Waktu pertama kali lilhat postingan di instagram resminya Liverpool tentang pertemuan Isaac Kerney, saya ga bisa berhenti sampai selesai. Bocah kecil yang ngefans berat dengan klub Liverpool itu dapat kejutan ketemu dengan Virgil Van Dijk dan Mo Salah.
Jadi waktu ketemu itu Virgil nanya sama Isaac. "Aku lagi nyari seseorang yang ngefans berat sama Liverpool. Katanya dia tuh suka maen gitar. Kalau ga salah, namanya Isaac. Apakah itu kamu?"
Anak kecil yang sejak melihat sosok menjulang di depannya menyebut tentang dirinya itu cuma bengong campur takjub. Kayak mau bilang, "Ini beneran Virgil?" Tampang polosnya cuma mengangguk waktu Virgil mengonfirmasi tentang dirinya.
Kejutan berikutnya muncul Mo Salah yang sebelumnya sudah nungguin di belakang bersama kedua ayah ibunya Isaac, Alan & Melissa. Ibunya berbisik pelan "I'm deadly emotional. Sumpaaah aku emosional banget lihat ini".
Di ruang sebelah, Virgil cerita kalau dia bawa temennya, namanya Mo Salah. Terus Virgil dengan lembut minta izin ngajak temennya untuk masuk. "Aku boleh ajak dia, ga?"
Isaac celingukan nyari sosok yang dibilang Virgil. "Mana dia?"
Salah pun muncul dan menyapa Isaac yang dibalas dengan sapaan kecil "Hai Salah." Ya di luar negeri emang gitu ya. Udah biasa nyapa orang lain dengan nama meskipun beda usianya jauuuh banget, even kalau orang itu udah seumuran orangtua kita. Please jangan praktekin di sini kalau ga mau cari masalah hahaha.
Kunjungan Pertama
Singkat cerita Virgil dan Salah ngajakin Isaac pergi ke markasnya Liverpool di Anfield. "Tenang aja, mama sama papa kamu juga ikut, kok," Virgil meyakinkan Isaac kalau dia ga pergi sendirian. Lucu banget deh waktu Isaac bilang sama ibunya "Mereka suka aku...." Bukan sebaliknya, "Aku suka mereka Mom." Duh ini yang bikin videonya jagoan banget bikin scriptnya ih.
Sampai di tempat latihan, sudah ada Kostas Tsimikas, Cornor Bradley, Elliot, Wataru Endo, Andy Robertson dan beberapa pemain sampai coach Arne Slot yang menyambut bocah itu datang. Saya bayangin kalau lagi di sebelah mamanya Isacc bakal senyum-senyum sambil nyodorin tissue karena pemandangan di depan mata ini bikin seneng sekaligus haru.
Seperti kata Arne Slot, Isaac jago nyanyi dan itu dibuktikan waktu Isaac nyanyi-nyanyi sepanjang nonton latihannya Anfield boys itu. Meski hujan rintik-tintik, Isaac tetep semangat dan antusias nonton idola kesayangannya.
Kejutan yang didapatkan Isaac ga cuma sampai di situ saja. Isaac juga diajakin nonton big matchnya Liverpool vs Manchester City. Walau Manchester biru ini lagi lucu-lucunya, saya termasuk penonton layar kaca yang deg-degan. Takutnya mood ngelucunya City lagi ilang kan. Jadi back fire buat Liverpool kalau gitu. Tapi untungnya City masih doyan lucu huehehe. Lucky us, pertandingan hari itu dimenangin sama Liverpool. Kejutan yang manis dan pengalaman yang juga mengesankan buat Isaac.
Berbeda dengan fans lainnya, Isaac ga punya pemain paling difavoritkan. "He just love them all" kata Melissa dengan aksen scouse yang kental.
Melissa Kearney, source: MSN |
Di pertandingan itu, Isaac bukan cuma dapat sambutan dari suporter atau reporter. Sebuah pemandangan yang bikin mata hangat adalah ketika pemain-pemain City juga menyambutnya dengan ramah. What a moment.
Isaac memang bukan fans biasa. Dengan keterbatasaannya, Isaac tumbuh penuh dengan cinta kasih orangtuanya. Isaac juga jadi sumber inspirasi saat orangtuanya sedang sedih atau putus asa, gitu kata Melissa.
Ada Apa dengan Isaac?
Isaac terlahir dengan kelainan Wolf-Hirschhorn syndrome. Singkatnya dengan sindrom ini perkembangan fisik dan mental Isaac lebih lambat dari teman-teman sebayanya. Walaupun begitu, Isaac ga sepenuhnya mengalami keterlambatan seperti ciri-ciri penyandang sindrom ini. Kemampuan Isaac mengingat nama-nama pemain juga lagu-lagunya tentang Liverpool adalah hal yang mengagumkan. Bagitu juga bagaimana waktu Isaac berinteraksi dengan pemain-pemain dengan percaya diri adalah hal yang luar biasa. Belum tentu lho anak seusia Isaac bisa sepede ini. Bahkan dengan orang yang lebih tua pun.
dari ignya Isaac Kearney |
Di balik wajah polos dan senyum cerahnya, Isaac Kearney punya hak sama seperti kita, melangitkan asa untuk mewujudkan sejuta mimpi. Ia memang tidak pernah meminta terlahir dengan sindrom Wolf-Hirschhorn hingga menggariskan batasan baginya.
Tapi takdir memilihnya menjadi seseorang yang istimewa dengan keterbatasannya itu. Semangatnya untuk mencintai sepak bola tidak terhalang dengan keterbatasannya itu.
Di awal-awal video sosial medianya, keluarga Isaac mendokumentasikan bagaimana proses tumbuh kembang Isaac. Berbeda dengan anak-anak lainnya, Isaac perlu alat khusus untuk melatih otot-otot kakinya agar bisa berjalan. Dengan keterbatasannya itu, Isaac malah menunjukan minatnya pada musik dan bernyanyi. Kalau gitar, harmonika dan drum adalah alat musik yang disukainya, maka antheme Liverpool You'll Never Walk Alone dan We are the World adalah salah 2 lagu dari lagu-lagu yang jadi favorit bocah berusia 6 tahun itu.
5 Juni 2021 adalah postingan perdana Isaac yang menceritakan kunjungannya ke stadion Anfield. Saya menduganya, ayah Isaac adalah fans berat Liverpool. Isaac yang kerap menyanyikan lagu-lagu lawas macam lagunya Whitney Houston, Michael Jackson atau Phil Collins (saya mikirnya sih ini bawaan dari ortunya hahaha, kereeen deh) kemudian lebih banyak muncul tampil di sosial media dengan jersey Liverpool, entah itu jersey home atau away.
source: https://x.com/isaackearney |
Selain Isaac terpilih jadi maskot pertandingan tempo hari, ia juga dapat spot khusus di dressing room pemain Liverpool lho. So sweet. Ketika orang-orang lain bermimpi mendapatkan satu spot ini, Isaac mendapatkannya dengan cara yang bikin hati meleleh.
Disabilitas Bukan Pembatas
Treatment spesial yang diberikan klub bagi Isaac mulanya ditujukan untuk memperingati hari disabilitas internasional pada bulan Desember lalu. Tapi ternyata peringatan hari itu tidak berakhir pada momen seremonial saja. Isaac jadi viral dan dikenal banyak orang. Menjadi inspirasi bagi kita kalau keterbatasan tidak menghalangi cinta dan semangat yang terus bertumbuh lalu menyebar dengan cepat dan dengan rasa yang manis.
Apa yang kita tahu dari kisah Isaac Kearney ini jadi reminder buat kita, kalau keterbatasan adalah seni Tuhan menjadikan seseorang istimewa dengan caranya yang tidak pernah kita bayangkan. Skenario Tuhan memang ajaib dan tidak pernah bisa kita duga alurnya. Setiap kita punya hak yang sama untuk menjadi seseorang. Tinggal bagaimana kita mengatasi keterbatasan yang ada di depan mata.