Yang namanya mitos tidak musti
harus berhubungan dengan yang namanya klenik. Untuk soal medis ada juga
mitos yang beredar di masyarakat dan mungkin kita sendiri enggak ngeh soal ini. Tahu dong tagline sebuah iklan gula rendah kalori, 'manisnya hidup kita yang tentukan'. Yup, manisnya tubuh sehat itu emang anugerah dari Allah.
Soal yang manis-manis siapa yang enggak kenal Diabetes? Penyakit yang jadi penyebab kematian tertinggi setelah jantung dan stroke ini ternyata punya banyak mitos yang mungkin enggak kita sadari. Apalagi penyakit yang satu ini bukan mengancam target dengan usia sepuh saja. Yang masih muda juga bisa kena, lho. So, posting kali ini saya mau sharing hasil dari paparan materi kesehatan yang
saya simak minggu kemarin dari Rizky Perdana, seorang dosen FK Unisba yang juga anggota salah Tim Penjemput Kematian Khusnul Khotimah di yayasan Percikan Iman.
courtesy : www.zelenaplus.com |
Nih dia 10 mitos yang perlu kita
kenali.
1. Diturunkan
menyilang dari ibu ke anak laki-laki dan sebaliknya.
Ternyata tidak. Jadi misalnya seorang ibu
menyandang diabetes, maka yang beresiko bukan anaknya yang laki laki saja.
Kalau seorang ibu menyandang penyakit ini, maka anaknya yang prempuan juga
punya peluang sama untuk terkena. Begitu juga sebaliknya kalau seorang ayah
mengalami hal yang sama. Jadi, beware
dan abaikan saja mitos ini, ya!
2. Diabetes
penyakitnya orang tua
Betulkah? Ternyata tidak juga. Waktu saya kerja di SD,
seorang rekan guru teman saya mengalami
ini saya hamil usia puteranya yang kedua. Itu artinya waktu usianya 30an sudah
terkena. Istilah kedokterannya adalah MODY alias Maturity Onset Diabetes of the
young. Buat yang masih muda dan berprinsip woles dan main terabas dan hajar yang manis manis, hey...
red alert! Sekarang kendalikan, ya. Apalagi kalau riwayat keluarganya punya
sejarah diabetes. Disarankan juga untuk yang memasuki usia 35 tahunan mulai
menjalani cek darah secara berkala (ini artinya saya juga harus memberanikan
diri untuk itu :D). Perhatikan juga dengan berat badan. Coba browsing cara
menghitung index masa tubuh. Sebagai catatan, gunakan patokan asia pasifik, ya.
Bukan standar internasional. Mengingat postur tubuh orang Indonesia tidak
sebongsor para bule. Jadi, batasan normalnya adalah dibawah angka 25. Ini cuma salah
satu ukuran saja.
3. Sering
makan manis bisa bikin diabetes.
Masih berhubungan dengan poin di atas. Memang bisa
mengundang resiko lebih gede kalau asupan gula atau karbihidratnya berlebih,
tapi setiap orang punya kadar kebutuhan yang berbeda.
4. Penyandang
diabetes tidak boleh makan karbohidrat atau gula.
Siapa bilang? Bukan pantangan kok. Yang benar itu
bukan mantang alias tidak mengonsumsi sama sekali, tapi diatur. Makanya mereka
yang sudah terkena diabetes ini, asupan
konsumsinya ditakar. Pengalaman teman saya tadi, justru dengan mantangnya dia
sama nasi, kompensasinya sama makanan lain tidak berefek positif, malah bikin
dia pusing dan keluhannya jadi terasa.
5. Penyakit
Diabetes bisa sembuh.
Sayangnya, belum ada obat yang menyembuhkan. But anyway, meskipun harus isandang seumur hidup,
everything flow normally, asal konsisten dengan aturan main. Ingat ya, diatur,
bukan dipantang.
6. Obat
tradisional lebih baik.
Nah, ini dia. Bukan menafikan kemampuan obat herbal.
As we knows previously, belum ditemukan kasus seorang penyandang diabetes bisa
sembuh 100%. Secara yang namanya kadar gula darah harus dikontrol, bukan berarti
dengan herbal jadi modus buat menghajar makanan yang tadi itu harusdibatasi.
Malah dalam beberapa kasus, dengan makan
obat tradisional pola makannya jadi tidak terkontrol. Well, seperti juga obat kimia lainnya, yang
namanya obat ada cocok-cocokan. Kalau dengan herbal ternyata tidak ada
perubahan, berarti memang enggak cocok. Jadi, konsultasikan dengan dokter
apapun keluhannya. Just be frankly, karena dokter bukan mesin pemindai
kejujuran yang serba tahu. Resep yang dituliskan dokter ini berdasarkan keluhan
dari pasien. Biasanya kita suka sotoy alias
sok tahu. Jangan membohongi dokter, karena ternyata yang rugi itu kita
sendiri.
7. Diabetes
bikin penyandangnya merana seumur hidup.
Bukan sadis, ya. tapi sekali lagi perlu digaris bawahi
diabetes ini akan disandang seumur hidup, tapi bukan berarti jadi tidak bisa
beraktifitas secara normal. So, mulailah
berdamai dengan tubuh dan disiplin untuk pola hidup termasuk pola makan.
Pengobatan memang ada banyak macam yang
dijalani pasien, tapi bukan selalu berarti parah. Ini lebih ditujukan untuk
menurunkan ke batas optimal.
8. Pengguna
insulin berarti penyakitnya sudah parah.
Ini yang harus diluruskan. Tidak semua pengguna
insulin sudah parah. Misalnya untuk penyandang diabetes tipe 1, dimana pankreas memang tidak bisa
memproduksi insulin. Padahal insulin ini
‘bahan’ utama untuk mengolah gula sebelum diedarkan ke seluruh organ
tubuh. Malah rujukan dari dokter-dokter
di Eropa lebih suka pake insulin daripada oral.
Courtesy : www.tuvie.com |
9. Terlalu
banyak aturan.
Sebenarnya ini adalah soal adaptasi. Awalnya memang
begitu, tapi kalau sudah terbiasa, semuanya akan berjalan normal.
10. Selama ada
obat, jadi bebas makan.
Nah ini modus yang sering jadi dalih main hajar makanan.
Tubuh kita punya ambang batas untuk menyerap asupan makanan. Alih alih yng sakit, yang normal kalau asupan
makanan apapun berlebihan, tetep aja efeknya enggak baik.
Kalau mau menyimak paparan lebih lengkap paparannya bisa download di sini. Legal kok, jadi jangan khawatir, ya.
wah, info yg bagus nih..
ReplyDeleteoya adakah grup diabetasi agar memudahkan tuk share seputar penyakit ini?
Errr aku kurang tau mak soal grup ini. Maksudnya grup offline atau online seperti FB? Coba digoogling aja, mak. :D
ReplyDeleteMakasih infonya ya... menarik :)
ReplyDeletesama-sama Mba Santi ^_^
ReplyDeleteOh begitu ya, jadi walaupun masih muda harus tetap disiplin mengatur pola makan, jangan berlebihan :)
ReplyDeleteBanyak faktor pencetusnya, Vi. Pola makan cuma salah satunya aja :D
Delete