Wednesday 29 November 2017

Manajemen Ritel Agar Warung Laris

Inovasi itu membedakan antara pemimpin dengan pengikut. Kata-kata mendiang Steve Job,  bosnya Apple ini cukup menggambarkan fenomena  hal-hal  yang sedang ngehits atau sedang nge-tren saat ini.
http://www.catatan-efi.com/2017/11/manajemen-ritel-agar-warung-laris.html

Contohnya saja fenomena tahu bulat  yang membuat orang ramai-ramai berjualan cemilan ini. Sedikit mundur ke belakang jajanan semacam ayam goreng tepung, cingcau capucino, basreng, cimol atau sekarang cimin yang lagi ramai pun banyak kita temui pedagangnya wara-wiri di pinggiran jalan sampai mall.  Di sisi lain,  inovasi  juga bukan monopoli buat pemilik gagasan utama,  yang bisa memodifikasi hal yang lama jadi hal yang baru juga termasuk di antaranya. Mau bukti?  Let's say  vendor ponsel sejuta umat yang akhirnya kolaps karena keukeuh peuteukeuh tidak mau mengikuti perkembangan zaman, ahirnya terpinggirkan dalam persaingan pasar ponsel.  Duh sedih, ya.

Ngomong-ngomong soal persaingan dan inovasi,  ada hal menarik yang dilakukan oleh Alfamart, jaringan mini market yang sudah 18 tahun masih eksis ini menjadikan warung-warung kecil  (UMKM) sebagai mitra, bukan kompetitor  yang harus disisihkan.  Nah, lho. Baru tau, kan? Dulu kalau saya pulang bepergian dan mampir ke Alfamart kadang suka merasa ga enak sama Teh Anna, pemilik warung yang lokasinya deket banget dengan rumah.  Setiap pergi atau pulang mesti deh lewat warungnya.  Pikiran saya waktu itu, saya khawatir Teh Anna mikir gini, "Kok belanjanya di Alfa, sih/ Kenapa ga majuin warung tetangganya?'

Sampai satu waktu saya sempat lihat sales motor sedang mengantar pesanan untuk warungnya Teh Anna. Dan teman-teman, tau ga sih kalau ternyata sales motor ini  dari Alfamart, lho.  Karena kepo akhirnya saya tanya, deh. Ya daripada jadi jerawat, kan? Hahaha... ternyata memang barang-barang yang ada di warungnya ini disuplai oleh Alfamart. Ih, kok bisa,ya?  Cuma untuk hal ini saya ga berani nanya lagi, hehehe... 
http://www.catatan-efi.com/2017/11/manajemen-ritel-agar-warung-laris.html
Baru deh beberapa hari kemudian ketika saya dan teman-teman mendapat undangan untuk hadir dalam acara Pelatihan Manajemen Ritel yang diadakan oleh Alfamart cabang Nanjung, Cimahi saya merasa tercerahkan. Pelatihan yang dihadiri puluhan pemilik warung mitra binaan Alfamart ini berjalan dengan seru dan menarik. Nara sumber hari itu, Kang Yogie Septiana Rochman (Branch Trainer PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk) dan Bapak Ardi Sulardi (  (Branch Manager PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk).

Ada beberapa skill yang mau tidak mau dikuasai oleh para pemilik warung agar tetap eksis dan ramai dikunjungi oleh pembeli. Nih, saya share di sini,  ya.
http://www.catatan-efi.com/2017/11/manajemen-ritel-agar-warung-laris.html

Pemahaman yang Baik Mengenai Produk

Skill  yang satu ini  juga berlaku untuk para pemilik warung.  Kang Yogie memberikan contoh produk Pocarie Sweat untuk hal ini.  Dari kemasannya, Pocarie Sweat ini tersedia dalam kemasan botol, kaleng, dan sachet. Jadinya ketika ada calon pembeli yang bertanya, pemilik warung sudah siap melayani petanyaan calon pembeli. Pengetahuan produk lainnya yang harus dikuasai juga mencakup varian rasa (misalnya mie instan), berbagai ukuran produk, produk subtitusi dan pelengkap sampai tanggal kadaluarsa. 

Manajemen Persediaan yang Rapi

Dari sekian item yang dipajang di warung, tentunya ada beberapa produk yang rasio perputarannya cepat. Misalnya mie instan, telur, minyak goreng, deterjen, dan sebagainya.  Hal ini sangat penting agar tidak menganggu cash flow warung ketika akan menambah lagi persediaan. Jangan sampai ada item tertentu yang menumpuk sementara itemlainnya malah habis sama sekali.  Saat memesan barang ini juga jika dilakukan pencatatan yang baik kita bisa menganalisa kapan habisnya barang tertentu. Semisal minyak goreng yang habis terjual 20 pouch dalam seminggu,maka kita bisa menentukan kapan dan berapa banyak pouch minyak goreng yang akan dipesan lagi kepada supplier. Soal jumlah dan rentang waktu ini juga bepengaruh pada berapa banyak uang yang harus disiapkan untuk membayar pesanan persediaan barang, kan?

 Pelayanan yang Baik 

Pelayanan yang baik juga diperlukan untuk membangun chemistry (((chemistry))) dengan pembeli. Malesin kan kalau pembelinya jutek,  melayani asal-asalan apa lagi kalau terkesan ga fokus, misalnya asik menonton tv atau maenin hp dan kita pembeli yang datang adalah mahluk tidak penting yang harus segera pergi agar tidak mengusik keasikannya. Jangan gitu, ah. 

Makanya tagline pembeli adalah raja, memang bener. Risiko kalau nemu yang cerewet, banyak nanya tapi akhirnya beli sedikitnya layani aja dengan sabar :) Karena kita ga tau kan justru senyum manis sama pembeli itu yang akan membuat dia mau balik lagi untuk belanja, padahal cuma beli air mineral sebiji. 

Eh jangan salah, sebotol air mineral pun pasti ada selisih harga yang jadi sumber pemasukan alias keuntungan. Prinsip dagang ala orang Cina yang bilang: mending untung sedikit tapi yang beli banyak masih tetap berlaku, lho.  Sebagai ilustrasi, mini mart Alfamart tercatat mendapat kunjungan 450 orang setiap harinya. Bisa dibayangkan kira-kira keuntungan yang massuk per harinya kalau misalnya saja minimal seorang pengunjung membelanjakan uangnya senilai Rp.25.000?

Kepandaian merayu pembeli juga jadi salah satu cara agar keuntungan yang masuk bisa lebih banyak, Misalnya kalau ada yang membeli mie goreng kenapa tidak kita coba untuk membeli telur, kecap atau saos? Siapa tau kan persediannya udah habis. Iming-iming sensasi rasa yang lebih enak bisa membuat mereka tidak segan menambah pengeluarannya untuk membeli item lainnya.

Display yang Menarik

Jangan mau kalah juga sama display di toko-toko mini market.  Warung yang penataan barangnya lebih rapi akan lebih mudah menarik pembeli daripada yang penataannya berantakan. Boro-boro mau beli, lihat dari luar aja orang akan berpikiran, "kayaknya barang yang saya cari ga ada, deh" Padahal mungkin saja ada lho, tapi karena menyimpannya ga rapi jadinya tidak terlihat. Hilang deh, satu potensi pemasukan.

Kepandaian menangakap peluang lain juga diperlukan. Selain menjual item lain semisal pulsa/token listrik,  pemilik warung juga bisa menyediakan produk lain yang sifatnya musiman tapi banyak dicari. Saat musim hujan seperti ini jas hujan bisa jadi salah satu sumber pemasukan yang bisa didapatkan. Ga usah yang mahal-mahal juga, kok. Kita bisa menawarkan jas hujan yang murah  pengunjung yang numpang berteduh, kan? 

Manajemen Keuangan 

Hanya karena warung kecil bukan berarti sistem pencatatan keuangannya bisa asal-asalan. Pencatatan yang rapi akan membuat kita mengetahui kalau keuangan warung dikelola itu sehat atau enggak. Makanya pisahkan deh tuh uang yang dipakai untuk keperluan pribadi, jangan ngambil dari uang hasil transaksi di warung. 

Hal lainnya yang perlu dicatat juga termasuk biaya-biaya lain seperti biaya listrik, kebersihan dan lainnya yang diperlukan dalam mengelola warung. Hanya karena warung kecil bukan berarti sistem pencatatan keuangannya bisa asal-asalan. Pencatatan yang rapi akan membuat kita mengetahui kalau keuangan warung dikelola itu sehat atau enggak. 

Menghargai Diri sendiri

Walau posisi kita sebagai pemilik warung bukan berarti kita  ga bisa mendapt gaji.  Kalau kita tidak punya waktu mengelola warung pasti akan menggaji orang lain untuk menjaganya, kan? Nah,  tentukan berapa sih layaknya kita mendapat gaji dari warung.Misalnya kita tentukan untuk mendapat gaji sebanyak  dua juta rupiah dalam sebulan.  Ini akan membantu kita dalam menentukan margin harga dari setiap item agar bisa mendapat gaji.  
      

       Pengendalian Lingkungan (Informatif) 

Kalau Alfamart punya program membagikan brosur ke rumah-rumah untuk menginformasikan promo yang sedang berlangsung, promo dari mulut ke mulut bisa dimanfaatkan untuk menjaga awareness dengan para pelanggan.

Misalnya kalau membeli deterjen merk ini, berhadiah piring. Nah, minta tolong deh, sama pembeli kita untuk menceritakan pada yang lain kalau di warung kita lagi ada promo ini. Makanya, pembelinya jangan dijudesin :).  Bisa juga lho, biaya hadiah ini kita sendiri yang menyediakan, tidak usah nunggu gimmick dari brand/supplier.  Untuk menutupi biayanya, bisa dibebankan ke harga jual barang. Trik menentukan selisih harga jual barang semisal produk ini lebih murah sedikit tapi ditutup dengan harga jual barang lain juga bisa dilakukan. 

Hal lain yang kadang sepele tapi berpengaruh adalah konsistensi kapan waktu bukan dan kapan kita akan menutup warung.  Jam buka warung yang konsisten akan membuat calon pembeli tahu kapan waktu yang tepat untuk berbelanja. Jangan sampai membuat mereka kapok hanya karena kecewa ketika akan berbelanja eh malah tutup. Padahal mereka tahunya saat datang itu seharusnya warungnya buka.

http://www.catatan-efi.com/2017/11/manajemen-ritel-agar-warung-laris.html

http://www.catatan-efi.com/2017/11/manajemen-ritel-agar-warung-laris.html

Data BPS  terakhir menunjukan bila sektor ritel di Indonesia mengalami trend penurunan.  Bukan hanya menimpa pelaku ekonomi raksasa tapi juga terjadi pada pelaku UMKM kecil dan menengah. Hal ini juga diakui oleh para peserta manajemen hari itu.  Makanya inovasi adalah hal yang tidak bisa tidak untuk terus dilakukan agar bisa tetap eksis. Di sisi lain cara tetap untuk kokoh tidak selalu identik dengan kata persaingan. Berkolaborasi dengan sesama pelaku usaha sejenis bisa jadi cara untuk saling menguatkan seperti apa yang dilakukan oleh Alfamart bersama para mitra binaannya.  
http://www.catatan-efi.com/2017/11/manajemen-ritel-agar-warung-laris.html

Sukses selalu untuk Alfamart dan para mitra binaannya.





Share:

Tuesday 28 November 2017

Ketika Merasa Pengeluaran Boros

Beberapa hari ini saya rada shock  juga pas ngitung-ngitung pengeluaran dua bulan terakhir. oh no.... saya boros amat.  Boros kalau dibandingin dari bulan-bulan sebelumnya. Hampir dua kali lipat dari pengeluaran biasanya.

Ga mau nyebut nominalnya. Pokoknya bengkak deh, pengeluaran saya.  Kalau secara nominal mungkin kalau dibandingin sama teman-teman, apa yang saya alamin keliatan cemen, ga ada apa-apanya.  Tapi bisa juga ada yang ngajak tosss (nyari temen ceritanya) atau mungkin bakal bilang gini: 
"Sumpah, itu kamu abis buat sendiri? Ckckck....."

Beberapa waktu yang lalu saya sempet nulis  pengeluaran dan pemasukan saya dalam satu bulan. Jelas sih alurnya, uang saya abis buat apa saja, tapi kok saya merasa itungan amat, ya? Hahaha... padahal saya dulunya saya kuliah di jurusan ekonomi dan pernah jadi staf finance.  Mestinya ya ga merasa itungan gitu, sih. Makanya saya salut sama yang konsisten mencatat cash flownya.  Bukan berarti hitungan juga, sih. Tapi  dengan mencatat cash flow jadinya bisa menganalisa  pola pengeluaran bulanan, berapa yang rutin berapa yang harus disisihkan untuk biaya tak terduga dan harus teguh hati buat nabung *ngomong sama kaca*

Pos Anggaran Yang Enggak Direvisi

Walau ga rajin nyatet pengeluaran, saya suka bikin list kira-kira bulan depan perlu apa aja? Kayak anggaran khusus beli kuota, isi saldo gopay/grab, kebutuhan bulanan,  dan ini itu.  Nah,  pas diinget-inget, ternyata anggaran saya beli vitamin dan suplemen biar ga cepet cape   ga masuk hitungan, uang yang harus dikeluarkan untuk ongkos ke sana ke mari ternyata lebih besar dari yang dperkirakan,  dan ini nih, saya lumayan banyak belanja baju, kosmetik dan skin care. Jiahaaha.... lagi kumat centilnya Ya iyalah, gimana ga boros?  

Lagi Doyan Jaan Banyak

Dari dulu sih doyan jajan mah :P   Biasanya tiap bulan saya matok batasan buat jajan.  Ga selalu patuh dengan patokanTapi kali ini  over limitnya kebangetan. Ga sempet makan di rumah, beli yang udah jadi. Udah kenyang pun masih pengen jajan bakso dicolok (haish), atau beli cemilan apalah-apalah kalau mampir ke supermarket atau mini market. Ditambah lagi musim hujan, bawaannya laper mulu. Sialnnya, saya tuh bukan tipe orang yang bisa nyuekin cemilan lama-lama, pengen ngabisin aja buahahaha..... Kecil-kecil makannya kuat.

Pasang Kacamata kuda?

Katanya gitu,  pasang kacamata kuda kalau mampir ke mall atau supermarket. Kalau digambarkan kayak di film-film, sinetron atau kartun kayak ada dua bisikan di telinga.  Yang satu bisikan malaikat yang bilang gini: 
"Udah, Fi... kemarin kamu udah beli blus, udah beli pashmina. Sepatu pun masih layak. Jangan belanja lagi. Tahaaan...." 

Terus yang di sebelah kiri kayak ngipasin gini; 
"Tapi itu lucu,  ini lagi diskon,  kapan lagi ke sini coba? Besok-besok belum tentu nemu." 

Zzzz... saya jadi pusing sendiri. Kadang  bisikan malaikat yang menang, tapi kadang saya malah melipir ke kasir nyodorin kartu debit buat bayar belanjaan. Ah siapa bilang ga bawa cash bisa nahan hasrat belanja? Harusnya tuh kartu debit taruh di rumah, bawa uang mah secukupnya aja. *ngomong lagi sama kaca* 

Kesimpulannya?

Demi keselamatan cash flow biar ga merasa tekor,  makanya untuk bulan depan saya harus melakukan ini:

  • Revisi Anggaran 

Emang instansi pemerintah  atau perusahaan aja yang kenal revisi anggaran? Saya juga, dong. Tapi ga berarti jadi pembenaran buat saya belanja lebih banyak. Fleksibilitasnya hanya berlaku untuk hal-hal yang beneran penting. Kayak anggaran saya buat beli vitamin/suplemen tadi itu loh.  Kalau ini jangan diitung bukan biaya, tapi inventasi.  Gimana bisa kerja atau ngapa-ngapain kalau lemes, lemah lunglai alias tepar? Ga, ah. Saya mau sehat. Tapi yang jelas gaya hidup jangan borju, lah. Ga akan ada abisnya ngikutin gaya mah.


  • Skala Prioritas

Syukur-syukur ada rejeki tidak terduga, jadinya biaya yang over limit bisa tertutupi. Tapi ya, kadang rejeki kita lagi seret (hayooo jangan lupa sedekahnya, kakak). Ya mau ga mau harus buat skala prioritas. Mana yang diduluin, mana yang dharus ditahan. Jangan sampai antara yang butuh dan ingin jadi blur. Lagi-lagi ini PR besar buat kita (kita? loe aja kali) mikirin lagi, beneran harus diduluin atau ditahan aja dulu?

  • Nyatet Pengeluaran (Lagi)

Itungan? Hmmm... lebih ke buat antisipasi ngerem dan analisa aja, biar saya ga shock sendiri (emang ada yang mau diajak shock bareng-bareng?)  pas tau pengeluaran realnya lebih gede dari perkiraan.  Dan saya ga boleh tuh lepasin kacamata kuda saat godaan datang terutama kalau lagi jalan ke mall. Jangan sampai cuci mata jadi cuci dompet.

By the way, teman-teman ada yang pernah ngalamin hal yang sama atau mau kasih tips lainnya?
Share:

Wednesday 22 November 2017

Berbagi Berkah Mewujudkan Impian Ala AMITRA

Satu waktu saya pernah baca (lupa di mana) kalau punya kebahagiaan kabarkanlah. Beritahu sebanyak-banyaknya orang. Menikah, lahiran, diterima kerja, dikarunia rezeki yang melimpah dan kebahagiaan lainnya. Biasanya untuk merayakan kebahagiaan ini kita melakukannya dengan mengadakan semacam acara syukuran. 

Nah ini juga yang dilakukan oleh FIFGROUP yang tahun ini merayakan ulang tahunnya ke-28. Wow, pasti banyak pencapaian yang sudah diraih dalam waktu hampir tiga decade ini dong, ya. Beberapa waktu yang lalu, selain merayakan HUT-nya, AMITRA juga menggelar acara special untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan dalam program khusus yang mengusung tajuk AMITRA Berbagi Berkah. 

Program ini diluncurkan secara resmi oleh Presiden Direktur FIFGROUP, Margono Tanuwijaya beserta Presiden Direktur AMITRA, Zulkarnaen Prasetya di Hotel Aston Priority, Jakarta Selatan pada tanggal 5 Juni 2017 silam. Dalam sambutannya, Margono menyampaikan jika FIFGROUP berkomitmen untuk selalu meningkatkan layanan pembiayaan berbasis syariah. By theway,teman-teman sudah tau belum sih, kalau AMITRA adalah lini dari FIFGROUP yang melayani pelanggannya yang mengingikan konsep pembiayaan secara syariah? Masih menurut Margono nih, AMITRA mengharapkan bila pada tahun 2017 ini bisa melayani lebih banyak lagi masyarakat Indonesia, khususnya membantu masyarakat yang ingin mewujudkan cita-citanyaa beribadah di tanah suci. Ih saya juga mau ini mah. Teman-teman juga,kan? Yuk saling mengaminkan :)

Sementara itu Presdir AMITRA, Zulkarnaen menegaskan bila AMITRA berkomitmen memberikan fasilitas pembiayaan berbasis syariah untuk masyarakat Indonesia dengan fasilitas dan layanan yang terbaik.Ini sejalan dengan misi FIFGROUP yaitu senantiasa membawa kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat. “Karenanya kami pun memberikan inovasi baru, salah satunya yaitu dengan meluncurkan program AMITRA Berbagi Berkah.”  Begitu katanya.

Setelah mengunjungi 4 kota besar yaitu Surabaya, Bandung, Medan dan Pekanbaru AMITRA pun melakukan roadshow ke Makassar pada bulan Oktober bersama dengan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS), yaitu Dr. dr. H. Endy M. Astiwara. Beliau adalah Brand Ambassador AMITRA sekaligus anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). 

Kunjungan ke kota Makassar sudah dilaksanakan pada tanggal 27/10 Oktober 2017. Di kota ini AMITRA Berbagi Berkah dalam gelaran acara community gathering bersama para pelanggan setia FIFGROUP yang berdomisilli di wilayah Makassar dan sekitarnya. Tak hanya berkumpul bersama parapelanggan setiaya, AMITRA juga mengadakan talkshow yang membahas topik pembiayaan Syariah bersama dengan Direktur AMITRA, Rina Apriana dan Brand Ambassador AMITRA, Dr. dr. H. Endy M. Astiwara. 

Dalam acara talkshow ini, para pembicara membahas berbagai isu yang sering jadi topik seru seputar pembiayaan Syariah. Selain itu keraguan masyarakat soal penggunaan pembiayaan berbasis syariah dalam perencanaan Umrah pun turut dibahas juga, loh.

Dalam talkshow ini Bersama anggota DSN-MUI juga Brand Ambassador AMITRA, AMITRA memberikan edukasi pada khalayak mengenai pembiayaan syariah dan apa saja manfaat yang bisa didapatkan. Dengan adanya edukasi ini membuat mereka merasakan keamanan dan kenyamanan setiap bertansaksi melalui AMITRA. Dengan adanya talkshow ini masyarakat diharapkan jadi lebih mengenal setiap program dan layanan yang tersedia di AMITRA. Menurut Endy, AMITRA lahir untuk memberikan solusi yang selaras dengn harapan masyarakat akan membutuhkan kehadiran pembiayaan yang berbasis syariah. Menurut beliau, AMITRA memberikan proses yang mudah serta transparan. Selain itu sistem pembiayaannya kompetitif namun tetap mengutamakan nilai-nilai syariat Islam dalam menjalankan praktik bisnisnya. 

Gelaran Road show yang belokasi di di Panekukang Square, Makassar pada tanggal 27 sampai dengan 29 September 2017 kemarin, AMITRA pun menyelenggarakan berbagai lomba. Diantaranya; menggambar, fashion show, termasuk berbagai games dengan hadiah yang menarik. Masih ada juga promo khusus untuk para pelanggan yang hadir ke acara ini. Cuma membayar sebesar 600 ribu rupiah saja, para pelanggan bisa langsung memilih kapan akan berangkatan Umrah. Waaah keren banget ini program yang ditawarkan.  Last but not least, di sini juga diluncurkann pembiayaan logam mulia. Ini sih cocok sama rencana investasi saya yang pengin nabung dengan cara investasi di logam mulia. Cari tau infonya, ah.

Pengundian periode keempat yang berlangsung pada tanggal 1 September sampai 30 September 2017 lalu juga dilakukan di Makassar. Kali ini hadiah yang ddibagikan adalah 1 buah TV LED, 1 buah mesin cuci serta 4 buah voucher belanja kepada 6 pemenang undian. Nah, mereka yang beruntung dalam undian kali ini adalah sebagai berikut. Selamat, ya.

NO
NAMA CABANG
NOMOR KONTRAK
NAMA PELANGGAN
HADIAH
1
KADIPATEN
304900006617
SUNARTO
TV LED LG
2
KEDIRI
802900026717
HANNAH HUSNAWATI
MESIN CUCI LG
3
CIREBON
302900002817
MOHAMMAD ABDU INSANI
VOUCHER BELANJA
4
SALATIGA
467900334117
SITI ALMINATUN
VOUCHER BELANJA
5
SERPONG
155900027317
GUSTI SJOFIATRI
VOUCHER BELANJA
6
KADIPATEN
304900008517
ADHARI
VOUCHER BELANJA

Di kesempatan ini juga FIFGROUP menggelar pameran dari brand lainnya yang masih bernaung dalam grup yang sama, yaitu FIFASTRA, SPEKTRA, dan DANASTRA. Untuk pelanggan FIFASTRA ada promo potongan tenor sampai 8 kali untuk pembiayaan sepeda motor Honda Beat dan Revo. Sementara bagi pelanggan SPEKTRA, diberikan kemudaha untuk pembiayaa peralatan elektronik dan perabotan rumah tangga dan bisa langsung dibawa pulang hanya dengan menunjukkan KTP dan membayar dengan uang sebesar 10 ribu rupiah. Wow, sayang sekali ya kalau kesempatan ini dilewatkan begitu saja. Nah, untuk pelanggan DANASTRA, tersedia pinjaman multiguna dengan potongan sampai senilai 348 ribu rupiah. 

Di sela-sela acara ini, Wiem Kurniawan selaku Branch Manager FIFGROUP Makassar, menyampaikan jika sejak kali pertama berdiri, AMITRA sudah melayani masyarakat Makassar untuk mendapatkan pembiayaan berbasis syariah. Di kota ini pun, AMITRA sudah mempunyai jaringan mitra rekanan yang luas, lengkap dengan aneka jenis layanan, misalnya saja pembiayaan Umrah, Haji, modal kerja, dan tentu saja untuk cicilan sepeda motor. Bila masih ada hal yang ditanyakan, Wiem Kurniawan menyampaikan masyarakat bisa langsung mengunjungi kantor cabang terdekat atau mitra rekanan.yang akan melayani dengan sebaik-baiknya. 

Sebagai penutup rangkaian road show, AMITRA Jakarta dalah kota terakhir dalam gelaran ini. Untuk kota Jakarta akan diundi grandprize 5 paket Umrah dan 4 sepeda motor Honda.  AMITRA Berbagi Berkah adalah program undian yang sudah berlangsng sejak periode Juni 2017 dan akan berakhir di bulan November 2017 bagi para konsumen AMITRA di seluruh Indonesia yang mengajukan pembiayaan. Setiap pengajuan paket Haji atau Umroh, setiap konsumen akan mendapatkan 1 kupon undian untuk kelipatan 5 juta rupiah. Sementara itu ada juga layanan berbasis aplikasi mobile yang disiapkan, yaitu, FIFGROUP Mobile Customer, yang menyediakan berbagai manfaat & kemudahan untuk para konsumennya. Jika melakukan transaksi di sini, pelanggan akan mendapatkan tambahan berupa 2 kupon undian. 

Masih ada benefit lain yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggan loh. Caranya adalah dengan bertransaksi lewat mentimun, yaitu online marketplace. Aplikasi yang merupakan hasil kerjasama FIFGROUP dengan mitranya ini memberikan tambahan 2 kupon undian bila kita bertransaksi di sini.
Share:

Monday 20 November 2017

SINTA, Memudahkan Pengurusan Izin Usaha

Ada beberapa orang yang dengan skillnya bikin saya envy sekaligus kagum. Yang pertama punya kreatifitas luar biasa, ya musik,  ya nulis, ya gambar atau ide-ide briliannya.  Yang kedua adaah mereka yang punya jiwa entrepreneur atau gampangnya  saya sebut aja jiwa dagang.  Ga mudah loh jadi orang-orang seperti mereka dan konsisten dengan target yang ingin dicapainya.

Ada yang jatuh bangun, jungkir balik  merintis jadi pengusaha mikro, ada yang menyerah kembali pada pakem standar, jadi karyawan lagi. Saya sendiri yang masih asik dengan dunia freelance sebenarnya pengiiin banget merintis jadi wirausaha,  tapi belum nemu-nemu aja hot buttonnya. Mau jadi apa?  Ih kok kayak judul film yang akan rilis sebentar lagi, ya? Huehehe...


Sebagai reminder, walau banyak mas bro, mbak sis olshoper yang wara-wiri di media sosial atau anak-anak muda yang merintis kafe/tenant-tenant produk, sesungguhnya populasi mereka  masih kecil. Baru di kisaran 1,56%  saja (data tahun 2014 dari www.bisnisku.com).  Masih kurang 5 persen lagi untuk masuk kategori negara makmur menurut versi sosiolog David McClelland.

Padahal ya,  dengan persentase  1,56% ini saja,  para pengusaha mikro dan UMKM di Indonesia yang  jumlahnya mencapai 56,7 juta ini jadi sektor ekonomi pendukung Produk Domestik Bruto sebanyak 3,74% dari usaha mikro dan 81,95% dari UMKM, dengan serapan tenaga kerja nasional mencapai 90,12%.  Bukan angka yang main-main, dong.

Sayangnya,  potensi mereka untuk berkembang terganjal dengan yang namanya perizinan.  Baru 40% saja yang sudah mengantongi izin, sementara sisanya masih berkutat dengan alur birokrasi yang panjang, ngejelimet, banyak pungutan dan sebagainya. Jadinya mau ngurus izin ini itu bikin mereka males, belum lagi biaya per meja yang kalau dikalkulasikan dalam anggara serasa nyekik,  membebani anggaran keseluruhan.

Nah, akhir pekan kemarin saya diajak teman untuk mengikuti seminar di STIA LAN RI Jatinangor  dengan tema "Reformasi Perizinan UMKM dalam Rangka Mendorong Daya Saing Ekonomi Daerah". Belum jadi pelaku usaha mikro atau UMKM sih, tapi siapa tahu dalam waktu 1-2 tahun saya menemukan hot button atau passion ke arah situ, kan? :)

Tema seminar  yang membahas soal perizinan ini adalah gagasan yang ingin diangkat oleh  peserta pelatihan Reform Leader Academy (RLA)  angkatan VIII, PKP2A I LAN Jatinangor  yang berlangsung sejak tanggal 27 Juli - 18 November 2017. Kemudahan akses dunia digital  yang bisa memudahkan para pelaku usaha untuk menjangkau pasar mestinya bisa dibarengi dengan sistem birokrasi yang bisa dilakukan serba online juga. Dari pelatihan ini tercetuslah ide untuk membuat aplikasi berbasis android dengan nama SINTA  (sistem izin terpadu) UMKM. Kalau di Bandung sudah ada fasilitas Gampil yang kurang lebih sama mempermudah pengurusan perizinan berbasis digital,  maka aplikasi SINTA yang sedang dalam tahap pengembangan ini menjangkau pengguna lebih luas, se-Indonesia. Ga usah mikiran lagi hijrah ke Bandung kalau nantinya ingin mengurus perizinan lebih mudah dong, ya.
Selain paperless (yeah, save the forest too), Selain lebih efektif efisien, data juga terekam, terus sebaran lokasi usaha juga bisa dibaca via google map. Keren, ya. Semacam sensus juga. Jadi misalnya di daerah ini pelaku ekonomi mikro banyak yang konsen ke kuliner, jenisnya kuliner kemasan jadi ada berapa pengusaha, pelaku kuliner resto ada berapa, terus di daerah lain pelaku UMKM distro ada berapa, tingkat persaingannya bagaimana, keunggulan daerah ini apa aja, kelemahan yang harus dibenahi bagaimana, dan sebagainya. Dengan adanya aplikasi ini selain memudahkan para pengusaha dalam mengurus perizinan juga memudahkan pemerintah setempat untuk melakukan analisa dan proyeksi.

Acara ini dihadiri oleh narasumber dari Bappenas (Ahmad Dading Gunawan), Kemenpan RB (Teguh Wijanarko) Kemendagri ( Ucok A. D), BRI (Agung Setyabudi), Kadin (Agung Suryamal), Kepala PKP2A I LAN (Hari Nugraha) juga beberapa stand para pelaku usaha mikro dan menengah yang memamerkan produknya. 






Yang paling membekas di kepala saya adalah paparan yang disampaikan oleh Bapak Agung dari BRI, bank pemerintah yang selama ini identik dengan bank yang akrab dengan para pelaku ekonomi skala mikro dan UMKM dengan sistem pembiayaan/kreditnya itu loh. Salah satunya adalah apresiasinya terhadap gagasan aplikasi SINTA ini. Beliau sangat menunggu kehadiran aplikasi SINTA ini yang nantinya bisa mendukung.

Dengan mengantongi perizinan, sebenarnya bagi pengusaha bukan cuma mendapatkan safety saja, tapi juga peluang untuk naik kelas dan memperluas pasar. Misalnya nih bagi pengusaha makanan yang sudah mendapat izin dari BPOM dan label halal dari MUI bisa lebih mudah memasarkan produknya di supermarket, ekspansi pasar di tingkat lokal, nasional sampai internasional (ekspor).

Saat ini aplikasi SINTA yang baru diakses masih dalam bentuk google form seperti berikut. 

form bisa diakses di:
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfd_91yxd7wpDh8t0Op8Cv2X6jZj5WCVyoVfi5-b6FQNdIbBg/viewform

Mudah-mudahan ke depannya bila sudah bisa diakses dalam bentuk aplikasi android bisa mendongkrak  peringkat daya saing Indonesia yang semula ada di peringkat 37 (pada tahun 2017) jadi naik beberapa strip sampai menembus peringkat 20an. Sedih aja sih, walau sudah naik dari posisi sebelumnya ke 41 pada tahun 2016, kita masih berada di bawah negara tetangga, Malaysia  (peringkat 25) dan Thailand (di peringkat 34).

Semoga saja  gagasan keren ini juga ditanggapi dengan positif oleh instansi pemerintah terkait soal perizinan, semisal kementerian dalam negeri, kementerian perdagangan, kementerian keuangan, kementerian industri, kementerian komunikasi dan informatika, dan lainnya.  Jangan bicara dulu keunggulan di Internasional, deh.  Dalam ruang lingkup Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) setidaknya kita bisa mengungguli tetangga satu kawasan ini.

Ga mudah memang, makanya perlu sinergi antara instansi pemerintah dengan aturan yang lebih simpel dan ga banyak aturan yang ribet.  Boleh dong mimpi kalau kita bisa menggeser Singapura yang tingkat kesejahteraannya mengagumkan dan kita bisa, kok.  Yang penting usaha dan aksi nyatanya. Mau, gak?
Share:

Friday 17 November 2017

Memilih Sepatu Wanita Untuk Si Kaki Lebar

Itu sepatu apa perahu? 

Saya pernah ngeledek adik saya karena size sepatunya yang gede. Dengan tinggi badan yang kurang lebih sama, eh ukuran sepatunya lebih gede. So, catet ya, tinggi badan tidak selalu berbanding lurus dengan ukuran besar kecil sepatu. Walau pernah meledek adik saya macam gitu, kadang saya pernah dibuat putus asa pas nyoba sepatu wanita tapi rasanya kaki saya melewati zona nyaman (baca: kaki saya juga rada lebar ternyata). Kalau adik saya baca ini dia bakal ngakak puas deh, kayaknya. Rasain, makanya jangan suka nyela hahaha….

Eh tapi kalau soal sepatu wanita saya malah sering dapat lungsuran sepatu. Gara-garanya ya karena kaki adik saya yang kelebaran itu. 

Kakak kok dikasih lungsuran? Ya gapapa atuh.   *elusin tanduk dulu sebelum dilelepin*  Soal ukuran kaki dan sepatu wanita sebenarnya bukan cuma dialami adik saya atau kalian yang lagi baca tulisan ini. Hey, you’re not alone *kemudian keluar backsound lagu lawasnya Michael Jackson*
credit: unsplash.com
Kalau udah gini mau gimana dong? Masa iya mau demoin pabrik sepatu wanita karena sudah diskriminatif sama ukuran sepatu? Ga gitu juga kali, ah. Masih ada cara lain buat ngakalin (((ngakalin))) daripada baper ga jelas. Nih ada beberapa tips biar kita bisa gegayaan dengan sepatu wanita walau kaki lebar (dibahas lagi T_T).

Say No Sama Sepatu Open-Toe 

Jangan pernah deh, pake sepatu wanita berjendela. Idih, dikira sepatu ada kusennya? Maksud saya, sepatu yang membiarkan jari-jari kaki jadi pada ngintip. Saat jari-jari kita leluasa ngintip, kedua mata kita malah pengen merem, tengsin alias malu! Boro-boro nyaman, yang ada kita malah jadi risih sendiri. Walau ga tentu juga semua orang memerhatikan kaki kita, ya. Tapi naluri alami kita seperti mengirim sinyal siaga dari kaki naik ke kepala:
"Awas ada yang liatin" "Aduh yang dipojokan kayak merhatiin kakiku". "Masnya nunduk-nunduk gitu liatin apa sih?"  
Padahal ga tentu juga orang merhatiin sih, ya. Tapi kalau ga nyaman emang manusiawi juga sampai bikin kita riweuh alias riweuh sorangan. Makanya daripada kita malu, ya udah tutupin aja. Pake deh, sepatu wanita yang memang membuat kita secure alias nyaman dengan jari-jarinya yang tertutup. Banyak kok model beginian (((beginian))) yang tampilannya tetap stylish.

Ganti Sepatu Wanita Ujung Runcing Dengan Ujung Kotak Atau Bulat

Nah ya, poin nutup jari kaki sudah dapet. Tapi inget loh, jangan model ujung sepatu juga penting untuk diperhatikan. Say no deh, sama ujung sepatu yang runcing. Mending pake yang modelnya standar aja. Kenapa? Karena tetep aja bakal nyiksa jari-jari kita. Walau tertutup dijamin bakal bikin kita meringis nahan sakit. Udah deh jangan mau terhasut tipuan ungkapan kayak “fashion is pain”. Yang bener itu “fashion is comforting” 

Model sepatu wanita dengan ujung kotak alias boxy atau round pun ga kalah lucunya, dan pastinya lebih aman dan nyaman buat pemilik kaki berjari lebar.

Stilleto Gak cocok Buat Kalian

Stilleto emang selalu berkesan anggun dan elegan. Tapi better lupain aja deh kalau pas pakenya malah bikin kita kayak kesandung-sandung mulu. Anggun dari mananya, coba? Toh, masih ada sepatu wanita lainnya beralas tebal yang bisa kalian pakai, kok. 

Sepatu Wanita dengan Strap atau Tali Ikat Itu Nyiksa

Walau lebar sepatu sudah presisi dengan telapak kaki, tapi kalau model sepatunya macam strap atau tali ikat pun enggak recomended. Kenapa? Karena tali ikat pada sepatu wanita umumya mempunyai lebar yang kecil. Ini juga bakalan menyiksa kita jadinya. Rasanya kaki seperti terpasung, udah gitu bisa menyebabkan lecet-lecet. Aaah udah, jangan terpikirkan lagi buat memakainya selucu apapun modelnya. Inget ya, utamakan dulu kenyamanan.

Strap Atau Tali Ikat Kondisional Adalah Sahabat Kalian

Eh jadi gimana? Katanya sepatu strap itu nyiksa?

Kalau untuk high heels model strap lain ceritanya. Sepatu ini bisa diadaptasi dengan ukuran jari-jari kaki pemiliknya. Jadinya kaki enggak mudah lecet dan sakit. Saat kaki kayak ada yang nyekik, kita bisa melonggarkannya sesuai ukuran kaki. Coba deh cari sepatu high heels strap yang ada gespernya. Kalau bingung mencari sepatu seperti ini bisa deh cari di sepatu wanita qlapa.com. 

By the way, udah tau belum situs ini? Belum? Ya udah, saya kasih tau deh. Ini adalah market marketplace produk handmade asli buatan Indonesia. Di sini tempat ngumpulnya para penjualnya juga merupakan pengrajin produk. Baik kualitas atau harganya worth it, alias cincai alis layak dan berani diadu dengan brand mainstream. Cusss deh sekarang juga dan temukan model sepatu wanita keren yang cocok buat kalian.
Share:

Review Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak

Beberapa hari sebelum tayang perdana, film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak sudah ramai jadi topik pembicaraan di salah satu WAG yang saya ikuti. Apalagi film ini juga memenangi festival film yang baru saja berlangsung di Barcelona oktober kemarin. Dan tau tidak sih, kalau Marsha Timothy pemeran Marlina berhasil menyisihkan Nicole Kidman untuk kategori Best Actress?  Keren, kan.
Foto: 21cineplex
Mengusung genre film ala-ala western semacam The Wild West atau Dance With Wolf, film besutannya Mouly Surya ini mengambil Pulau Sumba sebagai latar film. Bentang alam yang gersang dan tandus cukup menggambarkan betapa kerasnya hidup yang harus dialami Marlina (Marsha Timothty). Walau dicap senang menjadi korban oleh Markus (Egi Fedly) saya tidak merasakan karakter Marlina sebagai korban yang lemah. Kalau sudah menyimak trailernya, di sana digambarkan betapa dinginnya ekspresi Marlina menenteng kepala Markus, perampok yang dengan 'sopan'nya memberitahu dulu rencana jahatnya pada Marlina. Bersama keenam kawananya Markus membeberkan niatnya untuk merampok dan memerkosanya beramai-ramai ditambah minta dibuatkan dulu masakan. Ada ya, penjahat yang malah bangga membocorkan rencananya seperti Markus ini?

Film berdurasi 90 menit ini dibagi dalam 4 bagian, di mana Perampokan jadi pembukanya, lalu dilanjutkan dengan Perjalanan, Pengakuan dan ditutup dengan Kelahiran.  

Tidak terlalu banyak dialog di dalamnya tidak berarti film ini kehilangan gagasan yang ingin disampaikan. Ada banyak simbol yang bisa kita tangkap dari film bernuansa sephia ini. Kalung yang dikenakan Marlina  yang berbentuk rahim, mumi suami Marlina yang teronggok begitu saja di ruang utama rumah atau yang paling terlihat jelas ya itu tadi, saat Marlina dengan santainya menenteng kepala Markus menuju kantor polisi untuk meminta keadilan. Sinting, kan? Bagaimana caranya bisa meyakinkan polisi kalau Marlina adalah korban sementara ia sendiri yang memenggal kepala Markus dan 'memamerkannya' pada polisi. 

Di sisi lain, saat memasuki bagian ketiga, Marlina juga memotret sisi lain betapa menyebalkannya birokrasi di Indonesia. Tapi sekali lagi, Marlina bukanlah sosok wanita yang cemen dan menyerah.  Kalau di awal cerita dia masih santai menodongkan parang ke sopir truk, di sini kita akan melihat gagahnya Marlina mengendarai kuda dan motor trail.  Bahkan untuk wanita modern pun belum tentu bisa segagah Marlina loh. 
Foto: bookmyshow

Yang paling mencuri perhatian buat saya dari film ini adalah karakter Novi yang dimainkan oleh Dea Panendra. Novi diceritakan sedang hamil sepuluh bulan dan anaknya tidak lahir-lahir. Sesekali ia menjadi persuasif membujuk Marlina, kadang ia bisa tertawa getir ketika bercanda bagaimana caranya agar anaknya segera lahir dan di lain waktu ia jadi lebih emosional saat suaminya menuduh ia berselingkuh. 

Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak ini menawarkan 'paket' yang berbeda dari beberapa film Indonesia sebelumnya yang sudah saya tonton. Tidak seperti sebelum-sebelumnya yang mengekspos keindahan surga di timur Indonesia yang tersembunyi, Marlina mengajak saya untuk melihat lagi masih ada sisi lain dari Indonesia yang belum merasakan kemakmuran dan keadilan. Jalanan yang belum beraspal, akses teknologi yang masih terbatas (bahkan telepon seluler pun masih bernada dering polifonik macam suara hp jadul), hingga ketidakadilan yang masih dialami kaum wanita di sana.  Tangis haru saat  Marlina membantu Novi melahirkan pun masih menyisakan pesan cerita bagi penonton film ini.


Share:

Thursday 16 November 2017

Peluang Bisnis Dari Kreasi Bunga Kertas

Heboh.Itu kesan pertama  yang saya rasakan waktu memasuki ruangan aula kantor kelurahan Padasuka.  Para ibu yang datang (lebih dari 20 orang) begitu semangatnya mengikuti pelatihan membuat paper flower alias bunga kertas hari itu. Rasa-rasanya darah muda (((darah muda))) yang mengalir di tubuh saya kalah lincah dengan darah yang mengalir di tubuh mereka. Hihihi....  Duh, jangan remehkan ibu rumah tangga saat ini. Buang jauh-jauh stempel kalau ibu rumah tangga sekarang itu ga gaul,  ga energik dan  sebagainya.

Hari rabu kemarin, 15 November 2017, saya bersama 6 orang teman-teman Blogger Bandung ikut hadir di acara pelatihan membuat bunga kertas yang digagas oleh Alfamart.


Adalah Teh Echa, mamah muda bertubuh mungil yang menjadi nara sumber hari itu.  Semacam keberuntungan yang tidak disengaja ketika imajinasi kreatifnya malah mendatangkan pundi-pundi rupiah.  Setahun lalu, bisnis rias pernikahan dan kateringnya mengalami kelesuan.  Tak ingin banting setir jadi karyawan, Teh Echa memutar otak agar untuk melirik peluang lain sampai akhirnya minatnya  pada dekorasi bernuansa shabby chic  menjadikan paper flower sebagai celah untuk belajar banyak.


Thank's to social media.  Akun sosial media instagram ternyata jadi pintu rezeki mamah muda berusia 27 tahun ini.  Dari sekadar mengunggah hasil kreasinya di @chaa_chabiesta,  Echa mendapatkan pesanan yang terus mengalir,  bahkan ia sendiri baru menyadari dari temannya kalau salah satu pemesan jasa kreasinya ternyata seorang selebgram. Hingga saat ini, Teh Echa mendapatkan pesanan dari seluruh Indonesia sampai Papua, loh.   

Manisnya peluang pasar yang menjanjikan tidak membuat Teh Echa pelit berbagi ilmu dan kehilangan omsetnya.  Di sela-sela pelatihan kemarin, Teh Echa menganalogikan lapak-lapak penjual cabe yang banyak di pasar tradisional tapi tetap saja setiap lapak itu memiliki pelanggannya masing-masing. Ah kereeeen, Teh.  suka deh dengan mindset kayak gini. Rejeki mah udah diatur sama Allah, ya. Ga bakal tertukar. Malah Teh Echa juga berbagi informasi di mana ia mendapatkan karton manila sebagai bahan utama membuat bunga kertas dengan harga yang lebih murah. Cari aja di Cibadak, di sana lebih murah daripada tempat lainnya. Gitu katanya.


Dengan modal  beberapa lembaran karton manila dan lem kayu kurang dari 50 ribu,  satu set bunga yang sudah jadi bisa dijual dengan harga 400 ribuan. Yummy... peluang  bisnis yang mengiurkan, kan? Hanya saja memang diperlukan ketekunan bagi kita untuk membuatnya. Mulai dari mencari kreasi model bunga,  membuat pola sampai merangkainya jadi dekorasi bunga yang cantik.  Teh Echa sendiri memiliki puluhan desain kelopak bunga yang akan disusunnya. Semakin variatif  model yang dimiliki pastinya perlu usaha luar biasa untuk menghasilkannya.   So, no wonder lah ya model seuprit tapi bisa bernilai lebih. Setidaknya nih dalam satu bulan, Teh Echa bisa mendapatkan omset sedikitnya  sekitar 2-3 juta yang sekarang ini juga dibantu adik dan beberapa asisten untuk memenuhi pesanan.

Menurut Sulardi selaku Branch Manager Alfamart, karena konsen sekali dengan pemberdayaan perempuan, Alfamart mendatangkan Teh Echa untuk memberikan pelatihan bagi ibu-ibu PKK di Padasuka, Cimahi kemarin.  Kegiatan serupa dengan keterampilan dan instruktur/narasumber yang berbeda juga dilakukan oleh ritel Alfamart lainnya di seluruh Indonesia.  Bukan cuma di Bandung dan Cimahi saja. Coba deh cari tau ke kantor-kantor Alfamart terdekat. Siapa tahu ada peluang lainnya yang juga bisa kita dapatkan atau informasikan untuk tetangga, saudara datau teman yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan walau sudah tidak kerja kantoran lagi.


Dalam waktu sekitar dua jam, para ibu-ibu PKK ini sudah berhasil membuat kreasi bunga-bunga yang cantik. Bisa dijadikan berbagai macam latar dekorasi ala-ala photo booth di acara pernikahan, ulang tahun, sudut toko atau mungkin di dalam rumah.


Share: