Tuesday 30 August 2016

Flashers Gathering & Photo Walk di Jalan Braga

Spesifikasi apa sih yang dicari ketika sedang mencari HP baru? Mulai dari HP low end sampai high end,  ternyata kalau dirangkum, 3 hal ini tidak pernah absen. Baterai, kamera dan RAM. Baterai yang mudah ngedrop atau cepat habis pastinya menganggu banget. Mending kalau sedang di rumah, tinggal colokin charger. Gimana ceritanya kalau sedang di luar dan lupa bawa powerbank atau charger? Mati gaya!


Lalu soal kamera, dengan budget berapa pun biasanya kita akan mencari HP dengan kualitas kamera yang mumpuni, baik kamera belakang atau kamera depan. Semakin bagus resolusi foto yang dihasilkan (dan fitur-fitur lainnya juga)  biasanya akan semakin menguatkan pilihan kita untuk menjadikan soulmate. Soulmate? Iya, karena buat sebagian orang, ketika HP mati atau ketinggalan rasanya ada sesuatu yang hilang (lebay deh).

Baiklah. Baterai bisa bertahan lama kamera pun oke punya. Tapi jangan lupakan RAM HPnya, dong. Kalau RAMnya kecil, gimana bisa mendukung sistem operasi dan aplikasi yang akan kita pakai? Dengan RAM HP yang rata-rata sudah 2 giga pun kadang kalau lupa tidak menghapus chat yang lama dan bertumpuk,  aplikasi yang berjejal dan printilan lainnya yang memberatkan, bikin kinerja HP bisa jadi lemot.

So, buat orang awam dan ga mau ribet dengan detil spesifikasi, biasanya saat mencari HP gress, ketiga hal ini yang paling banyak dicari.

Gathering Flashers di Bandung

Sabtu, tanggal 20 Agustus 2016 kemarin saya dan beberapa teman blogger Bandung (saya, Bang Aswi, Nchie, Damae dan Dadan)  hadir untuk diacara gathering komunitas user HP Flash -  yang dulunya masih satu keluarga dengan Alcatel -  buat ngobrol santai sambil photo walk. Iyes, lokasi gathering di Warunk Upormal yang terletak di jalan Braga ini ga salah emang. Bukan cuma lokasi acara yang punya venue yang kece aja. Banyak spot menarik di sekitarnya untuk dibidik di seputar jalan yang bersejarah di Bandung ini.

Selain kami para blogger,  para reviewer dan user HP Flash, ada Queen dan Alan, perwakilan Flash yang bela-belain datang dari Malaysia untuk ikutan ngumpul bareng. Meski sama-sama satu rumpun melayu, mereka  banyak ngobrol dengan audiens dengan English ala-ala  Melayu mereka. Tak apalah. Selain cantik/ganteng, keduanya ramah dan humble pas ngobrol. 
http://www.catatan-efi.com/2016/08/Flashers-Gathering-photo-walk-di-jalan-braga.htm
Mas Eko, Queen dan Alan lagi ngobrol dengan audiens.
 Beberapa  user Flash bercerita tentang  pengalaman mereka  menggunakan hp keluaran Perancis ini. Hampir semuanya merasa puas dengan performanya. Namun beberapa diantara mereka mengungkapkan  masih ada kekurangan yang harus diperbaiki. Misalnya saja  aksesoris yang masih sulit dicari.  Dari testimoni  mereka ini, Mas Eko perwakilan Flash menanggapinya sebagai input untuk pihaknya.

Sambil ngobrol santai itu, di tengah-tengah keasikan kami mencicipi menu makan dan camilan ala-ala Warunk Upnormal kami sempat diberi kesempatan untuk test drive.  Sayang euy, waktu yang terbatas membuat kami tidak leluasa berlama-lama menguliknya. 

http://www.catatan-efi.com/2016/08/Flashers-Gathering-photo-walk-di-jalan-braga.htm
HP 3 Giga Harga 2 Jutaan
O, iya bocoran nih, Flash seri anyar yaitu Flash Plus 2 dengan dua pilihan, Luna Silver dan Venus Gold. Selain desainnya yang mewah, HP yang dibanderoli  di angka 2 jutaan ini didukung dengan RAM 3 Giga. Ecieeee. keren, ya? Spesifikasi lainnya seperti memori internal 32 giga, dual sim card support 4G,  baterai 3000 mAh (30 menit waktu charging),  Kamera 13 MP. fitur sensor sidik jari,  tampilan bodi yang mewah, ringan  berat 157 gram,  ramping (dimensi 152,6 mm x 76,4 mm x 8,2 mm),    membuat Flash Plus 2 siap bersaing dengan merk HP lainnya. Dengan harga  2,3 jutaan gini mestinya bakal laku kayak kacang goreng. Kalau mau mendapatkan HP ini, bisa dicari di  Lazada. Katanya sih sebelum diluncurkan ke pasar, sudah banyak yang rela nunggu alias pre order. No wonder lah kalau bisa mendapatkan HP keren gini dengan harga yang murah.

sumber: flash3c.com
sumber: flash3c.com
Sekitar jam 14.30an kami ke luar sejenak untuk photo hunt. Ada dua spot pilihan untuk berburu foto.  Selain taman Vanda  yang lokasinya tidak jauh dari  gedung Bank Indonesia, ada kawasan Cikapundung yang sedang berbenah untuk persiapan untuk acara Keuken. Malamnya waktu pulang lewat sini banyak yang wara wiri berkostum ala-ala tokoh animasi dan hantu. Saya memilih bergabung ke taman Vanda dan berhasil membidik beberapa momen seperti ini.

Gereja Katedral Santo Petrus

http://www.catatan-efi.com/2016/08/Flashers-Gathering-photo-walk-di-jalan-braga.htm

Gereja bergaya Neo Gothic ini dikenal dengan nama Gereja  Katedral  Santo Petrus. Merupakan salah satu gedung  yang bersejarah,  cuma berjarak 200 meter-an dari Taman Vanda.  Gereja ini dibangun oleh arsitek Ir Charles Wolf Schoemaker yang juga mendesain masjid Cipaganti Bandung. Saat itu, jamaah yang mengikuti kebaktian   di gereja yang lama (St Fransicus Regis) semakin membludak. Makan di pilihlah lahan baru, terletak di sebelah timur gedung lama. Di lahan yang bekas peternakan ini, dibangunlah gereja Katedral yang bisa menampung jamaah sebanyak 1.800an,  6 kali lipat lebih luas dari gereja St. Franciscus Regis yang kapasitasnya hanya 280 orang saja.

Mejeng di Taman Vanda

Taman Vanda ini jadi salah satu taman yang ramai dikunjungi, terutama di malam hari. Banyak moto yang melipir, menikmati hembusan angin sambil berpayungkan bulan dan bintang. Kecuali  malam cerah, kalau hujan deras mah bakal bubar kali, ya. Kalau cuaca bersahabat, coba deh main ke sini.

http://www.catatan-efi.com/2016/08/Flashers-Gathering-photo-walk-di-jalan-braga.htm

Baca juga Yuk Maen ke Taman Vanda yang Cantik
http://www.catatan-efi.com/2016/08/Flashers-Gathering-photo-walk-di-jalan-braga.htm
Air Mancur ini akan terlihat colorfull  di malam hari

Fitur Keren dari HP Flash

Sementara yang lain asik berburu foto-foto di sekitar taman Vanda, kru Flash mengajak Mae, begitu biasanya blogger geulis ini dipanggil untuk jadi model foto sambil mencoba fitur kamera Flash. Keren lho, dengan mode panorama, foto ini dihasilkan satu kali tanpa aplikasi.  Jadi kalau biasanya kita mengambil foto dengan mode panorama, hasil jepretan langsung tersimpan di memori, dengan Flah, foto yang kita ambil bisa ditahan untuk mengambil  objek yang berpindah sebanyak tiga kali jepretan untuk kemudian menyimpannya. 

Setelah puas foto-foto, kami kembali ke lokasi acara. Dekat arena Landmark Braga, kami bertemu Mbah penjual sate pikul ini yang biasa dipanggil Mbah Yu. Waktu itu kami sempat ngobrol sebentar saja dengannya. Ternyata si Mbah ini sudah lama berjualan. Ayu, salah satu teman blogger saya yang lihat upload ini di instagram saya bilang kalau kakek suaminya dulu juga pelanggan si Mbah ini. Dengan harga seporsi, kita sudah bisa menikmati jajanan yang waktu saya kecil dulu masih muda ditemui, Entah sekarang ada beapa orang lagi yang masih setia berjualan  sate seperti ini. Sehat selalu ya, Mbah. Kalau balik lagi ke jalan Braga, saya pengen nyicipin satenya, nih. Soalnya waktu hunting foto saya ga mau dompet dan harus buru-buru balik ke tkp acara. 
http://www.catatan-efi.com/2016/08/Flashers-Gathering-photo-walk-di-jalan-braga.htm
Sate pikul yang semakin langka

Foto Berbicara

Tidak lama setelah jalan dan ngobrol dengan si Mbah penjual sate pikul, saya menemukan pemandangan ini. Jadi mikir, kalau sekecil apa pun rejeki yang kita dapatkan, harus disyukuri.  Kalau hari itu saya bisa menikmati camilan yang enak di kafe, bapak yang satu ini tampak nikmat sekali melahap makan siangnya. Padahal hanya beralas daun pisang. Hmmm, kalau dia bisa mensyukuri rejekinya hari itu, mestinya saya harus lebih banyak bersyukur dengan apa yang sudah saya dapatkan.
http://www.catatan-efi.com/2016/08/Flashers-Gathering-photo-walk-di-jalan-braga.htm
Makan siang yang sederhana
Ngomong-ngomong soal jalan  Braga, ada yang tau ga sih, apa arti  nama dari jalan legendaris ini? Lidah bule Belanda dulu menyebutnya Bragaweg. Menurut ahli sejarah Haryanto Kunto, jalan yang dulunya juga dikenal dengan nama Pedatiweg berasal dari bahasa sunda yang artinya bergaya  atau mejeng. Referensi lainnya menyebutkan kalau arti Braga adalah jalan menyusuri sungai, mengingat jalan Braga bersisian dengan sungai Cikapundung.

Sejarah Jalan Braga

Jalan Baga waktu itu juga merupakan  salah satu area pertokoan yang eksklusif dan  menjajakan  pakaian dan aksesoris, layaknya kota Paris sebagai pusat mode. Sejak jaman kolonial Belanda,  Bandung dikenal dengan nama Paris van Java. Tapi merujuk pada keterangan Haryanto Kunto yang juga ahli sejarah Bandung, julukan Paris van Java bukan mengarah ke Bandung sebagai kota mode  dan pusat life style. Waktu itu di Bandung banyak mojangnya yang gareulis, seperti halnya wanita-wanita di Paris sana. Tidak heran juga kalau Bandung dikenal dengan julukan Kota Kembang. Kembang di sini adalah kiasan yang ditujukan pada wanita-wanita cantik yang ada di Bandung pada waktu itu. Sekarang juga dong, ya. Setuju, kan? Harus atuh.
http://www.catatan-efi.com/2016/08/Flashers-Gathering-photo-walk-di-jalan-braga.htm
Ngabaraga
Hari sudah sore, jam 16.30. Setelah seseruan dengan games dan doorprize lewat pertanyaan yang unik, peserta acara membuabrkan diri. Ada yang masih penasaran keliling jalan Braga, sementara saya, Nchie dan Mae memilih pulang. Tetep ya, ritual foto wefie mah ga boleh lewat. Bye Flasher. Sampai ketemu di acara berikutnya.
http://www.catatan-efi.com/2016/08/Flashers-Gathering-photo-walk-di-jalan-braga.htm
Wefie Blogger Bandung bersama salah satu kru Flash. Bang Aswi udah pulang duluan, jadi ga ikutan foto di sini. Credit: Damae


Share:

Sunday 28 August 2016

Public Speaking di Medsos (1): Tentang Selfie

Waktu dapat undangan acara ini, perasaan sedap-sedap ngeri langsung menjalari saya. Errr, public speaking?  Iya atau enggak, ya? Abisnya saya itu suka dilanda demam panggung. Speechless (halah) kalau harus ngobrol di depan orang banyak. Meski aslinya kalau lagi ngobrol saya bisa menjelma jadi seorang mahluk nan cerewet hehehe.

Kan beda ya, ngobrol biasa sama ngomong depan orang banyak. Tapi pas lihat nama-nama narsumnya, sayang juga buat dilewatkan.  Ada Bayu Oktara, pemeran Gusti di sitkom favorit saya OB, Hilbram Dunar yang sering saya tonton di acara Mario Teguh  Golden Way dan host acara TV Uly Herdinansyah yang sekarang menemani Pak Mario, menggantikan Hilbram di acara MTGW. Yasudahlah, saya bilang iyes. Mas Anang juga pasti setuju :D


There we go
Bertempat di Kantor Pusat Indosat KPPTI, Jalan  Medan Merdeka Barat No. 21 trio speaker ini langsung menyapa para audiens yang semuanya perempuan ini. Yup, karena Indosat mengangkat acara ini dengan tagar #WomanDigital.  Saya masih belum mudeng juga antara judul acara dengan tagar ini.

Baru kemudian ketika Bayu, Hilbram dan Uly bergantian menyampaikan paparan saya baru mudeng. Hmmm... Kunci dari kelanggengan berinteraksi adalah komunikasi.  Dapat ya, benang merahnya. Di dunia digital pun kita kan berkomunikasi, meski secara tertulis dan ada ilmunya juga agar kita tetap bisa memiliki hubungan yang baik dengan lingkaran pertemanan di dunia medsos.

Bagian pertama saya mau cerita tentang Selfie, sebagai salah satu bagian dari aktivitas kita di media sosial. Sementara tentang Branding dan  Update  di Media Sosial saya tulis di posting yang terpisah.  Soalnya panjang bingits kalau disatuin di sini.

Kenapa Kita Ber-Media Sosial?

Please, jangan bilang cuma buat kekinian aja. Jawaban yang enggak banget. Dengan bermedia sosial kita bisa  berkomunitas menemukan teman yang punya minat dan hobi yang sama, sampai membranding diri atau produk baik barang atau jasa. Coba deh, perhatikan. Di FB  punya grup berisikan orang-orang yang mempunyai minat yang sama, kan? Misalnya komunitas blogger, komunitas penggemar foto, komunitas kuliner, komunitas pecinta bola (itu mah saya). Dari update media sosial ini juga kita bisa saling bertukar informasi apa saja, mulai dari yang ringan, dekat dengan keseharian sampai yang serius.

Komunikasi dunia digital juga bukan terbatas media sosial saja, tapi juga sampai ke aplikasi chat. Kalau dulu kita cuma pakai BBM, sekarang sudah ada WA, Telegram, Line, sampai Snapchat.  Dengan aplikasi chat, baik japri atau lewat grup, kita berbagi file gambar, audio, atau teks. Sangat leluasa dibanding SMS yang cuma 140 karakter itu. Ngomong-ngomong soal LINE, setelah menghapus di HP, akhirnya saya menginstal lagi. Alasannya karena adik-adik saya pada ogah chat di BBM, Telegram atau WA. Baiklah, biar bisa keep in touch ketika salah satu atau salah banyak dari kami sedang di luar, saya nurut (((nurut))).

Nyebelinnya kalau di aplikasi chat, perlu perjuangan ekstra untuk melacak interaksi lama. Harus manjat biar nyambung kalau ngobrol. Selain itu harus rajin ngehapus chat lama. kalau ga mau HPnya ngehang. Dengan jumlah grup belasan di WA,  harus curiga kalau HP mulai lelet :D. Beberapa aplikasi kayak WA memberikan fitur menyimpan chat yang kita anggap penting.  Tinggal tap tombol pengaturan, lalu kirim email ke email sendiri untuk menyimpan chat penting. Sisipan foto yang di obrolan juga bisa kita simpan. Aman.

Oke, lanjut.

Tentang Foto dan Selfie

Oke, kita bahas profil kita di Media Sosial. Rata-rata pasti pernah dong mengunggah minimal sekali saja fotonya di media sosial. Kalau saya perhatikan, 90% teman saya di FB, Twitter, Path, Instagram dan medsos lainnya menjadikan fotonya sendiri sebagai profil di akunnya. Ada yang difotoin atau selfie. Kadang dari profil foto ini kita juga suka mengira-ngira karakter seseorang.

Dalam sesi ini, para peserta juga diajak untuk melakukan selfie dari berbagai angel, atas, bawah, kanan, kiri. Sesukanya deh. Kalau saya ngambil pose kayak gini.
Biasanya males banget ngambil foto dari bawah, eh tapi kalau kayak gini mah kece, ya? hehehe
credit foto: Aufa Hasbi
Rasanya ga seru kalau bahas medsos tanpa foto. Bahkan postingan blog atau laman bakal terasa hambar nan garing kalau hanya berisi tulisan saja. Kebanyakan dari kita lebih menyukai sesuatu secara visual daripada tulisan. Mungkin itu penyebabnya minat baca - terutama di Indonesia  - itu rendah.   Skip.  Foto yang tampilannya menarik dan 'bercerita' bisa memancing acungan jempol yang banyak. Entah itu difotoin,  selfie atau foto rame-rame alias wefie atau gruofie kayak fotonya Ellen Degeneres (mungkin dulu ortunya berdoa Ellen kelak jadi orang yang dermawan, Generous maksudnya hehehe).

sumber: usatoday.com

Tahu tidak? Fotonya Ellen ini pernah bikin jagad twiter sempat heboh, lho.  Foto  ini diretweet lebih dari 2 juta kali dengan menggunakan HP Samsungnya.  Mungkin faktor Ellen sebagai seorang yang femes yang membuat foto ini sampai segitunya direspon. Gara-gara foto ini timeline Twitter nyaris kolaps saking sibuknya. Kira-kira pesan apa yang kita dapatkan dari foto ini sampai orang-orang rela nge-retweet foto ini, ya?

Sebenarnya selfie pertama kali muncul bukan di awal tahun 2000an ketika fitur kamera dibenamkan ke HP dengan kualitas gambar  yang masih kecil, lho. Kalau ditarik ke belakang, sejarah mencatat selfie pertama kali dilakukan oleh  Robert Cornelius (1839)  tapi  ada juga yang bilang putri kaisar Rusia, Anastasia Nikolaevna yang pertama kali berselfie ria dengan kameranya. Mungkin nasib tragis yang menimpa keluarganya yang tewas dibantai membuat ceritanya lebih populer.
Sumber: huffingtonpost.com
Fotonya tampak spooky. hiiiy... Sumber foto: teenagefilm.com
Pernah denger ga mitos yang bilang ga boleh foto bertiga, karena salah satu bakal ada yang meninggal? Kalau saya sih ga percaya. Gini, lho. Kenyataannya, someday kan emang setiap yang bernyawa bakal mati, termasuk kita manusia, ya? Padahal Berfoto dengan formasi jumlah ganjil itu recomended. Alasannya gampang aja, karena  otak kita secara refleks akan memasangkan apa yang kita lihat. Nah, kalau berfoto dalam formasi jumlah yang ganjil, di mana salah satunya itu ga ada pasangannya, justru bakal menarik perhatian. Apalagi kalau posisi kita ada di tengah, bakal  jadi center of focus. Eh, eh... coba scroll lagi ke atas, di foto saya yang berlima itu kira-kira siapa yang jadi pusat perhatian? huehehe

Dari Mata Turun Ke Hati Dari Kata Jadi Jatuh Cinta

Sebuah foto bisa bercerita banyak hal. Namun, akan lebih asik lagi kalau diimbuhi caption atau quote di postingan foto yang kita update. Entah itu FB, Instagram, Twitter atau jejaring lainnya. Soal bikin yang satu ini juga saya masih belajar. Kudu mikir lama banget mau kasih caption apaan. Tapi setuju dong, ya kalau diksi yang menarik akan membuat sebuah foto semakin dicintai (((dicintai))).

Dari mata turun ke hati. Dari kata bisa membuat jatuh cinta, begitu katanya.  Kalau masih bingung memilih kata-kata, coba googling dan cari quote yang cocok untuk menggambarkan foto yang kita bagikan. Jangan lupa kalau minjem punya orang lain, kasih creditnya, dong. Udah kerasa kan, kalau mikirin quote yang kece itu ga gampang? 


Bocoran blogpost berikutnya
Aktif di media sosial juga bisa jadi sarana yang mudah dan ampuh untuk branding produk atau branding diri. FYI, 34% penduduk Indonesia sudah mengenal internet. 74 juta diantaranya memiliki akun media sosial, dengan 66 juta diantaranya mengakses internet dari HP. Sementara itu pertumbuhan user media sosial juga terus mengalami peningkatan, sebesar 10% per tahunnya. Pasar yang sangat potensial sekali kalau kita ingin memasarkan produk dan jasa. Coba lihat buzzer di twitter, instagram atau youtube. 

Jangan salah lho, dari media ini mereka bisa mendapatkan uang yang tidak sedikit. Masih ingat Aw Karin yang video tsurhatnya jadi viral itu? Videonya yang sudah ditonton oleh 2,5 juta itu menghasilkan 100 rupiah per klik. Nah, itung deh berapa yang didapatkan doi dari satu videonya. Belum video lain atau postingan fotonya di instagram. Iya, tau, goalnya Neng Karin ini bukan buat dicontoh. But let see, Dengan kreativitas yang mumpuni kita bisa menjadikan medsos ini sebagai sumber penghasilan. Dan kalau mau contoh buzzer yang punya attitude yang baik, kita masih punya Diana Rikasari, Alvin,   Dian Pelangi atau Gaida Tsuraya yang punya follower banyak tapi tetap berbagi konten yang inspiratif, kan? Nah tentang Branding dan seputaran update di medsos ini saya bahas di postingan berikutnya aja, ya. Jadi please, come back lagi ke sini biar ga penasaran hehe


Share:

Thursday 25 August 2016

Cara Simpel Menghemat Penggunaan Listrik [infomercial]

Cara Simpel Menghemat Penggunaan Listrik [infomercial] - Baru saja saya memasukan kepala charger hp ke colokan listrik, tapi bar penanda pengisian di layar atas hp  tidak bergerak. "Lho, kenapa, ya, Pit?" Pipit, adik saya yang diajak ngobrol malah lagi asik nonton Korea dari HPnya. Huhuhu dasar. Ga denger dia karena telinganya lagi disumpal head set.

Sebentar kemudian saya melirik ke luar dari jendela kamar. Ternyata rumah tetangga juga padam semua listriknya. Pantesan aja.

Saya baru ngeh, soalnya udah kebiasaan suka memadamkan lampu sebelum tidur. Iyes, kalau  belum ngantuk dan masih pengen ngoprek gadget, saya sama Pipit udah biasa gelap-gelapan gitu. Pas keriduran, listrik udah hibernasi duluan. Ga baik emang radiasi dari hp buat kesehatan mata pas gelap-gelapan gitu. Tapi kami ngakalinnya dengan meredupkan pancaran cahaya di HP hehehe.  

Selain menekan tagihan listrik bulanan di rumah, kebiasaan memadamkan lampu sebelum tidur juga bagus untuk kesehatan, lho. Karena hormon melatonin yang aktif saat tidur malam baru bekerja efektif ketika keadaan di sekeliling kita dalam keadaan gelap.

Untungnya malam itu saya lagi ga ada pekerjaan yang harus buru-buru diselesaikan. Kebayang dong ya, kalau pas lagi dikejar deadline gitu terus listriknya mati. Masih mending kalau pas batre lappynya full berikut powerbank yang ready juga buat mendukung hp yang dijadiin wifi. Hihi... Ngehemat ini ceritanya, karena saya pake paket internetan yang full di HP, ngapain juga kalau harus beli modem yang berarti saya harus beli lagi pulsa tambahan? Otak emak ngirit detected*

Nah yang tragis itu ketika batre lappy dan batre hp yang dijadiin wifi itu tadi sama-sama dying, alias sekarat saat listrik mati. Atau nih, kalau di rumahnya pake listrik pra bayar dan ternyata lupa mengantisipasi menyediakan vouchernya dan jeng jeng jeng..... mati ketika malam hari. Oh, nooo! Iya kalau paket internetan ada yang unlimited, listrik pra bayar alias token mana ada? Bisa pake sepuasnya gitu dengan nilai yang flat? *dijitak PLN*

But lucky us. Kita ga hidup di jamannya Eyang Faraday, sang penemu listrik yang katanya punya tampang charming itu*ih Efiii, sempet-sempetnya ngebahas*. Saat semuanya serba digital, dan lupa membeli pulsa listrik online [disclosure] malam hari gitu, masih ada yang bisa kita andalkan untuk mengisi listrik. Tinggal ambil gadget, terus mainkan jarinya. Tap ini, tap itu, selesai.  Taraaa, listrik pun nyala lagi. Eh jangan bilang kalau rekening tabungannya lagi di batas minimal juga. Selamat gelap-gelapan kalau gitu mah.

Mau pakai listrik pasca atau pra bayar terus mentang-mentang kita merasa mampu membeli kebutuhan yang satu ini , ga berarti kita bisa seenaknya saja menggunakan listrik. Iya sih, sudah ada alternatif lain sebagai sumber energi semacam nuklir, panas bumi, batu bara, biomass, tenaga surya dan lainnya, tapi sampai saat ini kondisinya (paling tidak di Indonesia) belum mendukung penuh untuk mengalihkan penggunaan sumbernya. Lah, pas diumuminn rencana TDL manjat dikit udah pada heboh, kan?

credit: 91x.com
 Sudah pada tau kan ya kampanye Earth Hour Day? Biasanya gerakan mematikan listrik selama satu jam ini diselenggarakan setiap akhir  bulan Maret. Seperti yang dilansir oleh WWF, cuma sejam mematikan listrik (hanya 10%  penduduk di Jakarta) ternyata bisa menghasilkan beberapa hal seperti ini.

FYI, penggunaan listrik oleh di Jakarta dan Tanggerang ternyata sama dengan 23% konsumsi nasional. dari porsi 23% ini, sepertiganya digunakan oleh sektor rumah tangga.

Amazing. Ini cuma sejam saja, sehari dalam setahun oleh 10%  warga Jakarta. Kebayang ga, kalau lebih banyak penduduk Indonesia yang aware soal ini?  Ga usah nunggu akhir Maret tahun depan untuk menghemat penggunan listrik. Kalau bisa dari sekarang, kenapa tidak? Semakin cepat dan semakin sering, lebih baik. Ya, ga?

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menghemat penggunaan listrik di rumah? Seperti ini, nih.

1. Matikan Lampu ketika tidur

Yup, awalnya terasa spooky juga tidur gelap-gelapan gitu. Tapi kalau ingat manfaatnya kayak yang saya bilang tadi, bikin sehat dan menghemat tagihan listrik, percaya deh, perlu beberapa hari aja buat beradaptasi. Paling lampu di halaman saja yang dibiarkan nyala. Kasian sama yang lewat depan rumah soalnya .

2. Cek Lagi semua Colokan Gadget

Lagi ngecharge gadget kayak HP, lappy? Jangan lupa ceki-ceki. Kalau udah penuh, segera cabut. Arus listrik yang tetap terhubung meski terhitung cetek wattnya, kalau diakumulasiin lumayan juga. Lagian, kalau dibiarkan terus nge-charge dalam keadaan penuh bisa bikin laptop, tablet, HP dan gadget lainnya jadi cepat rusak. Nah lho, rugi dua kali. Udah mah tagihan listrik bengkak, terus harus beli gadget baru pula. Beli charger lappy yang baru aja udah cukup bikin saya tersenyum kecut. Bisa buat beli sepatu baru dan nonton terus makan-makan di luar itu :D

3. Seting Timer

Ada kalanya ketika nonton tv terus kitanya ketiduran sampai subuh menjelang. Jadinya malah kebalik, tvnya nonton kita hahaha... Kalau saya jadi tv bakal bete. Deuh nonton orang tidur apa ramenya, sih? Kalau punya kebiasaan ketiduran pas nonton gitu, coba deh diseting timer tvnya agar dalam jam tertentu dia akan mati sendiri. TVnya udah pada canggih dong, bukan tv jadul yang masih haru dipencet-pencet manual atau yang lebih jadul, harus diputar setiap mau cari channel gitu.


Nah, masih ragu untuk mematikan lampu ketika tidur malam?  Ayolah, pasti bisa.


 
Share:

Monday 22 August 2016

Fenomena Totto Chan dan Raja Kecil

Menjadikan anak  sebagai raja pada usia 0-7 tahun adalah salah satu dari fase mendidik anak seperti yang diperkenalkan oleh sahabat Nabi Muhammad saw. Pada saat anak-anak menginjak usia ini, otaknya sangat mudah merekam hal-hal yang pernah diamati atau dialaminya. Pengalaman yang didapatkan oleh mereka pada 7 tahun pertama ini akan bepengaruh pada pembentukan karakter mereka. Kalau mau membaca cerita lebih lengkap dan pengalaman personal, boleh deh baca blognya salah satu emak keren dari Bandung, Fauzia Subhan : Tiga Fase Mendidik Anak 

Waktu saya blogwalking ke blognya Zia ini, saya jadi teringat salah satu buku best seller yang ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi, omak keren asal Jepang, Tetsuko Kuroyanagi (83 tahun) yang terkenal dengan buku best sellernya, Totto-Chan, Gadis Cilik di Jendela. Familiar kan, ya?
http://www.catatan-efi.com/2016/08/fenomena-totto-chan-dan-raja-kecil.html
dokumen pribadi
Saya terkesan dengan 62 cerita-cerita pendek dalam buku setebal 279 halaman ini. Kalau dirata-ratakan, setiap bab diceritakan sektiar 4,5 halaman. Beberapa bagian ada yang kurang, ada yang lebih. Jadi seperti ini ceritanya.

Pindah Sekolah
Ceritanya Totto Chan terpaksa pindah sekolah karena gurunya tidak tahan dengan Totto Chan - nama kecil Tetsuko Kuroyanagi - karena dicap nakal. Padahal sebenarnya Totto Chan bukan nakal, Tapi ia seorang anak yang punya rasa penaran yang tinggi. Meski mungkin ulahnya memang tampak menyebalkan. Misalnya saja, Totto Chan senang membuka dan menutup mejanya ratusan kali lalu memasukan atau mengeluarkan buku dan alat tulis atau apa saja isi dibalik mejanya berulang-ulang, berdiri di atas meja lalu berteriak memanggil pemusik jalanan dari jendela kelasnya, melukis di atas kertas dan melewati pinggirannya dan dengan cueknya melanjutkan goresan krayonnya sampai ke meja belajar. Ga se-rese karakter Sinchan memang tapi gurunya Totto Chan sempat stres dan menyerahkan gadis kecil  itu pada ibunya.

By the way,  Semua tokoh yang ada di  buku Totto Chan - yang di tahun pertamanya laris sampai 4,5 juta copy di tahun terbit pertamanya - mulai dari ibu guru yang kesal, sekolah Totto Chan yang baru, Tomoe Gakuen, kepala sekolah yang baik dan pengertian Mr Sasuko Kabayashi dan teman-temannya Totto Chan juga tokoh nyata. They do exist!  Cerita di dalmnya juga enggak ngarang, bukan sesuatu yang utopis, alias too good to be true. Segitunya membekas, Tetsuko  bisa mengingat detil pengalamannya waktu kelas satu SD. Sesuatu yang memorable sekali pastinya.
Fenomena Totto Chan dan Raja Kecil
Oma Tetsuko diwawancarai Tom Cruise. Sumber: http://www.tomcruise.com/blog/2013/05/30/tom-cruise-interview-on-japanese-talk-show-tetsukos-room/
Totto Chan adalah anak yang beruntung. Sampai usianya menginjak 20 tahun, Mamanya tidak pernah menceritakan mengapa Totto Chan pindah sekolah. Label anak nakal   yang bisa meruntuhkan kepercayaan diri tidak pernah didapatkannya.

Soal label pada anak emang jangan sembarangan mengomeli mereka. Saya pernah nulis soal ini juga di sini

Ngomong-ngomong soal sekolahnya Totto Chan yang kedua, alias Tomo Gakuen ini tidak akan pernah kita temukan kalau coba googling fotonya. Ini karena sekolahnya dibom oleh Amerika. Yup, Tetsuko Kuroyanagi ini menghabiskan masa kecilnya pada masa-masa perang dunia kedua pecah. Riwayat sekolah Tomoe Gakeun ini sendiri usianya tidak lebih dari 10 tahun. Dibom oleh Amerika pada tahun 1945 setelah sebelumnya dibangun Mr Kobayashi tahun 1937. Pak kepsek yang baik dan ramah ini pernah belajar metode Euritmik dari Emile Jaques Dalcroze, seorang komponis berdarah Swiss. Ia membangun sekolah dengan uang sendiri. Konsep tempat belajarnya juga unik, karena tidak berupa gedung, tapi gerbong-gerbong kereta yang dimodifikasi sedemikian rupa untuk menampung murid setiap kelas yang jumlahnya sedikit.

Beberapa kebiasaan unik yang diterapkan oleh Mr Kobayashi di sekolah Tomoe Gakuen ini adalah seperti berikut.

Sesuatu dari Laut dan  Sesuatu dari Darat

Setiap murid diwajibkan untuk membawa bekal makan siangnya dengan bahan yang berasal dari laut dan dan darat. Sepintas syarat ini terasa berat tapi mamanya Totto Chan senang dengan peraturan ini karena lebih mudah menyiapkan bekal untuk gadis kecilnya.   Makanan dari darat bisa saja sayur yang dibumbui atau telur. Sementara makanan dari laut pun boleh hanya  berupa keripik ikan atau rumput laut. Kalaupun ada anak yang tidak lengkap membawa bekalnya sesuai dengan yang disyaratkan, tidak akan dimarahi atau kena hukum. Istri kepala sekolah akan menambahkan bahan yang tidak ada untuk anak-anak di sekolah. Kebayang kan ya, Miss Kobayashi ini harus masak setiap hari untuk memenuhi gizi 50an anak-anak di sekolah Tomoe?

Cara Belajar Yang Unik

Alih-alih memulai jam pelajaran dengan skema standar seperti jam pertama pelajaran ini, jam berikutnya pelajaran itu, di Tomoe Totto Chan dan teman-temannya bebas memilih belajar apa saja yang disukainya. Guru-gurunya akan sabar melayani pertanyaan anak-anak tentang hal yang dipelajarinya. Sistem jam belajar yang berlaku di sini juga membuat teman Totto Chan, Taiji Yamanouchi  menjadi seorang genius di bidang Fisika. Tai-Chan bekerja di sebuah laboratorium terbesar di dunia dengan 145 ahli fisika dan 1.400 staf teknis. Waktu masih sekolah di Tomoe, Tai-Chan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membuat berbagai percobaan dengan pembakar alkohol, tabung reaksi dan buku-buku 'sulit' tentang fisika dan sains.

Beda dengan Tai-Chan - teman Totto Chan yang lain -  Kunio Oe, tidak pernah meraih gelar pendidikan yang tinggi. Boro-boro kuliah, Oe tidak menamatkan SMPnya tapi  pengetahuannya yang tinggi tentang anggrek membuatnya jadi seornag ahli anggrek spesies timur jauh. Benih persilangan yang dibuatnya bisa dihargai sampai puluhan ribu dolar.  Gara-gara baca Totto Chan ini, saya jadi penasaran dengan Anggrek musim semi Cina yang katanya punya wangi paling juara dibanding parfum mana pun!

Tentang Euritmik

Tadi kan saya udah nyebut soal euritmik, ya? Jadi nih euritmik ini kata Mr Kobayashi adalah olahraga yang menghaluskan mekanisme tubuh, mengajari otak mengendalikan tubuh. Sebuah olahraga yang memungkinkan raga dan pikiran memahami irama. Dengan mempraktikkan euritmik membuat kepribadian anak bersifat euritmik. Karena kepribadian ini adalah kepribadian yang kuat, indah, selerasa dengan alam dan mematuhi hukum-hukumnya. Untuk mempelajarinya, murid-murid Tomoe  berjalan mengikuti irama piano dengan gaya sesuka hati dengan tempo yang sesuai dengan ketukan. Bisa lebih cepat atau lebih lambat, tergantung berapa ketukan yang dimainkan, asalkan selama bergerak itu mereka tidak saling bertabrakan dengan temannya yang lain. Kebebasan bergerak ini juga membuat mereka kreatif menciptakan gerakan yang bervariasi.

Kepala Sekolah yang Visioner

Anyway, Tomoe yang kalau digambarkan mirip simbol yin dan yang ini ternyata mempunyai arti tubuh dan pikiran yang berkembang secara bersama-sama dalam keselarasan yang sempurna. Pada waktu itu pula, Mr Kobayashi menerapkan kurikulum yang anti mainstream, berbeda dengan kurikulum sekolah lainnya pada waktu itu yang menurutnya membuat anak-anak jadi memiliki persepsi indrawi yang sempit terhadap alam dan menghilangkan kepekaan mereka terhadap suara Tuhan. Jadi maksudnya gini,  Sir Issac Newton pastinya bukan orang yang petama kali melihat apel yang jatuh kan? Tapimengapa dia yang menemukan teori gravitasi?  Quote Mr Kobayashi yang ngehits dan bisa kita temukan kalau googling adalah sebagai berikut:
Punya mata, tapi tidak melihat keindahan; punya telinga tapi tidak mendengar musik; punya pikiran tapi tidak memahami kebenaran; punya hati tapi tidak pernah tergerak  dan karena itu tidak pernah terbakar.

Ketika Totto Chan Berbohong

Rasa penasaran Totto Chan tidak pernah bisa dibendung.  Karena ga bisa diam, ia sering membuat bajunya sobek dan kotor. Satu waktu, Totto Chan berbohong karena takut mamanya marah. Totto Chan berbohong punggungnya dilempar pisau oleh anak-anak nakal.  padahal secara logika, kalau dilempar pisau bukan cuma pakaian yang rusak, tapi punggungnya juga bakalan luka serius.

Tapi mamanya memang cerdik, berhasil memancing Totto Chan untuk bercerita secara tidak  kenapa celana dalamnya ikutan sobek.  Akhirnya Toto Chan bercerita hobinya yang sering merangkak di bawah kawat (setelah sebelumnya menggali tanah dulu agar bisa menyusup di bawahnya).  Nah, waktu Toto Chan menyusup di bawah kawat ini, bukan cuma bajunya saja yang terkait kawat tapi celana dalamnya juga.  

Karena Totto Chan dan teman-temannya yang senang mengeksplorasi keinginan tahunya ini juga, Mr Kobayashi menyuruh murid-murid Tomoe mengenakan pakaian yang usang. Jadi ketika pulang sekolah pakaian mereka yang rusak atau cepat kotor jadi tidak mubazir. Kebayang aja kalau punya baju yang masih baru terus kotor atau sobek gitu. Ide yang brilian, ya?
http://www.catatan-efi.com/2016/08/fenomena-totto-chan-dan-raja-kecil.html
Totto Chan dewasa jadi duta Unicef. sumber: unicef.org.np

Learning by Doing

Selain  ulahnya yang bikin  guru di sekolah sebelumnya stres, rasa penasaran Totto Chan lainnya adalah pernah loncat  ke lubang berisi kotoran yang hanya ditutup kertas selembar, terperangkap dalam adonan semen yang membuatnya kaku berjam-jam sampai ditemukan mamanya, telinganya yang pernah terluka karena bercanda dengan Rocky, anjing gembala Jerman piaraannya, bersikeras memaksa untuk membeli anak ayam dengan bulu berwarna warni meski kemudian mati 5 hari kemudian, atau menyeret Yasuaki Chan, temannya yang menderita polio untuk memanjat pohon. Kenangan manis yang indah karena semester berikutnya Totto Chan dan teman-temannya bersedih  kehilangan Yasuaki Chan yang meninggal. 

Kepala Sekolah, Papa dan Mama yang sabar membiarkan Totto Chan mengeksplorasi hal-hal yang membuatnya penasaran menjadikannya seorang gadis yang bertumbuh dengan karakter yang kuat, meninggalkan kenangan yang kuat karena kisahnya yang ditulis 40 tahun kemudian masih diingatnya dengan baik. 

3 November: Hari Olahraga dan Reuni Sekolah

Mr Kobayashi berpikir keras dengan melakukan riset untuk menentukan 3 november sebagai perayaan olahraga di sekolah yang kemudian juga diperingati sebagai harinya untuk reunian Tetsuko dan teman-temannya dalam tahun-tahun mendatang. Pada hari yang cerah dan tidak turun hujan ini, bukan cuma murid-murid Tomoe yang merayakan olahraga. bahkan orang tua yang datang  menonton acara ini juga harus siap terlibat. Kalau dicari persamaannya dengan saat ini, semacam porak atau pekan olahraga antar kelas gitu. Kelihatannya cetek tapi ternyata tidak semudah kelihatannya. Uniknya, teman Totto Chan,  Takahashi yang memiliki tubuh pendek dan tidak bisa tumbuh tinggi lagi selalu memenangkan lomba setiap tahunnya.

Belajar Kepercayan Diri

Sejak usia bocah sekolah dasar, Totto Chan belajar menikmati jerih payah sendiri yang bisa dinikmati bersama keluarga. Kalau dalam lomba-lomba biasanya anak-anak akan mendapat hadiah berupa alat tulis, Pak Kepala Sekolah atau Mr Kobayashi akan memberi hadiah yang unik untuk para pemenangnya sperti kubis, lobak, umbi burdock, atau bawang bombay. Awalnya anak-anak ini merasa malu karena harus membawa hadiah-hadiah itu Tapi kerennya Pak Kepala Sekolah ini bilang kalau anak-anak bisa meminta mamanya untuk memasaknya untuk makan malam. 
Itu sayuran yang kaliah peroleh dengan usaha kalian sendiri. Kalian telah memberi makan untuk keluarga dengan jarih payah kalian sendiri. Hebat, kan? Aku yakin, rasanya pasti sedap!

Mr Kobayashi juga mengajarkan anak-anak di Tomoe untuk memiliki kepercayan diri berbicara di depan umum. Seorang anak yang super duper pemalu dan mengaku tidak punya sesuatu untuk diceritakan akhirnya berhasil menaklukan rasa mindernya. Tepuk tangan yang didapatinya setelah selesai bercerita akan jadis sesuatu yang tidak bisa dilupakan seumur hidupnya. 

Sebenarnya masih buanyaaak... yang pengen saya ceritain dari novel keren ini, tapi bakal lebih seru kalau baca sendiri novelnya lah ya, Hehehe... Semoga masih ada sekolah Tomoe lainnya (juga ada di Indonesia) yang bisa mencetak anak-anak hebat seperti Totto Chan, Tai Chan atau  Takahashi yang bisa melejitkan potensi yang dimiliki, terlepas dari keterbatasan yang dimilikinya. Mereka adalah contoh anak-anak yang di usia emasnya mendapat perlakuan sebagai raja seperti yang dianjurkan oleh Ali bin Thalib.


Share:

Monday 15 August 2016

Wisata Halal Indonesia dan Media Sosial

Wisata Halal Indonesia dan Media Sosial - Setahun yang lalu waktu  berlibur ke Bali, hal yang terpikirkan adalah bagaimana mencari makanan halal di sana. Khawatir kesulitan mencari makanan halal, saya menghubungi teman blogger, Mbak Ferdias yang tinggal di sana. Jawaban melegakan yang saya dapatkan. Ternyata tidak usah pusing mencari makanan halal selama tiga hari liburan di Bali. Ditambah lagi  dikasih list tempat liburan yang bisa dikunjungi.

Buat kita yang tinggal di Indonesia, soal makanan halal saat jalan-jalan di Indonesia itu  gampang. Ga sekhawatir seperti ketika kita liburan ke luar negeri seperti ke Eropa misalnya. Padahal, sesuatu yang kita anggap biasa  ini sebenarnya  potensi yang kalau digarap dengan serius bisa jadi sesautu yang prospektif secara ekonomi. Itu salah satu poin yang saya dapatkan waktu mengikuti acara diskusi Optimalisasi Peningkatan Wisata Halal Melalui Media Sosial di Green Forest Resort, Lembang tanggal 6 Agustus 2016 kemarin. Anyway, saya pengen maen lagi ke resort ini, kapan-kapan. Ada yang mau ke sini juga? Banyak spot kece soalnya ^_^
http://www.catatan-efi.com/2016/08/wisata-halal-indonesia-dan-media-sosial.html
Ada yang bisa nebak, siapa aja  3 model di foto ini?
Apa Sih,  Wisata Halal Itu?
Sudah tau, kalau wisata religi itu  cuma sebagian dari wsiata halal? Iya, karena wisata halal enggak mesti selalu yang berhubungan dengan sesuatu yang sifatnya ritual seperti pergi haji atau umrah. Toh, dalam sehari-hari  pun sebagai muslim kita harus salat 5 waktu, memastikan makanan yang kita makan adalah makanan yang halal. Ya, kan?

Begitu juga saat pergi ke luar kota atau luar pulau, entah itu cuma liburan atau urusan pekerjaan. Sebagai muslim,  kita bukan cuma aware soal label halal makanan saja saat traveling.  Ketika kita salat, masjid/musala atau arah penunjuk kiblat juga jadi perhatian, termasuk tempat wudhu dan peralatan salat yang akan digunakan, seperti mukena dan sajadah yang bersih dan nyaman, pengingat waktu salat ketika berada di daerah yang minim atau susah menemukan masjid dan sebagainya. Waktu  liburan di Bali itu saya memanfaatkan aplikasi penunjuk kiblat dari gadget, karena setelah melihat sekeliling kamar yang saya tinggali tidak menemukan penunjuk arah salat. Untungnya saya membawa mukena dari Bandung, jadinya ga kelabakan nyari mukena, karena di tempat saya menginap ga tersedia musala.

Acara yang digelar selama seharian dari pagi sampai sore minggu kemarin itu sukses membuat mata saya melek, padahal malam harinya kurang tidur.  Materi yang disampaikan apra narsum hari itu seru semua. Selain Bu Katy Kepala Bidang Target Pasar Kemenpar, masih ada Taufan Rahmadi, dari Creative Strategy Expertnya Kementerian Pariwisata yang juga bagian dari tim suksesnya Lombok di acara Word Halal Tourism Summit tahun 2015, Don Kardono, Staf Khusus Menteri Bidang Publikasi dan Bang Aswi dari Blogger Bandung.

Di awal acara, Taufan Rahmadi  menceritakan saat-saat pengumuman Lombok memenangkan award sebagai The Best Halal Destination Tourism dan Halal Honeymoon Destination. Eh, kalau saya merit trus mau hanimun,  nanti, ke sini aja gitu, ya? Muehehe... Udah, jangan diperpanjang :D
http://www.catatan-efi.com/2016/08/wisata-halal-indonesia-dan-media-sosial.html
asik nyimak sambil  ngambil foto dan live twit
Daaan... Indonesia yang diwakili oleh Lombok berhasil mengalahkan nominasi lain yang digadang-gadang lebih berpeluang, Malaysia dan Turki! Saya membayangkan mimik muka perwakilan dari Malaysia, sebagai nominator kuat urung tersenyum karena  kalah.

Indonesia, Malaysia dan Turki memang dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduk bergama muslim. Tapi soal pengelolaan wisata halal ini, Jepang dan Aussie juga sudah serius menggarapnya. Padahal di sana populasi muslim bisa dibilang minoritas. Konsen banget ya, mereka?  NAh waktu ditanyakan, wisata halal di mata  mereka bukan sekadar soal ritual tapi sudah menyentuh soal bisnis juga. Ada banyak wisatawan muslim yang membelanjakan uangnya saat liburan.  Contohnya nih, turis dari Uni Emirat Arab aja ga segan menghabiskan US$ 1.500 per kepala waktu ketika berlibur. Sayang banget, kan.  kalau potensi devisa yang satu ini dicuekin?

Soal menu makanan di beberapa maskapai  penerbangan dari Inggris seperti British Airways, Virgin Atlantic,  Qantas dari Aussie atau Air France juga sudah menyediakan menu halal untuk penumpangnya yang beragama Islam. Bebas alkohol dan daging babi untuk memberi kenyamanan penumpangnya. See? mereka aja sangat peduli soal ini, lho. Masa kita enggak, sih?

Soal sertifikasi halal resto yang ada di Jepang saya pernah bahas juga di sini. Untuk kenyamanan beribadah salat pun Jepang sudah mengakomodasinya.  Bang Aswi yang pernah diundang ke Jepang untuk promo tur wisata halal di Jepang pun bercerita pengalamannya. Kalau di sini kita biasa menggunakan sajadah untuk alas salat, mereka menyediakan tatami, tikar khas negerinya Oshin ini sebagai pengganti alasnya. Menarik, ya? Selain itu juga di sana da rumah potong ayam yang syari alias islami. Asik pisan, lah.

Wisata Halal dan Media Sosial
Punya akun medsos FB, twitter dan instagram, kan? Coba cek ada berapa followersnya Wonderful Lombok Sumbawa? Di akun FB,  ada 103.000an likes, baru 4.559 followers untuk instagram dan  baru  259 aja untuk twitternya. Hiksss... follow dong, Kakak. Untuk akun resmi kemenpar,  Halaman FB Pesona Indonesia, kampanye yang digencarkan untuk Kementerian Pariwisata masih tertinggal, baru 4.888 likes, meski followers twitternya udah cukup banyak, 527K waktu saya ngedraft tulisan ini.  Masa kalah sih sama  Aussie  (7,2 juta likes di FBnya)? Padahal pengguna sosmed FB di Indonesia ini ada 79 juta dari 259 juta populasi. Hiks hiks hiks... yang ngelike ternyata ga sampai 1%nya.  Padahal di sini banyak info bagus yang bisa kita dapatkan. Misalnya saja ketika tim Indonesia, The Resonanz Children's Choir menjuarai lomba paduan suara di Venice, Italia.

Statistik user media sosial di Indonesia
statistik user medsos di Indonesia

Kalau ditarik ke belakang, media sosial bisa menjadi kekuatan untuk memeberi pengaruh. Masih ingat kemenangan Jokowi atau Barrack Obama dalam Pilpres di masing-masing negara?  Tim sukses di belakangnya sangat jeli menggunakan medsos untuk  kampanyenya. Begitu juga dengan Kang Emil yang eksis di medsosnya dan rajin menyapa followersnya di medsos.

Cara yang sama ini juga dilakukan oleh Kemenpar sejak tahun 2012. Jejaring media sosial seperti yang saya sebut di atas dimanfaatkan semaksimal mungkin. Bayangin deh, dengan intensitas followers atau likers yang masih kurang aja bisa juara di acara Word Halal Tourism Summit. Gimana jadinya kalau bisa saingan dengan fanpagenya Aussie yang udah 7 digit itu?

Well, dibalik kesuksesan Lombok di ajang ini pastinya ada man behind the scene, orang di belakang layar. Salah satunya adalah Mbak J, volunteer  yang ikut sharing di acara ini. Mbak J yang penuh semangat ini bercerita suka dukanya ketika tim relawan Wisata Lombok ini terbentuk. Dari semula terbentuk yang berisikan 25 orang, sempat surut  kurang dari setengahnya, cuma 10 orang tapi tetap berusaha solid. Sekarang ini tim medsosnya Wisata Lombok sudah 243 orang, lho. Dan karena namanya juga volunteer alias relawan, mereka berkontribusi secara sukarela. Salut!
http://www.catatan-efi.com/2016/08/wisata-halal-indonesia-dan-media-sosial.html
Mbak J yang penuh semangat bercerita, nular ke seluruh ruanga
 Selain di Lombok, teman-teman yang punya jiwa muda, suka traveling dan cinta Indonesia  bisa bergabung di setiap kordinator daerah seperti halnya Mbak J ini di komunitas GEN PI atau Generasi Pesona Indonesia. Silahkan cari tau informasinya di kota atau daerah masing-masing, ya. Kalau tinggal di Bandung atau Jawa Barat, cari deh Bang Aswi :).

Kecil Tapi Berpengaruh
Tanpa kita sadari, ke-eksisan kita di media sosial bisa mempromosikan wisata Indonesia, terutama wisata halalnya.  Daripada memviralkan sesuatu  yang berbau debat kusir atau riweuh ga puguh, mending share yang positif dan menginspirasi aja. Soal wisata ini kita bisa bercerita tentang bentang alamnya yang cantik dan memesona, kreatiitas apik tangan-tangan terampil yang unik dari setiap daerah (misal tenun songket, batik, keramik) atau menyaksikan festival budaya di berbagai daerah.

Suka makan, dong? Kalau suka upload foto makanan di instagram,  ketika mencicipi makanan khas Indonesia, selain caption yang unik, hashtag yang menarik juga bisa mendatangkan likers di akun IG kita. Selain jadi aset portofolio, mencantumkan beberapa hashtag bisa mendatangkan calon pelancong yang mencari tau lewat hashtag itu.
kuliner Indonesia paling enak sedunia credit: kemenpar.go.id
Untuk wisata di Bandung yang juga punya potensi besar sebagai salah satu destinasi wisata halal, beberapa tagar yang bisa diimbuhkan ada #bandungjuara, #bandunggram, #jalan2dibandung, yang umum di gunakan. Jangan lupa dong tambahkan #pesonaindonesia, #wisataindonesia, #wisatahalalbdg, #wisatahalalindonesia. Kurang lebih seperti itu.  O, ya september 2016 ini, akan ada penyelenggaraan PON di Jawa Barat.  Selain seseruan nonton para kontingen  bertanding, jangan lupa juga ceritakan kecantikan panorama atau kulinerannya, ya.

Kadang dalam satu waktu tertentu, kita suka gatel juga melihat kelakuan wisatawan yang suka nyampah seenaknya. Objek wisata yang harusnya memanjakan mata dengan pemandangan indahnya malah bikin kesel karena ada coretan atau sampah berserakan di mana saja. Sense of belonging yang masih memprihatinkan memang di Indonesia. Tidak merasa memiliki lalu abai soal kebersihannya. Kadang di sisi lain kita pernah mejumpai grafiti yang bukan pada tempatnya, atau seperti beberapa waktu lain, label nama-nama negara pesera KAA yang hilang dari monumennya di jalan Asia Afrika Bandung. Maksud kita sih baik, mencurahkan kegemasan kita soal ini. Tapi hati-hati lho,  kadang respon yang datang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Bisa jadi kerusakan di objek wisata itu malah membuat calon turis urung datang atau citra tempat wisata itu jadi luntur atau kemungkinan terburuknya bisa kena travel warning. Nah, lho.  
foto bareng para narsum
Padahal sebenarnya siapa tau sudah ada usaha membenahi atau memperbaiki kerusakan itu tadi. So, ada baiknya untuk menghindari efek buruk dari share media sosial - yang kadang suka jadi heboh - itu kita pertimbangkan dulu, mau di mana foto itu akan dibagikan. Contohnya, bisa test case dengan membagikannya dalam grup kecil atau tertutup dan perhatikan respon yang muncul. Secara offline, tidak ada salahnya untuk cek ricek apakah lokasi tadi sudah mengalami perubahan? 

Anyway, ajang World Summit Halal Tourism ini akan digelar lagi dalam waktu dekat, bulan November 2016 nanti di Abu Dhabi. Semoga Indonesia berjaya lagi, ya. Aamiin. Selain Lombok yang sudah memenangi penghargaan setahun kemarin, masih banyak objek wisata lainnya yang tidak kalah cantiknya. Saat ini saja, ada 10 top destinasi  wisata prioritas. Selain Danau Toba di Sumatera Utara, ada Tanjung Kelayang di Belitung, Kota Tua di Jakarta,  Tanjung Lesung di Banten, Candi Borobudur di Yogya, Bromo, Tengger dan Semeru di Jawa Tengah, Mandalika, tetangga dekatnya Lombok, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur serta yang terakhir pula Pulau Morotai di Maluku Utara. Hmm... saya harus bikin pengakuan kalau satu pun dari ke-10 tempat ini belum  ada yang saya kunjungi :P. Haduuh, harus ngebongkar lagi wish list liburan ini mah.  

Foto bareng peserta dan tim dari Kemenpar. credit foto: Fajar Zulfikar


















Share:

Thursday 11 August 2016

Pesan Cerita dari Dorama

Waktu bulan puasa kemarin, lewat obrolan di grup WA KEB Bandung pernah tercetus ide untuk mengeratkan sesama blogger Bandung secara online.  Obrolan di WA cukup rame, mulai dari bahas printilan soal ngeblog atau obrolan santai ala emak. Ya, meski beberapa diantaranya belum jadi emak, termasuk saya, huehehe.  Let's say saya ini emak wanna be atau emak going to be. Calon emak.

Setelah menampung ide yang masuk, akhirnya dibuatlah semacam ide kolaborasi ngeblog. Intinya seperti ini, satu postingan dari peserta akan direspon peserta lainnya dengan membuat tulisan di blognya masing-masing. Karena isi kepala setiap kepala ga sama, jadinya respon yang ditulis dari sumber yang sama jadi unik, beragam. Well, ini jadi salah satu mood booster ngeblog ketika merasa stuck atau bingung mau cerita apa  sih di blog?
sumber gambar: get2iarea.blogspot.com
Postingan saya kali ini juga mau merespon tulisannya Mak Lendy One Way Trip-2015 Were Friendship Will End Like This

Program yang akhirnya dikasih nama PIN KEBandung (mengadposi idenya Ayu Oktariani) yang kalau diurai jadi kependekan dari Program Inspirasi Ngeblog KEB Bandung. Minggu ini sudah memasuki putaran kedua. Putaran pertama sebelumnya  merespon tulisan dari Mak Injul tentang Media Sosial. Respon saya ada di sini, nih:  Berekspresi di Media Sosial

Back to topic,  di blognya, Mak Lendy bercerita tentang review film Korea tentang pertemanan 4 anak muda. Meski saya bukan fans berat film Korea, pesan ceritanya oke, lho. Makanya, dibaca ya :)  Kan udah dikasih backlinknya di atas.

By the way, ini ga berarti saya mau nyebrang jadi fans film atau drama Korea gitu, lho. Icoel, Tian dan Ery yang virus Koreanya super duper mumpuni pun belum bisa ngaruhin saya hehehe. Tosss dulu sama Armita Fibriyanti.

Ngomongin soal film serial, dulu pernah juga keranjingan sinetron muahaha... Yes, I was. Masih inget duetnya Dude dan Naysila Mirdad di sinetron Cahaya?

Saya pernah ngefans juga tuh dan suka ngikik geli kalau lihat aktingnya Tante Meriam Bellina. Udah senior, masih cantik dan aktingnya total banget. Pernah waktu itu juga nonton wawancaranya di Sarah Sechan Show. Amaze deh sama usahanya tetap moncer di usianya yang udah ga muda lagi. Rajin olahraga dan pola tidur  yang teratur, mantap surantap (kosa kata macam apa ini?), Tante.

Di luar sinetron Cahaya itu saya ga rajin ngikutin sinetron yang lain. Entah lah, mungkin karena faktor charmingya Dude itu yang bikin saya betah nongkrong di depan layar. No wonder kalau  Dude banyak fansnya. Waktu dia merit juga sempet heboh dan pernah saya tulis di blog ini.


Waktu SMA saya juga pernah curi-curi pandang, eh curi-curi nonton, nonton serial Tokyo Love Story atau Ordinary People.  Beberapa OSTnya masih terngiang di telinga:). Ehm... banyak adegan yang  emang bikin risih, meski mengusung pesan tentang persahabatan yang asik. Serupa dengan serial Dawson Creek atau Party of Five yang sialnya emang banyak bumbu-bumbu gitu juga. IMHO, serial kayak Growing Pains yang dibintangin Kirk Cameron keren, lho.  Ada sih cerita kebadungan anak muda tapi masih aman ditonton.

sumber: Kirkcameron.com
Pesan film yang  ga kalah kerennya juga diusung serial One Litre of Tears.  Diangkat dari kisah nyata dan ga sampai 10 seri aja buat nonton film yang rata-rata durasinya kurang lebih sejam. Pas nonton serial ini saya dibuat mewek, keren banget. Padahal   pemeran Aya Ikeuchi tokoh utama di serial ini adalah seorang artis film panas di Jepang sana. Faktanya dari menit pertama sampai menit akhir serial yang saya tonton di youtube ini beneran aman ditonton. Ada scene yang nunjukin Aya lagi patah hati dan dihibur Asou ditengah gerimis hujan. Touching, sekaligus romatis tapi masih bagian yang wajar, ga usah bikin penontonnya nutup mata, yang ada malah ngusap air mata saking sedihnya. 
sumber: deviantart.com
Ada juga serial lain dari Jepang sana yang seru buat ditonton. Great Teacher Onizuka a.ka. GTO.  Seorang guru yang  punya cara mengajar yang nyeleneh, diolok-olok muridnya, dicap aneh sama rekannya tapi dia punya cara tersendiri mengatasi konflik yang terjadi. Dari yang tadinya dipandang sebelah mata, jadi sosok guru yang akhirnya diakui.   Memang di serial GTO ini ada aja becandaan nakal khas dorama sana. Mungkin serial Ksatria Baja Hitam  yang paling aman buat ditonton mah, ya hehehe

sumber gambar: great-teacher-onizuka-gto.wikia.com
Last but not least, walau ga ngerti bahasa Jepang, saya ga suka liat serial atau film yang disulih suara *toss lagi sama Armita*.  Mending baca terjemahan di layarnya aja, deh. English atau Indonesia gapapa, pokoknya jangan disulih suara.
Share: