Mari ngomongin
bola lagi.
What? Liverpool? Not only
them, mari omongin yang lagi rame. Eh
tapi saya ga mau bahas kisruh di dalam sini. Sama-sama ngerti
lah, ya. The point is, saya ga mau postingan saya jadi
ajang debat yang menjurus politik.
siapa yang jagoin Juve di Champions? credit: goal.com |
Tanpamu Tak Akan Sama
Inget lirik ini?
Tanpamu tak akan sama
Tanpamu semua berbeda...
Hiks, iya denger lagunya Nidji jadi inget abang Gerrard. Ok, sedikit tentang eks kaptennya Liverpool, saya sudah legowo melepas abang Gerrard,sang kapten yang hijrah ke MLS. Setidaknya enggak bakal lihat dia membela panji klub Eropa dan kemungkinan head to head dengan Liverpool di kompetisi Eropa jadi enggak ada. Yakin? Iya, yakin banget.
Tanpamu tak akan sama
Tanpamu semua berbeda...
Hiks, iya denger lagunya Nidji jadi inget abang Gerrard. Ok, sedikit tentang eks kaptennya Liverpool, saya sudah legowo melepas abang Gerrard,sang kapten yang hijrah ke MLS. Setidaknya enggak bakal lihat dia membela panji klub Eropa dan kemungkinan head to head dengan Liverpool di kompetisi Eropa jadi enggak ada. Yakin? Iya, yakin banget.
Mudah-mudahan Liverpool di musim 2015-2016 nanti ga tambah rempong. To be honest, pengaruhnya Gerrard buat The Reds, alias si merah alias Liverpool keliatan kok. Saat doi dibekap cedera, skema permainan Liverpool kacau (meski ga selalu), eh pas dia maen pun dan ternyata lagi ga on fire pun sama saja, teman-temannya kebawain. See? Ini PR yang harus dibuktikan Brendan Rodgers, buat menjawab cibiran fans yang udah kangen berat sama trofi liga Premier.
Kenapa Mereka Hengkang?
Jujur aja saya kangen
lihat Liverpool segahar jamannya Suarez waktu doi masih di Anfield. padahal Suarez ini adalah transfer Liverpool paling bagus selama beberapa tahun terakhir. Entah kenapa ya, setiap pemain yang bikin patah hati fans timnas
The Three Lions ujung-ujungnya karir di klubnya jadi tamat.
Masih inget kasus 'aduh-aduhannya' Simione vs Bekcham
atau kedipan mautnya Cristiano Ronaldo waktu head to
head sama Rooney? Nah sekarang kejadian lagi sama Suarez, bikin dia jadi
hengkang, gara-garanya cuma bikin gol ke gawang tim Inggris. Padahal lebih dramatis kasus gigit-gigitan kupingnya
Suarez sama Ivanovic. Industri sepakbola yang udah modern dan
profesional ternyata masih menyisakan sisi sensitivitas yang mengusik fans.
Saya pikir cuma Ahn Jung Hwan yang nota bene seorang pemain dari
Asia yang bakal jadi 'public enemy' lantaran mengalahkan
timnas Italia, negeri Pizza tempatnya mengais rejeki sebagai pemain bola.
Final Champions 2015
Ah sudahlah, no drama no
story. Right?
Mari kita bahas
Liga Champions yang masih punya partai Final, Juventus - FC
Barcelona. By the way, nonton bola
bukan soal teriak-teriak histeris liat 22 orang rebutan bola, lho (sebenarnya
lebih efektif 20 orang yang rebutan bola, sih. Yang 2 orang lebih banyak
sport jantung, ikutan rebutan bola juga terutama kalau satu sisi
jadi berat sebelah, diserbu terus-terusan lawan).
Oke, kembali lagi ke Liga
Champions. Saya pernah ngefans sama Juve. Karena Del Piero? Yaaa, doi
cakep sih, tapi jangan salah. Timnas Italia emang gudangnya cowok-cowok
ganteng, ga semua juga sih, bahahaha.... *siap-siap ditimpukin para
tifosi cewek*
Saya ngefans Juve karena
faktor pemain timnas Republik Ceska. Iya siapa lagi kalau
bukan Pavel Nedved (lucu deh kalau denger speling namanya). Punya
determinasi tinggi, totalitasnya ga diraguin (inget ga, waktu dia maen di putaran Champions, meski batuk darah, maksain maen terus), and he is a good man in and outside field. Nggak
neko-neko, jadi panutan teman di klub, timnas dan keluarga. Setelah Juve melempem dan sempat degradasi karena kasus suap (hiks,
memalukan memang), saya jadi jarang ngikutin Juve sampai ketika mereka
come back lagi ke Seri A.
Nah, sambil melepas
kangen, lama ga liat mereja maen saya mau jagoin Juve aja ah di final nanti.Pengen nonton aksi para pemain "Nyonya
Tua" ini. Meski saya sebel sama skema bermain gerendelnya
ala-ala tim dari Italia, dibanding Barca yang lebih terbuka.
Skornya? Tipis aja, lah. selisih satu bola, atau bisa jadi
toss-tossan. Ini yang seru dan menegangkan.
Gimana kalau Juve kalah?
Ah, woles. ga ngaruh buat saya, kok hehehe... it's just a game. Paling
juga disuguhin wajah-wajah lesu dari tim yang kalah. Biasanya bakal ada
muka-muka datar, tatapan kosong, wajah menunduk dan telapak tangan yang mengusap
muka, lalu langkah-langkah gontai runner up pas dikalungi
medali.Sisanya? Tim pemenang yang lagi euforia, hip-hip hore mengangkat
trofi lalu foto bareng di tengah lapang. Selalu begitu. Bedanya selain
waktu ya para pelakunya, tapi tetep ga bikin bosen buat yang nonton. Siapin aja semacam
doping biar melek kayak kopi, biar ga ketiduran dan kelewatan momen-momen gol atau dramatis
lainnya.
Pokoknya jangan antiklimaks, jadi monoton gitu. Ga rame, ah. Moga aja Juve di final nanti bermain terbuka, ga nunggu dan numpuk pemain atau 'ledekan'' keren sekarang, 'parkir bus' hehehe. Mungkin, ga? Kita lihat saja nanti. Dan ada bakal ada yang tersenyum senang meskipun ga ikutan riweuh rebutan bola di lapang, siapa lagi coba kalau pabrikan aparel olahraga? Dari jersey, sepatu dan aneka pernak-pernik lainnya. Barang wajib yang mesti dimiliki fans terutama para cowok. Belum lagi bisnis travel yang ikut menikmati, kafe-kafe penyelenggara nonton bareng, dan tv-tv yang dapat kucuran dana dari sponsor yang rebutan ngiklan. Hmmm, siapa lagi? Kita juga dong yang nonton gratisan di tv.
Pokoknya jangan antiklimaks, jadi monoton gitu. Ga rame, ah. Moga aja Juve di final nanti bermain terbuka, ga nunggu dan numpuk pemain atau 'ledekan'' keren sekarang, 'parkir bus' hehehe. Mungkin, ga? Kita lihat saja nanti. Dan ada bakal ada yang tersenyum senang meskipun ga ikutan riweuh rebutan bola di lapang, siapa lagi coba kalau pabrikan aparel olahraga? Dari jersey, sepatu dan aneka pernak-pernik lainnya. Barang wajib yang mesti dimiliki fans terutama para cowok. Belum lagi bisnis travel yang ikut menikmati, kafe-kafe penyelenggara nonton bareng, dan tv-tv yang dapat kucuran dana dari sponsor yang rebutan ngiklan. Hmmm, siapa lagi? Kita juga dong yang nonton gratisan di tv.
Pra-Musim 2015-2016
Satu lagi, gosip transfer
pemain, nih. Eh ternyata Papa Beni alias Rafa Benitez, eks manajer
Liverpool yang nonmaden, doyan pindah-pindah klub sekarang membesut Real Madrid, ya.
Liga Spanyol emang ga asing lagi buat doi. Tapi kursi panasnya di Santiago Bernabeu sana pasti dia sudah faham sama konsekuensinya. Dan ternyata dia naksir
Sterling, gelandang lincah Liverpool yang bikin pundung para The
Kopites itu, ya. Ambil deh Pap, dia udah ga sepenuh hati lagi bermain buat The
Reds. Mudah-mudahan
incaran pemain baru The Reds yang sekarang ga salah lagi kayak
dulu-dulu (hiks,iya transferan pemain The Reds suka aneh-aneh,
sih). Soal gosip pemaen lainnya, mari tunggu berita mengejutkan yang jadi bumbu sambil menunggu peluit musim kompetisi di bulan Juli nanti. Biasanya sih selalu ada kejutan. Punya prediksi, ga? Jagoin siapa?
Huaaa ternyata Teh Efi suka bola, ya ^_^
ReplyDeleteYoi,Vi. tapi udah jarang nonton,sih. Ga kuat begadang di atas jam 1 malam mah
DeleteEfi, pemain bola di depan rumahku , itu pak Boy Jati Asmara, sekarang main dimana fi? Barusan depan rumahnya lagi banyak pemain sepak bola muda datang, ciri-cirinya jangkung dan bawa bola, mau latihan kali ya...??
ReplyDeleteIya mungkin mau latihan bareng, Bu.Ga tau tuh sekarang Boy maen di mana. Kompetisi sekarang kan tertunda. Mudah-mudahan segera bergulir lagi.
DeleteMak Ev, Messi kudu dijaga biar ga ngegolin terus,hihihi
ReplyDeleteIya waktu final kemaren Messi mati kutu. Tapi Barca punya Suarez. Salah sih Juve, malah marking pemain.
Delete