Tuesday 31 August 2021

Donor Darah di Masa Pandemi

 Katanya ditolak itu rasanya menyakitkan. Setuju?

Saya pernah ngalamin, nih. Ceritanya suatu waktu saya meliputi sebuah event baksos donor darah yang diselenggarakan oleh sebuah rumah sakit swasta di Bandung. Btw ini kejadiaannya beberapa tahun sebelum pandemi. Kalau ga salah tahun 2018.

Salah satu tim marketingnya nyamperin saya. Terus dia nanya gini:

"Teh, mau donor darah, ga?"

Saya yang pernah baca pra syarat buat donor darah menggeleng, dong. Bukan karena takur jarum suntik, lho, ya. Tapi tau banget bakalan ga qualified.

"Nggak ah, Jay," gitu saya bilang.

"Emang kenapa?"

"Kurang gendut," saya ketawa.

Teman saya yang anak marketing itu ketawa. "Udah cobain aja dulu," katanya.  Yaudah biar dia  (bukan saya  hahaha) ga penasaran, saya iyain aja.

Saya nyamperin petugas di bagian screening yang lagi asntai kayak di pantai dan asik serasa di Tasik (lebay).

"Pak,.." saya nyapa beliau sok misterius.

"Gimana, Teh?"

"Saya mau donor, dong"

"Teteh?"  mukanya kelihatan sangsi.  Tuh, kan udah suspect ga layak ini. Ih emang saya udah siap lahir batin.

"Emang berat badannya ebrapa?"

"45 kg," jawab saya.

"Kayaknya ga bisa sih, Teh. Tapi ya udah kita cek dulu, deh" 

Saya nyebut tensi saya yang cenderung rendah.  Biar valid dan meyakinkan, bapaknya baik mau luangin waktu buat mastin. Ya mungkin aja jarum timbangannya rada ngesot dikit ke kanan gitu, hahaha.  

Tapi ternyata survei membuktikan saya emang ga bisa jadi pendonor. Pengalaman yang kurang lebih sama di tempat lain juga kayak gitu. Nih petugas PMI yang stand by udah punya jam terbang yang tinggi kayaknya. Sekilas aja udah tau bisa mengira-ngira apakah yang datang itu bisa lolos tes awal buat jadi pendonor atau enggak. 

Beberapa situs informasi kesehatan menyebutkan sayarat minimal berat badan minimal untuk donor darah adalah 45 kg. Ga ngerti juga kenapa dua kali pas saya menawarkan diri saya ditolak. Tapi ya sudahlah, ya. Mungkin juga pas waktu itu saya ga kelihatna lagi fit (hiks)...

Padahal nih kalau layak dan qualified sebagai pendonor, ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan. Selai hadiah hiburan konsusi gratis (hahaha) rutin melakukan donor darah bakal ngasih sejumlah benefit. Misalnya:

* Kalau ada penyakit serius bisa segera terdeteksi

* Meningkatkan produksi sel darah merah

* Menjaga kesehatan tubuh dan membantu aliran drah jadi lebih lancar

* Sebagai muslim, jadi disayang malaikat karena jadi amalan jariyah buat menyelamatkan nyawa orang lain, dengan syarat niatnya tulus dan ikhlas lho, ya.


Selain screening yang tadi saya bilang berupa berat badan badan minimal beberapa syarat ini perlu kita perhatikan. Biar ga kecewa gundah gulana merana karena batal jadi pendonor:

* Berusia minimal 17 tahun - 65 tahun

* Kadar hemoglobin 12,5 = 17 gram

* Tekanan Darah Sistole 100-170

* Minimal rentang waktu donor darah sebelumnya adalah 12 minggu atau  atau 3 bulan

Yang juga harus diperhatikan saat akan berdonor adalah tubuh dalam keadaan sehat dan bugar serta tidur malam yang cukup sebelumya.  Dalam situasi ini petuah dari Bang Haji Rhoma terbukti nyata. Begadang jangan begadang.... kalau tiada artinya hihihi malah nyanyi.

Pernah kepikiran ga sih kalau bisa donor darah tuh adalah salah satu bukti nikmat sehat yang kadang kita lupain?

Coba bandingkan dengan mereka yang harus ke sana ke mari nyari donor darah yang cocok atau macam saya ini, mau donor ya ga bisa. Saya jadi envy sama yang bisa melakukan donor darah secara rutin. 

Sebagai mahluk sosial yang bermasayarakat, donor darah ini juga jadi salah satu bentuk interaksi sosial alias silaturahmi. Beberapa waktu lalu saya sempet baca berita kalau sejak pandemi ini, jumlah sediaan darah dari pendonor yang tersedia di PMI jadi berkurang. Padahal di saat pandemi seperti ini pun bakalan tetep ada aja yang membutuhkan. Misalnya saja sahabat-sahabat kita para penyandang talasemia yang tetap membutuhkan donor setiap bulannya.Belum lagi kondisi lain yang tiba-tiba membutuhkan.

By the way, kalau mau donor darah di masa pandemi gini, aman ga, sih?

Seperti yang dilansir oleh situs kementerian kesehatan, berdonor di masa pandemi tetap aman. Selain dengan protokol kesehatan yang diterapkan dengan ketat  Beberapa hal yang harus dilalui oleh petugas yang melakukan pengambilan darah antara lain:

* Sudah menjalani tes PCR secara rutin

* Mengenakan masker dan handscoon (sarung tangan medis)

* menggunakan antiseptik


Saya jadi ngilu bayangin kalau petugas pengambil darahnya harus rela hidungnya dicolok secara berkala. Hal mana yang sangat kita hindari, kecuali terpaksa hihihi. Terpujilah para petugas medis yang selalu stand by termasuk yang harus berjaga untuk melakukan pengambilan donor darah ini.

Dari segi pendonor pun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Selain dalam keadaan sehat juga perlu diperhatikan jenis vaksin yang diambil (kalau sudah vaksin). Apakah menggunakan jenis vaksin yang dimatikan atau dilemahkan. Ternyata ini juga berpengaruh dengan toleransi waktu menunggu. Pengguna vaksin yang dimatikan waktu nunggunya lebih cepat dibanding dengan yang pakai vaksin yang dilemahkan. Info detilnya bisa baca di sini:

https://yankes.kemkes.go.id/read/302/donor-darah-di-rsup-ham-tetap-aman-selama-pandemi

Ngomong-ngomong soal baksos donor darah, beberapa waktu yang lalu Smartfren berkolaborasi dengan komunitas nirlaba Blood for Life Indonesia (Blood4LifeID) Indonesia dalam rangka meningkatkan jangkauan pencarian donor dan ketersediaan darah /plasma darah. Baik terakit kasus Covid-19 maupun tidak. 

Terkait acara baksos yang berjalan, pihak Smartfren juga memberikan dukungan berupa kartu perdana GOKIL MAX  berikut paket data yang diberikan kepada seluruh relawan Blood4Life Indonesia. Dengan adanya dukungan ini jadi emudahkan berkomunikasi secara online. Jangankan saat pandemi, yang namanya kuota ini jadi jadi kebutuhan dasar untuk menunjang aktivitas. Apalagi saat ini. Udah deh, ga ada data bisa berantakan kerjaan juga koordinasi yang harus atau perlu dilakukan. Ya, ga?

Menurut Valencia M. Randa, aktivitas Blood4LifeID selama ini kebanyakan dilakukan secara online, di mana di dalamnya terdapat puluhan Relawan Tim 'IGD Virtual Blood4Life.ID' (media sosial & website Blood4LifeID) yangposisinya tersebar di berbagai kota di Indonesia. Makanya untuk memudahkan komunikasi, penting sekali memastikan koneksi internet tetap terjaga. Dengan terjaminnya koneksi internet yang memadai, tim Blood4LifeIDyang juga didukung oleh Smartfren Community lebih mudah untuk memantau ajakan donor darah yang dipublikasikan di website kami

Blood4LifeID selama ini telah menerima banyak permintaan untuk mem.enuhi kebutuhan pendonor darah. Pada Juli lalu, permintaan bantuan donor darah yang masuk ke Blood4LifeID mencapai puncaknya dan mencapai 230 permintaan dalam satu hari. Hingga saat ini pun permintaan masih cukup tinggi, dengan rata-rata sekitar 100-an permintaan donor yang masuk.


Jadi gimana, nih? Udah ga khawatir lagi untuk donor darah, kan? Kalau kamu yakin memenuhi kualifikasi sebagai pendonor, udah deh jangan ditunda lagi buat donor darah. Akses pendaftarannya bisa dilakukan ke www.donordarah.link lalu ikuti instruksi panduan yang ada di sana.

Sehat selalu buat kita semua, ya. Aamiin.


Share:

Thursday 12 August 2021

SBK, Ketika Duren Montong Menjelma Menjadi Bolu Kukus Yang Enak

Kalau bukan karena artikel tentang kupu-kupu Monarkh, seorang profesor ahli Geografi mungkin ga akan sampai ke Asia Tenggara, kenalan sama budaya di sini dan kenal kulinernya. Termasuk kuliner yang sering ia jumpai di sini, Duren.

Nama Profesor itu adalah Kim Eje. Seorang wanita asal Korea Selatan yang membuat saya terkesan. Terkesan dengan cerita-ceritanya juga keramahannya waktu menyapa saya. Di situ saya menyesal dengan  English Speaking saya yang pas-pasan ditambah saya tuh aslinya suka nervous kalau ketemu orang baru.

Biasanya saya sering menjumpai duren di pinggir jalan yang dijual di mobil truk terbuka gitu. Entahlah saya ga tau kayak gimana milih duren yang baik dan benar. Eh enak maksudnya.  

Saya bukanlah tipe  yang suka memburu duren tapi seneng kalau disodori duren yang kebetulan rasanya enak. Milih duren itu kayak milih jodoh, harus punya feeling yang bagus buat tau rasa dan harga memang sebanding. Lah malah dikaitkan sama jodoh segala hahaha.

Oh ya, kalau mau tau kenapa seorang Profesor dari Korea ini bisa begitu jatuh cinta sama yang namanya Duren, saya pernah nulis ceritanya di sini:

https://www.catatan-efi.com/2017/11/happy-yummy-journey-titik-balik-dari-kupu-kupu-dan-durian.html

Balik lagi sama duren. 

Kalau versi klasik sajian duren yang pernah dan gampang saya temui juga nyicipinnya ya es krim duren. Yang versi ez puter itu lho. Terus toppingnya pake ketan. Wuih, ini enak.  Kalau diolah jadi sajian lain kayak bolu, inilah yang dilakukan sama Siliwangi Bolu Kukus. Gimana, tertarik, ga?

Foto di atas ini adalah varian terbaru yang diperkenalkan oleh Siliwangi Bolu Kukus saat peresmian storenya ke-8 dan ke-9 yang berlokasi di Cimahi dan Bogor pada tanggal 10-11 Agustus 2021 kemarin.  Harga perkenalannya adalah Rp. 33.000 Sedikit lebih murah dari harga aslinya yang dibanderol Rp. 35.000.  Jadi kalau ga kebagian harga promonya juga ga nyesel amat, ya hihihi

ini cerita saya tentang Siliwangi Bolu Kukus alias SBK yang pernah ditulis.   Bisa baca di sini juga buat tau awal mulanya berdiri, ya.

https://www.catatan-efi.com/2020/01/siliwangi-bolu-kukus-hadir-di-bandung.html

Dibanding awal mula kehadirannya, sekarang ini jumlah varian yang dihadirkan oleh Siliwangi Bolu Kukus sudah ada 22 varian rasa untuk bolu klasik dan dan 10 rasa bolu asih dan bolu cinta.  



Kemasannya aja udah cantik dan bikin ngiler. Diet? Apa itu diet? Itu mungkin yang bakal terlintas di pikiran kita. Saking enaknya, ya. Untuk varian klasik saya tuh suka bangete sama rasa alpukat mentega dan kopinya. Wuih, enak. 

Sedangkan untuk varian bolu cinta itu selain bentuknya yang unik, juga didalemnya ada lelehan krim yang lumer di mulut. Kalau kaya bule mah, heaven. Yeeeeh kayak pernah ke surga aja :) Ya saking enaknya sih.

Trio bolu kubus alias dessert yang ada di tengah itu juga mesti dicobain. Mau yang mana? Semuanya aja deh, biar ga nyesel.

Ada hal yang menarik dari filosofi penyajian varian rasa yang dihadirkan oleh Siliwangi Bolu Kukus ini. Semua rasa yang ditampilkan adalah rasa yang identik dengan kuliner di Jawa Barat.Semisal Ui Cilembu, Stroberi Cilembu, Talas Bogor, Peuyeum Bandung atau Mangga Indramayu.

Menarik, ya. Kuliner lokal yang sederhana bisa disulap jadi sajian yang mewah dan berkelas.

Di mana aja lokasi Store Silwangi Bolu Kukus?

Siliwangi Bolu Kukus  bisa  didapatkan di mana saja dan sudah tersebar di  di 11 Provinsi Indonesia (Jambi, Bengkulu, Padang, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI. Yogyakarta, Palembang, dan Lampung). 

Ada yang bingung kenapa store terbarunya da 9 tapi ada di 11 provinsi?

Kalem, itu cuma istilah dari manajemen aja. Jadi selain Storenya, SBK juga punya bisa didapatkan di toko lainnya yaitu Sobis atau Sobat bisnis dan Reseller. Mereka ini ada di 11 prvinsi itu. Semoga bisa terus bertumbuh dan menambah titik-titik toko barunya, ya. Biar apa? Biar makin mudah mendapatkannya dan ga usah nyari jauh-jauh.

Jangan lupa patuhi prokes berikut setiap kita berkunjung ke Store Siliwangi Bolu Kukus. Demi kemanan dan kenyaman bersama


Ini panduan peta untuk sampai ke store yang di Cimahi atau Bogor

Store Resmi Siliwangi Bolu Kukus – Raya Bogor
Jalan Raya Bogor, Rw.50, Cimandala, Kec. Sukaraja, Kota Bogor, Jawa Barat 16710

Store Resmi Siliwangi Bolu Kukus – Cimahi
Jalan Raya Rancabelut No 818B RT.03/011 Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat 40526

Untuk info store dan toko lainnya, teman-teman bisa mengunjungi instagramnya di @siliwangibolukukus dan bisa download juga  aplikasinya di playstore untuk mendapatkan informasi lainnya terkait update produk dan promonya

Layanan Pelanggan:
Call Center : 1500-556 (Telp)
Chat Center : 0811-825-0044 (WhatsApp & Telegram)


Ayo dapatkan bolu duren montong atau variasi lainnya di store SBK terdekat. Jangan khawatir soal izin produksi dan sertifikat halalnya. Sudah terjamin.
Share: