Saturday, 19 September 2020

Cantik Tidak Selalu Harus Putih

Tau dong dongengnya Snow White, yang punya ibu tiri sirik karena merasa kalah cantik?  Dari dongeng klasik ini, sebenarnya ga dari dulu atau di mana aja semua perempuan itu punya cita-cita eh keinginan yang sama. Bahkan katanya Cleopatra rajin mandi susu buat perawatan kulitnya. Ga kebayang berapa susu yang dihabiskan buat dia sekali mandi kalau mandinya ala-ala bathub gitu ya?

Sementara di saat sekarang, persepsi cantik buat semua wanita itu adalah yang kulitnya putih.  Dulu nih di tv copywriting iklan sering menonjolkan yang cantik itu kalau kulitnya putih. 

Jadinya yang kulitnya berwarna sawo kematengan kayak saya rasanya terintimidasi gitu lho. Emang kenapa sih dengan kulit berwarna? Ga cantik? Padahal  diva-diva atau pemaen film banyak yang cantik walau kulitnya berwarna. Let's saya Beyonce, Halley Berry atau rada lawasan ada Mariah Carey yang tetep cantik dengan kulit berwarnanya itu.

mendefinisikan kembali arti cantik

Terus di zaman 4.0  seperti ini, saat akses informasi segitu mudahnya mengalir dari ujung jari,  persepsi cantik harus putih itu makin masif aja.  Pernah kan, liat iklan di sosmed atau market place yang menjanjikan perubahan warna kulit jadi putih dalam waktu instan?

Tunggu....
Ini muka kita lho. Bukan mie instan. Kalau kenapa-kenapa gimana memperbaikinya? I mean, kalau rusak biaya mengobatinya bakal lebih mahal! Bukan soal biaya aja yang bikin nyali kita menciut tapi juga efeknya. Boro-boro kosmetik umum yang punya izin resmi, untuk para bumil aja ga boleh sembarangan lho pake kosmetik atau skin care.

Nah, ini yang mau saya ceritain sekarang.  Hari rabu kemarin, 16 September 2020 saya ngikutin webinar yang diselenggarakan oleh BPOM soal 
mendefinisikan kembali arti cantik

Cantik itu ga sama dengan putih! Jangan mau dibodo-bodoin sama propaganda yang ga jelas.  Karena buat saya penting banget diketahui semua orang soal bahaya pemakaian kosmetik abal-abal. Sekalian meluruskan soal persepsi cantik itu tadi.

Acara dibuka dengan paparan dari DR Penny K. Lukito, MCP selaku Kepala Badan POM RI. Dalam paparannya   DR Penny menjelaskan kalau urusan keamanan kosmetik ini udah ada payung hukumnya lho, yaitu PP No 23 Tahun 2019.  Bayangin, walaupun udah ada pengawasan sejak dari produksi sampai pemasaran tapi tetap aja ada 'mafia' bisnis kosmetik yang tetep berani menjual kosmetik dengan klaim bisa menyembuhkan masalah kulit.

Hello??? Obat? No, Dear, Camkan baik-baik ya. 

Kosmetik itu bukan obat

Jadi kalau ada iklan yang klaimnya gini, centang pertama: MENCURIGAKAN 


Selanjutnya secara berturut-turut ada paparan lainnya yang disampaikan  oleh Dra. Mayagustina Andarini, Apt, MSc, Deputi Bidang Pengawasan  Obat Tradisional Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, dr Listya Paramita , Sp.KK  dan dr Anggind G. Andromeda atau lebih dikenal sebagai Dokter  Grand Lich. 

dr Grand ini juga punya channel youtube yang suka membahas seputar kosmetik/skincare. Postingannya banyak membantu meluruskan pandangan kita kalau kosmetik aman itu ga selalu mahal dan mudah ditemukan. Cari aja di youtube, ya. 
mendefinisikan kembali arti cantik

Mari kita perjelas definisi kosmetik biar ga keliru lagi.
mendefinisikan kembali arti cantik


Dari penyalahgunaan kosmetik abal-abal berbahan merkuri sebagai bahan berbahaya yang banyak digunakan dalam komposisi kosmetik, pasar merkuri ini meraup keuntungan yang deretan nolnya bisa bikin mata kita berkunang-kunang saking banyaknya, 20 Milyar Dolar Amerika, lho! Atau kalau dikonversikan ke rupiah ini setara dengan 283 trilyun.

Balik lagi sedikit ke  PP No. 23 Tahun 2019 yang saya bilang di atas tadi beberapa efek berbahaya yang ditimbulkan oleh merkuri pada tubuh kita antara lain:
  • Kanker
  • Gangguan Janin
  • Gangguan Saraf
  • dan Penyakit Ginjal Kronis
mendefinisikan kembali arti cantik

Sialnya untuk mendeteksi keberadaan merkuri itu ga segampang mitos yang bilang menggosokan emas ke kulit yang sudah diolesi produk yang kita amati. Hmmm... 

Deteksi Merkuri dengan Emas itu Mitos, Gaes!

mendefinisikan kembali arti cantik

mendefinisikan kembali arti cantik


Jadi gimana cara mendeteksi kosmetik yang mengandung merkuri?  Yang paling akurat ya bawa kosmetiknya ke laboratorium untuk diteliti. Tapi secara sederhana bisa lho dideteksi dengan beberapa tanda berikut. Biasanya yang seperti ini patut dicurigai
  • Kemasan minimalis alias ga mencantumkan Label
  • Ga ada info izin edar bpom), tanggal kadaluarsa dan komposisi bahan yang tercantum
  • Janji manis hasil instan
  • Kalau sudah terlanjur pakai bisa muncul tanda-tanda yang banyak diabaikan seperti: kulit jadi tipis, terititasi dan rasa seperti terbakar 
Selain propaganda iklan yang level muluk-muluknya udah overdosis,  peran cirlce pertemanan di antara kita juga bisa memicu orang untuk mengambil jalan pintas untuk tampil kinclong dengan cara cepat itu tadi. Pernah dengar kan celetukan gini:

Kok kamu item? 

Padahal ga ada yang salah dengan tone kulit hitam/gelap. Ya kayak saya bilang di atas tadi kalau kulit cantik dan sehat itu bukan monopolinya yang berkulit putih. Tuh Kaisar Julius Agustinus aja sampai tergila-gila sama Cleopatra yang notabene berkulit gelap. 

Jadi definisi kulith sehat itu gimana?

Bersih, cerah. Udah gitu aja. Kan Tuhan juga udan menciptakan manusia dari berbagai ras dengan tone kulit yang berbeda.  Kalau masih ga percaya, coba deh jalan-jalan ke luar negeri dan cari drug store yang menjual skin care/kosmetik. Ga ada yang menjual produk dengan label "pemutih".  Yang ada bule-bule di luar sana itu kan sampai ngebetnya pengen punya kulit eksotis kayak orang asia kebanyakan.
mendefinisikan kembali arti cantik


Makanya tokoh selebritis seperti Vidi Aldiano dan Dini Aminarti juga ga mau asal ngambil endorse kalau ga mengedukasi. Mungkin terasa klise ya, tapi bagi Vidi, perempuan cantik itu ga bisa cuma diukur dari penampilannya aja.  Otak smart juga jadi salah satu hal yang bikin seorang perempuan punya inner beauty yang shining shimmering splendid gitu lho . 

Saya dibuat kesel dan gemes pas Ibu Mayagustina dan perwakilan BPOM lainnya cerita gimana kosmetik bermekuri ini diproduksi. Ternyata bukan dibuat di pabrik/laboratorium yang kehigenisannya terjaga. Kosmetiknya diproses dari ember, diproduksi di rumah. Gatel-able ga bayangin lihat kayak gitu?
mendefinisikan kembali arti cantik

Kalau ada teman yang udah kepalang pakai produk ini jangan lupa ingetin dengan cara yang baik-baik. Heart to heart alias dari hati. Jangan mempermalukan dia dengan komen yang malah membully. Kasih support kalau dia ga harus mengorbankan masa depannya demi kata cantik yang identik dengan putih.  

Kalau masih penasaran gimana sih  ukuran maksimal kecerahan kulit kita. Caranya gampang. Berdiri depan kaca dan bandingkan warna kulit wajah dengan warna lengan bagian dalam atau dada kita. Segitu tuh mentoknya.

Saya sendiri ga menampik pengen punya kulit cerah (bukan putih ya). Tapi ga mau asal pake kosmetik.  Selain setia (((setia))) sama produk yang terbukti aman yang lagi saya pake, saya lagi rajin-rajinin lagi menjaga kesehatan dari dalam. Ini yang buakal support biar kulit kita sehat. Ada yang samaan kayak saya ga?
  • Minum air yang banyak
  • Banyak makan buah dan sayur yang cukup
  • Hindari stress
  • Yoga dan banyakin jalan kaki
  • Tidur yang cukup (ini pr banget sih hahaha)
Mari sayangi kulit kita  dan luruskan kembali persepsi glowing itu ga harus maksa jadi putih. 
Share:

24 comments:

  1. Iya nih banyak orang di Indonesia dulu maunya kulit putih, padahal orang luar malah jemur kulit ya :)
    Yang penting kulit sehat mau apapun warnanya. Masalah kosmetik ini juga harus pilih-pilih yang gak berbahaya. DAn gak ada yg instan dalam perawatan paling penting rutin & disiplin

    ReplyDelete
  2. Orang Indonesia terutama perempuan kepengennya berkulit putih. Ga sedikit menempuh segala cara mulai pakai krim, suntikan, obat2an hingga operasi plastik. Bener sih urusan kosmetik seakan ga ada habisnya, apalagi yang mengandung merkuri ya teh. Iya bisa putih, tapi efeknya nanti sekian tahun lagi bisa menyeramkan. Olahraga dan pola makan cukup juga bisa membantu kok.

    ReplyDelete
  3. Dulu, memang banyak banget yang berpikir kalau cantik itu berarti berkulit putih. Untung aja saya gak baperan hahaha.

    Kalau sekarang udah jarang saya lihat yang punya pikiran begitu. Tetapi, memang harus terus diingatkan. Apalagi sekarang juga pada banyak yang suka artis Korea. Memang kulitnya bikinnya ngiri. Tapi, jangan sampai juga kita jadi sembarangan memilih kosmetik

    ReplyDelete
  4. Entah kenapa aku tu malah suka sama kulit asia yang sedikit gelap tapi bersih, haha. Malah nggak suka putih banget. Lebih sehat deh daripada pakai produk bahaya. Apalagi banyak yang sekarang dijual kiloan tu, hiii.

    ReplyDelete
  5. Yang saya herankan kalo di jaman now masih ketemu kosmetik ang iming-imingnya putih padahal sudah ada beberapa yang menyadari dan campaign bahwa kulit cantik itu yang cerah tak peduli warna kulitnya apa/

    ReplyDelete
  6. Benar sekali mbak, cantik nggak harus putih, setiap kulit cantik apapun warnanya..
    Asal terawat dgn baik

    ReplyDelete
  7. Duhh ngeri2 sedap pengen teriak rasanya kalau sesama wanita perawatan wajahnya pengen yg instan, belum lagi kalau ternyata kosmetiknya diproduksi di dalam ember yang harusnya utk rendam kain lap.

    Apa ya nama channel dokternya Teh, perlu banget nih edukasi seputar kosmetik utk wajah karena emang jaman now orang maunya yg instan dan langsung pengen putih. Padahal yg instan pasti beresiko dan tidak aman karena ternyata merkuri bisa ditemukan di batu batuan hiiiiiiii jauh2 deh. Kalau aku mau yg aman dan pelan2 aja Teh karena wajah adalah aset berharga kita

    ReplyDelete
  8. Setuju pakai banget!
    Kalau kalaimnya sudah instan memang : MENCURIGAKAN!
    Aku sendiri langsung rada gal sreg kalau ada produk yang klaimnya seper itu.

    Ini memang tugas kita bersama apalagi sebagai blogger.
    Memberi edukasi definisi cantik, minimal di lingkungan terdekat kita.

    ReplyDelete
  9. yang punya kulit putih bersyukurlah hehe karena banyak wanita yang menginginkan kulit putih, bahkan melakukan segala cara agar kulitnya putih, serem banget jika sampai salah pilih kosmetik ya.. jadi merusak kesehatan juga

    ReplyDelete
  10. Kudu cerdas pilih kosmetik ya, Teh. Sebenernya tertarik untuk putih sih engga, cuma pingin kelihatan cling gitu, teh. Hahaha. Duuuh, pingin jadi Cleopatra.

    ReplyDelete
  11. Sering lihat iklan kosmetik nggak ada logo BPOM di IG dengan janji fantastis bikin putih sekejap, asli merinding apalagi diiklanin sama selebgram dan banyak yang beli huhu sereeem...

    ReplyDelete
  12. Noted, kulit sehat itu bersih dan sehat...cantik gak harus putih sampai pakai segala cara dan coba-coba kosmetik yang ngasal diantaranya yang bermekuri..hiiii ngeri kalau ingat bahayanya. Terbayang proses pembuatannya, di rumah, pakai ember engga terjamin bahan dan kebersihannya. Duh, enggak deh!

    ReplyDelete
  13. Nahhh harap camkan heeeyyyyy para ciwi-ciwi. Hihihihi...
    Tapi dulu jaman sekolah aku emang sempet gak pede banget sama warna kulit sih. Sampe mikir " apa ini ya yang bikin gak ada cowo ngedeketin?" hahahahaha mesakne.

    ReplyDelete
  14. Yaaa begitulah, hidup itu sawang sinawang yaaa. Yg item pengen putih, yang bule putih pengen kulit coklat hehe.
    Aku kok malah serem kalau jadi tambah putih. Maunya kulit sehat aja, terhidrasi, pokoknya gak butek aja dan resik hehe

    ReplyDelete
  15. Zaman masih gadis dulu pernah terjebak dengan kosmetik yang bikin kulit putih. Dan ternyata memang mengandung merkuri huhuhu. Untung saat hamil dapat ilmu kosmetik dan skincare yang aman untuk bumil. Dan sampai sekarang udah nggak pernah lagi pakai kosmetik gitu. Yang penting kulit dirawat di skincare yang aman dan bebas merkuri. Nggak putih nggak apa-apa yang penting kulit bersih dan sehat.

    ReplyDelete
  16. Kalau ngebayangin kulit putih bersih kayak orang Korea kayaknya tak mungkin ya. Karna saya percaya orang Indonesia cantik dengan sendiri ya

    ReplyDelete
  17. Hiihh aku kapok deh pake krim abal-abal gini. Untungnya nggak lama pakainya, tapi perbaikin kulitnya ternyata butuh waktu sampai bertahun-tahun. hiks.

    ReplyDelete
  18. Sebagai pemilik warna kulit sawo kematengan, aku pun mengalami masa-masa di mana gak pede karena, ya gak cantik menurut definisi umum. Mana sering kena bully juga karena warna kulitku ini. Itu sebabnya pas awal-awal kerja aku sempat tergiur mencoba krim pemutih. Tapi setelah tahu tekstur dan warnanya aku lgs mundur teratur. Ngeri, Mak. Warna kuning, tekstur pekat, bau menyengat. Katanya sih hasilnya oke, tapi tetep aja ngeri membayangkan muka berubah jadi putih tapi tangan dan lainnya item. Belum efek lain-lainnya ya. Sekarang mah, udah ah, pede aja coklat dekil gini. Kekeke.

    ReplyDelete
  19. Dulu sekali pas awal-awal kerja kayaknya aku pernah pakai krim bermerkuri ini deh. pantesan kok mukaku jadi bersih banget. Setelah sadar langsung stop deh. gak papa sawo mateng kayak aku yang penting sehat. Eh tapi kataku sih orang-orang sunda kayak Mbak Efi sih putih-putih dan cakep-cakep ya

    ReplyDelete
  20. Baca ini saya mendadak ingat dengan anak saya yang selalu komplain kenapa kulitnya tidak seputih saya dan suami haha. Duuh dia ini maksa banget pengen putih sampai-sampai apa saja pengen dicobain supaya bisa berkulit putih. Sampai sekarang kami masih berjuang untuk meyakinkannya bahwa cantik itu bukan harus putih.

    ReplyDelete
  21. Cukup merasa terintimidasi memang yaa, teh...saat semua stereotipe wanita cantik itu kulitnya putih.
    Hhuuuhu~
    Dan iya loo...dulu pas mahasiswa beneran uji kandungan merkuri di kosmetik. Kitanya yang amazing dan jadi pemilih sekali kalau beli kosmetik.

    Efek jangka panjangnya siih...yang bikin merinding.

    ReplyDelete
  22. Saya mah gak butuh putihnya, asal gak jerawatan ajah dah cukup. Hehe. Syukurlah jdakin tahu mana2 dan bagaimana produk yg bermerkuir jd gak salah pilih lagi deh. Kulit jd terjaga jg kesehatannya

    ReplyDelete
  23. Pas baca artikel teh efi jadi inget michael jackson yg bela2in ngilangin pigmen hitamnya demi dpt kulit putih. Ganteng nggaaaak serem iya.

    Wes mending bersih, sehat dan akhlak mulia. Insya Allah keliatan cantiknya.

    ReplyDelete
  24. Memang nih orangbIndinesia kadang lupa fitrah jenis kulit dan kultur alamnya hehe. Padahal kecantikan itu bisa dari kulit yang sehat ya

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.