Dibalik Pengabdi Setan (2017): Ibu Datang Lagi

Sampai saat ini, tren genre perfilman Indonesia masih cukup didominasi film-fiom bertema horor.  Salah satunya adalah Pengabdi Setan yang akan tayang serentak tanggal 28 September nanti.  Film ini adalah remake dari yang sudah pernah dibuat sebelumnya pada tahun 1980. Dengan judul yang sama, film ini masih diproduksi oleh Rapi Film, bekerjasama dengan CJ Entertainment,  dibawah besutan sutradara oleh Joko Anwar.

Sebagai informasi,  CJ Entertainment adalah salah satu raksasa industri dari Korea Selatan. Ini adalah kali ketiga CJ Entertainment bekerjasama dengan rumah produksi di Indonesia. Film Pengabdi Setan begitu istimewanya sampai-sampai CJ Entertainment  dengan senang hati terlibat sebagai bagian dari film versi baru sekarang. Dulu, film ini pernah jadi salah satu masterpiece film horor nasional. Malah, diakui sebagai film horor dari timur dan punya banyak penggemar di Asia. Film ini juga yang menginspirasi Joko Anwar untuk menjadi menekuni dunia sineas dan menjadi seorang sutradara. 

Seminggu sebelum diputar secara resmi di seluruh  bioskop di Indonesia, Joko Anwar memboyong beberapa cast dan timnya untuk melakukan konferensi pers bersama media di Mercure Hoel, Jalan Lengkong No 8, Bandung.

Mengambil lokasi syuting di Pangalengan, film ini memerlukan waktu syuting selama 18 hari dan sisanya  2 hari di jakarta. Walau terbilang sebentar, Pengabdi Setan membutuhkan waktu yang panjang untung menyeleksi calon aktor/aktris. Setidaknya untuk satu karakter saja diperlukan 40 orang sebelum terpilih.

Sedangkan untuk penentuan lokasi syuting pun Joko dan kru tidak sembarangan memilih lokasi, sampai akhirnya didapatkan sebuah rumah tua yang sudah lama ditinggal dan nyaris bobrok. Ternyata memiliki tata letak ruangan yang mirip sekali dengan skenario film.

Pengabdi Setan bercerita tentang kematian ibu (Ayu Laksmi) setelah menderita sakit selama 3 tahun. Bapak (Bront  Palarae) kemudian memutuskan untuk  bekerja ke luar kota, sementara anak-anaknya tetap tinggal di rumah.  Belakangan, anak-anaknya merasakan kehadiran ibunya kembali di dalam rumah. Namun,  Ibu datang lagi bukan untuk menengok tapi untuk menjemput!



Setelah bermain di Copy of Mind (2015) yang juga dibawah arahan Joko Anwar, sebenarnya,  film ini adalah film horor kedua yang dibintangi oleh Tara. Meski demikian, Tara sempat dibayangi rasa takut juga membintangi film ini. Dalam konpres semalam, Tara juga bercerita pengalaman 'spooky'nya ketika syuting. Salah satunya ketika syuting yang adegannya bisa kita lihat di trailer yang ada di youtube.

Pengalaman yang sama juga dialami oleh Dimas Aditya. Ini adalah pengalaman pertamanya main fim horor. Kalau diperhatikan, track record Dimas Aditya lebih dominan bermain untuk genre komedi. Tapi menurutnya, Joko Anwar memudahkan pemain untuk meleburkan diri dalam film dengan  memberikan arahan referensi yang luas. Apapun yang ditanyakan, Joko selalu punya jawabannya.


Kalau Tara sempat merasa sedap-sedap ngeri bermain di film ini, lain ceritaya dengan Nasar Annuz. Bocah yang sepanjang konpres kemarin selalu tertawa dan ceria bercerita kalau ia sangat senang sekali bisa bermain di film horor  besutannya Joko Anwar.

Walau bercerita tentang drama keluarga, film horor yang tetap mempertahankan nuansa 80an ini bukan film yang bisa membuat kita membawa anak-anak dibawah usia 17 tahun ikut menyaksikannya. Jadi tolong perhatikan lagi detil filmnya sebelum memutuskan untuk mengajak anak-anak nonton, ya.

Buat yang sudah cukup umur, silakan mengumpulkan stok nyali sebanyak-banyaknya untuk nonton nanti. Teror kengerian yang mengandalkan efek riasan organi ini akan menyusup ke lapisan kulit selama kita 105 menit menyaksikannya. Gimana, sudah siap merinding dihantui Ibu yang datang lagi untuk menjemput?


4 Comments

  1. Rencananya minggu ini, kantor tempat aku kerja mau ngajak semua karyawannya buat nobar ini. Alasannya karena ini film Joko Anwar. Baca tulisan teteh jadi deg-degan haha
    Kalau bukan karena dibayarin dan demi kebersamaan, rasanya nyali aku nggak cukup XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku pun deg-degan juga mau nonton ii, Fira. Hahaha... Kudu siapin properti buat mengalihkan ketakutan. Apalah apalah, buat tutup mata, kuping atau yang lainnya. Yang jelas ga akan lemparin pop corn ke depam. pertama, sayang. kedua ngotorin bioskop, ketiga bisa ngajak penonton di depanku jadi kesel dan berantem :D

      Delete
  2. potongan foto yang deket sumur ituuu, sereeem iih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada yang lebih serem dari kejadian di sumur itu, Sha hehe

      Delete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.