Namanya Dehan. Semula saya menebaknya akan memberi testy perjuangannya untuk sembuh dari TB, sama seperti teteh-teteh
lainnya. tapi ternyata saya, salah tebak. Pembawaannya
yang polos dan ceplas-ceplos menghangatkan ruangan Alamanda yang semula
lebih banyak membuat peserta workshop termangu.
Saking asiknya saya menyimak
penuturan Dehan, gadget di tangan yang
saya pegang buat ngetwit jadi
terabaikan. Sama seperti teman-teman lainnya, saya tertarik
untuk fokus menyimak
penuturannya.
Hening. Para #sahabatJKN #lawanTB dengarkan testimoni pasien TB, pejuang hebat melawan sakitnya. pic.twitter.com/oo0rOzEZkL
— Anjari Mars (@anjarisme) March 4, 2015
Tubuh kurus Dehan bukan hanya habis direcoki kuman TB. “konspirasi’ maut TB dengan
HIV sempat membuat Dehan ‘dijauhi’
masyarakat. Perkenalan Dehan dengan narkoba dengan penggunaan jarum suntik lah
pemicunya. “Sebenarnya saya ingin
berhenti, tapi tubuh tidak bisa,”
tuturnya datar. Bahkan saat tubuhnya nagih, Dehan nekat melakukan apa saja, asal tubuhnya merasa nyaman. “Bahkan kalau harus
merampok sekalipun,” imbuhnya. Deg, beberapa wajah peserta menunjukkan reaksi yang senada. Mungkin kalau terlontar kata,yang terucap seperti ini, “Gila, yaaaa”.
Tapi itu dulu. Dehan sudah kebal
dengan cercaan dan pernah reaksi sinis dari masyarakat terus
melanjutkan ceritanya. Keingingan Dehan
yang kuat untuk move on dari narkoba semakin menguat setelah ia mengeahui
terkena HIV dan TB. Seain rutin berobat
untuk menyembuhkan TB, Dehan juga bergabung dengan Rumah Cemara yang berlokasi di jalan Gegerkalong No 52, Bandung, tidak jauh dari pondok pesantren Daarut Tauhiid. Kala itu, Rumah Cemara masih
menerapkan disiplin militer untuk penghuninya yang ingin sembuh dijalaninya
sampai rehabilitasi selesai.
“Itu dulu, sekarang proses
rehabilitasi di rumah cemara ga
pake cara militer,” paparnya.
Perlahan, sikap masyarakat
mulai berubah terhadap Dehan. Selain diangkat menjadi fasilitator di rumah cemara,
Dehan juga kerap diminta telibat untuk membantu
penyuluhan kepada masyarakat untuk menanggulangi kasus
HIV dan TB.
Niat baik
Dehan untuk bangkit dari masa
kelamnya berbuah manis. Selain
sikap positif dari respon masyarakat
yang diterimanya. Dehan sudah
menikah dan mempunyai 3 anak, 2
diantaranya malah kembar.
Tadinya saya ingin bertanya,
bagaimana kondisi anak-anak dan istrinya.
Eh, sudah keduluan oleh peserta lain. Baik istri maupun anak-anaknya dinyatakan negatif
HIV. Cerita Dehan semakin menggelitik
peserta wokshop untuk bertanya. Pertanyaan Bang Aswi dijawab dengan santai oleh Dehan.
Lagi-lagi dengan nada polos dan cuek,sampai-sampai kami tertawa geli
mendengarnya.
Ternyata penderita HIV bisa
menikah dan punya anak tanpa menulari keluarganya. Tentu saja, bukan sulap,
sim salabim. Ada serangkaian proses yang
harus dijalani untuk merencanakan kehamilan. Bahkan untuk perkara ‘teknis’ saat
melakukan hubungan suami istri juga ada
caranya. Yang satu ini enggak perlu saya ungkap, silahkan bertanya pada nara sumber yang tepat, ya hehehe...
lagi pula saya tidak ingat lagi secara detail soal ini waktu dijelasin Dehan, tetep dengan gaya cueknya hush.... :D
Kini Dehan berbalik memerangi
bahaya narkoba dengan lantang. Bersama
komunitas Rumah Cemara,Dehan juga
membantu narapidana yang
terjangkit dari HIV atau kecanduan narkoba untuk move on.
Sekali lagi, Allah Maha Baik. Memberi kesempatan pada hambanya untuk
berubah, menyongsong masa depannya yang
masih terbentang. Dehan yang optimis,
tidak menujukkan keterpurukan atau kekecewaan yang mendalam karena
‘vonis’ HIV yang belum ada obatnya. Dengan rajin mengonsumsi ARV, Dehan
masih bisa beraktifitas dengan normal, sama seperti kita yang bugar. Bersama istrinya, Dehan berwiraswasta membuat cireng rujak dengan kemasan yang unik. Mungkin teman-teman ada yang tertarik untuk membeli cireng buatan Dehan?
asalkan ikhlas menjalani yaa teh, inspiratif banget si akang nya :D
ReplyDeleteYang jelas mah bodor pisan :)
Deletepastinya Allah akan memberikan jalan pada hambanya jika hamba itu mau berusaha melawan penyakitnya..makasih sharingnya mbak efi :)
ReplyDeleteIya, mbak, asal mau berusaha, ya. Allah enggak bakalan nyia-nyia-in. Sama-sama. :)
DeleteTernyata butuh perjuangan banyak untuk kembali sembuh dan menjalani kehidupan normal ya mbak. Salut deh sama mantan pesakitan narkoba seperti Dehan n teman2nya :)
ReplyDeleteIya mbak, aku juga salut sama semangat dan wolesnya.
DeleteCerita yang menginspirasi. Selama kita mau berusaha, berjuang, berkomitmen, dan sungguh-sungguh menjalani apa yang kita raih, makan allah pun akan membukakan jalan menuju kebaikan.
ReplyDeletewah....sayang aku ga ikut workshopnya.... suka deh hadir ke acara2 inspiratif bgini mba... Ngedenger lgs dari org yg prnh ngalamin, rasanya itu beda ya...lbh msuk dan meresap pesannya :)
ReplyDeletesalut sama perjuangannya, kalau saya jadi dia, sanggupkah? ah rasanya sulit, di sinisin sama orang saja sudah broken
ReplyDelete