Thursday 21 May 2015

Ketika Laki-laki Juga Bisa Baper

Beberapa hari yang lalu, teman saya bikin postingan di blognya tentang sang mantan. Dari  interaksi para  komentatornya, saya nyengir ngebacanya. Emang deh yang namanya perempuan itu cenderung baper, bawa perasaan.   Gampang terbawa suasana  dan hanyut kenangan.

Iya gitu, perempuan aja? Ah, menurut  saya sih enggak. Laki-laki juga bisa  baper. Ya abisnya perempuan  emang cenderung  diidentikan dengan mahluk yang emosional, yang katanya lebih pake hati dan perasaan dari pada logika.  Saya juga termasuk  yang  yang 'cenderung baper, cuma  kadang-kadang saya cenderung mengekspresikan perasaan dengan tampang flat, datar. Kayak waktu saya sakit dirawat di tahun 2012  kemarin. Dua sahabat saya pada nangis-nangis lihat saya terkapar, saya malah lempeng.  Heran juga  sih dipikir-pikir, waktu sakit itu saya malah  dingin-dingin aja, ga kelihatan sedih.  
Partai kandang terakhir Gerrard yang bikin emosional. credit: espnfc.com
"Dasar kamu mah, flat," komentar temen saya waktu itu.
Saya cuma nyengir asem. Enggak ngerti juga  kenapa  waktu itu bisa  datar-datar  aja, padahal rasa sakitnya luar biasa.
Eh, balik lagi deh soal bapernya laki-laki, ya. Saya jadi pengin bahas sang mantan.  Hahaha... bukan mantan saya, sih. Mantannya orang lain tapi pernah dan  masih ada di hati saya.  Hah? Efi? Masa, sih?  Kok gitu? Jangan atuh Fi....

Kalem dulu. 
Karena  sang mantan yang mau saya ceritain di sini itu  adalah Steven Gerrard. Nah, lho kalau nyimak berita  bola dan para  bola mania pasti ngeh lah dengan abang  yang satu ini. Enaknya sih manggil dia  dengan abang (padahal mudaan dia, lho), hiii. Ah, akhirnya  saya bahas bola lagi di blog ini. Kangen, banget.

Memulai debutnya sebagai pemain profesional Liverpool di usia 17 tahun,  sempat kalah  moncer namanya dari Michael Owen, saya malah jatuh cinta  sama  Liverpool karena Gerrardnya. Enggak tahu kenapa, pokoknya asik banget  deh kalau denger  reporter  meneriakan namannya pas mantan kapten timnas Inggris  ini menendang  bolanya keras-keras ke gawang lawan. Mau gol atau enggak, keren aja kedengarannya. "Gerrard.............!"

dua sahabat  yang berpisah. credit: dailymail.co.uk
17 tahun  berkiprah di  klub yang membesarkan namanya, ada 3 trofi yang ga kesampean direngkuhnya. Hiks, iya,  trofi liga premier  (sekarang BPL alias Barclays Premier League), Piala Eropa dan satu lagi trofi liga Inggris.  Udah bosen denger  berita  Gerrard dirayu Mourinho  biar hengkang ke Stamford Bridge atau disanjung  Om Fergie, eks pelatih Manchester United,  enggak bikin seorang Gerrard pindah ke lain hati.  Betah ngendon di Anfield, meski nantinya  hijrah ke  LA Galaxy di Amerika sana itu lain cerita buat saya.  

Nah ini  Baper  yang saya maksud.  Kalau  tahu tragedi Hillsbrough yang menewaskan  96 fans Liverpool di partai Semifinal ketika Liverpool ketemu Notingham Forest di  semifinal FA. Salahs atu korban yang tewas adalah saudaranya Stevie (panggilan Gerrard),  dan ini adalah motivasi terkuat Gerrard  buat masuk skuad Liverpool.  See?  Ini yang namanya  Baper, bawa perasaan. Hikmah dari terjadinya tragedi Hillsbrough adalah dengan dibuatnya  bangku stadion di Inggris sana mepet ke pinggir lapangan. Iya, waktu kejadian  tragedi itu, bangku penonton  di sana sama juga kok kayak di sini.  Ide mepetin  bangku penonton ke pinggir lapang bukannya bikin para penonton luber ke lapangan  kayak di Indonesia. Malah mereka  duduk manis dan anteng menerikan yel-yel atau antheme klub sambil membentangkan syal,  spanduk atau atribut lainnya  buat menunjukkan dukungan.  Satu-dua ulah penonton tetep  aja sih ada yang ga ketahan, Makanya sempat kejadian kan tendangan Kungfunya Erick Cantona  atau celaan  fansnya Totteham Hotspurs, yang kesel ketika  Luis Saha  hengkang ke Manchester United. Tapi so far, penonton di liga Inggris  adalah penonton yang tertib dan loyal dengan klubnya.

Setahu saya, di Inggris sana  nonton bola adalah harinya Ayah dan anak, jadi semacam rekreasi keluarga. Yang perempuan juga  banyak yang nonton dan aman-aman aja nonton di sana, enggak usah khawatir.  Ini juga mungkin salah satu alasan  kenapa ketika liga-liga lain meliburkan  liganya di akhir tahun,  Liga Inggris  malah punya partai Boxing Day. H+1 setelah hari natal,  justru para  penggila bola rame-rame datang ke stadion nonton tim kesayangannya maen bola. Emang deh, liga Inggris itu paling entertaining buat saya. Sementara  yang lain nonton  ke stadion, saya mah anteng aja depan tv, sambil ditemanin camilan  cookies buat  nontonn bola  hehehe.  Ga asik kayaknya kalau acara begadang garing, ga ditemani minuman atau camilan.

Kalau ditarik lagi ke belakang, tahun 80an itu juga masa-masa jayanya  Liverpool dibawah besutannya  Bill Shankly  yang diterusin oleh Bob Paisley dan terakhir kali merengkuh juara tahun 1990. Setelah itu? Hiks,  belum merasakannya lagi.  

Seorang teman pernah bilang kalau  fansnya Liverpool itu memang  fans yang romantis. Hayaaaaa...., romantis? Iya,  abisnya kata  temen saya itu,  Masih terkenang nostalgia  kejayaan Liverpool.  Makanya enggak heran kalau Liverpool itu punya fans setia dan jumlahnya lumayan banyak. Bahkan fansnya di Indonesia sendiri konon jumlahnya lebih banyak daripada The Kop (sebutan fans Liverpool) yang ada di Inggris sana. Ya, wajar sih menurut saya. Penduduk Indonesia  aja emang lebih banyak dari penduduk Inggris, kan? Bedanya tipis, sih,  Kalau di Indonesia  jumlah sekitar 1,3 juta, di Inggris sana ada sekitar 1,.170.000an, lah. Mestinya musim kemarin Liverpool bisa meraih  gelar  juara, kalau aja Abang Stevie  ga terpeleset. Gagal tuh menggulung Chelsea di kandang sendiri,
Istanbul 2005. Juara Champions  yang tidak  bisa dilupakan. Credit: dailymail.co.uk

Satu lagi bukti Baper juga  bisa dialami oleh laki-laki adalah  ketika Steven Gerrard diwawancara di partai kandang terakhirnya. Bukan karena  Crystal Palace  mengalahkan Liverpool dan merusak  farewel partynya Gerrard, sih.  Tapi kenangan yang dalam di hati Stevie (ecieeee) yang bikin dia terlliaht emosional. Iya ga sampai mewek-mewek kayak film drama ala Hollywod gitu, tapi  dari cara  bicara dan ekspresinya, Gerrard kelihatan baper. Komentar  yang sama dikatakan adik saya waktu saya lihat di youtube wawarancara  yang dilakukan oleh seorang reporter  Sky Sport.  Nah salah satu momen touchynya  adalah ketika  Gerrard tersenyum diplomatis sambil melirik anaknya yang digendong ketika mengatakan  bermain dengan Liverpool adalah mimpi  yang manis. Haaa, captain, that moment is so sweet to me... (ish, lebay).

Masih ada partai lagi sih yang akan dijalani Stevie  bareng Anfield gank, ketika  bertandang ke kandangnya Stoke City. Mudah-mudahan  di sana Liverpool bisa menang dan syukur-syukur  bisa mencetak gol.

Gerrard emang ga kayak Paolo Maldini  yang menghabiskan karirnya di AC Milan atau Ryan Giggs yang bermain untuk MU.  Akhirnya Gerrard  memilih  untuk hengkang, tapi tidak di klub yang ada di Eropa. Gerrard memilih ke LA Galaxy, kecil kemungkinan  klubnya yang baru ketemu Liverpool di sebuah turnamen. Ada sih Piala Interkontinenal  yang mempertemukan juara Champions Eropa dengan juara Champions  Amerika Selatan.  Eh tapi,  Amerika Serikat kan adanya di Amerika Utara, kan?

Tuh, jadi siapa  bilang laki-laki selalu melulu pake logika? Adakalanya mereka juga bisa  baper, alias bawa perasaan. Dan.... satu lagi, Saya yakin deh kalau Abang Stevie  ini  bakal jadi mantan terinda  buat para The  Kop, fansnya Liverpool.

Till we meet again Captain.








Share:

8 comments:

  1. Kalo lihat Gerrard jadi baper juga ya mbak, hahahaaa *gagal pasang muka datar tuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku malah ge-er sendiri pas dia senyum sama anaknya wkwkwk.... andai senyumnya untukku *ish, siapa elu*

      Delete
  2. Tuh yang lagi ngais anak ganteng yah #gagalfokus :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget! .... lope lope lope...... pisan lah hihihi *apaan sih*

      Delete
  3. hehehe laki-laki kan juga punya perasaan :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kasian ya kalau kita nganggap mereka ga punya perasaan :D

      Delete
  4. Di Korea banyak cowok yang baper juga mak.. Hahaha. Biar bagaimanapun laki-laki juga manusia dan Tuhan sudah menciptakan airmata memang ada tujuannya secara fisik (mata kita) dan kejiwaan. Read it somewhere and it's true.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku ga nyimak drama Korea atau film Korea , mbak. Hehehe... memang mereka juga manusia. Kok labelnya mereka itu kesannya ga punya hati, ya :)

      Delete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.