Donor Darah, Tato dan Christiano Ronaldo


Gini deh kalau kejadian misscom,  saya berangkat kepagian dan harus tabah nunggu sekitar sejam lebih.  Kalau ada temen ya no what what alias ga apa-apa. Tapi kalau sendirian bakal bosen.  Moral storynya kalau bikin janji pastiin segala printilannya. *ngomong sama kaca*

Jadi ceritanya nih saya ditag Mia,  teman saya di facebook. Setaun yang lalu bareng temen di grup WA Keluarga Tjinta kopdaran di Salman ITB. Pas di thread itu juga  dikasih tau kalau sabtu ini ada kumpul-kumpul di Kamboe,  Jatinangor. Secara yang udah-udah ga bisa gabung, hari ini disempetin deh silaturahmi ya.  Duh maafkan saya yang sok sibuk ini.

Singkat cerita pergilah saya pagi ini ke Jatinangor (which is udah belasan tahun silam terakhir kali ke sini).  Asli pangling.  Dulu  ingetnya Jatinangor itu pinggiran Bandung yang gersang dan panas. Sekarang?  Manglingi banget. Lagu You're All I Need versi akustik tradisional Indonesia (keren banget ini versinya, kepoin aja di youtube,  ya)  yang dinyanyiin Mike Tramp dari earphone menemani saya turun dari bus kota,  sambil mencari mini market terdekat.  Buat apa?  Buat nunggu lah hahaha
 

Sambil nunggu waktu,  karena ga mungkin juga kan saya balik ke Bandung lagi (kurang kerjaan kalau iya gitu),  saya manfaatin buat update blog lagi.  Kebetulan tadi pagi sebelum pergi saya baca artikel tentang Christiano Ronaldo a.k.a CR7.  Doi rajin donorin darahnya,  lho.  Ada yang rajin atau pernah? Saya sih belum.


Takut sama jarum suntik?
Emmm, enggak juga sih.  Walau ga mau disuntik,  pas diambil darah saya bisa tegar kok ngeliat tenaga medis menggunakan alatnya pada salah satu sisi di kulit tangan.

Selain berat badan yang pas-pasan, keluhahan darah rendah dan anemia juga jadi alasannya.  Udah gitu belakangan ini (dua tahun yang lalu lah)  saya juga baru ngeh punya alergi yang lumayan banyak.  Ternyata itu juga jadi hal yang tidak memungkinkan seseorang mendonorkan darah.

Terus apa hubungannya sama CR7?
Ada, dong.  Kalau pernah memerhatikan selebrasinya,  doi ini punya tubuh yang bersih dari tato.  Sebiji pun enggak ada.  Termasuk seleb sepakbola yang langka. Di mana ketika kebanyakan pemain bola rame-rame merajah tubuhnya dengan tato, CR7 memilih enggak.  Bukan soal duit,  itu sih cetek buat dia.  Seniman tato paling mahal di dunia pun dia bakal sanggup membayarnya.

Alasannya sederhana aja.  Dia ingin tetap menjaga kualitas darahnya.  Tusukan jarum yang digunakan untuk membuat tato itu berisiko menimbulkan timbulnya penyakit hepatitis.  Nah selain aids dan diabetes,  hepatitis juga jadi alasan seorang donor akan tertolak darahnya.

Meski pernah jadi pemain bintang MU,  klub rivalnya jagoan saya (Liverpool), berperan menyingkirkan Inggris dalam putaran Piala Dunia 2006 (masih inget drama dan kedipan misteriusnya itu?), saya harus fair kalau si akang yang punya anak asuh dari Aceh (itu lho Martunis) ini punya jiwa mulia.  Kinda generous guy yang punya segalanya.  Ya tampang, fisik, duit eh hati juga.  Wish you all best deh, Ronaldo. Duh kenapa ga main buat Si Merah aja waktu merumput di Inggris?  *you wish*

Balik lagi soal donor darah, masih ada hal lainnya yang harus diperhatikan agar seseorang bisa mendonorkan darah, diantaranya:
  • Umur minimal 17 tahun
  • Suhu tubuh normal (sekitar 36,6 - 37,5 derajat C
  • celcius)
  • Tensi darah normal ( sistole 110 - 160 mmHg, diastole 70 - 100 mmHg)
  • Denyut nadi teratur (50 - 100 kali per menit)
  • Haemoglobin minimal 12 gram% untuk perempuan dan laki-laki 13 gram%. Baru tau euy soal ini. 
  • Frekuensi donor darah maksimal 5 kali dalam setahun, atau donor darah sebelumnya minimal 3 bulan.
  • Tidak menderita tbc, sifilis, epilepsi, dan sering kejang.
  • Tidak sedang berpuasa (dikhawatirkan akan memengaruhi stamina).  Makanya selama bulan puasa,  PMI akan berkeliling ke rumah-rumah ibadah non muslim semisal gereja.  Walau bulan puasa,  permintaan labu darah tetap tinggi semantara stok darah semakin menipis. 
  • Tidak sedang mengalami ketergantungan obat atau alkohol yang akut atau kronis.
  • Jarak paling dekat adalah setahun terakhir jika pernah menjalani operasi besar/kecil.
  • Tidak menerima injeksi tahap akhir imunisasi rabies terapeutik dalam waktu dekat dan transplantasi kulit.
  • Tidak menjalani vaksinasi virus hidup parotitis, measles, tetanus toksoid, polio, influenza, kolera, atau tetanus difteri dalam waktu dua minggu terakhir, karena bisa menyebabkan reaksi transfusi.
  • Tidak sedang mengandung/baru melahirkan.
  • Tidak menjalani operasi gigi dalam waktu tiga hari terakhir
  • Tidak memiliki kulit pada vena
  • Tidak mengidap penyakit darah seperti defisiensi G6PD, talasemia, atau  polisitemia vera
  • Tidak mempunyai atau berisiko tinggi  tertular HIV/AIDS.  
Dan yeay, postingan ini selesai saat saya turun dari angkot menuju Kampoeng Buku.

Kalau merasa memenuhi syarat di atas,  jangan tunda rencananya mendonorkan darah.  Pahala?  Insya Allah.  Bikin sehat juga.  Ga perlu jadi mahluk Tuhan seganteng dan setajir CR7 kok buat berbagi sesama dengan cara donor darah ini.

Update:
Beberapa waktu lalu saya pernah denger talkshow di radio bareng dokter Indra K Muhtadi,  di radio K-Lite FM.  Di luar negeri sana sedang diujicobakan persediaan darah buatan gitu dengan karakter yang dikondisikan serupa dengan darah asli,  tapi lebih lama bertahan sebagai cadangan
 Entah kapan bisa direalisasikan di Indonesia.

 Dan satu lagi,  nih. Semisal kita pernah donor darah dan dalam jeda waktu yang ga lama membutuhkan darah untuk tranfusi,  tetap saja akan kena charge meski darah yang digunakan adalah darah sendiri.

Kok bisa?  Iya, aturannya begitu.  Karena tetep aja ada prosedur yang harus dilalui, ga seperti seenteng kita ngambil makanan sendiri di kulkas.  Darah yang sudah didonorkan pun ga tentu bisa dipakai langsung walau saat donor lolos seleksi.  Tetep saja harus diuji di laboratorium agar darah yang akan digunakan beneran sehat. Untuk melalui proses pengujian itu kan tetep ada biaya yang harus dikeluarkan.

Baik di AS yang kedokterannya udah canggih atau di Indonesia kemungkinan terjadi 'kesialan' tranfusi darah yang tidak sehat sudah sangat kecil.

Masih dari paparan dokter Indra, soal tranfusi darah nih simak aja, ya.
  • AS sudah punya sistem pencatatan yang rapi untuk donor darah yang masuk daftar hitam.  Ini untuk mencegah agar tidak terjadinya kesalahan fatal yang membahayakan. Setiap akan mendonor,  tim media akan melakukan cross check apakah nama bersangkutan ada di sini atau tidak?  
  • Kalaupun terjadi insiden infeksi dari darah donor, kemungkinan terjadi adalah 1:350.000 sampai 1:1.000.000.
  • Sementara kalau ada kesalahan pencocokan darah, kemungkinan yang terjadi adalah 1:14.000 dari setiap transfusi darah.
  • Punya golongan darah O? Kalau dulu bisa donor untuk semua golongan darah, aturan sekarang harus disumbangkan untuk golongan darah yang sama. Apalagi kalau golongan O rhesus negatif. Masih memungkinkan transfusi darah silang (lintas golongan dara) dengan catatan dalam situasi terpaksa. 
Dokter Indra yang berpraktek di RS Santosa ini juga suka berbagi di blognya, lho. Saya seneng denger talkshownya di radio.  Kalau ga sempat nyimak bisa baca ringkasannya di www.indramuhtadi.com.  Lebih asik nyimak versi livenya sih buat saya. Kayak soal tranfusi darah yang saya kutipin fakta menariknya di atas tadi.



16 Comments

  1. Dan saya mau nanya, ini nulis via hape? serius? wkwkkw jadi kepo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Serius, dari hp. Aku aja ga nyangka bisa nulis segini dari hp hahaha

      Delete
  2. cristiano ronaldo, jiwa kemanusiaannya terbaik diantara pemain sepakbola ya mbak.
    intinya jangan bertato klu ingin menjaga kualitas darah yang baik untuk di donorkan. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, semacam perfect, man. Apa coba yang kurang dari dia? :D

      Delete
  3. Saya lebih sering ditolak Teh, ga pernah bisa dondar sampe sekarang. Tekanan darah saya sih normalnya emang rendah tapi jadinya ga memenuhi persyaratan mau didoping makanan or suplemen apa aja, sama hasilnya. Alhasil cuma bisa mengira2 aja gimana rasanya dondar hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe kalem, Peh. Ada temen. Sama aku pun. Pengen ngedonorin darah juga tapi ga memungkinkan.

      Delete
  4. Aku belum berani donor darah mba. Kalau suamiku selalu donor darah sesuai jadwal mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah,kenapa, mbak? Keren deh suaminya rajin donorin darahnya.

      Delete
  5. tulisann bermanfaat Neng , nuhun

    ReplyDelete
  6. Sama kayak teh Tian, teh Efi pake HP kah?keren xixixi
    btw omongin dondar aku belum pernah lulus dulu bgt krn BB kurang *kurus kerontang soalnya dulu* terus sama kek mba Ipeh tekanan darahku emang sll rendah akhirnya ga pernah bisa dondar :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha ada lagi yang kepo. Beneran pake HP. Wah sama kayak aku ya, ga bisa donorin darah. Seriusan Herva berat badannya kurang? Asik dong ga usah diet hehe

      Delete
  7. aku udah lama nggak donor darah. hiks.
    Tekanan darahku yang nggak oke banget. takut ditolak, haha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ditolak bukan soal cinta juga, ya. Tapi juga donor darah heuheu... Makanya sebelum ditolak mending nolak duluan *apa coba*

      Delete
  8. Dulu ga bisa donor darah karena berat badan kurang, setelah nikah berat badan cukup eh tekanan darahnya malah rendah....:(

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.