Tuesday 31 May 2016

Single Perdana Windy Ghemari: #MasihMencintamu Yang Jleb

Galau? Ah siapa sih yang ga pernah ngalamin. I Iwas. Saya pernah ngalamin juga, kok. Meskipun Ummi, teman blogger dari Bandung pernah bilang gini, "Ah teteh mah ga pernah keliatan galau." Hehehe... Masa sih? Saya juga manusia, kok. Pernah galau. Teman-teman dekat suka saya curhatin kalau lagi galau. Biasanya kalau lagi galau, pikiran jadi stuck, susah mau mikir dan fokus. Nah, kalau saya tiba-tiba terlihat ga connect, kayak orang linglung, mungkin lagi ngalamin galau. Tapi lain cerita kalau  terlihat linglung karena kesasar, misalnya. Itu sih bukan galau, tapi bisa juga jadi galau kalau hopeless, kapan sampai di tujuan? *ih apan sih*
http://www.catatan-efi.com/2016/05/single-perdana-windy-ghemari-masih-mencintamu-yang-jleb.html
  
Kata galau ini semacam keyword yang lagi trending. Enggak lagi senang, lagi sedih pun kayaknya tetep butuh theme song. Misalnya lagu Masih Mencintamu yang dinyanyikan oleh Windy Yunita Ghemary. Tau dong, siapa beliau? Ga tau? Serius? Ya udah, saya kasih clue, deh. Inget ga, dulu pas live Spektakuler Indonesian Idol ada finalis yang sempat absen karena ayahnya meninggal? Nah, inget, kan? Iya itu dia, Windy. Waktu beliau muncul lagi dan menyanyi, Dani Ahmad kasih pujian. Windy bisa move on meskipun baru dirundung duka.

Ga nyangka lho, saya ternyata bisa ketemu sama Windy, finalis Indonesian Idol 2014. Hari minggu, 29 Mei 2016 kemarin saya berkesempatan ketemu dengan lajang yang cantik dan ramah, ini. Dalam turnya keliling beberapa kota di Indonesia, termasuk ke beberapa radio di Bandung, Windy memperkenalkan single perdananya, Masih Mencintamu. Ceritanya tentang seseorang yang galau dan ga bisa move on karena inget sama mantan. Ehm... Liriknya simple, mudah banget dihafalin. Kayak gini:  

Ku coba berdiri
Ku coba bertahan tanpa ada kamu 
Ternyata ku masih mencintamu 
Ku tak bisa jauh-jauh darimu 
Ku tak rela berpisah denganmu 
Karena ku terlalu mencintamu
http://www.catatan-efi.com/2016/05/single-perdana-windy-ghemari-masih-mencintamu-yang-jleb.html
99ers, radio pertama yang dikunjungi Windy hari minggu tanggal 29 Mei 2016
http://www.catatan-efi.com/2016/05/single-perdana-windy-ghemari-masih-mencintamu-yang-jleb.html
Dua studio radio ini yang masuk dalam jadwal tur  Windy di Bandung
http://www.catatan-efi.com/2016/05/single-perdana-windy-ghemari-masih-mencintamu-yang-jleb.html
sambil nunggu yang lain datang dan jeda iklan, Windy sempet foto bareng
More on, lihat aja di youtubenya ini. Easy listening banget lagunya.



Buka cuma ngepoin videonya di youtube, lho. Kita juga bisa menjadikan lagunya Windy ini jadi RBT. Uhuk, cocok nih buat yang menjalani long distance relationship atau long distance marriage. Saat jarak membentang dan waktu bertemu terasa mahal, saat menelpon pasangan akan terasa jleb jleb gitu huehehehe. Ini Kode RBT #MasihMencintamu untuk beberapa operator seluler yang bisa kita subscribe:

Telkomsel (As, Simpati, Halo): ketik XFTTH kirim ke 1212
Indosat: ketik SET 53075765 kirim ke 808
XL: Ketik 10339313, kirim ke 1818.


Sambil menunggu Windy yang lagi  on air, saya nunggu di ruangan lain. Samar-samar terdengar suara Windy sedang live, nyanyi langsung! Saya dan teman-teman lain yang sedang ngobrol tiba-tiba berhenti. "Sik, suaranya bening banget, ga ada bedanya dengan versi rekaman." Begitu komentar kompak dari kami.

Lagu Masih Mencintamu ini ditulis oleh Posan Tobing, eks drummer band Kotak. Cocok banget deh lagu ini dengan karakter suara Windy yang memang senang dengan lagu-lagu bergenre pop. Chemistrynya dapet. Jadi, kalau kangen sama pasangan, gebetan #eh atau kayak Tian, yang ga bisa move on dari Kapten Yoo, tokoh di drama Korea DOTS yang ngehits itu.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/single-perdana-windy-ghemari-masih-mencintamu-yang-jleb.html
Foto bareng blogger bandung dengan Windy
Terus, kamu kangen sama siapa dong, Fi?
Emmm... saya kangen Steven Gerrard. Itu lho, mantan kapten timnas Inggris yang juga kaptennya klub Liverpool. Hahaha... maksa? Gak, sih. Kalau Tian boleh kangen sama Kapten Drakor, saya mah kangenya sama kapten yang kharismatik ini, aja.  Meskipun entah kapan saya bisa ketemu sama suaminya Alex Curran. salah satu model asal Ingris yang cantik itu. Boleh dong, kangen sebagai fans hehehe. Iya nih, beliau kan udah pensiun dari timnas dan sekarang hijrah ke Amrik, merumput di LA Galaxy. Waktu tur ke Indonesia beberapa tahun yang lalu saya ga ikut meet and greetnya di Jakarta. Huhuhu.. 

Stevie G kapten yang charming dan kharismatik
Stevie G kapten yang charming dan kharismatik
Yang lain gimana?  Ah, itu mah jangan diceritain di sini. Pokoknya ada, deh hehehe #sokmisterius Don't worry, efek lagu ini bakal berbeda sama setiap orang. Ga akan selalu  termehek-mehek atau jadi baper alias terbawa perasaan. Saya sendiri denger lagu ini malah senyum-senyum aja, kok. Galau yang menyenangkan. Lho?
http://www.catatan-efi.com/2016/05/single-perdana-windy-ghemari-masih-mencintamu-yang-jleb.html
foto bareng sama Windy. Cantik, jangkis pula. Minta 5 cm aja, boleh, ga, Win? hehe
http://www.catatan-efi.com/2016/05/single-perdana-windy-ghemari-masih-mencintamu-yang-jleb.html
udah menjelang sore pun windy tetep seger dan cantik.
Ya udah, sebelum bosan  nyimak curhatan saya sama Abang (((abang))) Gerrard ini, mending simakin aja lagunya Windy. Bisa via youtube atau menularkan rasa kangennya dengan memasang RBT  yang kodenya udah saya share di atas.  

Anyway, semoga Windy juga segera merilis single-single lainya, dan tentu saja mengompilasinya dalam satu album. Sukses ya, Windy.

Share:

Sunday 29 May 2016

Jelajah Rasa Autentik dari Ranah Minang di Trans Luxury Hotel

Jelajah Rasa  Autentik dari  Ranah Minang di Trans Luxury Hotel

Ada yang punya rencana berlibur dan berwisata kuliner di Padang? Pastikan sebelum  pergi dan sesudahnya menimbang berat badan dulu, biar bisa diketahui  pergerakannya. Itu yang dibilang Uni Reno, food consultan yang akan berkolaborasi dengan tim chef restonya hotel The Trans Luxury selama bulan puas nanti. By the way, kalau penggemar kuliner, pasti sudah tau deh siapa Uni  yang ramah dan humble.

Iyes, beliau ini adalah  penulis buku Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang dan legacy to the World, Mingakabau - West Sumatera Rendang (Best Local Cuisine Book dan Best Single Subject  Cookbook dalam  Gourmand Award International 2014). Uni Reno  bukan hanya piawai dalam hal menulis soal kuliner Minangkabau (yup,  kuliner Minang, bukan Padang lho), tapi beliau juga penasihat  kuliner untuk film Tabula Rasa, lho.  

http://www.catatan-efi.com/2016/05/jelajah-rasa-autentik-dari-ranah-minang-di-trans-luxury-hotel.html
hidangan buka puasa ala minang yang disajikan di Ttrans Luxury Hotel
So, bisa dibayangkan dong gimana mewah dan aslinya  Jelajah Rasa  Autentik dari  Ranah Minang yang akan dihadirkan oleh The Trans Luxury Hotel selama bulan puasa nanti? Waaah, sudah kebelet untuk ikut merasakan  susana yang Minang banget saat Babuko Basamo nanti di hotel ini? Boleeeh, tapi biar semakin ngeces (hehehe) saya kasih teasernya dulu di sini, ya.

Jadi begini. Selama bulan Ramadhan nanti, mulai tanggal 10 Juni sampai dengan 5 Juli, The Trans Luxury Hotel akan menggelar  acara Buka puasa bersama alias Babuko Basamo dengan tema kuliner  serba Minang. Mulai dari hidangan pembuka alias ta'jil, makanan berat sampai penutup  dengan  harga mulai dari Rp. 299.000 net per orang, all you can eat.

Untuk menjaga kualitas  rasa dan atmosfir yang akan dihadirkan nanti, hotel  yang letaknya berada di Kawasan Trans Studio Bandung ini membuat kolaborasi  tim Chef hotel dengan Uni Reno. Dari tim chef ini, ada Chef Nalendra, Chef Bernard,  Chef Dimas, Chef yusuf dan Chef  Eko yang akan menyajikan menu dengan inggredients  terbaik yang didatangkan langsung dari Sumatera Barat. Misalnya saja  untuk sajian baluit atau belut. Baluitnya didatangkan dari Minang langsung, lho. Kerennya lagi baluit ini bukan hasil penangkaran, tapi dari sawah. artinya Baluit  yang diolah bener-bener yang organik. Enak? Iya, dong? Sehat? Setidaknya lebih higienis. Nah, soal kolesterol atau pencetus  kenaikan berat badan seperti yang dibilang Uni Reno tadi, lain perkara. Sesuatu  yang berlebihan  memang ga baik.  Termasuk makanan, iya kan?
http://www.catatan-efi.com/2016/05/jelajah-rasa-autentik-dari-ranah-minang-di-trans-luxury-hotel.html
tim chef Trans Luxury Hotel & Uni Reno

Makanya, kalau kepengin tuntas berpetualang  kuliner ala Minang ini kayaknya ga cukup sekali, mengingat begitu banyaknya aneka kuliner  yang akan disajikan saat buka puasa bersama di sini.  Misalnya nih, bakal ada menu Singgang Ikan, Itik Lado Mudo, Gulai Bagar, Bubur Kampiun Lompong Sagu, Gulai Manih, Gulai Talua, Gulai Pakis Udang dan tidak ketinggalan menu unggulan Rendang yang sudah dinobatkan sebagai makanan paling enak di dunia oleh CNN.

Selain menghadirkan berbagai sajian makanan khas kampung halamannya Siti Nurbaya ini, selama bulan Puasa nanti juga akan digelar  berbagai acara yang pastinya tetap menghadirkan susana  ranah  Minang yang kental.

Waktu saya menghadiri acara food test ini beberapa lagu asal Minang terus mengalun selama acara. Ayam Den Lapeh, Kambanglah Bungo atau  lagu Badindin  yang bikin jempol saya jadi ga bisa diem :) Duh siapa coba yang ga familiar sama lagu ini. Kalau masih samar atau nyaris lupa, coba deh cari di yotube. Yakin deh, bakalan senyum dan teringat masa bocah dulu suka nari-nari tarian Indang diiringi lagu ini. Ya, kan?

Makan Bajamba Ala Minang

Tapi ngomongin budaya kuliner Minang bukan cuma soal rasa makanan yang enak dan cuma enak sekali dengan ciri khas santan atau pedasnya itu saj, lho. Ternyata saya juga baru ngeh, kalau masyarakat Minang mengenal tradisi makan berjamaah  atau Makan Bajamba.  Kalau pernah mondok di pesantren atau ikutan pesantren kilat, pasti pernah merasakan makan bersama mengelilingi satu nampan berisi nasi lengkap dengan lauk pauknya untuk beberapa  orang. Makan Bajamba bagi masyarakat Minang ini ternyata  masih punya kebiasaan lain. Ada tradisi  semacam story telling  dan mengenaikan aksesoris  yang dikenal dengan Takulua. Enggak  kebayang? Coba reservasi  untuk Babuko Basamo pada tanggal  24 Juni 2016 nanti. Soalnya pada tanggal itu akan diselenggarakan Festival Makan Bajamba yang digelar di Trans Grand Ball Room. Rasanya sayang banget ya kalau festival budaya dan kuliner semacam ini dilewatkan begitu saja.   

Sebelum mencicipi hidangan utama, saya bersama para food blogger dan awak media yang hadir pada tanggal 26 Mei 2016 kemarin sempat juga menyaksikan demo masak membuat Lompong Sagu. Makanan khas dari Pariaman ini  (tuh kan, petulangan kuliner nanti bukan cuma makanan dari Padang saja, tapi juga kota-kota lain yang ada di Sumatera Barat) bisa jadi solusi  untuk menyajikan makanan berbuka yang mudah, murah dan enak, lho.  Ga sampai 30 menit sudah bisa  kita sajikan. Resep dan caranya nanti saya share di akhir postingan ini.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/jelajah-rasa-autentik-dari-ranah-minang-di-trans-luxury-hotel.html
demo membuat lompong sagu, ada story dibalik foto ini :)
Dari beberapa  makanan yang tersaji hari itu, semuanya sangat menggoda selera. Apalagi kekhawatiran saya soal makanan Minang yang identik dengan rasa pedas ternyata tidak sepenuhnya terbukti. Pedasnya msih terasa,tapi masih dalam batasan toleransi. Meskipun begitu, beberapa makanan sempat di-skip juga seperti Gulai Udang.  Enak sebenarnya, tapi  berhubung  sangat sensitif dengan hidangan sea food terutama udang, jadinya ga saya cicipin, hiks hiks.

Kerupuk Siram

Kerupuk  ini  dibuat dari bahan ubi. Rasanya mirip dengan kecimpring yang bisa kita temukan di daerah Jawa Barat. Bedanya Kerupuk Siram ala Minang ini cara menikmatinya dengan bumbu kacang ala Sate Padang yang creamy.  Kalau makan bareng, kerupuknya bisa kita cocolkan  ke bumbunya.  Untuk tingkat kepedasannya nyaris tidak terasa. Mungkin waktu membuat bahan ini dan masakan lainnya, Uni Reno sengaja memodifikasi tingkat kepedasannya  sehingga tidak terasa menggigit saat dikunyah. Kalau diperhatikan secara seksama, di bumbu kacang ini ada bintik hitam. Kayaknya sih semacam lada hitam.  Paduan rasa kriuk dari kerupuk  ubi dan bumbunya ini juga oke dijadikan camilan hihihi.  Apalagi  sebagian besar dari kita rasanya ada yang kurang kalau makan nasi  ga ada kerupuknya. Ya, ga?
http://www.catatan-efi.com/2016/05/jelajah-rasa-autentik-dari-ranah-minang-di-trans-luxury-hotel.html
pengen lagi kerupuk ini

Gulai Talua

Hidangan ini termasuk  favorit saya.Telur ayam yang sudah direbus dulu  disajikan dengan bumbu gulai dengan warna cokelat keemasan yang membuat liur terbit. Tingkat kematanganya pas, mengingat saya  bukan penggemar telur yang direbus setengah matang. Bumbu gulainya cukup meresap dengan telur. Tingkat kepedasan? Aman tapi tetap tidak menghilangkan ciri khas  masakan Minang yang kental dengan santannya itu.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/jelajah-rasa-autentik-dari-ranah-minang-di-trans-luxury-hotel.html
suka banget sama gulai yang satu ini

Gulai Pakis Udang

Udang dengan bumbu gulai ini disajikan dengan daun pakis. Warna cokelat dan merahnya udang berpadu dengan hijau dari dau pakis ini  cukup menggugah selera sebagai pedamping nasi hangat.  Sayang, saya ga bisa mendeskripsikan lebih banyak rasa dari olahan udang ini karena punya alergi dengan sea food.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/jelajah-rasa-autentik-dari-ranah-minang-di-trans-luxury-hotel.html 
Gulai Pakis Udang

 Masih olahan dari udang juga. Duh maafkan saya lupa apa namanya menu yang satu ini. :) Disajikan dengan bumbu yang mengental kayak rendang minus sayur. Warna bumbu  yang kemerahan ini sepertinya menunjukan level kepedasannya  yang cukup terasa.  Kalau doyan sea food dan makanan pedas, jangan lewatkan untuk mencicipinya.

http://www.catatan-efi.com/2016/05/jelajah-rasa-autentik-dari-ranah-minang-di-trans-luxury-hotel.html
gulai udang

Ayam Lado Mudo

Sepintas saya mengira  oalahan dari unggas ini  bakalan  pedas banget. Warna hijau yang dominaan dari bumbu dan kuahnya menunjukkan sepertirti itu.  Berhubungn penasaran, saya bismillah aja, deh. Kalau pedas banget, ya gak akan saya habiskan :). Eh, aman. Lidah saya  masih bisa mengunyahnya. Dan satu potong ayam lado mudo ini pun meluncur dengan mulus dari mulut, tenggorokan sampai ke perut saya. Daging ayamnya yang empuk terasa hangat dengan campuran dari bumo lado kehijauannya.  Hangat di mulut dan aman di perut :)

http://www.catatan-efi.com/2016/05/jelajah-rasa-autentik-dari-ranah-minang-di-trans-luxury-hotel.html
Ayam Lado Mudo

Rendang

Nah ini semuanya sudah tau dong. Makanan juara kebanggan Indonesia  yang sudah diakui  paling juara se-Indonesia. Biarpun darah sunda mengalir deras di tubuh, saya bangga lho kuliner Indonesia ini diakui dunia sebagai makanan yang numeru uno lezatos.  Sama seperti makanan lain yang saya cicipi, rasa santannya kentara, meresap sempurna sampai ke serat-serat dagingnya yang empuk. Entah deh berapa lama para chef di Trans Luxury ini membuat mengaduk bumbunya agar menghasilkan rasa paling juara. Iyes, lauk dari Minang ini jangan sampai diabaikan kalau berbuka nanti, ya. Please, jangan, kalau enggak mau menyesal. 
http://www.catatan-efi.com/2016/05/jelajah-rasa-autentik-dari-ranah-minang-di-trans-luxury-hotel.html
belum pernah mencoba rendang? masa sih?

Sambal Lado Maco

Meskipun lauk pauk ala Minang ini sudah dominan dengan cacahan atau ulekan  cabe di setiap bumbunya, buat sebagian orang (termasuk kuliner daerah lainnya) rasanya enggak lengkap kalau tidak ada sambal. Sama seperti kerupuk, acara makan rasanya ada yang hilang kalau minus sambal. Penggemar sambal  yang ingin nasi hangatnya semakin hangat, bisa mencoba  menambahkan sambal lado maco ini. Meskipun Katya, Amel, dan David yang waktu itu duduk satu meja dengan saya bilang rasanya enggak pedas, saya memutuskan untuk skip sambal lado maco ini.  Sayangnya saya juga alergi dengan ikan teei. Jadi saya skip buat mencobanya. Iyes, selain udang, saya juga alergi dengan teri. Another hiks from me. Semoga alerginya bisa sembuh :) Seperti ini penampakannya Sambal Lado Maco  ini. 

http://www.catatan-efi.com/2016/05/jelajah-rasa-autentik-dari-ranah-minang-di-trans-luxury-hotel.html
merahnya sambal lado maco yang menggoda

 Ada menu lain yang ga sempat saya foto, baluit.  Jangan bayangkan potongan dagingnya  yang  besar dan ehm mirip binatang dari sawah yang bikin kita bergidik, ular.  Enggak, kok. Dagingnya sudah diiris sedemikian rupa. Waktu disajikan sudah pipih, semacam keripik gitu lengkap dengan bumbunya. Rasanya kriuk. To be honest, ini kali pertama saya mencicipi belut setelah sebelumnya dibikin parno karena terbayang terus wujud aslinya  seperti reptil berdarah dingin itu.

Ah, ya tadi saya janji mau share resep sagu lompong kan, ya?  Silahkan dicoba untuk variasi hidangan berbuka nanti.

Lompong Sagu dari Pariaman 

Bahan:
  • 125 gr tepung sagu
  • 175 gr kelapa parut (diambil dari setengah bagian kelapa yang setengah tua)
  • 100 gr gula aren yang sudah diiris atau disisir
  • 350 gr pisang uli (atau pisang kepok)
  • 3 sendok makan air (matang)
  • 2 sendok makan gula pasir
  • 1/2 sendok teh garam
  • Daun pisang untuk membungkus dengan ukuran 25x25 cm

Cara Mengolahnya:
  • Potong pisang berukuran kecil, campurkan dengan gula aren, gula pasir & garam
  • Masukan tepung sagum susul dengan air dan kelapa parut. Remas bahan sampai merata
  • Ambil dua sendok makan adonan, tempatkan di daun pisang yang sudah siap. Bungkus/gulung memanjang seperti otak-otak.
  • Sematkan lidi di setiap ujungnya. Bakar dengan bara sampai padat.  Angkat, tiriskan.
  • Lompong sagu siap disajikan.

Taraaaa... inilah lompong sagu yang sudah matang.

http://www.catatan-efi.com/2016/05/jelajah-rasa-autentik-dari-ranah-minang-di-trans-luxury-hotel.html
Uni Reno memamerkan Lompong Sagu
Share:

Friday 27 May 2016

Kuliner Timur Tengah Ala Kedai Grengseng dan Baba's

Dulu saya itu paling ogah masak olahan dari kambing. Termakan mitos yang katanya daging hewan ini jadi pencetus kanker (nenek, ibu dan beberapa kerabat pernah terkena kanker). Tapi ternyata setelah tes alergi dan dokter yang mendiagnosa bilang  ga ada masalah, barulah berani mencoba. Apalagi beberapa waktu lalu, tekanan darah yang rendah jadi  mencicipi sate kambing untuk membantu menormalkan tensi.

Olahan daging kambing, sosis, gandum, adas, kurma atau rempah yang melimpah seperti kapulaga, itu yang membenak di kepala  kalau disebut makanan khas arab. Buat sebagian orang, rasa gurih yang pekat belum tentu cocok di lidah. Terbiasa dengan makanan yang rada salty, tidak terlalu manis seperti itu selera lidah saya. Tapi bukan berarti saya kaku, fanatik dengan olahan masakan yang nyunda, makanan sehari-hari yang paling sering saya jumpai. Makanan  olahan daerah lain pun  suka kepingin nyoba.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/kuliner-timur-tengah-ala-kedai-grengseng-dan-babas.html
jangan keder dulu mencicipi makanan khas arab, ya
Saya emang masih picky sebenarnya mencicipi olahan daging kambing. Oke, alergi skip. Tapi gimana dengan kandungan kolesterol atau cara pengolahannya yang ga bener, yang menyebabkan daging yang kita makan jadi smelly? Well, mitos itu terpatahkan juga.

Alih-alih memeluk dompet erat-erat khawatir harga menu masakah yang mahal, saya menemukan kedai yang mengolah makanan khas arab dengan rate yang bersahabat. Hari kamis kemarin saya dan teman-teman blogger Bandung diajak mencicipi Nasi Goreng Kebuli Kambing ala Kedai Grengseng. Karena semuanya belum berkumpul, kami disuguhi dulu sambosa, semacam cemilan khas arab. Isinya berupa daging cincang, bawang dan cabai hijau. Mungkin semacam kroket kalau di sini mah.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/kuliner-timur-tengah-ala-kedai-grengseng-dan-babas.html
camilan khas arab ini wajib dicoba
Dengan membayar Rp. 20.000,- kita sudah mendapatkan satu porsi sambosa berisi 3 pcs lengkap dengan saus cabe dan tomat. Meskipun saat mengunyah lidah kita mengenali ada cacahan cabe hijau didalamnya, rasanya tidak pedas, kok. Trust me, hampir setahun ini saya menjaga jarak (kayak di jalan raya aja) dengan makanan pedas. Lidah saya jadi lebih peka mengenali tingkat kepedasan makanan. Kalau takut mules, kita masih bisa mencocolkan sambosa ini dengan saus tomat. Ditemani rinai hujan di luar sana, menikmati samosa dengan minuman hangat adalah cara yang asik menghabiskan waktu saat dingin yang menelisik.

Enggak pake lama, menu utama pun datang. Saya memilih nasi goreng kebuli ga pake pedas. Yes, di kedai Grengseng ini kita bisa memesan menu biasa atau spicy. Porsinya standar, cukup lah buat ukuran perut saya. Hanya dengan 25K saja, nasi kebuli dengan cacahan daging kambing muda dan taburan kismis di dalamnya cukup meredakan rasa lapar di perut.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/kuliner-timur-tengah-ala-kedai-grengseng-dan-babas.html
porsi dan harga nasi goreng kebuli ini cincai lah
Kalau masih keuekeuh enggak mau mencicipi nasi kebuli yang sarat dengan rasa daging kambing,  tenang aja. Kedai Grengseng menyediakan nasi goreng kebuli ayam atau menu khas Indonesia seperti nasi rawon,  nasi tongseng dan nasi goreng cikur. Kecuali nasi goreng cikur yang harganya cuma 15K, nasi tongseng dan nasi rawon di sini  dibanderoli harga 25K juga, sama dengan nasi goreng kebuli kambing. Sementara kalau ingin mencicipi nasi kebuli dengan rasa daging kambing yang lebih pekat dan tentu saja rempah-empah khas arabnya, bisa memesan nasi kebuli kambing. Porsinya sih sama saja, cuma sedikit beda di harga, yaitu 30K.

Ngomong-ngomong soal rempah yang diolah di Kedai Grengseng ini,  olahan bumbunya sudah disesuaikan dengan lidah  khas Indonesia. Jadi tidak sulit kok untuk beradaptasi dengan menu ala-ala Arab yang disajikan. Dan soal kekhawatiran daging kambing yang bisa mencetus kenaikan kadar kolesterol pun sudah diantisipasi oleh Kedai Grengseng. Daging kambing yang diolah adalah daging kambing muda yang usianya sekitar 6 bulanan, sehingga  kadar kolesterolnya lebih rendah. Selain itu,  daging kambing muda ini lebih empuk saat dikunyah dan tentu saja enggak smelly, tuh.

O, ya saya juga suka salad mini pendamping  khas nasi kebuli ini. Komposisi potongan tomat dan irisan bawang bombaynya terasa ngeblend di lidah berkat sedikit campuran cuka di dalamnya, seger.

Makannya sudah. Selain haus, juga biar ga tersedak, kami memesan minuman di Baba's yang menempati  food court yang sama.  Saya  memilih   Lemon sensation, minuman yang terbuat dari perasan lemon yang segar tapi tidak terlalu  kecut saat diseruput.  Cuma 16K saja  untuk satu gelas besar  ini.  Kalau menurut saya sih, bukan penggemar minuman asam pun masih bisa kok memesan Lemon Sensation, apalagi kalau cuaca di luar sana sedang panas-panasnya. Nyess deh, sukses bikin adem.

http://www.catatan-efi.com/2016/05/kuliner-timur-tengah-ala-kedai-grengseng-dan-babas.html
leom sensation, asem dan segarnya pas
Selain lemon sensation, masih ada minuman lainnya yang bisa dipesan. Ada timun serut yang terbuat dari timun serut, dicampur dengan melon, lemon dan sedikit susu untuk mempercantik penampilan. Harganya juga murce, kok cuma 12K saja.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/kuliner-timur-tengah-ala-kedai-grengseng-dan-babas.html
timun serut ala Baba's

Atau kangen dengan ras leci  yang manis tapi segar?  Cuma 14,5 K saja untuk satu porsi seperti ini.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/kuliner-timur-tengah-ala-kedai-grengseng-dan-babas.html
minuman leci
Selain ketiga minuman ini, Baba's menyediakan aneka minuman lainnya. Ada Teh Arab alias Halib Chai dengan campuran rempah-rempah di dalamnya, atau hookah (sisha), semacam rokok yang dihisap dengan selang. Dibuat dari jus buah-buahan, dengan rasa yang bisa dipesan direquest sesuai selera. Bisa jadi pilihan buat Pak suaminya, setidaknya asap  yang menguar dari sisha tidak setajam dan mengganggu dari tembakau  dari rokok biasa.

http://www.catatan-efi.com/2016/05/kuliner-timur-tengah-ala-kedai-grengseng-dan-babas.html
foto credit: Nchie Hanie
Kedai Grengseng dan Baba's
New Tubiz eat n chat
Jalan Tubagus Ismail No. 45A (dekat RS Habibie)
Bukan setiap hari jam 10.00 s/d 22.00 Kecuali sabtu malam, sampi jam 24.00
InstagraM: @kedaigrengsengkambing
live music setiap malam minggu di arena food court.
Share:

Wednesday 25 May 2016

ShopBack: Belanja Hemat dengan Gabungan Cashback dan Voucher Diskon

Yakin deh kalau semua wanita, atau minimal nih, kita (iya, kita) adalah orang yang modis. Modal diskon maksudnya. Ditawarin sesuatu yang berbau diskon pasti bola matanya membesar, lalu sudut bibirnya tertarik ke samping dan mengeskpresikan sumringah. Ga usah ngaca, kita sendiri bisa membedakannya. Ya, kan?
http://www.catatan-efi.com/2016/05/shopback-belanja-hemat-dengan-gabungan-cashback-dan-voucher-diskon.html
Belanja online dapat cashback? Mau lah
Enggak belanja secara offline kaya di toko, mall atau olshop biasanya kita suka membandingkan harga. Nyari produk yang sama dengan harga yang lebih murah atau ada diskonnya. Lah, beli di pasar atau abang yang lewat aja masih suka nawar.

Seperti juga belanja konvensional, belanja secara digital atau online juga bukan cuma murah dengan promo diskon. Dengan kode voucher tertentu yang dimasukan saat proses pembayaran, harga yang harus dibayar akan dipotong sesuai dengan nominal atau nilai voucher. Mulai dari 50 ribuan atau bervariasi misalnya 20% dari nilai belanja.

Sayangnya belanja dengan model voucher ini, enggak online atau konvensional gitu, umumnya engak bisa menggabungkan promo diskon. Misalnya gini, kita punya voucher diskon kosmetik senilai Rp. 100.000. Lalu pergilah kita ke sebuah mall untuk membeli persediaan bedak dan lipstik yang udah mau abis (ini mah saya banget). Seneng dong pas liat flyer di counter ada diskon 20%. Bisa ekstra irit, nih. Maunya gitu. Tapi feeling saya udah bilang kalau saya ga boleh kemaruk. Enggak mungkin deh tuh voucher diskon yang saya bawa bisa digabung sama promo kayak yang diworoin di flyer.

Ternyata beneran aja, voucher yang hari itu udah due date alias jatuh tempo eh expired hari itu ga berlaku di booth itu. Si mbaknya bilang gini:
Teh, vouchernya cuma bisa dipake di booth yang ada di anu, anu dan anu…
*sigh*

Lalu si mbaknya senyum lagi.
Tapi kan teh, untuk hari ini semua booth di sini ada diskon 20%. Jadi ga apa-apa ya vouchernya ga kepake, sama aja kok kalau dapet diskon.
Deuh si mbak spg ini emang bisa aja ngerayu. Meski saya bukan beauty blogger, tapi ga ada larangan saya berusaha tampil jadi seorang blogger yang beautiful, kan? *ya iya masa saya mau dandan ganteng? *

Ya udah, deh. Akhirnya saya milih beberapa produk yang saya butuhkan lalu membawa bon dari si mbaknya untuk dibayar ke kasir. Sayang juga sih akhirnya voucher itu ga kepake. Mau dipake di tempat lain buat belanja demi closing sebelum expired? Ga, ah. Selain udah cape dan pengen pulang, kosmetik yang saya butuhkan udah dapet semua. Mau beli apa lagi coba? Sempat kepikiran andaikan ada promo yang menggabungkan promo, diskon, voucher dan kode kupon yang bisa dipake pas belanja secara online.

Eh ternyata ada, lho. Saya menemukan ShopBack.co.id, situs belanja (bukan e-commerce) yang memberi akses untuk belanja di beberapa toko online seperti Tokopedia, BukaLapak, Lazada, Matahari Mall, eBay, AliExpress, Blibli, Groupon, Orami Bilna, Agoda, Tiket.com, Zalora dan lain-lain. Setiap belanja, kita akan mendapat tambahan uang Cashback sampai 30%, dan bisa ditransfer ke rekening pribadi! Ahay, sedap, nih. Lumayan buat nambahin THR. Secara sebentar lagi mau puasa dan lebaran, kan? Bisa nih, ngerayu adik biar nitip kalau pas kebetulan saya belanja online hihi… Kakak yang baik, kan? Ngajakin adik bisa hemat dan menyenangkan hati :D

http://www.catatan-efi.com/2016/05/shopback-belanja-hemat-dengan-gabungan-cashback-dan-voucher-diskon.html

Oke, menarik. Tapi aman, enggak?

Aman dong. Soalnya ShopBack sudah menjalin kerja sama yang resmi dengan e-commerce lokal yang udah disebutkan di atas. Selain itu juga kita bisa mendapatkan promo gabungan ini dengan berbelanja di beberapa e-commerce luar negeri.

Promosi produk anak negeri juga

Meski menjalin kerjasama dengan e-commerce luar, ShopBack ini juga mendukung produk Indonesia biar kita bangga dan para bule atau orang asing sana lebih aware. Produk Indonesia juga bisa bersaing dengan mutunya yang ga kalah bagus. Makanya suka ada aja campaign yang mempromosikan dan mendukung penjualan produk buatan Indonesia. Jadi, jangan antipati dulu, ya.

Kenapa belanja di toko online harus lewat ShopBack dulu?

Pasti nanyain kan, kenapa enggak langsung aja? Emang apa sih manfaat yang bisa didapatkan? Karena ini lho:

Lebih hemat karena mendapatkan tambahan uang Cashback sampai dengan 30%. Iya kayak yang saya bilang tadi. Dengan mengakses ShopBack, kita bisa menggabungkan berbagai promo, aneka diskon, memasukan kode voucher, atau kode kupon dari e-commerce + cashback yang ditawarkan dari ShopBack. Itung deh, kalau semua benefit ini bisa kita manfaatkan. Hayooo.. belanja di mall aja kita masih suka membandingkan harga. Selisih 10 -20 ribu aja dibelain, lumayan buat nambahin ngopi cantik hehehe. Kalau belanja secara online ya udah cara ini lebih ampuh dan menggoda, kan?

Produk apa saja yang bisa dibeli?

Banyak. Di sini kita bisa membeli aneka produk dengan harga murah untuk pulsa, gadget, beli smartphone baru, booking tiket pesawat, pesan kamar hotel pas liburan atau perjalanan dinas, pesan voucher makan, berburu makanan ringan, nambahin koleksi fashion baru, beli aneka makeup yang udah mau abis, sampai membeli kebutuhan ibu dan balita kayak popok dan susu. Yang belum kesebut di sini masih banyak, lho.
Ada promo kalau belanja lewat aplikasinya

Kebangetan emang Shopback ini. Banyak sekali kemudahan yang ditawarkan. Kalau di kantor atau di rumah kita bisa membuka situsnya lewat browser desktop/lappy atau yang sudah terinstall di smartphonenya, ternyata kita jga bisa menjelajahi lewat aplikasinya yang ada di Google Play Store. Udah gitu, untuk yang berbelanja dengan aplikasi mobile ShopBack, bakal mendapatkan promo eksklusifnya. Untuk yang mau promo eksklusifnya bisa langsung download aplikasinya disini ya.
Jangan lupa ajakin teman dan temin

Masih ada kebangetan lainnya dari Shopback ini. Dengan mengajak teman, kita akan mendapatkan bonus masing-masing Rp 25.000. Yang ngajak dan diajak sama-sama dapet. Ga akan ada yang merasa dimanfaatkan atau janjian bagi dua fee kalau berhasil ngajak. Semuanya kebagian, sama rata sama rasa. Jadi nanti kalau mau belanja, pake refereal saya aja, ya :)

Last but not least, saya mau bilang ini:

Belanja Hemat, ShopBack-in Aja!



 
Share:

Tuesday 24 May 2016

Foody.id: Aplikasi Wajib Buat Kulineran

Pernah denger dong  ya, semacam ledekan gurauan kalau ritual sebelum makan sekarang itu ada acara foto-fotonya. Berdoa? Saya mah positive thingking aja kalau teman di depan, sebelah atau siapapun  yang punya kebiasaan  foto makanan ini juga ga lupa  berdoa. Ga harus teriak kenceng juga cuma buat bilang, nih gue berdoa sebelum makan.   Kadang saya juga suka minta teman  jangan dulu mengadukan sendok di piring atau mangkuk, atau membuyarkan  komposisi kece  yang tersaji di gelas, demi sebuah ritual, foto-foto makanan atau miuman.

Cuma difoto aja? Enggak lah.  Setelahnya,  foto  share di media sosial, biasanya facebook atau instagram. Kadang ditulis di blog juga, meskipun kita datang ke tempat makan itu bayar pake uang sendiri.  Kalau ada yang complain  share foto di medsos  itu suatu tindakan pamer saya nyengir aja. Lah, itu  memang  gunanya  media sosial.   Buat saya lebih halus kalau redaksinya berbagi. Kalau ternyata bikin ngeces  atau kita jadi menelan ludah, berarti mission accomplished. Target tercapai.  

Jangan salah lho, berbagi foto di media sosial ini ga melulu bikin sirik atau apalah.  Saat kita pergi ke Yogya misalnya, mau cari kulineran, kalau ga tanya temen, biasanya kita sudah punya list  kulineran  berdasarkan foto atau review yang sudah dishare teman di media sosial itu.  
http://www.catatan-efi.com/2016/05/foodyid-aplikasi-wajib-buat-kulineran.html
ngopi cantik yuuuk
Selain membaca caption foto di medsos  atau review  yang ditulis di blog, masih ada aplikasi gadget yang bisa dijadikan referensi berwisata kuliner, salah satunya adalah foody.id. Aplikasi yang asalnya berasal dari Vietnam ini mempunyai fitur menarik  bagi para foodies  yang senang berbagi informasi tentang tempat makanan yang enak juga yang perlu informasi real time, ga pake lama. Aplikasi  foody.id bisa diunduh di Google Play  bagi pemilik HP android atau apple store bagi yang memiliki handset berlogo apel  alias sistem operasi iOS itu.

Seperti ini tampilan awalnya.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/foodyid-aplikasi-wajib-buat-kulineran.html
pilhan login foody.id
Tinggal pilih mau login via medsos apa? Kalau saya login via FB, karena akun medsos saya  yang satu ini paling aktif hehehe.

http://www.catatan-efi.com/2016/05/foodyid-aplikasi-wajib-buat-kulineran.html
kumpulkan terus poinnya
Ini salah satu keunggulan  foody.id dibanding aplikasi sejenis. Setiap aktivitas membernya akan diganjar dengan poin. Setelah mencapai jumlah tertentu,  bisa kita redeem dengan voucher, lho. Semakin aktif ya semakin besar poin yang kita dapatkan.  Waktu saya daftar langsung dikasih  poin 5, setara dengan  Rp.5.000,- lumayan kan?

Ini lho fitur-fitur yang ada di aplikasi foody.id

Paling baru

http://www.catatan-efi.com/2016/05/foodyid-aplikasi-wajib-buat-kulineran.html
referensi terbaru
Setiap  ada foto atau ulasan terbaru bisa kita kepoin di menu ini. Ada banyak jenis makanan yang kateogorinya bisa kita cari sesuai dengan selera (dan budget). Cinta mati sama makanan Indonesia? Gampang!  ada banyak. Kalau suka menu western kayak Amrik, Perancis, atau menu asia ala Cina/Tiongkok dan  Thailand,  bisa juga kita cari berdasarkan kategori.

Tempat makan terdekat

Foody.id juga sudah mengintegrasikan  sistem navigasi  pencarian tempat makan terdekat. Dengan nge-tap menu ini kita akan mendapat informasi tempat makan paling dekat. Tinggal pilih aja yang sesuai selera. Ternyata deket-deket rumah saya itu buanyaaak  banget tempat makan yang belum disambangi. 
http://www.catatan-efi.com/2016/05/foodyid-aplikasi-wajib-buat-kulineran.html
lain tempat waktu nyari hasilnya bakal beda. ini hasil pencarian di sekitar tempat tinggal saya

Paling banyak diulas

Masih bingung  mau pilih tempat makan dan takut salah pilih? Tenang, ada menu Paling Banyak Diulas.  Coba ulik deh, kira-kira  yang direkomendasikan  di sini ada yang klik dengan selera, ga? Jangan-jangan tambah bingung karena tampilan foto berikut ulasannya  menggoda semua  :)

http://www.catatan-efi.com/2016/05/foodyid-aplikasi-wajib-buat-kulineran.html
gimana? tergoda, kan?

Posting foto dan ulasan

Punya akun foody.id sayang banget kalau cuma dipake nyari referensi.  Coba deh bagian informasi  tempat makan yang recomended. Ga usah panjang kayak di blog, kok. Simple aja. Selain berbagi  informasi dan review tempat makan, seperti  yang sudah saya biang tadi, poin yang terkumpul bisa kita tukarkan untuk mendapat voucher makan gratis. Yummy!

http://www.catatan-efi.com/2016/05/foodyid-aplikasi-wajib-buat-kulineran.html
foto dan ulasan ala saya :)
Gimana kalau pas unggah foto ga nemu tempat  makan baru? Tenang, foody,id menyediakan fitur itu, sekalian beramal baik untuk mereferensikan tempat baru yang ingin kita perkenalkan. Tinggal isi aja menu berkut ini.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/foodyid-aplikasi-wajib-buat-kulineran.html
tambahkan sendiri referensi tempat baru
Tenang aja, foody.id ini ringan kok, ga ngabisin memory dan loadingnya  cepat, ga akan bikin kita baper karena lemot. Cuma 13,79 MB saja ukurannya. Setara kurang lebih 4-5 foto  yang kita bidik dengan  kamera ponsel.

Jadi,  kalau nanti jalan-jalan lagi, referensi  buat kulineran sudah ada digenggaman, yes? Iyes, dong
Share:

Monday 23 May 2016

6 Hal Positive Thinking di Tanggal Tua

Ini adalah sebuah acara Kompetisi Blogger ShopCoupons X MatahariMall. Yang diselenggarakan oleh ShopCoupons. voucher mataharimall dan hadiah disponsori oleh MatahariMall.
mataharimall-kompetisi

Duh Efiii... please deh, jangan  suka ngasal.  Emang ada yang menyenangkan dari tanggal tua? Kayak situ ga ada masalah aja kalau lagi tanggal  tua.

Hohoho..  pasti kepikiran gitu waktu baca judul  blogpost saya ini, ya.   Eh tapi selalu ada dua sisi dari satu masalah, lho. Terngantung sudut pandang kita menilai sebuah masalah.  Kalau dibawa bete  ya bete,  kalau dibawa hepi ya hepi.

Calm down,  tenang dulu.  Jadi apa itu yang menyenangkan  dari tanggal tua berdasarkan pantauan dan ehm pengalaman saya?  Ini nih...
http://www.catatan-efi.com/2016/05/6-hal-positive-thinking-di-tanggal-tua.html
selalu ada sisi positif dari semua hal yang dialami termasuk ketika bokek

1. Saatnya Diet

Iyes, kalau tanggal  muda kita dibuat lapar mata dan cheating melanggar aturan diet,  tanggal tua gini kita jadi lebih terkontrol.  Makan di resto? Skip.  Ngopi cantik di kafe franchise atau lokal? Skip  juga.  Jadi kalau lapar kita lebih hati-hati  milih menu makan.  Misal sehari makan 3 kali jadi 2 kali. Nah biar kenyangnya rada lamaan, akhirnya kita milih makanan yang mengenyangkan. Eh ternyata,  ada hikmah lainnya. Makanan yang ngasih efek kenyang lebih lama itu makanan yang kandungan seratnya banyak, lho. Makan karedok atau lotek misalnya. Satu porsinya juga murah, biasanya ga lebih dari  15.000an. 
Satu porsi lotek yang banyak gini ga sampai 20 ribu lho

2. Bayar Utang Puasa

Nah, ini juga bisa jadi pilihan buat kita maksa lunasin utang puasa. Saat banyak duit suka bikin tergoda pengen kulineran atau ngemil melulu. Pas bokek, dan ternyata bingung mau makan apa buat nanti siang, ya udah puasa aja. Ngurangin anggaran makan dan utang puasa pun bisa dilunasi. Eh, by the way sebentar lagi bulan Ramadhan. Gimana utang puasanya? Udah pada lunas?

3. Jadi Banyak Bersyukur

Iya,  dengan kondisi bokek  bikin  kita mikir banyak.  Menumbuhkan jiwa empati. Oh, ternyata begini rasanya kalau lagi bokek.  Sedikitnya  tau rasanya para pedagang yang mendorong gerobak atau menjajakan jualannya  yang susah laku dan menahan lapar. Lain kali  kalau punya duit berlebih, coba deh sesekali beli jualan mereka. Entah itu makanan atau barang yang sebenarnya ga kita butuhin kayak penjual keset atau sapu misalnya. Anggap aja sedekah.

4. Perencanaan Keuangan jadi Rapi

Kalau lagi bokek, keluar duit dikit aja diitung dan diinget.  Enggak ada selembar warna hijau di dompet  bikin kita mikir  abis dipake apa, ya? Dibelanjain buat apa, ya? Nah, harusnya bukan cuma pas tangga tua aja kita jadi rapi mencatat semua pengeluaran. Lagi banyak duit juga bagusnya dicatat jadi lebih rapi. Bahkan belanja  barang diskonan saat belanja  online pun harusnya  kita catet, juga. Yang namanya diskon ga selalu identik dengan reject atau  ga mutu, kok.

5. The Power of  Kepepet Bikin Kreatif

Karena dompet lagi langsing, rekening di titik saldo minimal mau ga mau kita jadi muter otak gimana caranya biar ga tersiksa dari rasa lapar.  Kalau lagi kepepet gini, bohlam kuning di atas kepala kita biasanya jadi lebih terang. Lalu muncul deh ide beranak pinak  yang bisa kita eksekusi. Coba deh cek lemari es atau lemari persediaan makanan. Mungkin ada mie dan telur.  Bikin deh omelet murmer rasa rumahan yang enak. Atau ada bahan mentah untuk membuat puding atau kue yang bisa dimanfaatkan.  Ada tepung terigu dan sisa tempe  lalu kita buat mendoan. Satu blok tempe mentah yang harganya lima ribuan ternyata bisa kita olah jadi mendoan bisa dinikmati rame-rame. Bisa deh sampai buat 5 orang mah. Hari biasa beli cemilan 5 ribuan buat sendiri aja biasanya ga cukup. Iya, kan?
   
Saat bokek juga ga cuma bikin kita kreatif soal makanan. Sabun mandi dan samphoo misalnya.  Pas di botol tinggal dikit lagi dan gajian harus nunggu besok, bisa tuh ditambahkan air ke botolnya, lalu kocok.  Lumayan bisa dipake buat mandi, tapi sekali aja ya huehehe..  selanjutnya sih efeknya kurang berasa.  Cara yang sama juga bisa kita manfaatkan untuk shampoo. Tapi semoga saat akhir bulan, pasta giginya tetep available alias ga abis.  Ga kebayang kalau tube pasta giginya dicampurin air gitu biar bisa dipake. Eh tapi ding, bisa dipotong dibagi dua gitu terus ambil sisa pasta gigi yang tersisa. Doooh segitunya :P

6. Jadi Lebih Sehat

Biasanya pesan ojek atau taksi konvensional atau aplikasi, jauh dikit ngangkot karena malas jalan, apa lagi bokek gini  kalau  lagi seret kayak tenggorokan yang kehausan bisa jadi bikin kita jalan kaki. Ngenes? Enggak juga.  Dengan jalan kaki kita jadi sehat karena jarang-jarang olahraga.
Kalau macet gini kadang jalan kaki jadi bisa lebih cepet
Dengan jalan kaki kita ga bete pula tertahan di jalan yang macet. Lagian misuh-misuh di kendaraan saat macet  suka bikin kita emosi dan mungkin ngeluarin sumpah serapah. Kalau ga ketahan malah jadi dosa karena kebanyakan grumpy. Risikonya sih paling betis jadi bengkak :D


Share:

Sunday 22 May 2016

Pasar Cihapit: Kebangkitan Pasar Tradisional

Menahan  nafas, menutup hidup dengan telapak tangan, tissue atau  apalah  biasanya suka saya lakukan  kalau melewati pasar tradisional.  Kesan  jorok, bau dan kumuh memang sudah kadung melekat dengan pasar tradisional. Apalagi kalau sudah  hujan, perjuangannya jadi ekstra berat. Bau dari sisa sayuran, buahan yang membusuk, limbah dari daging dan ikan yang amis semakin kuat menguar. 

Makanya, soal  kenyamanan tempat belanja jelas  belanja ke supermarket  adalah jawabannya, tapi  kalau ditanya soal  harga, tetep pasar tradisonal  juaranya. Soal harga yang lebih mahal ini juga membuat saya jadi picky saat belanja ke supermarket.  Saya bakalan milih-milih yang sekiranya masih  bisa saya toleransi atau beneran  butuh dan sukar ditemukan di  pasar tradisional. 
http://www.catatan-efi.com/2016/05/pasar-cihapit-kebangkitan-pasar-tradisional.html
kalau pasar tradisonal nyaman gini kan enak ya, mau belanja
Imej ga nyaman itu juga yang ingin dihilangkan Pemerintah Kota Bandung. Pasar Cjihapit, jadi pasar  tradisional pertama yang jadi project pilot sebagai pasar  tradisional  yang bersih dan tertata rapi.


Saya juga pernah mengunjungi  Pasar Sederhana, letaknya tidak jauh dari letaknya dari Rumah Sakit Hasan Sadikin. Memang sih, belum sempat menlongok ke dalam, cuma sampai halaman luar saja untuk meliput sebuah acara. Masih ada pedagang yang tumpah sampai ke bahu jalan, tapi masih mending. Ga kumuh seperti  Pasar Caringin,  Pasar Andir dan Pasar Ciroyom  yang  aroma khasnya  bisa bikin mual perut -_-. Terlepas dari kondisi pasar tradisinal yang memang masih banyak kekurangannya, ada yang bisa kita peroleh dan tidak kita dapatkan di supermarket. lho.

Menawar Harga

Tidak seperti di mall, di pasar tradisional kita masih bisa menawar harga. Dengan komoditas yang sama, kita bisa membandingkan harga dari lapak yang berbeda.  Satu kilogram ayam, satu ekor ikan  yang masih segar dan utuh sangat mungkin bisa kita dapatkan dengan harga 'miring'. Alasannya mungkin karena langganan, tetangga, penghabisan, borongan atau apalah. Coba kita tawar deh satu kilo daging ayam yang sudah dikemas di chiller super market. Ga akan berani nawar, kan?
http://www.catatan-efi.com/2016/05/pasar-cihapit-kebangkitan-pasar-tradisional.html
sayuran, daging dan ikan egar ini  ga kalah kualitasnya sama yang di supermarket

Interaksi Sosial 

Hal lain yang tidak kita dapatkan di super market namun masih ada di pasar tradisional adalah interaksinya. Kalau di super market biasanya kita ditanyai pertanyaan standard seperti 'punya kartu member?' atau 'bawa kantong sendiri dari rumah?'

Baca  ini juga ya  Tentang Kantong plastik Berbayar

Pertanyaan Dari pedagang di pasar tradisional bisa lebih cair dan friendly. Misalnya kayak gini

Ke mana aja, udah lama ga keliatan belanja?
Si Teteh yang sulung sekarang sekolah di mana?
Udah pesen tiket mudiknya, belum pak/bu?

Daaan... yang disukai kebanyakan pembeli di pasar yang kebanyakan para ibu yang doyan diskon adalah tester gratis saat belanja buah-buahan.  Kan biasanya suka kepo. Beneran sudah matang dan manis ga, buah yang akan dibeli? Sebisa mungkin dapat  barang bagus dengan harga murah. Iya, kan?  :)

Hari Jumat 20 Mei 2016 kemarin, saya dan 6 blogger Bandung lainnya (Teh Eno, Yasinta, Euis, Syifa, Nchie dan Koko)  mendapat undangan lagi untuk menghadiri acara  yang berlangsung mulai jam 13.00 setelah salat dzuhur. 

Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya, kalau para mahasiswa SBM ITB ini secara berkala setiap angkatan akan terlibat mendampingi para pedagang di Pasar Cihapit. Untuk angkatan sekarang yang diketuai oleh Adam Hermawan ini masa tugasnya akan segera berakhir dan dilanjutkan oleh angkatan berikutnya.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/pasar-cihapit-kebangkitan-pasar-tradisional.html
Apresiasi  yang tinggi  untuk pasar Cihapit
Selain melakukan pendampingan untuk para pedagang pasar dan menyelenggarakan sekolah pasar untuk anak-anak, mulai tanggal 20 Mei kemarin juga diresmikan Perpustakaan Alit di kawasan Pasar Cihapit ini. Didukung oleh partisipan berbagai pihak,  peresmian perpustakaan ini juga diramaikan dengan cap telapak tangan oleh para penggiat di pasar Cihapit termasuk undangan yang hadir.

http://www.catatan-efi.com/2016/05/pasar-cihapit-kebangkitan-pasar-tradisional.html
Sakola Pasar Cihapit
http://www.catatan-efi.com/2016/05/pasar-cihapit-kebangkitan-pasar-tradisional.html
Para partisipan yang bekolaborasi
http://www.catatan-efi.com/2016/05/pasar-cihapit-kebangkitan-pasar-tradisional.html
Berekspresi setelah cap telapak tangan
http://www.catatan-efi.com/2016/05/pasar-cihapit-kebangkitan-pasar-tradisional.html
sebagian  koleksi Pepustakaan Alit
Pssst... Ada yang unik juga di pasar tradisional yang jam 13.00 siang aktivitasnya sudah mulai sepi ini. Enggak mau kalah dengan para pegawai negeri di instansi pemerintah kota Bandung, para pedagang pasar Cihapit juga punya program Rebo Nyunda. Selain berpakaian kebaya, para ibu-ibu di sini punya aktivitas menyanyi bareng-bareng. Hasilnya mereka  pamerkan pada acara kemarin.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/pasar-cihapit-kebangkitan-pasar-tradisional.html
Para emak juga ga mau kalah ikutan perform nyanyi  ditemani Bu Cilik, dosen SBM ITB

Ramah Anak dan Difabel

Anyway, pasar tradisional juga bukan cuma bisa rapi dan bersih saja. Interaksi yang guyub, harga yang murah dengan komoditas yang berkualitas, akses yang ramah dan mudah bagi anak-anak dan penyandang difabel juga ditawarkan di sini. Saat peresmian Perpustakaan Alit kemarin, anak-anak sekolah pasar ini  turut meramaikan panggung stelah sebelimnya menyimak acara mendongeng  di panggung bersama Kak Tera.

 Lucu juga melihat mereka. Ada yang percaya diri, malu-malu atau menangis dan  ngumpet di belakang ibunya. Eh tapi  testy dari pedaggang pasar di sini, mereka senang sekali. Anak-anak-anaknya  yang belum sekolah bisa ikut ke pasar dan belajar banyak  hal.  Keren, ya?
http://www.catatan-efi.com/2016/05/pasar-cihapit-kebangkitan-pasar-tradisional.html
Saka, bocah yang pegang mike ini lucu banget. Paling pede diantara teman-temanya
Mudah-mudahan pasar lainnya di Bandung dan Indonesia segera menyusul dengan pasar tradisionalnya yang serba friendly, mulai kenyamanan saat menyusuri setiap lorong dan lapak  sampai harga dan kualitas barangnya.
http://www.catatan-efi.com/2016/05/pasar-cihapit-kebangkitan-pasar-tradisional.html
foto bareng Pak Camat. Credit: Yasinta Astuti
Foto bareng sama mc cantiknya. Credit: Nchie Hanie



Share: