Satu hari saya pergi menuju jalan Ahmad Yani dengan menumpang bis jurusan Cicaheum-Cibeureum. Bus patas AC dengan tarif Rp. 3.000 ini buat saya worthed banget, apalagi format bangkunya layaknya bus umum bisa, bukan seperti transbus yang mayoritas menyediakan tiket festival dengan harga yang sama *curcol*
Awalnya sepanjang perjalanan rasanya nyaman-nyaman saja sampai ketika di pertigaan Jalan Andir-Ciroyom seorang ibu naik masuk. Saya langsung menahan nafas karena selain si Ibu masuk, aroma khas pasar juga sampah yang menggunung ikut-ikutan 'nebeng' menyelinap masuk dengan penumpang lainnya. Meski sebenarnya agak bete, saya enggak bisa nahan ketawa ketika si Ibu ini bukannya mencari bangku kosong tapi malah menyapa dulu penumpang dengan 'sasadu' yang sundanese banget itu.
Hapunten ka sadaya penumpang, bilih ka ganggu ku abdi. Abi teh tos ti pasar, janten barau. (Mohon maaf kepada para penumpang, bila terganggu oleh saya. Saya baru dari pasar, jadinya bau nih)
Buahahaha.... (maksudnya si ibu nawarin buah?), pengennya sih. Tapi saya kan harus jaim, ga boleh menurunkan pasaran (yeeeh, situ jualan apa?). Ya udah, saya cuma bisa nyengir aja, biar ga ngakak mendengar celotehan si ibu ini. Jadilah sepanjang perjalanan, aroma khas pasar plus kantong plastik yang menguarkan aroma ikan asin itu sukses membuat penumpang belajar menahan nafas eh bersabar.
Bukan cuma di pasar sebenarnya. Di manapun yang namanya sampah, tetap saja menganggu. Di jalan, bantaran sungai sampai angkot pun ikut-ikutan kumuh dibuatnya. Saya suka gemes kalau lihat penumpang angkot yang seenaknya saja meninggalkan kenang-kenangan.
Sumpah Ga Nyampah Itu Ga Susah
Beneran, deh. Apa susahnya coba? Kan bisa tuh disimpan dulu di tas lalu buang ke tempat sampah setelah turun dari kendaraan umum. Saya yakin 1000 % kalau ada yang nebeng di mobil kita bersikap seperti itu bakalan bikin kesal.
Senengnya, ternyata ada banyak teman-teman yang punya pikiran yang sama. Lewat jejaring sosial FB, saya dapat informasi ada event Bebersih Bandung Yuk (oke, selanjutnya kita sebut BBY saja, biar ga belepotan) yang disponsori Outlive. Event yang diselenggarakan siang tadi, 27 Oktober ini melibatkan lintas komunitas, mulai dari blogger, penulis, biker, runner dan beberapa komunitas lainnya yang ada di Bandung. Yeay, saya exciting banget! *loncat-loncat norak* Makanya, selesai salat Subuh saya segera menyingkirkan selimut dan aneka godaan malas-malasan lainnya biar enggak datang kesiangan.
Foto by Outlive |
Sekitar jam 6.10 saya sampai di meeting point di Jalan Setiabudhi 84, outletnya Outlive. Setelah registrasi, semua peserta dikasih kaos dan perlengkapan tempur lainnya (mau perang lawan sampah) berupa trash bag dan sarung tangan. Sebelum demo turun, para peserta alias pendukung acara berfoto dulu *saya lagi nunjuk apaan, ya?*.
Foto : Bang Aswi |
Dari meeting point pertama, peserta BBY bareng-bareng turun menuju Taman Ganesha di samping masjid Salman ITB. Rencananya, sih jam 7.00 pas kita mulai aksi, tapi berhubung belum mengisi amunisi untuk perut, start acara sedikit mundur setelah sarapan pagi.
Dari taman Ganesha, saya bareng teman-teman berjalan menuju arena Car Free Day di Dago Bawah. Ada banyak acara dan aktifitas yang digelar. Beberapa pengunjung terlihat enjoy duduk-duduk di pinggir jalan dengan aneka makanan dan minuman yang dijual di sana.
Foto : Dokumentasi Pribadi |
Selain memungut sampah yang berceceran para peserta BBY menyapa pengunjung Car Free Day sambil menyodorkan trash bag. Ngapain? Ngasih? Enggaklah, nyedian tempat buang sampah atuh, biar enggak di mana aja. Seneeeng banget karena banyak pengunjung mengapresiasinya dengan ucapan terima kasih. Nah, saya yang kerja dadakan gitu aja udah seneng apalagi para petugas kebersihan? Sebenarnya jasa mereka itu gede banget. Cuma kitanya suka mengganggap sepele aja. Meskipun cuma sehari itu - itupun cuma beberapa jam - lihat jalanan Dago yang susah nemu sampah (karena semua pendukung dengan semangat 45 balapan mungutin) itu sesuatu banget.
Foto : Erry Andriyati
|
Saking semangatnya, para peserta yang mendadak jadi pemungut sampah ini malah tercecer dari kelompoknya, sibuk dengan perburuannya masing-masing. Setelah sampai di bawah jalan layang, saya bareng teman yang lain memutar mengambil ruas di sebelah kanan saya. Ada Pak Sariban, aktivis lingkungan yang tetap semangat di usianya yang sudah 70an itu. Hebat!
Foto : Nchie Hannie |
Pak Sariban seneng banget melihat antusias kita. "Wah, sudah cantik mau mungut sampah lagi".
Dengan pedenya saya bilang, "iya, dong".
Eh jangan protes! Saya enggak narsis, karena saya enggak ganteng. Hahaha. Selesai foto-foto saya dan Nchie ditemani Roni yang sering kita jadikan fotografer dadakan itu meneruskan aksi. Samar-samar saya seperti denger suara Kang Emil, wali kota Bandung tea. Eh beneran, ada Kang Emil di area sumur resapan. Antusiasme warga ternyata luar biasa, saya sampai susah payah buat ngambil foto beliau, selain itu enggak kebagian foto-foto juga, hiks.
Foto : Dokumentasi Pribadi |
Sedikit yang saya sempat saya simak, Kang Emil mengajak warga agar tidak membuang sampah sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan bakalan membuat sungai mampet dan mengundang banjir.
Ini nih teman-teman yang beruntung sempa berfoto sama Kang Emil.
Foto : Sudarmanto Edris |
Masih ada waktu sekitar 30 menit, setelah berputar berganti ruas, giliran ruas Dago setelah pertigaan Dayang Sumbi yang dirambah. Di sini enggak kalah ramenya juga. Ada komunitas Harajuku dengan dandanan uniknya, berbagai gelaran panggung dan adik-adik dari komunitas Pramuka yang punya kampanye sama dengan kita, menyapa pengunjung Car Free Day agar tidak buang sampah. Masih ada komunitas lainnya pendukung aksi dengan tema serupa, tentunya dengan atributnya masing-masing. Narutonya pretty boy deh hehehe
Foto : Nchie Hannie |
Foto : Erry Andriyati |
Foto : Dokumentasi Pribadi |
Dari sekian banyak sampah yang saya kumpulkan, mayoritas disumbang dari kemasan makanan dan minuman, cangkang permen serta flyer yang dibuang pengunjung. Masukan nih buat para pelaku usaha yang mau promosi, sepertinya media flyer kurang efektif. Bukannya dibaca tuh.
Foto : Dokumentasi Pribadi |
Waktu sudah hampir menunjukkan jam 9, saatnya kembali ke Taman Ganesha. Siap-siap buat dapat doorprize hehehe. Alhamdulillah, dari undian nomor registrasi, saya tepilih buat dapat hadiah kaos keren dan branded dari sponsor seharga Rp. 300.000an. Horeeee
Foto : Bang Aswi |
Selain saya, masih ada teman yang mendapatkan hadiah dengan live twit terbanyak dan kategori lainnya. Errrr, maaf, saya lupa hehehe. Selesai bagi-bagi hadiah, masih ada sedikit acara dengan memperkenalkan komunitasnya masing-masing. Bagi yang punya minat yang sama bisa gabung tuh. Tenang aja, teman-teman pendukung BBY ini baik dan ramah, kok. Saya sendiri yang cuma kenal beberapa orang saja, cepet ngetune sama teman-teman baru dan ga kagok.
Mudah-mudahan aksi Bebersih Bandung Yuk hari ini sedikit banyak bisa bikin melek warga Bandung, jadi inspirasi buat lebih aware dengan lingkungan. Mulai dari kecil, buang sampah pada tempatnya, pisahkan sampah organik - anorganik dan bentuk kepeduliaan lainnya. Kepingin banget Bandung balik lagi seperti dulu, Bandung yang adem, Bandung yang enggak kumuh dan Bandung Juara. Juara dalam hal positif pastinya. Mudah-mudahan Bandung segera dapat penghargaan Adipura sebagai kota yang bersih. Aamiin.
Woaaaaah... nyenengin banget baca tulisan, Efi. Jalan-jalan di CFD sambil "kampaye" gak nyampah berasa "hidup" banget. Seru! Semoga entar bakal ada acara yang sama lagi dan berjodo bisa ikutan :)
ReplyDeleteSenengnya yaa..
ReplyDeletemenyusuri area car free day sepanjang dago sambil mungutin sampah, sesuatu bangeud bisa membantu meskipun cuma sedikit waktu, tapi sensasinya itu loh..
semoga kota kita tercinta ini selalu bersih ya !
hidup bandung !
saking semangatnya mungutin sampah ampe lupa live tweet n kehilangan teman 1 team ya Vi xixixi
@Ima Rochmawati
ReplyDeleteTeteh.... coba Bayan sembuh ya, kemaren bisa seru-seruan juga sama teteh. Iya, mudah-mudahan event mendatang kita bisa ikutan
@Nchie Hanie
ReplyDeleteHahaha, iya anteng teuing sama objek masing-masing. Enggak apa-apa ga twit-twitan yang banyak. Coba kita asik nge-twit, kayaknya ga ngeh ada Pak Sariban, Kang Emil, anak-anak Harajuku dsb.
Hidup Bandung!
Mantap..! Semoga semangat ini 'menular' ke sluruh warga bandung. Dan 'objek' beberesih pun semoga segera menjalar ke daerah 'pasisian' kota ngga hanya di daerah pusat kota. LANJUTKAN...!!!
ReplyDeleteMantap..! Semoga semangat ini 'menular' ke sluruh warga bandung. Dan 'objek' beberesih pun semoga segera menjalar ke daerah 'pasisian' kota ngga hanya di daerah pusat kota. LANJUTKAN...!!!
ReplyDeleteMantap..! Semoga semangat ini 'menular' ke sluruh warga bandung. Dan 'objek' beberesih pun semoga segera menjalar ke daerah 'pasisian' kota ngga hanya di daerah pusat kota. LANJUTKAN...!!!
ReplyDelete@Arief Daniawan
ReplyDeleteEuleuh meni semangat sampai komenna aya 3 hehehe.
Insya Allah Rif, dari tahun 2008 ini event yang ke-10nya. Kapan-kapan kalau ada ikutan, seru!
Kunjungan juri. Hatur nuhun atas partisipasinya ^_^
ReplyDelete