Selain seni, salah satu kecerdasan yang dimiliki orang lain bikin saya amaze dan envy adalah kecerdasan linguistik. Apalagi kalau sampai menguasai berbagai bahasa. Beuh, keren pisan. Saya? Cuma bisa bahasa ibu alias bahasa sunda, bahasa Indonesia dan ehm.... bahasa Inggris, dikit tapi. Hahaha... Kalau ngelesnya saya bakal bilang English pasif. Jadi kalau ada yang ngomong bahasa Inggris itu ngerti lah termasuk kalau nonton film berbahasa Inggris yang ga pake sub title. Tapi ya, ada aja diksi yang bikin otak saya muter alias loading rada lama. Wait, wait, ini artinya apa?
Salah satu cara belajar bahasa asing adalah dengan pergi langsung ke negara di mana bahasa itu jadi bahasa sehari-hari. Kalau bahasa Inggris, ya datang lah ke Amerika, Inggris atau negara lain yang bahasa nasionalnya bahasa Inggris. Apalagi bahasa Inggris ini kan banyak dipake di negara-negara di dunia. Tapi kalau mau belajar bahasa Inggris di sana langsung, costnya mehong cyiiin... Oke lah paspor, visa, tiket pesawat PP bolak balik sudah ada budgetnya. Gimana biaya hidup di sana? Semntara kalau praktik sendiri dengan ngajak temen ngobrol pake bahasa Inggris itu juga ada aja alasannya. Ya minder lah. atau dikira sok English gitu. Sayang padahal ya, basic belajar bahasa Inggris sudah kita dapatkan dari SMP (malah ada yang dari SD), terus SMA, dan kuliah, eh nguap begitu aja.
Beberapa waktu lalu, saya diajakin maen ke Wall Street English (WSE) Bandung yang ada di Paris Van Java, Bandung. Kalau kebanyakan lembaga bahasa Inggris identik dengan lembaga informal, Wall Street English punya konsep yang berbeda. Wall Street English adalah komunitas yang membantu kita percaya diri dan menciptakan peluang dengan skill bahasa Inggris. Nah, nah.... menarik, kan? Jadi, ini dia beberapa hal menarik yang saya dapatkan setelah mengunjungi WSE dan ngobrol-ngobrol dengan staf pengajar di sana. Sudah siap? Yuk, cekidot.
- Bukan Cuma Tentang Skor
Kalau ngomong soal belajar bahasa Inggris, biasanya kita akan mengidentikannya dengan skor semcam skor TOEFL atau IELTS. Di WSE skor bukanlah main goal. Sayang banget kan ya kalau cuma ngejar skor semisal cuma buat memenuhi syarat aja mah. Padahal bahasa Inggris bukan kayak mata kuliah, begitu lulus selesai. Mau diaplikasikan atau enggak gimana entar.
Seperti yang disampaikan oleh Erick Fernando Kalesaran sebagai Center Experience Manager, Pemberian nama Wall Street di sini juga terinspirasi dari pasar saham di New York sana. So, belajar bahasa Inggris adalah investasi. Yang namanya investasi pasti akan menghasilkan. Ya, kan? Dengan memiliki skill bahasa Inggris, akan membuka banyak peluang. Mulai dari sekolah lagi, pekerjaan yang menjanjikan, dan ehm.... mungkin meet soulmate hihihi. Tapi seriusan, di WSE ada lho siswa yang belajar bahasa Inggris dan ketemu jodohnya di online dating.
- Bisa Datang Kapan Saja
Biasanya, kalau belajar bahasa Inggris di lembaga-lembaga kursus itu ada jadwalnya. Misal seminggu dua kali, hari senin dan kamis setiap jam 16.00 sore. Asiknya belajar di WSE, kita bisa datang kapan saja untuk nge-boost kemampuan berbahasa Inggris yang kita miliki. Yakin deh, practice makes perfect. Kosa kata yang kita miliki bakal nambah, grammar, tenses dan aneka printilan bahasa Inggris yang kita miliki pun bakal berkembang pesat.
By the way, kalau udah ngomong grammar dan tenses, dua hal ini yang bikin bahasa Inggris terkesan ribet, dan keder. Sering ketuker. Padahal mah menurut saya nih, semakin banyak berlatih dengan berinteraksi, penguasaan kita akan semakin membaik. Di sini kita bisa bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sesama siswa WSE, ngobrol apa saja dan tentunya menggunakan bahasa Inggris, dong. No worry dicap sok, songong atau belagu. Lah, semuanya di sini ngobrol pake bahasa Inggris, bahkan dengan staf office boy/office girl pun. Widih, keren.
By the way, kalau udah ngomong grammar dan tenses, dua hal ini yang bikin bahasa Inggris terkesan ribet, dan keder. Sering ketuker. Padahal mah menurut saya nih, semakin banyak berlatih dengan berinteraksi, penguasaan kita akan semakin membaik. Di sini kita bisa bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sesama siswa WSE, ngobrol apa saja dan tentunya menggunakan bahasa Inggris, dong. No worry dicap sok, songong atau belagu. Lah, semuanya di sini ngobrol pake bahasa Inggris, bahkan dengan staf office boy/office girl pun. Widih, keren.
O, ya di sini ada ruangan yang bernama Total English Enviroment. Artinya yang ada di sini wajib berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris. lho.
Untuk konsultasi pribadi semisal kita punya kelemahan di bidang listening yang harus diperbaiki, WSE pun akan membantu. Nah untuk keperluan ini, jangan ujug-ujug datang, bikin janji dulu, ya.
- Support Sistem offline dan online
Metode pembelajaran yang berlaku di Wall Street English bukan hanya berlaku di Indonesia saja, tapi juga di Wall Street English lainnya yang tersebar di dunia. Pertama kali di dirikan di Milan, Italia sana pada tahun 1972 masih mengusung nama Wall Street Institute. Saat ini, Wall Street English sudah memiliki 400 cabang yang tersebar di 27 negara. Sementara itu di Indonesia sudah ada 6 cabang di Jakarta dan 1 cabang di Bandung. Iya. yang di Paris van Java ini.
Dengan fokus pada revolusi pembelajaran bahasa Inggris untuk dewasa (minimal usia 16 tahun), WSE memfasilitasi para membernya dengan membentuk 4 klub yang bisa diikuti sesuai kebutuhan. 4 Klub itu adalah The Syndicate, LEAP, CRE-8 dan Bold Woman.
The Syndicate
Kalau denger nama ini, yang kebayang di kepala saya itu kayak perkumpulan rahasia yang ada di novel-novel remaja ala-ala Trio Detektif dan Lima Sekawan *generation alert detected*
The Syndicate dipersiapkan bagi para member yang datang dari kelompok eksekutif dan pengusaha yang ingin mengembangkan keahlian yang dimiliki menjadi semakin profesional. Semakin canggihnya perkembangan teknologi digital, membuat kesempatan memperluas peluang bisnis secara global jadi semakin terbuka. Sayang banget kan, ya, kalau ternyata peluang di depan mata hilang hanya karena bahasa Inggris yang kita miliki pas-pasan.
LEAP
Kalau yang ini ditujukan untuk para remaja alias teenager yang akan memulai fase baru dalam kehidupannya. Yeay, seperti kata Sheila on 7, saatnya melompat (leap) lebih tinggi. Mumpung masih muda, masih banyak potensi yang bisa digali dan berkembang dengan didukung bahasa Inggris yang mumpuni.
CRE-8
Punya jiwa seni atau tertarik dengan hal apapun yang berkaitan dengan seni? Then, you should join here. Paling seneng kan, ketemu temen yang satu frekuensi. Bertemu dengan teman yang punya hobi dan minat sama itu serasa punya keluarga baru. Ya, ga?
Bold Woman
Women do exist! Yang aktif di dunia sosmed pasti tau deh, gender atau usia bukan halangan buat para kaum wanita tetap berkiprah mengembangkan perannya di Indonesia. Nah, ini kayaknya cocok buat saya hihihi.
Well, itu support systemnya secara offline. Yang secara online juga ada, dong. Just in case kita ga punya waktu untuk kopdar karena jarak atau waktu, WSE menyediakan fasilitas secara online yang bisa diakses oleh para membernya secara eksklusif. Saya sempat ngobrol dengan Adrie Delyardy selaku Marketing Communications Officer. Beliau menujukkan aplikasi semacam sosmed facebook yang berisikan para member WSE di seluruh dunia. Feel free di sini untuk berinteraksi dengan mereka di sana. Tulisan, cerita atau apapun. Ya kayak gimana deh kita chit chat atu nyetatus di FB. Beuh, ini bagian yang bikin saya envy. Sirik maksimal.
Selain aplikasi mirip sosmed itu tadi ada juga fasilitas-fasilitas lainnya yang bisa diakses dari gawai yang kita miliki untuk meningkatkan kemampuan kita dalam berbahasa Inggris.
Sesi Demo Lesson Yang Seru
Selain ngobrol-ngobrol dan tanya jawab yang juga dihadiri oleh Irfan Dita Sukma yang menjabat sebagai Central General Manager, saya, teman-teman blogger dan media yang hadir juga mendapat kesempatan mencoba fasilitas yang ada di sini.
Pas di sesi multimedia, saya menemukan hal baru tentang diri saya. Fokus! Hahaha... Terus mikir lagi deh. Yakin ini saya tuh bisa multiatsking? Cuma nyimak kalimat pendek aja kok ga hafal/mengikuti?
Ada sesi di mana kita harus menyimak dialog yang muncul di layar, kemudian akan diajukan pertanyan seputar dialog tadi. Ada sesi yang videonya bisa diulang, tapi ada ada juga yang cuma sekali "Eh, barusan dia bilang apa?" Hahaha... ya udah deh, saya lanjut ke materi lainnya. Pas mengulang kalimat yang disampaikan, saya juga jadi tahu gimana pronounciation alias pengucapan saya yang direkam secara otomatis. "
Oh, jadi kayak gitu pengucapan bahasa Inggris saya yang mana aksen sundanesenya jelas banget. :D
Selain tes via multimedia, kami juga dibagi dalam kelompok kecil yang berisi 3 orang. Masing-masing dari 3 orang ini didampingi oleh 1 mentor yang akan ngajak kita ngobrol bahasa Inggris dengan topik menarik. Karena cuma bertiga, kepaksa tuh ngomong pake English. Seru, walau awalnya rada gugup, mikiran koleksi kata-kata yang dimiliki. Jarang dipake, sih.
Pas di sesi multimedia, saya menemukan hal baru tentang diri saya. Fokus! Hahaha... Terus mikir lagi deh. Yakin ini saya tuh bisa multiatsking? Cuma nyimak kalimat pendek aja kok ga hafal/mengikuti?
Ada sesi di mana kita harus menyimak dialog yang muncul di layar, kemudian akan diajukan pertanyan seputar dialog tadi. Ada sesi yang videonya bisa diulang, tapi ada ada juga yang cuma sekali "Eh, barusan dia bilang apa?" Hahaha... ya udah deh, saya lanjut ke materi lainnya. Pas mengulang kalimat yang disampaikan, saya juga jadi tahu gimana pronounciation alias pengucapan saya yang direkam secara otomatis. "
Oh, jadi kayak gitu pengucapan bahasa Inggris saya yang mana aksen sundanesenya jelas banget. :D
Selain tes via multimedia, kami juga dibagi dalam kelompok kecil yang berisi 3 orang. Masing-masing dari 3 orang ini didampingi oleh 1 mentor yang akan ngajak kita ngobrol bahasa Inggris dengan topik menarik. Karena cuma bertiga, kepaksa tuh ngomong pake English. Seru, walau awalnya rada gugup, mikiran koleksi kata-kata yang dimiliki. Jarang dipake, sih.
Sebelum pulang, masing-masing dari kami mendapat kertas berisi skor hasil trial tadi. Saya masih ada di level 8, nih. Belum sampe setengahnya dari timeline penilaian. Huaaa.... baiklah, bahasa Inggris saya ternyata masih harus dibenahi lagi.
![]() |
foto: Vanisa |
Hasil tes ku belum memuaskan, Teh. Masih harus terus dilatih lagi minimal bisa diatas 10 *pengennya hahaha
ReplyDeleteIya, sama. Meni gemes liat hasil tes ternyata cuma segitu hasilnya. Eh tapi emang jarang dipake sih Englishnya hahaha. Ya wajar aja.
Deletesetuju teh kecerdasan linguistik emang bikin envy kalau ada yang speaking was wes wos..
ReplyDeleteAku uda ada niatan pengen kursus lagi cuman asa malu wkwkwk emak2 masih ikutan kursus kemana aza waktu mudanya tapi ga ada kata telat ya teh. Kalau liat tipe klub WSE ini Kayaknya aku juga cocok yang bold woman ga mungkin banget yang syndicate :D
kalau pas diskusi gitu suka bingung mau ngucapin apa teh untungnya diskusi cuman bertiga ya teh jadi lebih enak dan ga terlalu malu kalau inggrisnya pas. Penasaran sama tesnya kira2 aku level mana, emang kalau untuk kerjaan di perusahaan yang punya nama syaratnya lebih ke nilai Toefl yang besar.
Ayo Her, kita tingkatkan skill Englishnya. Biar udah emak-emak, jangan mau kalah sama dedek emesh yang was wes wos itu hehehe. Iya, sesi chat itu paling deg-degan. Soalnya kan takut speechless (halah).
DeleteEits ada yg keren, nih! Filosofi namanya wokeh banget, disinkronin sama investasi, ahahaha! Tapi emang bener, belajar bahassa, terutama Inggris ituh investasi bingits. Tempatnya keren gitu teh, program2nya juga asik, apalagi yg chit chat itu. Bisa langsung praktekin pelajarannya ^^
ReplyDeleteIya, Teh. Duh aku nyesel dulu ga serius belajar bahasa Inggris.
DeleteKeren! Belajar bahasa asing, investasinya kekal abadi. Semangat belajar mbak :)
ReplyDeleteIya, makasih, Nadia.
DeletePengen belajar bener bahasa inggris jg nih
ReplyDeleteHayu atuh, Mi. Kita belajar lagi :)
DeleteAsyik bnbang Teh..saya aja yang kerja pakai Bahasa Inggris masih perlu upgrade ilmu bahasanya.
ReplyDeleteTuh, kan. Mita aja masih perlu upgrade, aku apalagi nih :D
DeleteEuh mun aku level berapa ya? Gak bisa pisan bahasa inggris teh.
ReplyDeleteAh masa, sih? Aku jadi penasaran :)
DeleteWah asyik tuh sessi tes levelnya, jadi pengen nyoba hehe... Kayaknya belajar di sana enakkeun ya..:)
ReplyDeleteIya, Teh. Seru banget. Aku pengen ke sana lagi nih hahaha
DeleteWaah...teteh English-Sundanese yaa...?
ReplyDeleteKalo aku medhok banget.
Wkkwkk....lucu pasti kalo denger orang Jawa ngomong English.
But,
Still go on...
Because we are authentic.
Iya, Len. Aku pernah ngobrol sama seorang guru English, Katanya ga apa-apa aksen kita tetep kebawa. Proud to be English-Sundanese! hehehe
DeleteWaah serunya yang belajar niiy..
ReplyDeleteBeberapa kali disekolahin bahasa inggris di kantor, tetep aja belon berani aktif ngemenk, kecuali kalo kepepet kaya lagi ke Sing waktu ntu, bari jeung was wes wos hahahaaa
Sampe didatangin bulenya biar percakapan ngobrol langsung, ehh gagal pokus malah terpesona cakepnya wkwwkkw..
Hahaha.. aku belum pernah denger Nchie ngomong English, ih. Ntar kalau ketemuan kita ngomong English, ya. Eh eta bule, ada medsosnya, ga? Temenan dong hahaha
Deletepengen kesini, sekarang ngemall se asik itu ada tempat lesnya segala huhuhu makin bikin susah mupon dari bandung
ReplyDeleteIya, Ra. Bandung makin betahin. Aku juga ga mau pindah ke lain hati eh lain kota haha
DeleteMenua bukan alasan untuk berhenti belajar, Rin. Yuk, learning english lagi :)
ReplyDeleteKeren euy, masih semangat belajar.
ReplyDeleteLes enggris terakhir, jaman2 smp dulu. Itupun banyak bolosnya :D
Sekarang, krn kerjaan menuntut percakapan enggrris tiap hari.
Mau ga mau jadi bisa.
Emang bener sih, practice makes you perfect.