Saturday 28 July 2018

Health Tourism ke Museum Biofarma Bandung

Kapan terakhir kali disuntik? Waktu kecil dulu, saya pernah lari terbirit-birit dan berusaha bersembunyi. Walau akhirnya seperti yang dibilang boneka Susan, njus njus deh tuh jarum suntik. Berhasil mendarat di pantat saya. Selain nangis karena sakit, reaksi sesudahnya yang juga kebanyakan dialami banyak orang adalah pegel. Huhuhu.... ampun, deh. Saya masih inget, itu kejadiannya waktu masih TK gitu. Beranjak memasuki usia SD, ketika para mantri dari Puskesmas mengambil darah atau memberi suntikan vaksin, seperti lagunya Rossa, saya tegar menghadapinya hahaha....

Sesudah itu saya lupa kapan terakhir kali disuntik, sampai akhirnya pada hari Rabu 18 Juli 2018 kemarin saya mendapat vaksin Flu, langsung di produsennya, Biofarma Bandung sekaligus mengikuti Open House Museum Biofarma yang juga dihadiri oleh berbagai kalangan. 
health tourism museum biofarma bandung

Sebagai salah satu BUMN di Indonesia (tepatnya beralih status ini pada tahun 1997), Biofarma mempunyai kapasitas produksi yang besaaaar banget. Biofarma bukan saja bisa memenuhi kebutuhan vaksin  di dalam negeri tapi juga bisa mengekspor ke luar negeri, lho. Sejak jaman Belanda dulu, Biofarma sudah memberikan penyuntikan vaksin bagi penduduk di Indonesia. Karena produksi vaksin yang memadainya ini, cacar air dinyatakan sudah tidak ada di Indonesia. Aaaah, terimakasih banyak Biofarma! Love and proud of you, so much!

health tourism museum biofarma bandung

Selain menjadi basis produksi vaksin, Biofarma yang berlokasi di Jalan Pasteur no 82, Bandung ini mulai didirikan pada tanggal  6 Agustus 1890. Pada saat itu, Pemerintah Hindia Belanda memberikan nama  Parc Vaccinogene. Dulunya, lokasi Biofarma bukan di Bandung, tapi di Batavia (sekarang Jakarta) di Rumah Sakit Weltevreden yang sekarang berganti nama jadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
health tourism museum biofarma bandung
Gaya arsitek Art Deco di Biofarma
Sementara itu, Museum Biofarma sendiri diresmikan pada tahun 2015. Gedung yang lokasinya berdekatan dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin ini pun mempunyai arsitek bergaya Art Deco. Sebagai gedung heritage yang juga dirancang oleh CPW Shomaker, Museum Biofarma tetap mempertahankan keunikan rancang gedungnya walaupun di beberapa titik dilakukan pemutakhiran agar semakin banyak orang yang tertarik untuk berkunjung sebagai salah satu tujuan Health Tourism di Bandung.

health tourism museum biofarma bandung

Dipandu oleh Teteh cantik, saya dan rombongan pengunjung berkeliling sambil menyimak penjelasan sejarah berdirinya Biofarma. Selain sejak awal mula berdirinya, peralihan nama sebanyak 11 kali, pergantian direksinya, logo yang juga mengalami beberapa kali transformasi. Dan ini, nih, saya juga jadi tau properti yang dipakai dalam proses produksi vaksin oleh Biofarma.
health tourism museum biofarma bandung

health tourism museum biofarma bandung
Beberapa properti yang pernah dipakai dalam produksi vaksin oleh Biofarma
Ada beberapa nama mantan direksi yang menarik perhatian saya. Sering denger namanya tapi baru tau kalau ternyata mereka itu punya ikatan dalam perjalanan sejarahnya Biofarma. Misalnya saja dr Otten, nama jalan yang saya sering saya lalui kalau mau berangkat kuliah dulu. Jalan Otten yang sempat identik dengan Factory Outlet di Bandung ini, tadinya saya pikir cuma nama seorang dokter saja. Sama seperti nama dokter-dokter lain yang namanya juga dipakai di ruas-ruas jalan sekitarnya.  
health tourism museum biofarma
Pergantian direksi Biofarma sebelum Indonesia merdeka
Duh syukur ya, saya jadi tercerahkan setelah ikut tour museumnya Biofarma ini. Ternyata L  Otten pernah jadi direksinya Biofarma pada tahun 1924, setahun sesudah Biofarma hijrah ke Bandung pada tahu 1923. Saat itu, Biofarma masih mengusung nama berbau Belanda (Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur) sampai tahun 1942. Datangnya Jepang ke Indonesia membuat Biofarma mengalami pergantian nama jadi Bandung Boeki Kenkyusho dengan Kikuo Kurauchi sebagai direksinya.
health tourism biofarma
RM Sardjito, orang Indonesia pertama yang jadi direksi Biofarma
Merdekanya Indonesia pada tahun 1945 membuat Biofarma yang saat itu bernama Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur, untuk pertama kalinya memiliki direksi orang Indonesia asli. Adalah RM Sardjito. Nah, saat Sardjito memimpin, Biofarma sempat pindah lokasi dulu ke Klaten, lho. Jadi ada 3 kota yang pernah jadi basisnya Biofarma, ya.

health tourism museum biofarma bandung


Puas mengamati panel-panel di dinding yang bercerita banyak tentang sejarah Biofarma, perhatian saya juga tertuju pada berbagai macam properti yang pernah digunakan oleh Biofarma untuk memproduksi berbagai vaksin dan literatur berbahasa Belanda yang halamannya sudah menguning tpai etap terawat dengan baik. Di salah satu display menyajikan halaman buku yang terbuka. Ga ngerti juga sih karena ditulisnya pake bahasa Belanda huehehe.... 

health tourism museum biofarma bandung

Setelah berkeliling museum dan makan siang, akhirnya tiba juga sesi terakhir berupa uji nyali, yaitu penyuntikan vaksin flu. Normalnya untuk mendapatkan vaksin ini, biaya yang harus dibayar adalah 250 ribu rupiah. Berhubung lagi promo, jadi 160 ribu rupiah saja yang harus dibayar. Soal reaksi yang dialami setelah pemberian vaksin pada setiap orang bisa berbeda satu sama lain. Beberapa teman ada yang merasakan langsung pegal-pegal. Sementara saya sendiri baru merasakan sedikit pegal pada esok harinya. Ga lama juga, kok.

Sakit, ga?
Enggak. Beneran, deh. saya ga boong. Apalagi jarum yang digunakan untuk menyuntik katanya jauh lebih dari kecil dari jarum yang digunakan untuk vaksin sebelumnya. Dengan mobilitas saya yang cukup tinggi plus sering begadang, daya tahan tubuh jadi hal yang penting buat saya. Biasanya kalau timelinenya macam gini mudah sekali terkena flu, kan? Makanya, saya sarankan teman-teman untuk ngambil vaksin flu. Cukup setahun sekali saja dan insya Allah kita terbebas dari gangguan flu.

Balik lagi soal museum, kalian juga bisa berkunjung ke sini.  Jadwalnya adalah setiap hari Rabu dan Kamis, jam 09.00-11.30. Jangan lupa reservasi dulu ya di www.biofarma.co.id/tour-de-museum
Share:

7 comments:

  1. yah sayang banget bukanya hari kerja yah teh sok eman ambil cuti kalau hari kerja mah hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha padahal mah Va,kenapa ga coba kabur aja sebentar *saran sesat ini mah*

      Delete
  2. Biofarma emang sejarah banget untuk Indonesia ya mbak, pantes kalau sampai dimuseumkan :)

    ReplyDelete
  3. Aku jadi pengen ke Biofarma juga :)

    ReplyDelete
  4. Thanks for sharing, sukses terus,.

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.