Tuesday 26 December 2017

Talk Show Know Your Sex and Self

Sewaktu mendapat konfirmasi untuk mengikuti acara talk show ini rasanya campur-campur.  Topik yang sensitif tapi bikin penasaran membuat saya geli.  Sudah kebayang seperti apa suasananya nanti. Ngomongin yang namanya sex - di mana kerap identik dengan hal yang risi - selalu membuat penasaran dan tabu bersisian seperti mata uang.   Yaaa, tapi kan daripada  penasaran,  ya udah mending dituntaskan aja.  Lagi pula saya pengen tau  dengan sosok Drupadi yang akan jadi salah satu objek dalam acara ini. Saya taunya dikit aja.
http://www.catatan-efi.com/2017/12/talk-show-know-your-sex-and-self.htm

Dihadiri sekitar 25an audiens,  cuma Nanda saja penyintas Lupus yang saya tahu. Peserta lainnya datang dari berbagai kalangan dan latar belakang sama sekali tidak saya kenal.    Acara  Know Your Se(x)lf  yang berlangsung di Lokasi Coffee & Space, jalan Dago ini dibuka oleh Ayu, salah satu sahabat blogger saya. Untuk memecahkan kekakuan alias ice breaking, peserta dibagi dalam 5 kelompok.  Lalu, masing-masing kelompok diberi 3 lembar kertas stensil ukuran A3 dan spidol.  Kertas-kertas A3  yang disambung ini kemudian jadi alas untuk melukis siluet seperti sketsa korban yang dilakukan oleh para polisi itu lho. Space kertas yang terbatas akhirnya 'memilih' saya jadi jodohnya.  Soalnya tubuh teman saya pada panjang, ga akan muat kalau harus nempel di kertasnya hahaha... So, catet ya. Ini  salah satu lagi berkah punya tubuh kecil.  
credit: IG @iidmdh
Setelah sketsa siluet tubuh selesai dibuat, kemudian masing-masing dari kami yang sudah dibekali 5 lembar kertas post it menulis bagian tubuh mana yang paling disukai untuk disentuh atau tidak suka disentuh beserta alasannya. Semisal saya menyukai rambut,  saya bakal nempelin post it dengan alasannya itu pada bagian kepala begitu seterusnya.  By the way, dari sekian anggota tubuh yang saya suka, salah satunya ya rambut.  Berhubung rambut saya sudah di-smoothing jadi suka megangin rambut sendiri hihihi... Sebel soalnya dengan rambut yang gimbal  dan ngembang setiap bangun tidur. Bagian lain? Saya ga suka pinggang dicoek-colek, selain geli, ya annoying. Begitu juga dengan telapak tangan. Well, meski biasa berjabat tangan dengan orang yang saya kenal, kadang saya merasa karakter seseorang itu terasa saat berjabat tangan.  Ga usah lama-lama,  sebentar pun saya kadang merasa biasa atau kadang buru-buru pengin narik tangan kalau  merasa enggak nyaman. Lain orang bisa lain part mana dari tubuh yang suka atau tidak suka disentuh. Latar atau pengalaman bisa memengaruhi soal rasa ini.

Oke. Kita lanjut lagi,  ya.
Setelah sekian menit berdiskusi dalam masing-masing kelompok kemudian masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.  Bagian wajah seperti rambut, mata, telinga, sampai bibir jadi bagian yang paling banyak disukai. Sementara ada bagian tubuh lain yang komposisi suka dan tidak sukanya cukup berimbang dengan berbagai alasan yang beragam.  Bahkan ada yang tidak suka dengan bagian dadanya sendiri karena merasa minder.  Ada yang punya perasaan yang sama? 

Tiba-tiba saja saya inget perjalanan beberapa tahun lalu saat main ke Jogja.  Ketika itu saat saya dan beberapa teman blogger Bandung sedang nunggu jemputan mobil menuju hostel.  Seorang pengamen waria menghampiri dengan centil dan menyanyikan sebuah lagu.  Gesturenya kocak,  bikin saya ngikik. Tapi reaksi temen saya malah beda. Gini katanya, "Fiii, sumpah gue minder sama dia."  Iya, itu karena dadanya sangat-sangat seksi serupa Pamela Anderson.  Secara fisik, kami memang kalah seksi, mulus  dan bahenol dari dia.

Balik lagi ke sesi ice breaking, sesi sharing benar-benar memecahkan rasa kagok di antara kami. Bahkan ketika membahas organ intim sampai orgasme (uhuk) pun membuat peserta tertawa bersama-sama. 

Lepas sesi sharing acara pun dilanjut oleh pentas wayang kulit bersama Sujiwo Tejo.Nah di sini saya jadi banyak tahu tentang Drupadi yang ternyata melakukan poliandri bersama para Pandawa. Drupadi  yang cantiknya ampun-ampunan pernah mengalami pemerkosaan oleh 100 kurawa yang salah satunya berjenis kelamin perempuan. Nah, lho.  Duh saya ga bisa bayangin soal ini, mah.  Namun di sisi lain, Drupadi - yang membuat saya berpikir wanita cantik pada masanya, ternyata  punya libido tinggi. Ia pun pernah dibuat gemas dengan tingkah Arjuna yang tidak peduli dengan keindahan tubuhnya.  Arjuna  yang dalam pentas wayangnya Sujiwo Tejo itu diceritakan masuk ke kamar Drupadi hanya untuk mengambil senjata untuk menolong seseorang yang terancam nyawanya,. Tubuh molek Drupadi malah diabaikan. Ini membuat Drupadi penasaran dan kemudian mempunyai pandangan lain soal  sex appeal. It just not about physical attraction. Ada pesona lain yang bikin Arjuna lebih memesona karena kebaikan ksatrianya.
http://www.catatan-efi.com/2017/12/talk-show-know-your-sex-and-self.htm

Nah, topik ini yang kemudian meluas dalam diskusi selanjutnya bersama beberapa nara sumber lainnya yang juga hadir di hari itu. Selain Ayu Morie dan Sujiwo Tejo tadi,  masih ada Firliana Purwanti (Writter The O Project), Elizabeth Dewi (Jaringan Mitra Perempuan & dosen FISIP UNPAR), Keni K Soeriaatmadja (Director of  Sasikirana Koreolab & Dance Camp and Director Porgram of Nuart Sculpture Park), Puti Ceniza Saphira  (Founder Pustakalana Children's Library and Mamarantau.com) serta Ayesha Avanti (Co-Founder of  Cerita Perempuan.ID).
http://www.catatan-efi.com/2017/12/talk-show-know-your-sex-and-self.htm

Beberapa rangkuman poin penting dari talk show tempo  hari secara garis besar.   Kalau saya break down satu per satu bakalan panjaaang soalnya.  Sepakat, ya?

Kenyamanan, Affection dan Concern

Ngomongin relasi laki-laki dan perempuan  dalam hal  sex ga selalu berarti sentuhan-sentuhan yang identik dalam hubungan suami istri.  Ada kalanya masing-masing pihak harus berani ngomong  apa saja yang membuat nyaman dan tidak nyaman.  Makanya di sesi pembuka acara tadi sempat digelar games soal part mana dari tubuh kita yang suka atau tidak suka disentuh. Mestinya kalau sudah ada kenyamanan, ya ga bakalan lagi adanya kekerasan apapun dalam rumah tangga (cmiiw). Yang namanya konflik atau masalah dalam rumah tangga adalah sesuatu hal yang manusiawi.  Tapi kalau sampai ada kekerasan (dalam bentuk apa pun),  buat saya itu adalah sebuah  horor.

Tadi saya bahas ada yang merasa ga nyaman dengan kekurangan fisiknya kan, ya? Sampai tahap tertentu kenyamanan juga berarti kita sudah bisa menerima kekurangan fisik dalam hal apapun. Saat berinteraksi atau beraktualisasi dengan orang banyak sampai berani mengungkapkannya pada calon suami/istri.
http://www.catatan-efi.com/2017/12/talk-show-know-your-sex-and-self.htm

Sex Education

Nah,  ini nih never ending topic yang selalu hot dari dulu. Jaman saya remaja dulu akses  informasi masih terbatas.  Beruntunglah ada kurikulum Bimbingan &  Penyuluhan waktu SMA dulu.  Selain soal hubungan anak-ortu,  guru-guru BPnya juga tidak segan membahas perkawanan,   relationship dengan teman lawan jenis, sampai soal kenakalan remaja.  Celetukan pertanyaan-pertanyaan yang sensitif  soal menstruasi sampai mimpi basah sering muncul saat pelajaran yang muatannya cuma 1 jam pelajaran dalam satu minggu.  Kami masih segan buat nanya sama ortu, untunglah ada guru yang selow membahas soal ini. Bisa dibayangkan kan jadi ajang haha hihi. Ditambah lagi saya masih ingat jamnya BP saat itu menyusul setelah mata pelajaran Kimia yang gurunya terkenal killer.

Di jaman sekarang, saat   akses infomasi yang segini masif dan mudah diakses bikin mudah mencari saluran lain untuk menuntaskan kepenasaran.  Ya kali kalau udah dewasa atau paham. Gimana kalau anak-anak di bawah umur  yang kena? Yang mengerikan kalau  yang penasaran terus mendapat nara sumber informasi yang salah dan menyesatkan. Terus giimana kalau sampai dimanfaatkan jadi objek?

Saat membahas soal Sex education ini juga dibahas pengenalan organ seksual pada anak-anak perempuan atau laki-laki. Penyebutan organ yang mengumpamakan pada benda lain tidak disarankan. Selain membingungkan malah bisa membuat anak jadi berpikir macam-macam ketika melihat objek benda yang jadi analogi. Rumit sih ya. Saya sendiri belum menikah dan punya anak. So belum bisa berbagi pengalalaman soal ini. Eh tapi, kalau mau belajar soal parenting ya soal sex education ini juga ga bisa enggak ga boleh diskip.

Tentang Keperawanan

Sebentar. Saya mau narik nafas dulu. Ehm...
Saya lahir dan besar dari keluarga yang memegang teguh soal ini.  So no doubt ya apa opini saya soal ini. Namun di sisi lain ada orang yang terpaksa kehilangan keperawanannya di luar keinginannya. Musibah kecelakaan sampai menjadi korban pemerkosaan bisa membuat seorang perempuan merasa dirinya ada di titik terendah. Sementara itu dalam sebuah berita diceritakan ada satu sekte yang memegang teguh dan mengharuskan anak-anak perempuannya menjaga kuat mahkotanya ini sampai menikah.

Masalahnya kemudian ditemukan fakta anak-anak gadis ini memang menjaga keperawananannya namun mereka melakukan pelampiasan hasrat seksualnya dengan melakukan hubugan lewat anus. Huaaaa ngeri saya.

Dialog kemudian mencair kembali ketika salah satu narasumber bercerita pengalaman temannya yang baru saja menikah begitu heboh dan lebaynya bertanya soal ini.  Tawa kami kembali pecah karena mitos keperawanan masih banyak yang mengira akan menyebabkan perdarahan yang begitu banyak. "Ga segitunya kaliiiii...." imbuh Mbak Elizabeth.

Resiko AIDS

Kalau sudah membahas tentang sex,  biasanya ga lepas juga dari yang namanya resiko AIDS. Tanpa bermaksud membenarkan praktik prostitusi,  yang paling menyedihkan dari kelompok penderita HIV atau AIDS ini adalah mereka yang terpaksa kena getahnya. Para pekerja seks sudah paham dan ngelotok di luar kepala soal risiko dan segala macamnya dari a sampai z.  Yang  di luar lingkaran ini ? Mereka tidak tahu dan tidak kepikiran bagaimana menghadapinya karena merasa tidak ada masalah. Mereka merasa suami/istrinya lurus-lurus aja. Setia. Eh ternyata malah  terpapar virus HIV atau AIDS bisa karena pasangannnya pengguna jarum suntik  atau 'cheating' dan berbagi akibatnya ke  rumah. Padahal kita semua tahu dampak dan resiko dari penangan AIDS ini bukan perkara mudah seperti sakit pilek.

Pernah baca novelnya Sinta Yudisia yang berjudul Existere tentang dunia prostitusi di kawasan Doli Surabaya? Baca deh. Apa yang ditulis di novel itu beneran terjadi.

Kalau sudah ada yang terkena, keterbukaan dari salah satu pasangan yang yang sudah terpapar juga jadi poin penting. Jika pasangan lainnya (calon suami/isitri)  sudah siap dan menerima kondisi yang ada,  maka selanjutnya ada langkah-langkah lain yang harus ditempuh untuk mengantisipasi ke depannya.

Diskusi panjang yang seru itu pun berakhir pada jam sore hari jam 17.00 dengan  pementasan aksi teatrikal tentang hubungan laki-laki dan wanita yang rumit. Sujiwo Tejo kembali terlibat dengan memainkan saksofon dan membacakan narasi,  membantu saya dan audiens lainnya memahami maksud cerita yang ingin disampaikan.
credit: IG @iidmdh

Share:

12 comments:

  1. sex education ini penting banget apalagi pada usia remaja. orang tua harus aktif komunikasi sebab kdg anak sungkan bicara ttg sex pd ortu. jgn sampai anak menjurus ke sex bebas krn kurang pengetahuan

    ReplyDelete
  2. teh aku salfok sama kisah Drupadi karena ada sodara jauh anak bungsu perempuannya dinamain Drupadi oalah kisahnya kok ngeri2 sedap ya :p

    ReplyDelete
  3. Talk show seperti ini penting nih buat upgrde pengetahuan

    ReplyDelete
  4. Kadang mau tanya bahasan kaya gini suka malu tapi sebenernya penting banget ya Teh hehe

    ReplyDelete
  5. Wah talkshow ttg sex yg menarik, Teh. Juga unik karena melibatkan Drupadi sbg apa yah, simbol? Harusnya saya ikutan nih. Sayang ih kelewat.

    ReplyDelete
  6. wah kren artikelny...

    btw, mba sy follow... d tnggo kunjungan dan followbackny yah mba...
    blogny bagus d tambah cbox lbh bagus lg nih mba.... hehe... maap kl crewet...

    hihihi

    ReplyDelete
  7. Ahh, waktu itu ga jadi ikotan mendadak urgent ga bisa jalan geura gara2 kram.
    Bacanya manggut2 fi hahaaa

    ReplyDelete
  8. Acaanya bagus bangetya,Efi, ada Sujiwo Tejo, aku suka dia,menurut aku, dia adalah seniman yang snagat cerdas.

    ReplyDelete
  9. makasih ya teh efiiii sudah memenuhi undangan dan membuat review. meskipun dalam proses kegiatannya pasti ada banyak yang bikin teh efi pusing tujuh keliling karena terlalu vulgar yaaa.. haturnuhunnn <3

    ReplyDelete
  10. Wah informatif banget. Setelah baca ini, rasanya memang.. sex education itu perlu digalakkan. Ada baiknya sih masih dalam lingkungan internal keluarga. Memang nggak semua keluarga mau membicarakan hal ini. Tapi, kalo ada keterbukaan, semuanya bakal jadi cair dan mungkin ada rasa saling percaya dalam keluarga itu.

    Seru banget mbak acaranya :D

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.