Sunday 19 June 2011

Bedah Buku : The Miracle of Love

Memenuhi permintaan seorang teman yang gak bisa mengakses posting di MP. Happy reading sis :) Sebenernya buat ukuran buku tipis ini resensinya kepanjangan tapi sekali lagi karna permintaan seorang teman juga yang pengen dibuatin intisarinya. Kalo lagi ga sibuk, mangga beli dan baca bukunya ya Ceu :)





Judul : The Miracle Of Love : Rahasia Menarik Jodoh
Penulis : Ustad Cinta
Penerbit : Pustaka Iqra International (Maret 2010)
Tebal : VI + 86 Halaman
ISBN : 978-602-95905-2-4
Harga : Rp. 29.000


Let's talk about love hehehe...

Wait, ini bukan bedah liriknya Ceuceu Line Dion (Celline Dion maksudnya) featuring Barbra Streisand itu lho. Bukaaaan :)



Jadi begini, awal bulan lalu aku dikasih hadiah buku kecil nan inspiratif ini dari ortu. Hmmm, jadi ada dua makna nih. Apakah sebuah peringatan halus atau bentuk kepedulian atau dua-duanya? ya, begitulah. Daripada pusing dan bawel nanya motif hadiah ini mending dibaca aja.

Well, point penting dari buku ini adalah kita kudu punya sikap positif. Sering denger kan, kalo pikiran positif itu ngaruh banget, bukan cuma merambat sama orang-orang di sekitar kita, tapi juga bakal mantul, balik lagi sama kita.

Nah, jodoh itu ternyata bukan ditunggu, tapi dijemput. Satu ons aksi lebih berarti dari satu on teori. (Desig! kena deh )

Pernah dengar tentang Fisika Kuantum? Nah, teori bagian terkecil dari suatu benda adalah atom ternyata dipecahkan dengan penemuan dimana bagian terkecil itu bukan atom, tapi energi. Butiran-butiran energi ini dengan banyak ruang hampa disekitarnya disebut dengan kuanta. Bagaimana wujud kuanta itu sendiri, para pakar fisika punya pandangan berbeda, ada yng bilang kotak, bulat, oval dan sebagainya. Pikiran termasuk juga energi, yang terpancar dari otak. Pikiran berupa rasa senang, sedih, semangat dan lainnya. Meminjam istilah gravitasi dimana sebuah benda jatuh karena adanya tarikan dari bumi, begitu juga dengan pikiran kita. Law Of Attraction. Apa yang terjadi dan kita alami itu bukan datang dengan sendirinya, tapi kita sendiri yang menarik dari alam, disebabkan hati dan pikiran kita, istilah gampangnya membangun sugesti. Daripada sibuk memikirkan kemungkinan dan ketakutan suatu hal, mending kita sibuk menata hati , selalu feel good. Dengan feel good ini, kita senantiasa terkoneksi, langsung nge-link sama Allah. Kalau linknya sudah terbentuk, niscaya permintaan kita akan dikabulkan oleh Allah.

Ada 8M yang harus ditempuh. yaitu, Muhasabah, Menyegerakan tobat, Meluruskan Niat, Menentukan Pilihan, Meyakini, Mensyukuri, Mengikhlaskan dan Mendoakan.



Muhasabah
Mari kita cek bagaimana kualitas ibadah kita. Jangan-jangan selama ini tanpa kita sadari ada syirik yang nyempil, berlindung kepada selain Allah. Pernah percaya dengan jimat, paranormal, ramalan dan sebagainya? Jangan sampai ya. Selain itu, bisa juga ada yang salah degan shalat kita. Entah itu bolong-bolong atau ga pernah absen tapi masih suka melalaikan. Usahakan senantiasa berjamaah, shalat berjamaah di masjid (bagi laki-laki), tepat waktu dan khusyu! Selain itu amalan shalat sunnah juga bisa ditambahkan, seperti shalat dhuha, tahajud, rawatib, tobat dan istikharah.

Selain ibadah secara langsung dengan Allah, ada baiknya kita juga mengoreksi hubungan kita dengan sesama selama ini. Jangan-jangan kita pernah menggunjing orang. Jangan-jangan ada orang yang pernah tersakiti hatinya, silaturahmi yang terputus dan bagaimana hubungan kita dengan ortu lho.

Lalu, koreksi juga bagaiman sikap kita terhadap diri sendiri. Seperti yang sudah disebutkan di atas, pola pikir dan sikap kita terhadap diri sendiri. Bukan secara fisik saja, secara ruhiyah tubuh kita juga punya hak. Punya hak untuk mendapatkan nutrisi hati, seperti mendengarkan tausiyah, motivasi positif, pengetahuan melalui bacaan atau pengembangan diri dan sebagainya. Dan..., yang terpenting buang jauh-jauh self talk yang menilai diri negatif. Bungkus dan lempar jauh-jauh kecemasan-kecemasan yang cuma mupuk perasaan minder. Tanpa kita sadari, rasa minder yang kita pelihara itu akan tumbuh menjadi keyakinan. Lama-lama keyakinan ini akan mempengaruhi karakter dan tindakan kita. Lagi pula Allah tidak menilai kita secara fisik melainkan hati dan amal perbuatan kita kan?

Kalau sudah menemukan kekeliruan itu, segera lah Menyegerakan Bertobat, bertaubatlah dengan sungguh-sungguh.

Meluruskan Niat
Hati-hati dengan niat, karna setiap amal tergantung dengan niat kita. Nah, apa niat kita untuk menikah? Jangan sampai salah ya!

Menentukan Pilihan
Selain 4 hal yang diajarkan oleh Rasulullah SAW (harta, keturunan, kecantikan dan agama), kita juga harus menentukan kriteria/target jodoh kita itu lebih spesifik. Dengan adanya kriteria yang kita tentukan itu, kan membawa muatan emosi positif dalam diri kita, menjadi motivasi untuk menggerakan potensi kita mewujudkannya. Nah, jadi boleh tuh kita ngajuin proposal seperti apa yang kita pengenin.

Meyakini
Nah, cek kembali kriteria kita. Kalau masih ada perasaan yang mengganjal, itu artinya kita masih merasa ragu. Untuk menghilangkan keraguan itu, lakukanlah tobat dan memperbanyak istighfar dan.... kita harus mampu mengalihkan prasangka negatif ke arah yang positif. Ingatlah sebuah hadits Qudsi yang bunyinya : "Aku bersama sangkaan hamba-Ku pada-Ku. Maka hendaklah ia berprasangka dengan apa yang ia inginkan (bukan yang ia risaukan atau khawatirkan)". (H.R. THabarani Wal Hakam)

Mensyukuri
Bersyukur bisa dilakukan dengan cara seperti membuat catatan harian tentang syukur. Buat deh daftar yang memuat hal-hal yang pantas disyukuri. Selain itu, bersyukur juga bisa dilakukan dengan bersedekah, melihat ke bawah - di mana kita memperhatikan orang yang kurang beruntung dibanding kita. Tanpa membuat kita menjadi ujub, pikirkanlah, masih banyak nikmat Allah yang kita rasakan dibanding orang lain di sekitar kita. Selain itu jangan lupakan untuk berdoa sebelum dan seesudah tidur. Berterima kasihlah karna Allah senantiasa menjaga kita, saat tertidur dan memberikan kita kemampuan menjalani aktifitas kita setiap harinya. Berkaitan dengan jodoh, coba bayangkan dengan sejelas-jelasnya yang mampu kita bayangkan. Ini bisa kita ibaratkan sebagai uang muka saat kita memperoleh anugerah jodoh yang kita harapkan. Dengan begitu kita juga ingin memberikan gambaran pada Allah kalau kita benar-benar siap menyambut hadirnya jodoh harapan kita.

Mengikhlaskan
Langkah ini mungkin paling sulit untuk dijalankan. Mengikhlaskan maksudnya di sini adalah menyerahkan hasil terbaik pada Allah SWT. Indikatornya adalah rasa lega dan ringan di hati. Orang yang ikhlas, tidak pernah mengeluarkan keluhan dari lisannya. Yakin Allah akan memberikan yang terbaik tidak akan membuat kita merasa kecewa ketika apa yang kita terima tidak sesuai dengan harapan.
Seperti firmannya dalam surat At-Thalaq ayat 3 :

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا


"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."

Jadi kalo yang kita dapatkan meleset dari harapan, husnuzhan saja sama Allah. Pasti ada sisi positifnya.


Langkah yang terakhir, alias Mendoakan. Doa merupakan cara kita berdialog langsung dengan Allah. Dalam Q.S Al Mukmin ayat 60 Allah telah berfirman :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Nah, Allah sudah menjamin koq kalau setiap doa hamba pasti dikabulkan, Lalu, kenapa masih ada doa yang belum juga terkabul? Keyakinan! itu lah penyebabnya doa kita belum juga terkabul.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah seseorang diantara engkau semua mengucapkan -ketika berdoa-: "Ya Allah, ampunilah saya, jikalau Engkau menghendaki. Ya Allah, belas kasihanilah saya jikalau Engkau menghendaki." Tetapi hendaklah ia memantapkan permohonannya -seolah-olah memastikan akan berhasilnya-, sebab sesungguhnya Allah itu tidak ada yang memaksa padaNya -untuk mengabulkan atau menolak sesuatu permohonan-." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Tetapi hendaklah orang yang memohon itu bersikap mantap -olah-olah pasti terkabul doanya- dan hendaklah ia memperbesarkan keinginannya untuk dikabulkan itu, karena sesungguhnya Allah itu tidak ada sesuatu yang dipandang besar -sulit- olehNya yang dapat diberikan kepada orang yang memohonnya itu."


Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seseorang diantara engkau semua berdoa, maka hendaklah memantapkan permohonannya -seolah-olah pasti akan kabulkan- dan janganlah sekali-kali ia mengucapkan: "Ya Allah, kalau engkau berkehendak, maka berikanlah apa yang saya mohonkan itu," sebab sesungguhnya Allah itu tidak ada yang kuasa memaksanya -untuk mengabulkan atau menolak sesuatu permohonan-." (Muttafaq 'alaih)

Bukan saat berdoa setelah shalat saja kita harus memelihara keyakinan itu. Diluar shalat, waktu lainnya saat kita menjalani kesibukan setiap harinya jauhkan perasaan cemas, ragu dan prasangka buruk lainnya. Pada hakikatnya, doa sejati ada pada kualitas pikiran, ucapan dan tindakan kita sehari-hari. Insya Allahm Allah akan menarik jodoh yang terbaik untuk kita jika selalu berperasan baik, berpikiran baik dan berucap baik.

Kesimpulanku secara pribadi, kuncinya adalah kita harus senantiasa ikhlas, ikhlas dengan menyerahkan hasil terbaik pada Allah dan berpikiran positif. Berpikir positif terhadap diri sendiri dan sama Allah pastinya! Wiiiih, buku ini ringan tapi penuh dengan renungan. Secara pribadi ternyata masih banyaaaak banget hal-hal yang harus dibenahi. Semoga bisa jadi inspirasi juga buat teman-teman lainnya ya.

Kalau mau lebih detil dengan paparannya, monggo dihunting aja bukunya. Tipis koq, dalam itungan 1-2 jaum juga bisa selesai bacanya. Selain itu di bagian akhir buku ini juga dilampirkan kisah-kisah inspiratif Tabel Respon Positif dan Respon Negatif, melepas emosi negatif dan Self Hypnosis. Menarik bukan?
Share:

Friday 17 June 2011

Resensi Buku : Muhammad 2 - Para Pengeja Hujan


Judul : Muhammad 2 - Para Pengeja Hujan

Penulis : Tasaro GK


Penerbit : Bentang (Mei 2011)
Tebal : xiii + 687

ISBN : 978-602-8811-38-5

Harga : Rp. 99.000

"Jika kisahmu diulang seribu tahun setelah kepergianmu, maka mereka yang mencintaimu akan merasakan kehilangan yang sama dengan para sahabat yang menyaksikan hari terakhirmu, wahai Lelaki yang Cintanya Tak Pernah Berakhir. Mereka membaca kisahmu, ikut tersenyum bersamamu, bersedih karena penderitaanmu, membuncah bangga oleh keberhasilanmu, dan berair mata ketika mendengar berita kepergianmu. Seolah engkau kemarin ada di sisi, dan esok tiada lagi" (Tasaro GK)

Sudah baca Muhammad 1 : Lelaki Penggenggam Hujan? Kalau begitu, buku kedua ini pasti sudah sangat dinantikan kemunculannya.



Masih mengambil seting yang sama, Persia, Jazirah Arab dan Tibet, Buku kedua ini masih menceritakan tokoh yang sama, Rasulullah SAW dan Kashva sang Pemindai Surga. Dalam buku ke dua ini, kita diajak memutar waktu kembali ke masa sebelum Rasulullah lahir di mana sang Kakek, Abdul Muthalib dengan mantapnya menjawab pertanyaan Abrahah, Allah yang akan menjaga Kabah. lalu berlanjut saat Muhammad kecil menjalani masa kanak-kanaknya dengan saudara-saudara sepersusuannya Syaimah dan Abdullah di desa Baduwi. Seusai perang Hunain, di tengah kecemburuan para sahabat Muhajirin dan Anshar tentang pembagian ghanimah dengan para mualaf, Rasulullah meredakan kegelisahan dengan kata-katanya yang menyejukan, "Apakah kalian tidak bahagia, wahai kaum Anshar? Orang lain membawa domba dan unta, sementara kalian membawa Rasulullah ke rumah kalian?"





Selanjutnya bab sirah dalam buku ini menghadirkan lebih banyak tokoh sahabat yang sebelumnya belum hadir di buku pertama. Saat-saat terakhir Rasulullah hingga sepeninggal beliau menghadirkan banyak konflik di antara mereka, seperti yang tercermin dalam judul bukunya: Para Pengeja Hujan. Kenapa judul buku kedua ini begitu? Setelah membaca buku ini, kita akan memahaminya.

Beralih ke Persia, di sana pergantian penguasa terjadi dengan cepat tanpa pernah diduga. Intrik diantara sesama penerus dinasti Khosrou semakin menarik dengan kehadiran seorang jenderal cantik dan cerdas pemimpin Pasukan Atanatoi - Pemimpin pasukan immortal- dengan 10 tentara pengawal raja yang tidak pernah berkurang jumlahnya. Sementara itu gagal menemukan keberadaan Xerxes dan Mashya di Tibet, Kashva kembali lagi ke Persia. Tiba di tanah airnya, Kashva menemukan arsitek bangunan di kota yang persis dengan hasil rancangan yang pernah ia konsep ketika tinggal di kuil Sistan. Di tengah penasarannya itu, Kashva jatuh dalam jebakan mata-mata kerajaan hingga ia harus kehilangan kota kayu yang selalu dibawanya dan menemukan satu kenyataan yang berat diterimanya.

Kenyataan apakah itu? Lalu bagaimana nasib Xerxes dan Mashya? Siapakah Jenderal cantik dan cerdas itu? Lalu siapakah yang merancang arsitektur kota yang persis dengan konsep buatannya? Jawabannya ada di buku kedua dari Trilogi Muhammad ini.

Pesona Persia yang eksotis dan heroiknya perjuangan para sahabat Rasulullah mengibarkan panji kemuliaan Islam, menyebarkan agama islam dan menundukkan dua raksasa perang pada masa itu - Romawi dan Persia - akan membuat kita para pembaca serasa bertualang di dalamnya. Masih dengan gaya tutur orang kedua saat mengisahkan Muhammad SAW dengan ungkapan-ungkapan puitis di dalamnya menjadikan buku setebal 678 halaman ini terasa cepat dibuka lembar demi lembarnya.

Membaca buku ini seperti membaca narasi dari film TROY, Kingdom of Heaven, dan The Messsage dalam sebuah novel. Sayang sekali dalam kisah menit-menit terakhir menjelang wafat Rasulullah di mana saat berdialog dengan Jibril tentang nasib umatnya tidak diceritakan disini. Selain itu tebal buku sebanyak 678 halaman lebih mungkin memberi kesan menjenuhkan bagi mereka yang tidak terbiasa membaca buku.

Buku ini sangat disarankan untuk dibaca oleh siapa saja. Remaja, dewasa, pria atau wanita yang ingin lebih mengenal lebih dekat kehidupan Rasulullah dari dekat. Banyak sisi kehidupannya yang belum kita ketahui terbuka di sini. Mengutip ungkapan seorang teman, karakter khas orang Indonesia yang cenderung menyukai buku gaya tutur bercerita, membaca sejarah Rasulullah akan terasa lebih mudah dicerna.

Setelah membaca buku ini semoga kita tidak hanya dibuat terpesona dengan kisah dan qoutes-qoutes bagus di dalamnya, tapi juga kita semakin bersemangat mencontoh teladan akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Mencoba lebih mencintainya diawali dengan membaca sirahnya, salah satunya ya buku ini. Selamat Membaca :).
Share:

Tuesday 14 June 2011

Go Green




Minggu kemaren saya pergi ke pengajian dan lagi ada sosialisasi acara menarik ini. Hmmm, bisa jadi rekomendasi nih buat yang plannng ngabisin weekend di Bandung tanggal 24 Juli nanti. Jadi sekali ini, ngabisin liburannya dengan seru-seruan bersih-bersih sambil nge-games. Belanja n wisata kulinerya delay aja dulu hehehe. Dengan fee cuma Rp.50.000 worthed banget sama fasilitas yang kita dapetin.


Share:

Wednesday 8 June 2011

Resensi Buku : Cinta Pada Pendengaran Pertama

Cinta sejati ialah cinta yang ada dalam ridha illahi


Itulah pesan yang disampaikan dalam novel Cinta Pada Pendengaran Pertama. Ya, cinta yang hadir dari telinga lalu turun ke hati.

Sejak kepergian ibunda bekerja sebagai TKW di Arab, Uni menggantikan peran Ibundanya mengurus keperluan sehari-hari Ayah dan adiknya Ulfah. Saat Uni melepas lelah setelah membereskan pekerjaan rumahnya, mendengarkan Radio Hikmah menjadi hiburan baginya.

Awalnya Uni mendengarkan Radio Hikmah secara tidak sengaja. Ditengah kesedihannya karna melihat Ayahnya begitu mesra dengan seorang perempuan lain, ia menyalakan radio berusaha menghibur hati. Saat itu penyiar membuka line telepon untuk pendengar yang ingin berbagi secara langsung. Uni memberanikan diri nimbrung berinteraksi dalam “program curhat on air”. Tak dinyana, karna “curhatnya” itu, Dian seorang pendengar dari Jakarta hadir memberikan warna baru dalam kehidupannya.

Berkirim salam, sms atau menelpon radio saling menanggapi interaksi masing-masing jadi rutinitas baru bagi Uni dan Dian. Semakin Uni mengenal Dian ditambah dengan perlakuan Dian yang dirasakannya istimewa, membuat benih asmara tumbuh subur dihatinya. Namun Uni juga dilanda harap-harap cemas seandainya Dian tahu Uni mempunyai mata yang juling dan ayan yang dideritanya, apakah Dian akan tetap menerimanya?

Tidak hanya soal gejolak rasa melulu yang kita temukan di sini. Hangatnya ukhuwah islamiyah dari sahabat-sahabat barunya yang dikenal Uni lewat Radio HiIkmah. Pergolakan hati Uni saat kehadiran wanita lain dalam kehidupan ayahnya, sikap Ulfah sang adik yang sempat membuat Uni galau dan perjuangan Uni mendapatkan hidayah menjadi seorang muslimah sejati bakal kita temukan di sini.

Akankah hubungan Uni dan Dian berakhir indah seperti yang Uni harapkan? Dan ketika Uni sadar cinta hadir belum saatnya, apakah yang Uni lakukan? Lalu, bagaimanakah perjuangan Uni mengikhtiarkan kesembuhan penyakit yang dideritanya dan pergumulan Uni mengatasi letupan-letupan dalam keluarganya?

Jawabannya bisa kita temukan dalam Novel berjudul “Cinta Pada Pendengaran Pertama” yang mengambil latar belakang masyarakat menengah di pulau Batam.

Sebagai pendatang baru, Yesi Moci mencoba mengangkat persoalan yang dihadapi remaja yang beranjak dewasa seusianya, berbaur dengan realita sosial yang kerap kita temukan. Gaya bahasanya yang ringan akan membuat kita mudah larut dalam rangkaian kisah Uni dan Dian. Kutipan hikmah yang diambil dari Al Quran dan hadits, sisipan penjelasan yang penulis tambahkan tentang penyakit dan istilah lainnya menjadikan novel ini sarat dengan khasanah wawasan bagi pembacanya.

Namun begitu, beberapa informasi yang disisipkan akan lebih baik jika dirangkum dan disampaikan kembali dengan ringan sesuai dengan gaya penuturan penulis. Dengan begitu pembaca benar-benar merasa sedang membaca novel fiksi, dan mudah memahami penjelasan yang disampaikan.

Novel ini sangat direkomendasikan terutama bagi para pembaca remaja denga segmen usia SMP-SMA, di mana dalam rentang usia itu kebanyakan dari mereka tengah dalam proses pencarian jati diri. Novel ini akan menjadi salah satu sumber inspirasi untuk menemukannya.


Ingin memiliki novelnya? Kirim inbox ke Yesi Moci http://www.facebook.com/Yesimoci?ref=profile) atau klik http://www.leutikaprio.com/produk/10041/novel/1105101/cinta_pada_pendengaran_pertama/1102158/yesi_moci
Share: