Sebenarnya judul postingan ini juga nyindir diri saya sendiri hihihi.... Ngaku aja, manajemen keuangan saya masih banyak yang harus dibenahi. Makanya, pas tau ada acara Bijak Kelola Keuangan dengan narasumber Prita Gozhie, saya semangat deh. Giman ga semangat coba? Jam 5 pagi udah meluncur dari rumah menu shuttle travel. Rajin kan, saya? *yeeeh ga boleh sombong*
Ga ding, ga gitu. Mau ga mau harus pergi pagi banget. Soalnya acaranya dimulai jam 10 pagi, jadi mau ga mau saya harus pergi 'nyubuh' dari rumah. Demi ilmu yang berfaedah, saya rela pindahin waktu merem di rumah jadi di travel dari ke Bandung menuju Jakarta. Muahaha.... abis malamnya saya begadang sampai jam 23an gitu *kok, malah curhat*
Ga ding, ga gitu. Mau ga mau harus pergi pagi banget. Soalnya acaranya dimulai jam 10 pagi, jadi mau ga mau saya harus pergi 'nyubuh' dari rumah. Demi ilmu yang berfaedah, saya rela pindahin waktu merem di rumah jadi di travel dari ke Bandung menuju Jakarta. Muahaha.... abis malamnya saya begadang sampai jam 23an gitu *kok, malah curhat*
Para narsum dan panitia acara berfoto dulu sebelum acara dimulai |
Acara yang saya ikuti ini diadakan oleh Visa bekerjasama dengan DPW Darma Wanita DKI Jakarta berlokasi di Gedung Nyi Ageng Serang, Jalan Epicentrum Jakarta Selatan. Selain Prita Gozhie sebagai narasumber utama, ada juga Jenahara Nasution yang ikut sharing dalam talkshow berjudul : Bijak Kelola Keuangan, Kunci Keluarga dan Masa Depan Sejahtera.
Catet, sejahtera! Siapa yang ga mau masa tua (((tua)))nya gemah ripah, makmur lohjinawi dan bebas utang? Ga akan ada deh yang ga ngacung. Yekan?
Paparannya Prita Gozhie ini asik, betah deh nyimak |
Financial Check Up
Ngomong-ngomong soal utang, saya seneng banget pas Prita Gozhie membuka sesi ngobrol dengan pertanyaan ini. Soalnya dalam satu poin Financial Check Up, ada poin utang yangdibahas. Yuhuu.... saya ga punya utang *bangga*. Sudah satu tahap masuk di zona aman. Selain soal utang, masih ada poin-poin lain yang perlu diperhatikan.
Sudah Sehatkah Keuangan Saya?
Sebenernya di awal bulan saya selalu ngelist kira-kira dalam 30 hari mendatang punya pos pengeluaran apa aja. Misal buat ongkos, isi pulsa, bayar BPJS, nabung di reksadana, beli skin care, jajan dan sebagainya. Yang jadi PR buat saya adalah realitanya suka melebihi anggaran. Walau ga pernah tergoda bujuk rayu cicilan 0%, tapi tetep aja jari saya suka kelolosan klik order belanja online. Ga sering sih, ga saban minggu juga. Cuma ya itu masalahnya, fakta dan rencana ga sinkron. Padahal ya pos belanja gaya hidup yang ideal itu ga boleh lebih dari 10%.Ow ow....
Utang produktif itu kayak gimana, sih?
Ngomong-ngomong soal utang sebenernya ga masalah kalau dipake buat yang produktif. Misalnya punya cicilan KPR rumah. Nah ini kan jelas beda sama cicilan HP. Saya ngikik pas Prita Gozhie cerita contoh kasus yang doyan nyicil HP. Begitu cicilan beres, eh eh nyicil lagi buat HP yang baru. Itu nyicil apa nyewa?
Biaya hidup vs pemasukan
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan biaya hidup dan pemasukan. Jadi misalnya kalau penghasilan dalam sebulan yang masuk adalah Rp. 3.000.000,00, maka anggaran biaya hidup maksimalnya adalah Rp. 1.500.000,00. Nah, ngomong soal anggaran biaya hidup, kadang pemahaman kita antara butuh dan ingin itu suka samar. Padahal penting banget punya skala prioritas yang jelas biar keuangannya sehat. Contoh kongkritnya gini, deh. Kan tiap bulan tuh kita butuh toiletris semacam sabun muka, shampoo, sabun mandi dan printilan skin care buat muka berikut kosmetiknya. Padahal lipstik masih aman, tapi suka tergoda nambah koleksi. Sabun muka masih cukup sampai akhir bulan tapi tergoda nyoba merk lain dan seterusnya. Gimana anggaran belanjanya ga bengkak, coba?
Dana darurat
Siapa coba yang ga pengen sehat sentosa? Ga ada yang rencanain bulan ini sakit, bulan ini harus ke luar kota takziah sodara yang meninggal, minggu depan harus ke dokter, harus beli helm yang hilang, kanopi yang terbang ditiup pas hujan angin dan seterusnya. Untuk antisipasi situasi tak terduga seperti ini kita harus punya dana segar yang bener-bener bisa dipakai. Contoh yang jelas ya uang tunai atau tabungan. Investasi dalam bentuk deposito atau tanah ga termasuk diantaranya.Paham kan ya, apa yang saya maksud di sini. Untuk pos dana darurat idealnya kita menyishkan sebesar tiga dari pengeluaran rutin.
Punya tabungan
Apa bedanya tabungan dan investasi? Sekilas serupa, padahal ga sama.. Kalau dijabarin, tabungan itu untuk rencana. Sedangkan Investasi itu untuk masa depan. Mau jalan-jalan akhir tahun, beli laptop baru, ganti warna cat rumah itu contoh rencana. Sedangkan untuk masa depan misalnya bayar uang sekolah, cicilan rumah dan seterusnya. Clear, yes.
Ngomong-ngomong soal liburan sangat tidak disarankan untuk melakukan segera alias tidak terencana. Apalagi kalau anggarannya menggunakan gaji bulanan. Heloooo, abis liburan mau makan apa? Pergi kerja mau ngesot? Kan, enggak. Makanya yang sabar aja nabung dulu, baru deh setelah tabungannya cukup, cusss berburu informasi destinasi wisatanya. Demi kesejahteraan dan kewarasan dompet, sabar aja menanti waktunya yang pas.
Ngomong-ngomong soal liburan sangat tidak disarankan untuk melakukan segera alias tidak terencana. Apalagi kalau anggarannya menggunakan gaji bulanan. Heloooo, abis liburan mau makan apa? Pergi kerja mau ngesot? Kan, enggak. Makanya yang sabar aja nabung dulu, baru deh setelah tabungannya cukup, cusss berburu informasi destinasi wisatanya. Demi kesejahteraan dan kewarasan dompet, sabar aja menanti waktunya yang pas.
Alokasi ideal untuk penghasilan bulanan
Jadi gimana mengatur pos keuangan yang ideal? Prita Gozhie memberikan panduan seperti ini
- 5% untuk zakat, infaq dan sedekah
- 10% untuk dana darurat dan asuransi
- 30% untuk biaya hidup
- 30% cicilan pinjaman
- 15% investasi
- 10% gaya hidup
Hayo, ceki-ceki pengeluarannya, sudah sesuai dengan panduan?
Selain mengatur pemasukan agar tidak jebol alias nombok alias ngutang buat urusan yang ga penting, Prita Gozhie juga berbagi tips dalam mengatur keuangan untuk usaha. Ga sedikit lho para womenpreneur yang masih blank soal manajemen keuangan usaha. Beberapa hal yang jadi tantangan dalam memula usaha antara lain adalah:
Mau memulai usaha apa?
Mau usaha apa coba? Sudah jelas belum pasar yang mau dibidik? Jangan cuma latah bikin olshop tapi ga jelas mau nyasar konsumennya. Dan ini yang ga kalah penting, jangan sampai usaha yang kita jalani menyita waktu. Gara-gara manajemennya acak-acakan, bikin urusan keluarga dan rumah tangga jadi berantakan. No no no.... jangan sampai jadi prahara, ya.
Tidak bisa membedakan untung dan rugi
Masa ga tau untung sama rugi? Eits, beneran masih banyak yang samar. Hal ini karena masih ada yang tidak memisahkan mana uang untuk pengeluaran pribadi dan usaha. Misalnya saja kalau punya catering, gas, minyak goreng, bahan-bahan yang digunakan nyampur dengan pengeluran rumah tangga.Atau misalnya bayar creambath ke salon dan bayar tagihan ke supplier dibayar dari rekening yang sama. Kalau mau profesional harus dipisahkan rekeningnya. Kan, konyol kalau misalnya diaudit eh ada pengeluran bayar sepatu atau printilan kosmetik nyampur dengan bayar kewajiban usaha.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam mengelola untung dan rugi adalah catatan arus kas serta memisahkan modal investasi dan biaya. Untuk yang satu ini bisa dilatih dengan mencatat arus kas pribadi dulu. Duh, yang ini saya suka males, seingetnya aja, dan seringnya bablas. Makanya ga heran, realita vs rencana ga seiya sekata :D.
Mengelola keuangan rumah tangga dan usaha
Jadi harus gimana dong kalau kita mau profesional sebagai womenpreneur? Ini nih saran dari Prita Gozhie yang berfaedah untuk diamalkan. Amalkan, ya. Jangan niat aja, tapi harus pake action.
- Pisahkan antara keuangan rumah tangga dan usaha
- Menghitung omzet dikurangi biaya untuk mengetahui berapa keuntungan yang didapatkan
- Keuntungan usaha jadi dana kas masuk bagi keuangan rumah tangga.
![]() |
Lagi curhat soal keuangan bukan, ya?:D *foto by Andiyani Achmad |
Apa manfaatnya yang bisa didapatkan dari mengelola arus keluarga dan usaha?
Dari keuntungan usaha yang didaaptkan bisa kita gunakan untuk subsidi dana darurat, nambah modal kerja dan membiaya usaha. Masih ada lebihnya? Bisa kita investasikan di bank yang nantinya bisa jadi modal bergulir juga buat modal kerja dan biaya usaha. Jadi uangnya muter terus. Selain itu sebagai pemilik usaha, boleh banget kita menggaji diri sendiri dari keuntungan yang didapatkan. Ya masa ga boleh? Boleh banget menikmati jerih payah sendiri. Memanjakan diri sendiri tanpa harus nunggu dikasih Pak Suami kan salah satu contoh kebahagian yang hakiki hahaha....
sama-sama cantik dan smart mereka, panutan banget deh |
Sharing dari Jenahara Nasution
Di sesi berikutnya, Jenahara Nasution bercerita seputar aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga dan pemilik usaha. Jean, begitu mamah muda ini disapa bercerita perjalanan usaha bisnis fesyennya yang sudah berjalan sejak tahun 2004 dan butuh 7 tahun untuk dikenal banyak orang.
Jean yang sudah memisahkan keuangan pribadi dan usahanya bercerita motivasi awalnya memiliki usaha karena punya mimpi ingin memiliki quality time dengan anak-anaknya. Dulu wakti masih bocah, Jean jarang memiliki kebersamaan dengan ibunya (Ida Royani) yang super sibuk. Karena alasan itu, Jean bercita-cita bisa mengisi kebersamaan dengan anak-anaknya seperti brlibur yang dibiayai dari hasil usahanya.
Jean yang sudah memisahkan keuangan pribadi dan usahanya bercerita motivasi awalnya memiliki usaha karena punya mimpi ingin memiliki quality time dengan anak-anaknya. Dulu wakti masih bocah, Jean jarang memiliki kebersamaan dengan ibunya (Ida Royani) yang super sibuk. Karena alasan itu, Jean bercita-cita bisa mengisi kebersamaan dengan anak-anaknya seperti brlibur yang dibiayai dari hasil usahanya.
Jenahara cerita soal passionnya |
Selain tetap menjaga kecintaan pada bisnis yang dijalaninya, Jean juga disiplin menjalani gaya hidup dan pola makan yang sehat. Masuk akal, sih. Kalau sakit kan usahanya bisa terganggu, terus uang yang tadinya buat jalan-jalan bersama anak-anak malah harus digunakan buat berobat misalnya. Walaupun sudah langsing, dengan postur yang jadi body goal para wanita, Jean juga rajin berolahraga sebanyak 4 kali dalam seminggu. Saya? Bye, mau olahraga masih aja jadi wacana. Padahal mupeng binti envy lihat penampilan idealnya Jean. Yaelah, Neng. Usaha, usaha....!
Acara yang hanya berdurasi 2 jam hari itu rasanya kurang lama buat saya. Masih pengen nyerap literasi finansial dari Prita Gozhie yang juga berprofesi jadi dosen. Enak banget baliau menyampaikannya, bikin betah nyimak. Dulu saya paling sebel dan males pas jamnya kuliah akuntansi dan manajemen keuangan. Padahal, ga jadi mahasiswi jurusan ekonomi, ilmu seperti ini mah aplikasinya nempel terus sepanjang hayat dikandung badan, ya?
43 Comments
Ah ini pun menyentil saya mbak, olshopku bablas krn gak dikelola keuangannya dgn baik dan kebentur uang sekolah anak-anak hehe #curcol juga
ReplyDeleteWiiih dirimu punya olshop? Jualan apaan? Aku kok jadi pengen belanja hihihi *eh gimana*
Deleteforward ke istri dulu. nice mba
ReplyDeleteSip. Alhamdulillah bisa berbagi ilmu :)
DeleteMakasih banyak sharing nya Teh, saya save panduannya. Alhamdulillah ga ada hutang atau cicilan. Btw untuk rumah saya dan Suami juga ga mau kredit, sama seperti liburan, mending nabung dan investasi. Soalnya gini teh, kisah nyata aja, rumahnya belum lunas tapi udah cerai kan nyesek banget nggak punya apa-apa hiks.
ReplyDeleteHuhuhu horor banget kalau samapai kejadian. Jangan sampai atuhlah. Tosss dong, sesama yang ga punya utang hehehe
Deletekembali diingetin buat rajin sisihin sebagian dari penghasilan buat dana darurat dan investasi. cuman pe er nya nih, nyari investasi jenis apa yang oke ya.
ReplyDeleteNah, aku mau invest yang lain masih galau *padahal pengeluaran bulananya aja amsih awut-awutan*
DeleteLangsung cek kondisi keuangan ini mah hehe, alhamdulillah masih dalam kondisi sehat ya kadang flu dikiit lah haha, flu kalau lagi pengen belanja make up tuh racun banget bikin aku kehabisan pundi2 rupiah haha. Nuhun teh Efi sharingnya, noted banget.
ReplyDeleteHahahaha kudu divaksin nih keuangannya biar ga kena flu :D
DeleteKalau urusan keuangan juga kuncinya disiplin, ya. Biar jangan tekor terus
ReplyDeleteNah disiplinnya itu, perjuangan banget
DeleteDuh....koq baca postingan ini jadi nyentil aku juga. Masih kelolosan antara uang rumah tangga dan uang usaha euy.....waduuuhh........tolooong
ReplyDeleteAku mau lemparin pelampung ya, Des. Biar ga kelelep *eh, itu mah renang ya*
DeleteBener bangettt. Kalo dengerin Mbak Prita tuh enak banget. PR nya ngejalaninnya nih hehehe.
ReplyDeleteAku jadi pengen kuliah lagi nih gara-gara caranya nyampein enakeun hahaha
DeleteMenarik juga ya ngeliat Mbak Prita bikin panduan pos keuangannya,
ReplyDeleteMbak prita ini membedakan biaya hidup dengan gaya hidup, tau banget kalau anak millenial gaya hidupnya (misalnya nongkrong minum kopi, nyobain restoran baru, dll)luar biasak. hehehe
Iya karena yang hidup di jaman milenial hidupnya banyak pilihan bergaya eh dipilih semua pula. Kan tekor dompetnya hahaha
DeleteAh ini nabok aku bangeet, masuknya ke ngutang produktif. Tapi ga berasa loh, kaya cicilan rumah 15 thn, taun ini lunas yeaay...
ReplyDeleteAsik, akhirnya bisa nabok Nchie :v Ih senengnya udah punya rumah sendiri. Aku kapan, niiih :D
DeleteAku masih punya utang KPR hiks... Moga-moga tahun depan bisa lunas.
ReplyDeleteAh taun depan mah ga lama, Mit. Ntar lagi lunas, trus udah jadi hak milik. Senengnyaaaa
DeleteKalau baca artikel tentang pengelolaan keuangan suka serasa disayat-sayat hati ini, masih amburadul, moga bisa nabung nih buat biaya sekolah anak tahun depan hihihi
ReplyDeleteDuh ada yang kasuat-suat hahaha.... Semoga dananya terkumpul buat biaya sekolah Fathan ya, Ran
DeleteUdah ditulis keluar masuknya, udah bikin anggarannya, tp ya gt deh ah, msh hrs bnyk belajar hihihi
ReplyDeleteKeluar-masuk, banyakannya keluarnya ya hahaha... padahal ngumpulin uangnya lama. Giliran ngabisinnya gampang banget (itu sih elu, Fi). Hayuuk, aku juga masih belajar nih, Lia
DeleteBeneran soal manajemen keuangan keluarga itu soal komitmen n disiplin juga...Sesekali suka diminta mengisi manajemen keluarga di acara2 tertentu..tetep aja pas prakteknya kadang ga sesuai rencana hahaha...
ReplyDeleteNah praktisi nya juga ternyata masaih berjuang dengan cobaan, ya hehehe
DeleteAlokasi pemasukan masih berantakan dong aku teh, masih sering kegoda sama skincare atau sepatu huhu
ReplyDeleteBtw kak Jehan itu panutanku, dulu hampir jadi assisten pribadinya tapi nggak jadi hahaha. Bonusnya bisa ketemu doi dan mampir ke rumahnya ðŸ¤ðŸ˜‚
Aku juga masih tergoda printilan skin care, tapi sekarang algi belajar setia dan ngirit hahaha
DeleteKalau mau ke rumahnya Jehan, ajak-ajak, dong, Nes :D
emang kudu bener ngejalaninnya, dan harus bener masukin pos2 keuangannya
ReplyDeleteKudu komit ya, Ra :)
DeletePemaparan Prita Gozie emang asyik. Aku beberapa kali ikut acara yg narasumbernya beliau. Thanks for sharing, teh. Baca ini jadi serasa diingetin lagi untuk mengelola keuangan pada jalan yg benar.
ReplyDeleteSemoga tercerahkan lagi hihihi
DeleteHarus punya tabungan ya, teh. Tahun ni terkuras euy, bayar sekolah anak. Trs yg kecil minta sekolah jug. ��
ReplyDeleteEhhh... Curcol..
Jadi pengen mengolah keuangan dgn baik lg. Terima kasih untuk sharingnya, teh ��
Tabungan sih yakin ada punya tapi kayaknya rata-rata masih banyak buat transitan aja, ya, Gy
DeleteKelemahanku dalam pengelolaan keuangan ini adalah... SKINCARE! Rasanya ituh pengen aku beli semuanya. Apalagi kalau sedang ada promo. Lemah selemah-lemahnya iman. Dan jadinya ya keuangan suka goyang juga. Hahahaha...
ReplyDeleteYou're not alone, hahaha. Iket yang kenceng keuangannya biar ga centil goyang-goyang :)
DeleteDulu pernah baca bukunya Prita yang judulnya "Cantik dan Tetap Kaya,". Pas dipraktikkan kok rasanya jadi sesak napas. Ya udah,pakai pola pengelolaan finansial bikinan sendiri aja.hehehe...
ReplyDeleteDuh kudu siapin obat asma kayaknya hahaha
DeleteAku nih harus bijk banget mengelola keuangan agar tercipta tabungan buat beli kamera. Hahaha
ReplyDeleteKalau tips meraih hatinya gimana, kak? *kabur
Asik, tapi fotoin aku kalau udah ada kameranya, ya.
DeletePertanyaan kedua ga akan aku jawab :D
Keren deh Teh...demi ilmu yang berfaedah rela berangkat subuh jam 5 padahal sebelumnya tidur jam 11..strong woman deh wkwk. Btw akupun juga ngikik saat mb Prita Ghozie bilang kalau udh lunas nyicil HP trus ambil cicilan HP baru lagi dengan berbeda type.
ReplyDeleteHarusnya emang yang namanya cicilan itu produktif ya, yang bisa menghasilkan lebih baik lagi ��
Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.