Monday 21 February 2011

Jadilah wanita perkasa, bukan cewek tomboy!!

Tomboy. Kata itu berasal dari Tom yang boy, alkisah sih begitu awalnya. Tapi akhirnya kosakata ini identik dengan cewek yang sikap dan tingkahnya kayak Tom, eh…maksudnya kayak cowok. Mulai dari dandanannya, gaya berpakaiannya, rambutnya, hobinya, sampai ke tingkah segala rupa. Cewek-cewek suka pada bangga kalau mereka mendapat sebutan tomboy.

Coba lihat saja sinetron yang mengexplore sikap tomboy ini dalam Kecil-kecil jadi Manten yang tokoh utamanya bernama Rohaye (sinetron jadul). Doi berpenampilan ala cowok. Mulai rambut yang dipotong gundul ala Ronaldo, baju kaos dan celana yang identik baju kebangsaan cowok, suka berkelahi, suka panjat-panjat pohon, main sepak bola meski doi cewek sendiri, hingga gaya berjalan semua dibuat sedemikian rupa biar kayak cowok beneran. Belum lagi sinetron-sinetron remaja yang terkadang menggambarkan seorang cewek yang mukulin cowok hingga babak belur.

Itu di sinetron. Belum lagi media iklan yang juga suka banget munculin tokoh-tokoh tomboy terutama produk-produk buat remaja. Coba deh lihat di sekeliling kamu, akan banyak lagi dijumpai fenomena cewek tomboy ini. Seakan-akan jadi cowok tuh enak banget, cool man! Tapi apa iya sih jadi cewek yang bertingkah kayak cowok itu emang kelihatan cool dan asyik?

....Cewek tomboy itu bukan karena faktor genetik kayak semacam penyakit, melainkan karena dibentuk oleh lingkungan....

Munculnya cewek tomboy

Cewek tomboy itu bukan karena keturunan, juga bukan penyakir menular hehe, ngelantur. Maksudnya cewek tomboy itu bukan karena adanya faktor genetik kayak semacam penyakit. Bukan dan gak bener itu. Munculnya fenomena cewek tomboy karena dibentuk oleh lingkungan. Faktor keluarga yang cenderung bebas, mau jadi tomboy kek itu bukan menjadi perhatian ortu. Atau saudara yang kebetulan cowok semua. Atau bahkan bentukan dan didikan keluarga karena memandang bahwa jadi cowok itu jauh lebih oke dan bergengsi daripada jadi cewek. Ada lho keluarga yang begini. Anak cewek sama cowok diperlakukan beda ma artu juga lingkungan., Jadilah yang terlahir sebagai cewek gak pede dengan kecewekannya dan memilih bertingkah sebagai cowok.

Atau bisa juga cewek tomboy karena trend. Banyak banget tuh para cowok suka sama style cewek tomboy. Dengan alasan kalo cewek tomboy lebih enak diajak gaul daripada yang cewek beneran, atau orangnya gak terlalu rewel dan manja. Bisa menghidupkan segala suasana dan lain-lain. Sehingga cewek yang awalnya gak tomboy karena tuntutan jaman dan trend akhirnya mulai coba-coba untuk bergaya tomboy. Celana jins dan kaos oblong, topi dipakai terbalik kayak abang becak, maennya sama cowok mulu, tertawa, berbicara dan bergaya ala cowok agar sebutan cewek tomboy melekat pada dirinya.

....Ada yang gayanya aja kayak tomboy, diputusin cowoknya udah nangis Bombay....

Tapi, jadi cewek tomboy membawa konsekuensi tersendiri loh. Ada yang gayanya aja kayak tomboy, diputusin cowoknya udah nangis Bombay. Ih..jijay banget kan? Atau gayanya sok cowok, tapi ternyata ada ada cowok kiyut lewat mata tetep aja melotot. Itu mah cewek banget atuh.


Wanita-wanita Perkasa Teladan Umat

Kalau kamu mengaku seorang cewek yang gak suka lemat-lemot, coba bandingkan dengan sosok-sosok perkasa ini.

Share:

Monday 14 February 2011

True Love

Ngudek-ngudek arsip lama dari temen, dah  jadul sih pas Friendster  masih hapening. Mumpung momennya lagi pas nih :)

Kadang saya iri melihat orang-orang di sekeliling saya, disayangi oleh
"seseorang".  Apalagi di bulan Februari. Di mana-mana nuansanya Valentine.
Saya memang penganut "tiada pacaran sebelum akad", tapi sebagai manusia
kadang timbul juga perasaan ingin diperhatikan secara istimewa.

Saya tidak pernah tahu rasanya candle light dinner. Pun tidak pernah
menerima bunga mawar merah. Tidak ada yang menawarkan jaketnya saat saya
menggigil kedinginan. Atau berpegangan tangan sambil melihat hujan meteor.
(Deuh, Meteoor Garden banget! He..he...)

Yah, mungkin saya bisa merasakan sekilas hal-hal itu kalau saya sudah
menikah. Mungkin. Mudah-mudahan. Tapi sampai saatnya tiba, bagaimana caranya
supaya tidak kotor hati?

Lalu  saya pun tersadar, tiga kata cinta yang saya rindukan itu sudah sering
saya dengar. Orang tua saya selalu mengucapkannya. Memanggil saya dengan sayang" betapapun saya telah menyusahkan dan sering menyakiti mereka.
Mungkin mereka bahkan memanggil saya seperti itu sejak saya belum
dilahirkan. Padahal belum tentu saya jadi anak yang bisa melapangkan mereka
ke surga... Belum tentu bisa jadi kebanggaan.. . Jangan-jangan hanya jadi
beban...

Tatapan cinta itu juga sering saya terima. Dari ibu yang bergadang menjaga
saya yang tengah demam... Dari ayah yang dulu berhenti merokok agar bisa
membeli makanan untuk saya... Dari teman yang beriring-iring menjenguk saya
ketika dirawat di rumah sakit. Dari adik yang memeluk saya ketika
bersedih. Dari sepupu yang berbagi makanan padahal ia juga lapar. Dari orang
tua teman yang bersedia mengantarkan saya pulang larut malam. Betapa
seringnya kita tidak menyadari.

Share:

Flash Fiction : Indah Pada Waktunya

Flash Fiction ini dibuat dalam rangka kampanye Say No To Valentine yang kerap dirayakan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Miris rasanya karena dengan merayakan Valentine ini, taruhannya Aqidah kia bisa tergerus. Semoga makin banyak yang tersadarkan.

Indah Pada Waktunya

Mita mengerutkan keningnya saat ia  menemukan seikat bunga dan sebatang coklat di meja kerjanya. “Dari Tomi” seloroh Tika seperti memahami kebingungan Mita. “Konyol ah,” timpal Mita cuek.  Tika terkekeh, “ His name is also effort” dengan grammar kacaunya. Maksudnya namanya juga usaha hehehe. Mita memonyongkan mulutnya. “Buat kamu aja deh.”
Sigap Tika meraih coklat dan membuka bungkusnya. “Eh, jangan!” 

“Lho katanya buatku?”

“Maksudku orangnya,” Mita menyeringai sambil meraih coklat dari tangan Tika. “Yang ini jangan. sogokan!”
“Emang bakal digerebek KPK?” Tanya Tika polos.  “Ngaco ah.  besok aku bawakan yang lebih mahal dari ini” Mita mengacungkan coklatnya.

Mata Tika berbinar. “ Awas, jangan lupa lho!”

 “Mit, ga suka ya bunga sama coklatnya?” suara Tomi dari belakang punggung Mita membuat keduanya menoleh.
            “Tom,kapan saja kita bisa berbagi koq, ga harus nunggu 14 Februari. Bukankah setiap  pagi kita menyapa teman-teman di kantor dengan salam? Mendoakan keselamatan untuk saudara itu jauh lebih bermakna. Berpahala pula.  Murah meriah” beber Mita riang.

Tomi tersenyum hambar. Deheman khas  Tesa sang Admin Head menghentikan obrolan pagi itu. Hari itu pikiran Tomi seperti bola kusut, rasa penasarannya belum terjawab. “Tesa ngehe,” rutuknya pelan. Riuh rendah jeritan printer yang mencetak laporan rutin bulanannya menyamarkan rutukannya. Padahal jarak meja kerjanya dengan meja Tesa cuma beberapa langkah saja.

“Tom,  aku kan pinjem laporan jurnal bulan kemaren, bukan yang nopember.”  Mita sudah berdiri di sampingnya.
“Masa?”

“Iya, kamu ngelamun  sih,” canda Mita.

“Abis hadiah dari aku kamu tolak sih” dalih Tomi. “Nih. Awas ya, kembali utuh lho. Jangan ada file yang hilang. Kalau enggak...” Tomi menyodorkan arsip yang diminta Mita sambil  melirik Tesa yang tengah tenggelam dengan kesibukannya.
“Ada yang bisa kubantu?” tanya Tesa sambil mendongak dari tumpukan laporannya.

Kompak Mita dan Tomi menggelang. “Enggak Tes.”
“Bawa bekal ga? Aku traktir makan siang ya?” Tomi seperti menemukan ide menuntaskan kepenasarannya.
“Bareng sama Tika ya?  Biar yang tandukan ga nimbrung” Mita menaruh kedua telunjuknya di samping pelipisnya.
Tomi menganguk setuju. “Oke.”

****
“Mit,  kalau bunga dan coklat itu aku ganti dengan yang lain gimana?” Tanya Tomi.
“Tom, bukan soal barangnya yang ga bisa aku terima.” Mita menyeruput teh manisnya. “Semua amalan itu kan tergantung niatnya. Sementara kamu ngasih aku hadiah itu untuk alasan yang ga bisa aku terima. Meski misalnya kamu ngasih aku hadiah lain.

Maaf sekali,  aku ga mau ngasih kamu harapan  kosong. Selama ini aku menghargai kamu sebagai teman, titik. Virus merah jambu itu kamu jinakkan dulu ya, banyak-banyakin ikutan pengajian. Satu waktu kamu bakal bertemu dengan seseoarang yang berhak  dengan semua perhatianmu. Percayalah, semuanya akan indah pada waktunya Tom. ” tukas Mita diplomatis.

            “Mulai lusa aku mau ambil cuti seminggu. Nanti kamu datang ya. Ada syukuran sederhana ”
Mita menyodorkan undangan bersampul merah marun berukuran setengah folio. Tomi tergugu membaca isinya. Tika yang sejak tadi asik jadi  pendengar setia mengibaskan tangannya. “Tom, 15 menit lagi.  Kamu shalat kan?”
Tomi mengangguk lemah. “Tentu Tik, lagian aku pengen mempertahankan rekor clean sheet rekor absenku.”
Share:

Friday 4 February 2011

These Pictures Can Tell Thousand Words

Sayang sekali rasanya kalau tidak berbagi.  Dulu sekali dikirim seorang teman. Jamannya Friendster masih happening. hehehe jadul sekali ya? Mudah-mudahan pesan moral dari gamabr ini ga basi alias jadul. Thanks for sharing ya Menik. Semoga jadi obat hati buat kita semua, kalo kesedhian, kemalangan yang kita rasakan sepertinya tidak seberapa dengan mereka rasakan. Cobaan yang Allah kasih ga akan salah alamat,  pasti sesuai takaran kemampuan hamba-Nya menanggung. Wallahualam.
aa



if you think your job is tough, how about him?

if you think your salary is low, how about her?

If you think you don't have many friend s ...

you think study is a burden, how about her?

hen you feel like giving up, think of this man

if you think you suffer in life, do you suffer as much as he does?

if you complaint about your transport system, how about them?

if your society is unfair to you, how about her?

" That which is beautiful is not always good; but that which is good is always beautiful"
Share:

Wednesday 2 February 2011

Lomba Resensi Buku (Please Support Me :D)

Dear Friend, ada lomba resensi buku yang di adakan Asma nadia. Hadiahnya lumyan banget, nih :
Akan diambil 2 orang pemenang.
Juara I : hadiah buku terbitan ASMANADIA PUBLISHING HOUSE senilai Rp.500.000
Juara 2 : hadiah buku terbitan ASMANADIA PUBLISHING HOUSE senilai Rp. 300.000

@ 10 peresensi awal yang berada di Jakarta dan sekitarnya akan
mendapatkan kesempatan untuk melihat syuting film Rumah Tanpa Jendela
secara langsung.
@ 5 Peresensi terbaik yang ada di Jakarta dan sekitarnya, berhak
mendapatkan tiket gratis untuk nonton bareng film Rumah Tanpa Jendela
bersama Asma Nadia!

Bisa ngehemat budget kita buat belanja buku-buku Asma Nadia kan? dan kalo menang bisa dialihkan untuk belanja buku lainnya. Duh beneran deh, saya udah bikin list buku-buku yang pengen saya beli dan berharap bisa menang hehehe. Kalo temen-temen pengen ikutan juga bisa baca ketentuannya di sini 
Waktunya masih panjang koq, sampai tanggal 25 Februari 2010 ini.

Nah sekalian nih saya mau minta tolong juga hehehe. Tolong dong kasih komentar  di resensi yang saya buat ya, kalo ga komen kasih jempol juga ga papa koq. Soalnya pemenang yang diambil adalah mereka yang jumlah komen/like nya paling banyak.  Caranya gabung dulu ke http://www.facebook.com/AsmaNadia.Penulis  trus komentarin deh resensi saya sini.
Jangan sampe nyasar ya

O ya ini resensi saya ya, tapi tetep kasih komentar/likenya di link yang saya kasih (jangan lupa join dulu ya) hehehe bukan maksa ya tapi memohon (lho?)

Share: