Friday 29 September 2017

Glamping Ala Kontainer di Eco Lodges HAU Citumang

Saya termasuk tipe orang yang percaya dengan kekuatan semesta mendukung, alias mestakung.  Misalnya gini, lagi kepikiran pengen ke main ke Bali, entah gimana tiba-tiba aja saya dapat hadiah lomba blog, yang hadiahnya jalan-jalan Ke Bali. Lain waktu, saya lagi inget sama temen lama, eh tiba-tiba dia menghubungi ngajak ketemuan.  Kalian  juga pasti pernah, deh,  ngalamin satu waktu terus mikir gini: Eh kemaren-kemaren, kan,  lagi pengen ini, pengen itu. Kok bisa ya, kesampaian?   Hayo, pernah, kan?

Nah, akhir Agustus kemarin tuh saya abis nonton film Jembatan Pensil. Dalam beberapa adegan, saya dibikin amaze dengan jernihnya air sungai yang kehijauan. Walau ga bisa renang, minimal kecuprakan (duh apa atuh, ya, padanan kataya dalam bahasa Indonesia?), maen-maen di situ. Di Bandung, kalau pun ada sungai yang beningnya kayak gitu kayaknya perlu usaha  luar biasa untuk mewujudkannya. Hiks... malah curhat.

Ga pake lama setelah nonton film itu tadi, saya diajakin Bang Aswi bareng teman-teman Blogger dari kota-kota lainnya  (Jakarta, Bogor, Yogya dan Surabaya) untuk main ke Citumang menikmati Glamping di sana. Pas lihat-lihat foto-fotonya di akun IG Citumang bikin saya terpesona. Ya Allah, indah banget. Terutama beningnya air di sana itu loh, yang bikin saya kepincut (((kepincut))).  Mauuuuu saya bilang.

Biasanya kan kalau glamping itu tidurnya di dalam tenda yang nyaman dan cozy ala-ala hotel,nah ini mah tidurnya di dalam kontainer, alias peti kemas. Unik, kan? Emang, ga berasa kayak ikan sarden gitu, Fi? Ga panas? Nyaman, ga?  

Wait... wait... sabar. Saya mau ceritain sekarang.
Glamping dengan konsep kontainer ini mungkin adalah hal yang pertama ada di Indonesia. Terinspirasi dari liburan ala-ala bule sana yang pergi ke mana saja sesuka hati dengan truk kontainer gitu. Tidur, makan dan semua aktivitasnya dilakukan di sana. Ide ini yang kemudian diadopsi oleh Pak Hendra, ownernya Eco Lodges HAU Citumang. 

Berlokasi di  Desa Bojong, Kecamatan Parigi, Pangandaran, setelah menempuh perjalanan  4 jam dengan kereta api dari Bandung dan dilanjutkan dengan naik elf selama 2 jam dari stasiun Banjar, akhirnya kami sampai juga di lokasi. Setelah mengambil kuncil kamar dan makan malam, plus ritual malam (jangan mikir aneh-aneh, ini maksudnya cuci muka, gosok gigi dan sebagainya) barengan teman sekamar Tari "Raisa" dan Mbak Tanti saya segera  tidur, berisitirahat sambil ngecharga badan yang udah lelah. Zzzz....
satu kamar ada due bed, salah satunya bed big size. Bisa rikues satu ekstra bed juga kalau mau tidur berempat di sini

Pintu kamar mandinya  keren, ya?
Gimana kamar mandinya? Nyaman banget. Sepeti juga kamar-kamar mandi hotel lainnya, setiap kamar/kontainer dilengkapi dengan kamar mandi plus toiletnya. Mau mandi pake air panas atau dingin? Ready. Handuk, sabun mandi, shampoo, pasta gigi dan sikat gigi pun sudah disiapkan. Pokoknya nyaman dh, kamar mandinya apik tenan!
Add caption




Sebelum pergi saya sempat diingatkan kalau cuaca di HAU Citumang cukup ekstrim. kalau siang ya panas, kalau malam ya dingin. Soal cuaca siang yang panas ternyata buat saya cukup hangat, ga nyengat amat. Terus pas malamnya saya cukup merasa dingin, ditambah ada ac pula, sih.  Dinginnya malam juga sebenarnya buat saya ga terlalu menusuk tulang. Kabar bagus buat sayanyang waktu itu malas ga bawa baju hangat. Berat, ta saya udah full, ga ada space lagi hahaha. Dasar malas. Tapi mungkin sih ya, buat yang sehari-harinya tinggal di kota yang hawanya cukup hangat kayak Jakarta ya bisa terasa lebih dingin.  Saya bilang gini  dengan perbandingan cuaca keseharia Bandung, kota tempat tinggal saya.

Pagi-pagi setelah mandi, sebelum mengikuti acara Body Rafting (yang ini nanti saya cerita terpisah, ya), kami menikmati sarapan dulu. Tempat makannya pun dirancang dengan konsep ga kalah kerennya. Membangkitkan hasrat berfoto hahaha. Lokasi tempat makan ada di kontainer terpisah,bagian paling depan, berhadap-hadapan dengan ruang lobi.

Halaman luar lobi HAU Citumang

ruang dalam lobinya juga ga kalah kece

Selfie atau wefie di luar boleh jugaaaa

Ini kalau ga salah pake kameranya Dian, hihihi lupa :)   Sarapan? Hayu, tapi wefie dulu, yooo
Tadinya saya kira menu sarapan yang kami nikmati itu nasi kuning. Ternyata bukan.Ini adalah nasi goreng cikur  (kencur). Menu khas di sini. Komposisi bumbunya pas,  enak. Kalau lupa malu, kayaknya pengen deh, nambah lagi hahaha. Eh tapi perut terlalu kenyang nanti malah nyusahin saya pas game body rafting siangnya. Bega dan bikin saya jadi berat birit alias geboy muahahaha.... *usapin perut*
Sarapan khas ala HAU Citumang, rasanya juara!

wastafelnya unik banget, ada tuas di bawah yang bisa kita geser untuk menyalakan atau mematikan aliran air di keran

Ngomong-ngomong soal kamar-kamar di sini, kontainer yang terdapat di HAU Citumang terdiri dari 10 kamar. Rencananya, menurut Pak Hendra sang owner, ke depannya akan ditambah 15 lagi, jadi totalnya akan ada 25 kontainer di sini.


kontainernya warna-warni, full color dan eye catching
Kalau diperhatikan, jarak antara satu kontainer dengan kontainer lainnya tidak sama persis, ada yang berdekatan, atau lebih renggang. Pas kami tanyakan, ternyata memang sengaja disesuaikan dengan kondisi lingkungannya. Karena sejak awal mengusung konsep ecotourism, proses pemasangan setiap kontainer tidak sampai mengorbankan pohon-pohon yang sudah ada, meski risiko biaya yang dibutuhkan jadi membengkak.


Menggunakan jasa tim ahli yang didatangkan dari Jakarta, setiap bagian dari kontainer dipasang  dadakan (dih tahu bulat kali, ah) di lahan yang sudah disiapkan. Yang bikin saya takjub walau jarak satu kontainer dan kontainernya berbeda,  kalau luas di dalam kontainer mah sama aja. Kok bisa ya, pas gitu? Meskipun dinding-dindingnya terbuat dari bahan kontainer, tapi di dalamnya mah adem aja kalau pas siang. Enggak akan membuat kita serasa dipanggang kayak saya bilang tadi. Ditambah memang di sekitar lokasi banyak pohong-pohon. Fiuh, syukurlah ga ada pohon yang jadi tumbal untuk menyiapkan lahan glamping.

Ngomongin lagi kamar, Selain ada AC, disediakan juga tv kabel yang layarnya jernih, bebas dari recokan 'semut-semut." Lumayan jadi media hiburan alternatif, karena pas ke sana itu sinyal selular sungguh bisa bikin terharu, alias on off wkwkwk... Dasar  ya kebiasaan hidup dengan gadget.

Positifnya kami jadi bener-bener menikmati liburan di sini, ga terdistraksi ngoprekin  notifikasi chat atau medsos. Anggap aja lagi diet medsos :D. Tapi tenang aja,  ke depannya sih manajemen Eco Lodges Citumang akan melengkapi fasilitas wifi, karena tidak menutup kemungkinan akses komunikasi dengan dunia luar adalah hal yang urgen sekali, kan? Misalnya saja buat yang freelance di mana tektokan sama klien ga kenal hari atau waktu.  Nah, biar tetap terkoneksi, semoga realisasi wifi di sini segera terwujud. Kalau ga penting aat sih, ya mending puas-puasin bercengkrama dengan alam di sini.Kapan lagi, coba?


HAU Citumang yang ternyata kependekan dari How Are You Citumang ingin mengangkat kembali keramahtamahan orang-orang Indonesia. Kumaha, Damang? kayak sapaan gitu yang biasanya diungkapkan urang sunda kalau ketemu. Di sisi lain, HAU juga rada mirip dengan engucapan hawu alias perapian yang suka digunakan urang-urang sunda untuk menghangatkan tubuh. Hau juga bisa identik dengan ungkapan hauce dalam bahasa Cina yang kurang lebih bermakna enak.  Berlibur di  Citumang ini memang enakeun. ya kamarnya, ya masakannya, ya spot-spotnya juga. Bikin betah, dan ga mau pulang wkwkwk.... Ya kali kalau ga butuh duit mah, yang lama aja tinggal di sini. Ga usah kerja hahaha





Jangan khawatir, selama  staycation di sana kita jadi mati gaya dibuatnya.  Bosen leyeh-leyeh di kamar,  tersedia area bersantai yang ga kalah menariknya untuk dijadikan latar foto. Mau swafoto atau difotoin? Hayu wae lah.   Sementara ini cuma tamu yang nginap di HAU Citumang saja sih yang bisa puas-puasain berpose di sini. Tapi tenang, nantinya juga dibuka untuk umum, kok.


Gimana, sudah ngiler dan mulai kepikiran mau staycation di HAU Citumang?  Budgetnya ga terlalu boros, kok. Untuk menginap di sini, per kamar dikenai charge Rp. 750.000 saja di hari biasa, sedangkan di akhir pekan, biaya yang harus dibayar adalah Rp. 1.000.0000 per hari. Ini udah include sarapan juga, loh. Cincai, kan? Kalau mau nambah kasur alias extra bed juga, bisa.Untuk booking kamar bisa menghubungi  Ery  di nomor 0813-2012-0999,  atau bisa booking juga  Traveloka.



Share:

12 comments:

  1. wah seru pisan yah, tempatnya juga photoable

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus abwa OTG ke sini mah, Tian. Dijamin memori HP penuh sama foto soalnya.

      Delete
  2. kalau malem yang ada hanya suara2 binantang malam ya Fi. R

    ReplyDelete
  3. Pengin banget deh ikutan acara kayak gini. Main2 di Alam. Apa daya ada bocah2 di rumah. Hehehe... Seru banget ituuuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Teh, Seruuuu. Nanti juga ada waktunya bisa jalan-jalan. Bentar lagi mereka bertumbuh remaja. :)

      Delete
  4. Ini keren. Suguhan pemandangan air jernihnya itu lho. Liatnya aja udah seger teh apalagi nyoba langsung *usapusapmata. Kamar sama ruangan lainnya pun cantik gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku pun kangen pengen maen lagi ke sini, Lang.

      Delete
  5. kesini lagi yu ah aku belum puas leyeh leyehnya wk

    ReplyDelete
  6. Enak y teteh punya kekuatan semesta,ntar ngarep fancy car,udah deh kejadian.miss you ya teh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha tapi fancy car mah aku ga ngarep, Mbak. Repot. Udah ada taksol ini hihihi. Sampai ketemu di acara lainnya, ya, Mbak. :)

      Delete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.