Jangan ditanya deh kalau lagi liburan meski cuma libur weekend yang namanya Bandung bakalan macet. Walau yang namanya tempat wisata kuliner ada lagi yang baru, factory outlet nambah, arena wisata di beberapa titik bermunuculan tetep aja crowded. Nggak tau deh Bandung itu punya magnet apa yang segitunya memesona turis lokal dan interlokal buat kembali berkunjung. Kota tempat saya lahir ini emang kangenable penduduknya juga. Ga heran kalau quotenya Surayah Pidi Baiq diteplokin eh diukir pada salah satu ruas di jalan raya Asia Afrika. Masih inget? Seperti ini:
Dan Bandung bagiku cuma masalah Geografis
Lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi
Udah jangan baper ah.
Meski Bandung selalu macet saban libur tapi saya ga bisa melarang orang-orang untuk kembali ke Bandung. Lah, saya aja yang 'punya rumah' betah kok di Bandung. Ga kebayang kalau satu waktu harus pindah dari Bandung huhuhu...
Adakalanya saya ga peduli dengan kemacetan yang meringkus Bandung. Saya butuh piknik. Pengen refreshing. Urusan terjebak di jalan dan umpel-umpelan dengan sesama pengguna jalan itu urusan nanti. Rata-rata wiatawan datang ke Bandung punya tujuan wisata alam ke Lembang atau Dago. Misalnya saja Tebing Keraton. Katanya nih, indeks kebahagiaan pendudukan suatu kota terlihat dari interaksi mereka di tempat umum. kalau kata band lawas Off Spring mah Come Out and Play. Hayo ada yang inget sama lagu ini? hahaha... ketauan tuanya.
Bergeser ke tengah kota, Bandung yang mulai akrab dilabeli dengan kota taman juga punya wahana baru, semacam skywalk sepanjang kurang lebih 500 meter di atas jalan Cihampelas, Teras Cihampelas namanya. Mungkin biar ga ketuker dengan wahana di dalam area Cihampelas Walk yang namanya Sky Walk). Sudah ke sana? Kalau belum sini saya ceritain.
Saya termasuk yang datang awal-awal mengunjungi ke sana, meski ga persis pas peresmiannya. Selesai nonton film bareng temen saya, Milah sekalian aja kami mampir. Pas kebetulan lagi weekday pula jadinya ga terlalu crowded. Dibilang sepi juga enggak sih hanya saja kami lebih leluasa jalan-jalan dan masih sempat berfoto-foto di beberapa spot yang ada di sana.
Buat para pejalan kaki alias pedestrian adanya Teras Cihampelas ini jadi slah satu hiburan tersendiri. Ga usah degdegan karena diteriakan klakson dari belakang. Ramenya jalan Cihampelas memang bikin jatah pedestrian berkurang. Dengan banyaknya PKL kerap bikin kita harus ngalah, jalan di bahu jalan yang lebarnya ga seberapa.Pinter-pinternya kita aja jalan kaki agar tidak membahayakan keselamatan.
Untuk sampai ke bagian atas teras ini kita bisa pake tangga atau lift (akses untuk liftnya ada di depan Fave Hotel). Kalau mau olahraga ya pilihannya naik tangga aja. Ga terlalu banyak anak tangga yang harus ditempuh, ga akan cape. Tapi kalau pas kebetulan antrian lift lagi cukup lowong silahkan pakai. Adanya lift di venue ini juga jadi salah bukti kalau Teras Cihampelas itu difable friendly.
Yang menarik kalau kalian beruntung naik lift ini nantinya bakal mendengar nada notifikasi dalam Bahasa Sunda. FYI pas saya ke sana itu lagi hari senin jadi bukan jadwalnya Rebo Nyunda. Hanya dalam hitungan beberapa detik, nada notifikasi akan menyapa penumpang "tos dugi di lantai 2". Gagasannya lucu, ya. Baru kali ini nemu lift kayak gini.
Tadi kan saya udah bilang kalau venue Teras Cihampelas Walk itu Difable Friendly? Nih saya kasih bukti lainnya. Lintasan Teras Cihampelas Walk yang berundak naik turun bukan halangan bagi pengujung dengan kursi roda. Setiap ada undakan atau turunan, di sebelahnya disediakan lintasan yang aman.
Di setiap sisi Teras Cihampelas Walk akan kita jumpai para pedagang yang menjajakan berbagai macam jualannya. Mulai dari makanan dan minuman sampai aneka souvenir. Kebanyakan yang saya lihat di sini penjual bakso, kedai nasi, peuyeum, aneka kaos dan pernak pernik. Kalau kebetulan lapar atau haus ga usah panik turun ke bawah nyari 'pelampiasan' anakonda mini di dalam perut sana yang mulai demo. Di sini aja jajannya. Murah kok.
Namanya juga jalan-jalan, kayaknya ga bisa lepas dari aktivitas ngemil. It's ok, ga ada yang ngelarang. Tapi jangan nyampah sembarangan. Sumpah deh, sareukseuk alias sepet mata liatnya. Pernah lho, satu waktu saya naik wahana Bandros bareng para turis luar gitu. Sedih saya dibuatnya pas liat sisa-sisa sampah berserakan. Apa harus diwarning sama keamanan yang galak? Enggak kan? Nah kalau di Teras Cihampelas warning agar senantiasa menjaga kebersihan ditampilkan dengan poster yang lucu kayak gini. Hayo mau diingetin sama yang mana?
Keasikan maen di Teras Cihampelas juga ga usah bikin kita panik just in case kebelet pipis atau mau salat. Di sini juga sudah disediakan toilet dan musala. Untuk musalanya sendiri pas saya lihat ke sana ada dua. Yang satu ukurannya kecil dan satunya lagi lebih luas. Kalau pas lagi rame kan kelamaan ngantri di musala bisa-bisa bikin salat ktia jadi molor. Jangan atuh, masa keasikan maen jadi lupa salat.
Gimana kalau janjian sama temen atau tercerai berai dan susah nyarinya? Jangan khawatir kalau bingung kasih tau meet up point. Kalau cuma bilang di depan tukang bakso, tukang es juice, tukang peuyeum gitu repooot ya. Lieur nyarinya.Coba dari tau deh. Kita lagi ada di area teras berapa? Ada papan penada di mana kita berapa. Misal Teras 1, Teras 2 dan seterusnya sampai Teras 11.
Selamat mengeksplor Teras Cihampelas. Jangan lupa perangkat gadgetnya buat foto-foto di sana.
Penampakan Teras Cihampelas Walk dari depan Ciwalk |
Kalau mau santai walau Bandung ga punya pantai, pilih deh weekday terutama pagi sampai siang sebelum bubaran jam kantor, kalau kepingin leluasa jalan-jalan di sini. Sementara itu hari libur atau sore sepertinya kalian harus punya stok kesabaran ekstra dan hati yang tabah merayap di atas sana dengan kecepatan melangkah yang sangat selow. Mungkin karena venuenya masih anyar, jadi orang-orang segitu antusiasnya buat datang berkunjung. Seperti yang dibilang oleh driver yang saya tumpangi pas menuju ke sini, saban ada yang baru di Bandung pasti kawasan sekitar situ bakal rame dan macet. Jadi always be happy dan jangan gampang bete kalau pas datang ke sini umpel-umpelan sama yang lain. Kan kita jalan ke luar itu buat happy-happy bukan bete-betean. Setuju?
Bagus mbak tempatnya. Btw itu gratis apa bayar ya ?
ReplyDeleteGratissss Mbak. Ayo ke sini
DeleteKemaren bos aku di kantor nanya,kalau mau ke teras cihampelas, parkirnya dimana yah?
ReplyDeleteYa emang bingung ya, Teh. Sekarang tempat wisata banyak, tapi sarana parkirnya minim.
Sebenernya ga perlu bingung sih kalau mikirnya jangan dikit-dikit naik mobil. Tapi ya begitulah faktanya warga Bandung masa kini.
Iya kalau buat angkoter kayak kita mah selow aja ya, Gita. Kalau emang mau parkir motor atau mobil ada banyak tempat kok di sana. Mialnya parkiran Ciwalk meski lumayan rada jauh ke dalam hahaha... atau parkiran halaman hotel bia kayaknya tapi ya lumayaan juga sih ya bayar parkirnya :D
DeleteFiiiii,
ReplyDeleteDuh udah jadi sekarang yah?
Pengen kesono ih, dulu cuma dapet macetnya doang, sekarang udah kelar pengen turut menikmati juga atuhlaaah!
Udah Ry. Hayu atuh lah maen ke sini biar kekinian hahaha...
Deletenah itu asyik juga banyak bangku2 buat duduk2 di bawah pohon ya..
ReplyDeletelengkap sarananya ya, cakep
Iya Mbak Monda. Kalau nanti ke Bandung masukin Teras Cihampelas ke daftar itenerarynya ya.
DeleteAku belum sempet kesini Teh, mudah2an pas wikdey nanti bisa main kesini, tfs ya^^
ReplyDeleteTeh Efii, meski nggak ada pantai tetap mau lari ke Bandung 😆
ReplyDeleteJilbabnya matching dengan kaos hihi
Jadi ini tempat ulin baru yaa, udah lama banget nggak ke Bandung
Oh wow, sekarang Ciwalk keren banget ya.. ini deket banget sama rumah nyokap di Bandung, tinggal jalan ngga perlu macet2an :D Ntar kl ke Bandung mampir aaah, penasaran
ReplyDeleteaku banyak lihat beritanya di tivi jadi penasaran hehehe
ReplyDeleteBelum pernah ke sini.. Mau atuhlah kapan-kapan main ke sini.
ReplyDeletePenasaran dengan Ciwalk.Kalo maen ke Bandung, mampir aaaah 😉
ReplyDelete