN1TY dan “Dari Jendela SMP” membuka kesempatan bagi siapa saja untuk jadi bagian dari peluncuran original soundtrack sinetron tersebut. Wih asik ya?

Gimana caranya?

UN1TY FrenZone Challenge dibagi jadi Duet FrenZone Challenge & Dance FrenZone Challenge. Untuk ikutan ini, peserta cukup membuat video yang menunjukan kekompakan FrenZone bersama teman terdekat. Tentu saja dalam video ini harus menggunakan original soundtrack “Dari Jendela SMP sebagai musik pengiringnya.

Setelah itu, upload deh videonya ke Instagram Reels atau TikTok. Video terbaik akan diumumkan di program WOW Talks yang menghadirkan Rey Bong dan Sandrinna Michelle. Asiknya lagi para pemenang bisa ikut serta dalam proses pembuatan acara televisi Dari Jendela SMP. Kalau punya teman atau saudara yang masih abg dan ngefans sama Rey Bong wajib kasih tau mereka, ya. Biar pada ikutan.

Menurut Djoko Tata Ibrahim sebagai Deputy CEO Smartfren, “Smartfren konsisten sebagai operator yang selalu menjadi teman buka peluang untuk masyarakat luas. Kokreasi ini mewakili semangat yang kita bawa saat meluncurkan produk, seperti Smartfren GOKIL MAX dan Smartfren Unlimited. 

Tema FrenZone yang kami usung dalam kokreasi ini diharapkan mewakili semangat pertemanan positif anak-anak muda yang kreatif, digital dan saling mendukung. Karena lingkungan pertemanan yang positif dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa.”

Tema FrenZone menyampaikan pesan tentang pertemanan yang sehat dan positif dan menghasilkan sesuatu yang positif juga. Teman adalah salah satu esensi Smartfren.

Sebagai teman, layanan yang diberikan Smartfren selalu bisa diandalkan, kapanpun, dimanapun dan apapun momennya dalam menyediakan layanan telekomunikasi yang terbaik.

Dengan kuota super besarnya, Smartfren Gokil Max punya kuota sampai 36 GB sangat mendukung sekali untuk internetan sepanjang hari di berbagai platform dari pagi sampai di tengah malam. Biayanya pun sangat terjangkau, mulai dari Rp 30.000 sampai dengan Rp 80.000 saja. Tuh beneran terjangkau, kan?

Sedangkan untuk paket Smartfren Unlimited memberikan keuntungan dan kenyamanan. Dengan durasi 24 jam di semua aplikasi bisa dadapatkan mulai dari Rp. 22,500 sampai dengan Rp. 100.000.

Kedua produk ini sangat bermanfaat bagi pengguna seluler dan digital dalam berbagai platform terutama untuk generasi Z yang digital native yang membutuhkan kelelusaan penggunaan kuotanya sepanjang waktu.

Balik lagi ke teman-teman lama, saya jadi inget buat ngatur waktu untuk meet up dengan beberapa teman yang udah lama ga ketemu dan udah ngajak ketemuan. Bukan sekadar kangen saja tapi juga memanjangkan silaturahmi.

Kalau teman-teman punya rencana buat ketemuan sama teman-teman lamanya ga dalam waktu dekat ini? Sehat selalu ya dan jangan lupa untuk tetap menjaga protokol kesehatannya.

Cheers
Share:

Friday 12 November 2021

SIlky Pudding, Pudding Instan yang Lembut dan Enak

"Suka masak, ga?"

Kalau ditanya gitu, dengan segera saya bilang suka ga suka. 😅 Ga suka ribetnya soalnya. Tapi kalau gampang dan cepat, ya, ayo. Intinya saya tuh penganut quick cook alias masak cepat huehehe. Bikin nasgor,  bihun rebus atau puding instan dengan senang hati saya jabanin.

Dulu waktu masih kuliah saya suka bikin puding roti dan dibawa ke kampus. Sama loyang-loyangnya. Serius hihihi. Mana waktu itu kan belum ada ojol dan saya pergi ke kampus itu ngangkot. Kebayang dong itu di angkot saya bawa gembolan.

Terus di bawa ke area kampus sambil ngikutin kuliah?

Ya enggak. Saya mampir ke kosan temen dan nitip di sana. Lalu makan bareng-bareng di sana. Eh ya, pada suka, terus jadi rikues tuh. Disuruh sering-sering bawain pudding. Hmmm... bhaique, kalau ada duitnya ya wkwkwk.... Ya maklum masih kuliah, ngirit-ngirit buat pengeluaran :)

Ngomongin cemilan rumahan, trend bebikinan gini jadi booming lagi di saat pandemi hadir di tengah kita. Saya sempet nyoba-nyoba bikin kopi dalgona yang kekinian itu. Ga langsung jadi, gagal lagi tapi saya penasaran. Coba lagi dan lagi, eh berhasil. 

Sebenernya ngulik hal baru kayak gini itu lumayan juga makan waktu cuma dari segi bahan ga ribet buat saya. Makanya pas tau ada Silky Pudding, pudding kekinian, saya penasaran cobain juga. Duh ke mana aja hari gini baru tau? :D

But better than late. Ya, kan?

Katanya nih dari sebuah survey yang dilakukan sama Nielsen yang melakukan pengamatan dalam hal gaya hidup dan belanja FMCG ternyata 49 persen responden lebih sering memasak daripada sebelum wabah. Ya wajar sih ya, mobilitas yang terbatas dan penghematan budget jadi alasannya. Ngomong-ngomong, rilis survey ini udah agak lama sih, periodenya sekitar 6-17 Maret silam. Tapi masih related juga ketika kita (juga saya) jadi betah stay tune di rumah tapi hasrat ngemil ga bisa ditahan. Diet? Besok aja lagi.

Silky pudding ini adalah  Mom's Recipe Silky Pudding yang awalnya hadir dengan dua rasa, yaitu yakni rasa peach dan biscuit. Tapi kemudian disusul oleh varian berikutnya yang memperkaya pilihan rasa. Ada rasa Chocolate, Avocado, Taro, dan Bubble Gum.


Kampanye #Silkysetiaphari yang digagas oleh produsen ini bertujuan mengajak para konsumennya untuk berkreasi menghasilkan olahan Silky Pudding dengan ragam yang kreatif. 


Hari rabu lalu saya samperin mini market deket rumah buat mendapatkan Silky Pudding. Ga mau kalah pengen nyobain bebikinan juga. 

Sedih, cuma nemu dua rasa, Taro dan Coklat. Yaudah, ga usah ngegrundel. Saya ambil dulu varian yang ada. Nanti kalau mau bikin yang baru tinggal beli di tempat lain atau beli online. As simple as  that.

Waktu itu saya dapetin Silky Puddingnya seharga 17 ribu untuk satu dus. Jadinya beli dua bayar 34 ribu. Dipotong promo jadi lebih murah, cuma saya lupa jadi berapah jatuhnya. Struknya lupa nyimpen sih hehe.

Untuk satu dus silky pudding ini kita cukup mencampurnya dengan air sebanyak 700 ml. Udah itu aja. Ga pake gula tambahan. Tekstur bahannya lembut kayak susu bubuk dan menguarkan aroma wangi.

Saya menjerang air dulu sebanyak takaran sesuai anjuran. Setelah agak panas saya masukin tuh bahannya ke dalam panci. Kalau yang varian Taro ini warna bahannya putih seperti susu,  tapi begitu bertemu air berubah jadi warna ungu, seperti warna lylac. Lucu amat. Tapi yang varian cokelat bubuknya udah senada sama nama variannya. Cokelat. Ga kalah harumnya waktu dijerang.

Setelah mendidih, saya buru-buru matiin apinya. Jangan dibiarkan lama-lama, ya karena airnya akan meluap dan luber. Sayang, kan?

Kalau mau cepat dingin, bagusnya Silky Pudding yang sudah dituangkan ini disimpan di kulkas. Biar bisa cepat dinikmati, Tapi kalau disimpan di udara terbuka biasa juga ga terlalu lama buat menunggu perubahannya jadi lebih padat.

Dan ini kreasi Silky Pudding ala saya. Sengaja yang rasa Taro dan Cokelat itu saya campur dalam satu wadah. Ih gemes lihat layernya, kayak model dress gitu. *Yeeeh narsis*

Waktu saya cicipin emang nih pudding rasanya manis, padahal ga dikasih gula , karena dari sananya udah dikasih pemanis. Kita ga usah pusing mikirin takaran gulanya. Manisnya pas tapi ga kelewat manis. Waktu saya cicipi, teksturnya  lembut, moist  dan enyoy kalau kata orang Sunda mah. Hihihi

By the way aktivitaas berkreasi dengan Silky Pudding ini juga disukai sama   aktris Jessica Iskandar lho. Menurutnya ini jadi kegiatan positif dan masak di rumah jadi menyenangkan.


uat kalian yang konsen sama komposisi produk, jangan khawatir. logo halal dari MUI terpampang nyata di bagiang depan kemasan produknya. Gede, lagi.  itu 
 PT Forisprodusennya, selalu memilih bahan baku yang bermutu yang kualitasnya sudah duji di  di laboratorium yang modern dan higienis. No worry, halal.


Share: