Showing posts with label Report. Show all posts
Showing posts with label Report. Show all posts

Monday, 23 April 2018

Sharing Happiness, Jadikan Zakat dan Sedekah Lebih Mudah

Pas tanggal tua gini, biasanya kita lagi puyeng ngitung-ngitung pengeluaran. Sebisa mungkin jangan sampe tekor alias ngutang. Kan, males banget ya, kalau pas gajian atau ini itu pada cair eh mampir sebentar aja, karena dipake buat bayar-bayar. Ngomong soal bayar-bayar, bagusnya emang segala sesuatunya direncanakan sejak awal bulan. Bukan hanya bayaran wajib semacam rekening listrik, air, bayar sekolah, menyisihkan kebutuhan bulanan dan anggaran rutin lainnya. Tapi juga bayar zakat atau sedekah. Hayo, gimana bulan ini. Sudah bayar belum? 

Menurut saya pribadi nih, membayar zakat atau sedekah bukan hanya sekadar gugur kewajiban saja. Oke, saya udah menunaikan zakat sekian rupiah. No, enggak. Tapi lebih dari itu, zakat atau sedekah kalau dikelola dengan baik bisa menggerakan perekonomian. Ga percaya? Coba baca lagi sejarah jaman khalifah dulu di mana yang namanya badan amal zakat pada waktu itu bisa mendistribusikan titipan umat dan menjadikan perekonomian jadi makmur. Walau misalnya zakat yang ktia bayrkan itu hanya let's say 100 ribu saja, itu berarti banget kalau dikumpulkan dengan dana dari donatur lainnya. Saat ini, di Indonesia pun sudah banyak lembaga zakat yang dikelola oleh swasta dan menawarkan pendistibusiannya agar lebih produktif. Salah satunya adalah Rumah Zakat. 


FYI, pada tahun 2018 ini, Rumah Zakat menargetkan bisa membina sebanyak 1.234 Desa Berdaya yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Nur Efendi, CEO Rumah Zakat: “Desa Berdaya adalah proses pemberdayaan wilayah berdasarkan pemetaan potensi lokal di bidang ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan pendidikan. Tujuan dari pembinaan Desa Berdaya ini adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu dan komunitas masyarakat. Untuk merealisasikan hal ini kami tentu harus bermitra dengan berbagai stakeholder lokal hingga nasional. 

Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah 
Dengan adanya zakat yang produktif, mestinya tangan yang di bawah juga bisa naik level dan jadi salah satu tangan yang di atas. Setuju? Untuk itu, Rumah Zakat juga mengerahkan para pemuda pelopor sebagai Mitra/Fasilitator Desa Berdaya. Nantinya, mereka akan menjalankan tugasnya sebagai pendamping, pemberdaya, surveyor program, penggerak lingkungan, dan bahkan menjadi advokat juga, lho. Wih keren banget, ya? Program itu sudah terealisasikan, kok. Bukan hanya wacana. Saat ini sudah ada 1.118 Desa Berdaya yang terdapat di 191 Kabupaten dan Kota di Indonesia. Mengusung tagline Ramadhan Berdaya, pada bulan Ramadhan yang sebentar lagi tiba, Rumah Zakat sudah mempersiapkan sejumlah program istimewa yang akan dijalankan, yaitu: 
  • Mendistribusikan program 124.000 paket Berbagi Buka Puasa (BBP) 
  • 14.300 paket Kado Lebaran Yatim (KLY) 
  • 6.200 Bingkisan Lebaran Keluarga (BLK), 
  • 8.850 paket Syiar Quran (SQ) dan 
  • 300 penerima manfaat program Janda Berdaya (JB). 

Sharinghappiness.org Versi 3.0 Untuk Kemudahan Berbagi 

Pada tahun 2017, Rumah Zakat memiliki lebih dari 217.000 donatur berdonasi dengan porsi 38% donasi dilakukan di Bulan Ramadhan saja. Dari semuanya itu, 77% donasi dilakukan secara cashless dan 15% donasi cashless tahun 2017 dilakukan melalui platform SharingHappiness.org. SharingHappiness.org adalah platform donasi crowdfunding yang diluncurkan oleh Rumah Zakat pada Februari 2016 lalu. 

Hmmm…. Asik, ya. Mau beramal pun gampang banget, bisa dilakukan dalam hitungan detik dari aplikasi yang tertanam di gadget yang kita miliki. Ga ada lagi dong alasn lupa atau ga sempet. Kalau belanja online saja bisa segera diurus, menyalurkan donasi pun pasti bisa. Gampang! 

Sebagai bukti aplikasi sharinghappiness.org mendapat respon positif adalah dengan meningkatnya donasi yang terkumpul sampai hampir 130% sejak diluncurkan. Trennya terus meningkat, karenanya nih, masih menurut Nur Efendi, pihak Rumah Zakat pun menucurkan fitur kemudahan berbagi melalui SharingHappiness.org 3.0. Mudah-mudahan semakin banyak pihak yang terangkat kesejahteraan dan produktivitasnya dengan adanya aplikasi ini, ya. Aamiinkan, dong. 

Sebagai bukti dana sebesar 24 milyar rupiah dari 25.000 donatur yang bergulir dari aplikasi ini sudah direalisasikan dengan mendanai 280 projek sosial hingga Maret 2018. Adapun perbaikan fitur kemudahan berbagi bagi para pengguna SharingHappiness.org yang tersedia adalah: 
  • Banyaknya pilihan program sosial kemanusiaan 
  • Dashboard untuk melihat perkembangan program 
  • Proses donasi yang bisa dilakukan kapan dan di mana saja; 
  • ‘Wish list’ yang memungkinkan pemgguna untuk menyimpan dan cek daftar program favoritnya. 
Selain itu, dalam waktu dekat ini juga para donatur dan pengguna SharingHappiness.org dapat membuat program penggalangan dana sendiri. Penggalangan dana bisa dilakukan untuk mendukung program yang sudah ada, atau bisa juga membuat program baru untuk membantu mengatasi masalah sosial di sekitar donator. 

Rekap Program Pemberdayaan Rumah Zakat Tahun 2017 

  • Berbagai program pemberdayaan yang terdapat di 1.056 Desa Berdaya yang tersebar di 172 Kota/Kabupaten dan 21 provinsi di Indonesia. 
  • Penerima manfaat di tahun 2017 mencapai 1.621.982 orang, yang mendapatkan layanan program di bidang Kesehatan (Senyum Sehat), Pendidikan (Senyum Juara), Ekonomi (Senyum Mandiri), dan Lingkungan (Senyum Lestari). Seluruh program ini direalisasikan menjadi total 5.667.164 jumlah layanan bagi masyarakat di tahun 2017. 
  • Tersedianya: 51 Ambulans Gratis, 20 Mobil Klinik , 18 Sekolah Juara, 9 Klinik RBG, dan 2 Mobil Juara.  
  • Program Senyum Ramadhan dengan jumlah penerima manfaat 167.571 orang 
  • Distribusi Superqurban sebanyak 132.966 kaleng yang merupakan optimalisasi daging qurban yang diolah menjadi kornet dan rendang. 
Gimana, sudah siap berzakat atau menyalurkan sedekahnya? Jangan lupa install aplikasi sharinghappiness.org di hpnya, ya.
Share:

Thursday, 22 February 2018

Jalan-jalan Gratis dengan Modal Resi JNE

Saya tertawa ngikik waktu memperhatikan mukanya sahabat saya. Let's call her Mpok. Panggilan sayang (((sayang))) gank saya dan temen-temen saya kuliah dulu. Mukanya tiba-tiba pias. Udah mah aslinya putih, mukanya makin putih aja. Diantara kejaimannya sebagai ketua HIMA Jurusan, saya menemukan sisi lain dari dirinya. Ternyata parno dengan ketinggian, padahal cuma setinggi jembatan penyebrangan yang ada di depan masjid Ukhuwah itu, lho. 

"Berisik ah, Fi," protesnya waktu saya ga berhenti ketawa. Ya abis, waktu itu saya mikirnya doi ini ga takut ketinggian. Eh, belasan tahun kemudian saya merasakan sensasi kaki saya kayak mau lepas dari sendi-sendinya waktu nyobain zip bike di wahana The Lodge. Sampai kembali ke titik semula dengan selamat, sih. Deg-degan plus tengsin karena dilihatin orang banyak soalnya. Tapi kan mereka ga kenal, ya? Cuek aja, lah. Kecil kemungkinan kalau ketemu lagi bakal inget hahaha... siapa elu? 

Sudah ke sini, belum?  Camping Asik di Lodge Maribaya

Terus saya mikir gini, kalau diajak naik gandola yang alasnya bening dengan ketinggian belasan, atau puluan meter apa saya bisa selow? Di lain waktu saya ngikik lama waktu Pak Aam dalam ceramah mingguan di MPI, cerita soal ini. Dasar, ya. Kok doyan ngetawain derita orang? #eeh. Eh tapi saya berani lho menjajal Tamah Race di TSB sana, hahaha... bangga, dong! *belagu*

Ngomong-ngomong soal nyali dan ketinggian, beruntunglah kalian yang ga punya masalah ini. Karena nih siapa tau kalau rajin ngirim paket via kurir JNE bisa punya kesempatan naik helikopter, gratis.

Hah, seriusan? Eh tapi itu doang? Ga seru aaah.

Eits. tenang. Saya ceritain dulu sampe tuntas, ya. Naik helikopter gratis itu cuma salah satu asiknya jadi pelanggan jasa kurir JNE. Sisanya? Masih buanyaaak. 

Kamis pekan kemarin, tepatnya 15 Februari 2018, saya dan temen-temen blogger Bandung yaitu Erry, Nchie, Tian dan Yasinta menghadiri ceremony penyerahan hadiah untuk para pemenang program JLC Draw dan JLC Race. Acara ini berlangsung di Ambrogio Resto, Jalan Banda no 26, Bandung. Waktu membalas email konfirmasi acara, saya masih blank soal acara ini. JLC (JNE Loyalti Card) itu apaan dan gimana benefitnya? Apa aja syaratnya kalau mau jadi member, terus awardnya itu award gimana? Kan bukan award ala-ala penghargaan insan musik atau film gitu kan, ya? Daripada lieur sorangan alis bingung sendiri (mana ada yang mau diajak lieur barengan) ya udah, saya cus aja ke tkp.  Biar tau.

Diantar babang ojol yang tau jalan pintas memangkas waktu di tengah lalu lintas Bandung yang makin macet, saya tiba seperempat jam lebih awal di tkp. Sok duduk manis di beranda Ambrogio Resto, ceritanya nungguin yang masih di jalan. Eh, Erry dan Nchie teriak-teriak manggil saya di WA. Beuh, saya kalah cepet nge-race sama duo emak ini :D. Ya udah lah, saya segera nyamperin ke lantai 2. Di sana juga sudah ada Teh Kurnia yang lagi ngobrol disusul oleh Tian dan Yasinta yang datang tidak lama kemudian.


Jadi nih, ceritanya JNE itu punya program untuk mengapresiasi para pelanggan setianya dengan adanya JLC itu tadi. Di akhir tahun 2017 kemarin sudah berlangsung program JLC Lucky Draw dan JLC Race bagi para semua membernya. Hadiahnya? yaitu tadi, bukan cuma bisa naik helikopter secara gratis tapi juga ada hadiah lain yang gak kalah bikin ngilernya. Ada voucher nge-trip ke Eropa, trus mobil mewah dan hadiah hiburan berupa kamera, iPad atau sepeda motor. Nah, lho. Udah mulai ngeces, kan? *sodorin tissue buat ngelapin iler*




Ngomong-ngomong soal membership, para member dari Bandung ini ternyata jumlahnya paling banyak kedua setelah Jakarta, lho. Kurang lebih ada 9.500 member JLC yang berdomisili di Bandung dan rara-rata memang para pelaku ekonomi digital alias olshop. Pantesan aja ya, ada yang dalam sehari bisa kirim paket sebanyak 700 pcs. Ckckck.... keren amat. Jangan bayangin semua itu dilakukan sendiri. Saya jamin dalam itungan pake jari tangan dan kaki pun kita udah pegel dibuatnya. Syukur-syukur kalau ga sampe kapalan atau pingsan hahaha... 

Menurut Murah Lestari selaku Head of Regional Jabar, JNE akan selalu berupaya memberikan manfaat dan nilai lebih untuk para pelanggan setianya, terutama bagi puluhan ribu member JLC yang setia menggunakan produk layanan dan fasilitas dari JNE untuk pengiriman aneka paket. 

Akurasi waktu pengiriman paket oleh JNE pun akan semakin terbantu jadi lebih cepat karena sudah dibukanya akses tol ke wialayah timur, karenanya pengiriman paket dari Bandung ke Surabaya pun sudah memanfaatkan fasilitas transportasi jalur darat. Lebih murah dong, ya. Untuk memantau alias tracking pengiriman paket pun, JNE sudah mengaplikasikan mobile device untuk update pengiriman paket. Ga usah takut paketnya bakal nyangkut ke alamat yang salah.


Yang menarik dari acara ini adalah sesi sharing para pemenang race dan award tempo hari itu. Sungguh deh, saya dibuat kepo. Gimana caranya mereka bisa dapet? Kerennya ga nanggung, nih karena baru join bulan Juni tapi poinnya bisa terkumpul banyak. Fokus. Itu resep yang diberikan oleh Pak Bustomi sebagai salah satu pemenang yang berbagi di hari itu.

Ya sih, belum setahun gabung, tapi dengan memilih fokus dan konsen pada bidangnya, usaha online yang dimilkinya berjalan dengan lancar. Beliau ini cuma ngurusin soal marketing, sementara sisanya dikerjakan oleh tim adminnya, termasuk tim admin untuk sosmed yang sudah da 8 orang. Engagement di dunia virtual emang penting, ya. Mabok deh kalau follow up ini itu dikerjakan sendiri. 
sharing session bersama para pemenang JLC Award
Sebagai bocoran, 1 poin yang terkumpul dalam JLC Race dikonversikan dari nominal sebesar Rp. 25.000. Kalau ada yang sampai punya 5.000 poin kayak si Akang ini, itung sendiri dia udah punya berapa resi yang terkumpul? Hayo, itung sama jari, ya. Jangan pake kalkulator. Gampang, kan? Iya berapa gampang itu? :D Ngitungnya gampang, nah ngumpulin poinnya perlu effort yang konsisten dan kesabaran. Eh tapi, bisa kok terwujud.
Para pemenang dari Bandung dalam JLC Award

Jadi siapa bilang mengenyahkan fobia ketinggian itu cuma buat jaga imej? Siapa tau kan, someday bisa jalan-jalan gratis ke Eropa hanya dari ngumpulin resi pengiriman paket via JNE ini. Pastinya jalan ke sana pake kapal terbang, lah. Lebih secure, ga usah merem melek lihat ke bawah. DI pesawat mah tinggal duduk manis sampai landing di tempat tujuan. Jangan remehin resolusi, apalagi kalau sedang merintis bisnis olshop Siapa tau taun depan gilirannya kalian yang mendapat apresiasi dari JNE buat jalan0jalan ke Eropa. Ya, kan?
Nah kalau ini para Blogger Bandung yang mupeng hadiah plus jalan-jalannya :D

Eh ya hampir lupa. Kalau mau bergabung sebagai member JLC,  gabung aja dengan cara mengakses jlc.jne.co.id.  Kalau menang terus nyari temen jalan-jalan,  boleh ajak saya, ya. :)
Share:

Tuesday, 20 February 2018

Aplikasi Terbaru Paytren 5.0 Mendukung Ekonomi Mikro

"Teh, jadi ini alamatnya di Buahbatu, ya?" begitu tanya drvier ojek online yang saya tumpangi. Duh saya bingung pas ditanya gitu hahahaha... Modal saya sih biasanya ngandelin GPS. GPS aplikasi (walau kadang-kadang ngaco) atau kalau kata Erry, GPS dalam arti Gunakan Penduduk Sekitar. Terkadang saya ngambil patokan alamat dari nomornya. Walau kadang di beberapa tempat, masih ada  yang absurd atau asal ngasih nomor yang neplok (((neplok))) di depan rumahnya. Sialnya, di sepanjang jalan Sukarno Hatta saya nemu beberapa rumah atau gedung yang alamatnya ngaco. Ya , masa  sih, di kanan kirinya masih nomor 600an, dia udah udah 700 sekian? Kan ngaco,  bikin bingung pula.

"Udah deh, Pak. Lurus aja kita patokan pake nomer," saya berspekulasi. Mudah-mudahan ga nyasar hahaha... 

"Baik, Teh."

Nah, si bapaknya manut aja saya suruh lurus terus mengikuti alur Jalan Soekarno Hatta. There we go. Saya sampai dengan selamat di Jalan Soekarno Hatta nomer 693. Ga ada drama muter-muter karena nyasar. Yeay, senengnyaaaa. *loncat-loncat girang*

Gedung The Suites Parahyangan Business, tepatnya blok D6-D7 di mana merupakan lokasi kantornya Paytren sudah ramai dengan hilir mudik orang. Cukup nanya sekali sama satpam di depan pintu masuk,  saya sudah tiba di venue.  Wiiih, rame banget. Warna orange mendominasi pelataran parkir yang jadi venue acara. Sesekali terlihat warna hijau, dari  atribut pengemudi motor Grab  yang ada ada di sana.  Beberapa motornya terlihat keren. Gaul pisan. Bikin saya gagal fokus. 



Iyes, ga salah, kok. Soalnya hari itu ada acara peluncuran Program PayTren Drive bersama Grab Indonesia. Selain menghadirkan foundernya Ustad  Yusuf Mansyur,  hadir juga Hari Prabowo, SE selaku direktur utama yang memimpin Paytren, yang berkantor pusat di Bandung,   Ridzki Kramadibrata, Managing direcroe Grab Indonesia, Kaesang Putra Pangarep, kreator aplikasi Madhang dan beberapa pegiat digital kreatif lainnya yang turut hadir dalam acara hari itu.

Sebelum berganti nama, dulunya Paytren masih mengusung nama VSI sampai tahun 2015. Aplikasi yang digagas sejak tahun 2013 ini sudah mempunyai 2 jutra mitra, di mana 500 ribu diantaranya berada di luar negeri, termasuk negeri jiran Malaysia. Ngomong-ngomong soal Malaysia, salah satu mitranya bela-belain datang, lho.  Keren, ya. 

Saya taunya Paytren ini cuma aplikasi untuk memudahkan pembayaran semacam listrik, telepon, atau pulsa. Tapi ternyata Paytren sudah berkembang pesat dan bertransformasi menjadi  perusahaan finansial berbasis tekonologi  dengan segmen yang sudah mendunia. Salah satunya, ya, acara tempo hari itu.   Paytren menandatangani kesepakatan dengan Grab dan diwujudkan dengan diluncurkannya aplikasi Paytren 5.0. 

Selain membuka peluang kerja bagi 3 juta pengusaha mikro (1 juta diantaranya mitra Grab), aplikasi Paytren terbaru ini juga membantu meningkatkankan kesejahteraan karena adanya sedekah yang sudah terintegrasi dalam sistem. Dalam acara kemarin yang juga turut dibacakan surah Ar-Rahman secara berjamaah, dilaporkan kalau realisasi sedekah yang sudah terkumpul malah sudah bisa membangun masjid, lho. Padahal cuma dengan membayar sedekah  Rp. 2.00, 00 saja dalam sehari. Keren, ya?

Ngomong-ngomong soal Grab, saya termasuk pengguna yang sangat terbantu dengan adanya aplikasi ini. Bandung yang semakin macet dan estimasi di perjalanan yang rada susah diprediksi membuat saya lebih memilih aplikasi ojek online biar ga kesiangan menuju acara atau janjian. Saya ga suka nunggu dan merasa bersalah sekali kalau sudah bikin orang nunggu. Sebisa mungkin untuk selalu on time atau syukur-syukur bisa datang lebih cepat. Ya kalau balik ke rumah sih, ga masalah naik angkot, walau risikonya lebih lama di jalan. 


Dalam acara kemarin, Ridzki Kramadibrata menceritakan pengalamannya waktu 'nyamar' jadi penumpang. Entahlah, driver yang ternyata seorang ibu separuh baya ini ga menyadari kalau yang jadi penumpangnya itu adalah bosnya hihihi.... Mungkin kalau tau,  bakal lain ceritanya, ya.  Moral storynya kadang kala kita tidak harus selalu tau dalam setiap hal.  Ibu separuh baya ini  meladeni obrolan dengan Ridzki dan sempat meminta izin ketika ada panggilan masuk ke hp-nya.  Sesuatu hal yang jarang kita temui juga lho, di mana  lawan bicara kita meminta izin dalam situasi seperti ini. Reminder juga buat saya untuk melakukan yang sama.

Singkat cerita, si ibu masih bisa memelihara bounding dengan anaknya, walau sedang berada di luar  rumah untuk mencari nafkah. Sambil mengemudikan kendaraan, ia masih bisa menjadi pendengar yang baik untuk anak remajanya yang ingin curhat.   Setelah obrolannya selesai, obrolan ibu driver dan Ridzki berlanjut sampai di tujuan, dan beliau masih tidak menyadari siapa penumpang spesialnya hari itu.
By the way, bukan hanya bermitra dengan Grab, Paytren juga berkolaborasi dengan Madhang. FYI, Madhang ini adalah aplikasi yang diinisiasi oleh Kaesang Putra Pangarep. Bekerja sama dengan dedek-dedek mahasiswa tim pengembang dari  Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. Aplikasi ini membidik pelaku bisnis rumahan untuk dipasarkan secara digital.  Walau bisnis rumahan,  ga ada yang membantah kan kalau makanan rumahan itu paling juara enaknya, ngangenin dan ini nih, murah.  Yang pernah kuliah pasti sering kan beli makan siang atau makan malam di warung nasi sekitar kampus atau kos-kosan? Saya aja kangen sama makanan warung nasi deket kampus dulu. Murah dan enak.  Saking merasa terbantunya, Kaesang sempat mendapat cipika-cipiki dari seorang ibu yang terbantu.  Sambil tersenyum tersipu, Kaesang yang digoda oleh Ustad Yusuf  Mansur hari itu menegaskan yang ngasih cipika-cipiki ibunya, bukan anak gadisnya hahaha.... saya dan pengunjung hari itu dibuat tersenyum dibuatnya.

Kembali lagi ke aplikasi Paytren terbaru, di sana ada juga fitur aplikasi pariwisata  yang bisa kita manfaatkan. Sssttt... baru-baru ini Indonesia diundang ke Praha, Cekoslavakia untuk mempromosikan wisatanya. Nah, fitur baru ini juga jadi lahan baru untuk memperkenalkan wisata yang ada di Indonesia. Dengan adanya kerjasama dengan Grab akan memudahkan mobilitas di daerah wisata  yang dipromosikan.  Bagaimana kalau lapar dan pengin cari makanan? Lah, kan ada Madhang,  yang sudah bermitra. Komplit, kan?

Diharapkan di akhir tahun ini, adanya aplikasi Paytren 5.0 bisa menghidupkan 5 juta pelaku ekonomi mikro. Ke depannya, Paytren akan terus bermitra dengan pengusaha-pengusaha lokal yang ada di Indonesia  untuk mengatasi masalah pengangguran. Siapa tau di antara kita  bisa jadi pelaku percepatan pertumbuhan ekonomi yang sudah serba digital. Prinsip saling tolong menolong dan sedekah yang sudah terintegrasi di sini  insya Allah bisa terwujud. Aminkan, ya.

Share:

Monday, 19 February 2018

Pembukaan Make Over Independent di 23 Paskal

Dulu waktu dengar nama brand kosmetik Make Over, saya pikir ini kosmetik impor, lho. Packagingnya yang identik dengan warna hitam membuatnya terkesan elegan, dan mewah.  Eh, ternyata saya salah.  Make ini asli buatan Indonesia, Masih sodaraan dengan Wardah dan Emina dengan segmen pasar yang berbeda. Sedikit lebih mahal tapi masih terjangkau.  Beberapa produk yang sudah saya punya antara lain adalah hydrating serum,  blush on, dan mascara.

Beberapa hari yang lalu saya udah kehabisan bedak, dan berencana untuk ganti pake Make Over.  Makin yakin kalau produk ini bagus setelah stalking ke beberapa blog beauty blogger dan recomended.  Fix! Saya sudah menganggarkan beli bedaknya Make Over.

Suatu kebetulan ketika saya mendapatkan undangan untuk menghadiri launching Independent Storenya di 23 Paskal, Pipit, adik saya  juga ikutan girang. Ini karena lagi ngincer beberapa produknya. "Ikut ya, Teh."

"Kuy," alias yuk, saya bilang. Selain jadi punya temen kan ada yang bisa disuruh-suruh hahaha Kakak macam apa saya, ya?

Di luar dugaan,  ternyata yang antusias menghadiri acara launching Make Over Independent Store ini banyaaak, banget. Ada yang rela jadi pengunjung kelas festival alias berdiri atau uyel-uyelan berbagi kursi.  

Sebelum resmi dibuka dan melayani pengunjung,  terlebih dulu diadakan pengguntingan pita yang dilakukan oleh perwakilan dari Make Over dan dilanjutkan oleh Beauty Demo oleh MUA Kirana Fary. Lumayan lama juga beauty demonya, tapi selama sesi demo berlangsung saya mendapatkan banyak tambahan insight soal tips and trik dandan, terutama dandan sehari-hari.

Menurut MUA yang basicnya dari pelukis ini, yang namanya dandan itu bukan untuk membuat seseorang jadi pangling, lho. Tapi untuk menutupi kekurangan dan menonjolkan sisi kelebihan seseorang. Beberapa tool yang penting agar hasil dandan maksimal juga disebutkan oleh Mbak Kirana yang cantik dan sabar melayani pertanyaan audiens.  

Kalau tidak ada ring light, kita bisa nyari sudut rumah lainnya yang mempunyai pencahayaan yang terang. Sambil bercanda,  MC acara hari itu menimpali pintu depan rumah itu salah satu contohnya. Dan saya setuju hahahaha... eh tapi nanti dikira aneh ga sih sama tetangga yang lewat?

Ngomong-ngomong soal printilan kosmetik, hydrating serum yang saya punya ini terbilang awet. Sudah lama saya beli dan susah abisnya.  Menurut Mbak Kirana, hydrating serumnya Make Over ini  bukan saja membantu agar polesan make up maksimal tapi juga aman digunakan oleh kulit yang sensitif  dan bisa digunakan bersamaan dengan  kosmetik dari dokter. Saya yang punya masalah kulit kering dan berjerawat pun oke-oke aja, ga ada keluhan. Malahan dengan mengaplikasikan hydrating serum ini juga mencegah kosmetik yang dipakai langsung mengena ke kulit yang lagi sensitif.  

Masih ngomongin soal kosmetik, kebanyakan dari kita saat menguji tone warna yang pas (misal untuk alas bedak dan bedak) kebanyakan akan mencoba mengoleskannya di punggung jari. Hayo, ngaku. Suka gitu, gak? Daaan ternyata cara menguji kecocokan warna dengan cara seperti ini tidak dibenarkan, lho. Untuk mengetahui cocok tidaknya tone warna, Mbak Kirana Fary tetap menyarankan untuk mengoleskannya masih pada wajah, di area yang sedikit tersembunyi.  Hmmm... baiklah, well noted. Saya akan mempratikkannya nanti, kalau pas lagi hunting kosmetik. Kerennya Make Over ini kalau udah makin lama malah makin bagus nempel di kulit meski kita sudah berkeringat. Untuk touch uppun, Mbak Kirana ngasih tips agar riasan kita tidak rusak.

Selesai beauty demo, acara yang ditunggu pun tiba. Apalagi kalau bukan waktunya belanja? Seratus orang pertama yang sudah mendapatkan kupon antrian, berhak mendapatkan  diskon spesial.  Sementara saya udah neyerah lihat orang yang uyel-uyelan di store buat milih kosmetik favoritnya. Untungnya adik saya, Pipit masih semangat 45 buat ikut antri belanja hahaha... Dan two way cake Make Over ini pun jadi sahabat sehari-hari saya buat dandan.  





Beberapa produk lainnya dari Make Over seperti lip matte,  lip balm, micellar water, palet The Bos BABE juga sudah jadi penghuni baru di rak kosmetik di kamar saya. Reviewnya saya tulis menyusul, ya. Yipiii... senengnya.


By the way, kalian sudah punya apa saja dari produknya Make Over? 

Share:

Saturday, 17 February 2018

Sharing Session Para Foodies Bandung

Kalau ditanya soal makanan, boong banget deh kalau  ada yang bilang  benci makan. Pasti ada salah satu jenis makanan  yang jadi favorit, walaupun lagi diet ketat  misalnya.  Saya aja nih yang punya alergi terhadap beberapa jenis makanan masih aja suka berasa dikitikin buat cheating. Semacam guilty pleasure hahaha... Ya udahnya nyesel juga, sih.  Makanya sekarang makannya rada apik, demi mengejar resolusi 2018. Apakah itu? Salah satunya badan yang sehat dengan bonus muka muilus dari jerawat dan bruntusan. Wkwkwk,,, opening yang absurd, ya. Malah curhat ga jelas gini.

Jadi gini nih, sebenarnya tulisan saya kali ini juga masih seputar makanan. Masih inget, kan, quotenya Kang Emil yang bilang gini: Pekerjaan yang menyenangkan itu adalah hobi yang dibayar.  Punya hobi terus dibayar? Emang bisa? Bisa, dong!
  

Contohnya trio foodies Dydie Prameswarie blogger dan penulis novel kuliner. Terus Amel mimin cantiknya akun IG Foodnotestories dan Ika Rahma yang ga mau dipanggil Sis, kuncen eh ownernya Dapur Hangus.  Yang suka stalking akun foodies di IG pasti familiar deh sama mereka.  Tak kenal? Taaruf dulu dong.  Huehehehe.  Ya udah  kalau emang aslinya ga kenal saya kenalin, deh. Di sini aja, ya... *kok kayak lagunya Benyamin Sueb, ya?*

Ketiga Foodies kece ini  berkolaborasi dalam acara Sharing Session di Hotel Grand Tjokro, Bandung pada tanggal 10 Februari kemarin. Untuk pekan kemarin itu adalah episode pertama dari dua episode yang diagendakan. Di sesi pertama ini  tema yang jadi bahasan adalah How to Start Your Foodie Account.

Dydie  yang  suka dipanggil Ibu Paus bercerita pengalamannya seputar novel-novel kuliner, postingan IG dan blognya yang juga ga jauh-jauh dari yang namanya makanan (ya iyalah).  Sejak memenangi lomba nulis yang diselenggarakan oleh brand teh Dilmah,  Dydie  mulai menjadikan blognya  beralih ke domain TLD berbuntut (((buntut))) dot com agar lebih profesional. 

Kalau butuh contekan resep  makanan yang enak, coba deh  intip blog dan akun IGnya. Dengan riang hati, Dydie yang memilih konsisten sebagai food blogger akan  berbagi di sana.  Dan ngomong-ngomong soal resep, Dydie bercerita proses kegagalan dalam trial resep pun ga ada salahnya diceritakan. Ga usah harus sempurna, juga. Malah sebagai pembaca kita jadi ikut mengikuti prosesnya. Nobody perfect, kan? Segala sesuatu pun pasti ada prosesnya, ga ada keberhasilan yang instan. 

Film-film bertema kuliner, bacaan fiksi dan acara dengan aroma kuliner yang kuat pun menjadi booster tersendiri bagi Dydie untuk memperkuat minatnya sebagai  blooger dan penulis kuliner.  Makanya cinta sama passion itu penting banget buat menjaga konsistensi  menjalani hobi. 

Sementara  itu ada juga Amel yang  cuma dari akun  instagramnya  bisa  punya penghasilan yang lebih dari sekadar lumayan.  Seriusan ini, saya aja amaze plus envy dibuatnya, karena sudah bisa mengajukan KPR lho.  Ckckck... keren, ih, Mel!  Kayak saya bilang sebelumnya, ga ada hasil yang instan. Amel pun bercerita dulu pun posting makanannya dimulai dari telur dadar  hahaha... Dan  kami para audiens di acara itu pun ikut tertawa saat fotonya ditampilkan.  

Proses learning by doing pun dijalani oleh Amel bersama Pras, suami juga sekaligus teman duetnya mengelola akun IG @foodnotestories.  Untuk foto-foto makanannya (Amel memulai nulis di blog sejak tahun 2011), mereka juga memulainya dengan kamera handphone, terkadang pinjam sampai sekarang sudah punya kamera sendiri.   Dan untuk tawaran review makanan pun mereka ga langsung dapat juga. Bermula dari nabung 10 ribu per minggu,  Amel dan Pras  memulai wisata kulinernya dengan modal sendiri untuk diunggah di akun instagramnya.  

Lama-lama,  mereka menemukan 'feel' yang ngena, baik untuk caption atau pun sudut pengambilan foto yang eye catching dan menggugah selera.  Buktinya, sudah ada  117 ribu orang yang jadi followersnya.  Salah satu followersnya seorang ibu hamil pernah nge-DM malam-malam cuma buat nanya di mana kue cubit yang enak di sekitar jalan Cibadak.  Eh beneran dijabanin. Ga lama setelah merespon, Amel mendapat balasan plus foto kalau si followers ini udah nemuin kue cubit yang diidamkannya.  Segitunya, ya. Tampak receh, tapi bisa menyenangkan orang dari rekomendasi yang diberikan itu adalah sebuah kebahagiaan tersendiri, lho. Salah satu tips yang Amel berikan hari itu adalah untuk tetap bersikap sabar menjalani proses dan humble menjaga interaksi dengan followers.

Gimana dengan Dedek Raisa eh Ika Rahma berbagi pengalamannya  juga membuat suasana hari itu terasa lebih cair dan mengalir. Kadang-kadang untuk postingan makanan, Ika malah udah mikirin caption duluan sebelum ada fotonya. Aneh, memang dia hahaha *peace, Ka*   Untuk mendapatkan caption yang menarik, Ika memberi tips untuk rajin membaca. Makanya ga heran kalau stalking ke akun pribadinya, Ika ini suka banget baca buku. 

Sedangkan untuk tips memotret makanan, Ika berusaha menjadikan emosional yang dibuat  lebih kuat, Detil-detil semacam bahan makanan, apa yang istimewa dari bahan makanan yang diolah jadi referensi bagi Ika buat menulis caption dalam review makanannya. Coba deh simak captionnya, kita akan menemukan sesuatu yang beda. Bukan asal jepret atau sama aja dengan foto-foto foodies yang lain.. Misalnya kenapa  makanan ini jadi enak dan beda sama yang lain, begitu kata Ika yang males  masak hahaha...  Asik ada temen  *malah girang*  

Yang unik ketika Ika membuka akun IG adalah followers yang ujug-ujug membengkak (haish) dalam sehari. Tanpa trik apapun, setelah beralih dari akun fanpage ke instagram pun sudah punya 1.000 follwers. Jangan tanya rahasianya, karena Ika sendiri ga ngerti kenapa bisa gitu. Padahal kita (kita? elo aja kali, Fiii) mau nge-push seratus aja susahnya minta ampun, ya. Mungkin karena engagement Ika dengan followersnya udah kuat di sosmed, ya gampang aja buat mendapatkan followers yang bikin ngiler. Sebagaimana 'ngilerablenya' foto-foto properti makanan @dapurhangus miliknya, itu.

Jangan coba-coba manggil Ika dengan sebutan Sis, kalau mau dilayanin apalagi kalau ngemodus minta diskon. Ga percaya? Coba aja. hahaha....




Daan acara hari itu pun berakhir dengan sesi foto-foto makanan sajian Hotel Grand Tjokro sambil mempraktikkan  tips-tips  yang sudah diberikan hari itu. Kalau kalian tertarik ikutan sharing bersama trio ini, masih ada episode kedua yang menunggu. Peserta dari Jakarta dan Solo aja ngebelain dateng, lho. Masa yang di Bandung enggak ngejabanin?

Share:

Friday, 2 February 2018

Launching Seri Printer Terbaru dari Brother

Walau sudah serba digital,  yang namanya dokumen konvensional tetap saja dibutuhkan.  Kalau sudah ngomongin dokumen secara fisik, kualitas warna  jad salah satu pertimbangan utama. Suka bete kan kalau lihat hasil print dengan warna yang peang (ga tajam).  Meski cuma sesekali saya pun masih membutuhkan printer untuk mencetak file. Kadang saya harus nyetok kesabaran  lebih banyak saat menunggu  semua dokumen tercetak. So, kita kasih highlight di sini, kualitas warna dan kecepatan printer dalam mencetak dokumen juga penting.

Baru-baru ini, Brother  sebagai salah satu brand printer terkemuka baru saja meluncurkan produk terbarunya. Bertempat di Hotel Arya Duta pada tanggal 25 Januari 2018,  saya bareng teman-teman blogger dan media  berkesempatan mengikuti acara peluncurannya juga melihat dari dekat display-display produk anyarnya.  Wiih, amazing. Saya jadi pengen punya juga buat di rumah, nih.

Menghadirkan Mr Isobe selaku Presdir PT Brother Indonesia, acara Peluncuran yang mengusung tema Colouring Indonesia with Smart Printers  ini  memperkenalkan 5 seri printer inkjet terbaru, 2 seri printer laser dan 2 scanner teranyarnya.    Untuk seri printer yang diluncurkan tempo hari adalah:
  • DCP-T310 (selain untuk printing juga bisa untuk copy dan scan)
  • DCP-T510W & DCP-T710W (print, copy, scan dengan koneksi wireless)
  • MFC-T810W (print, copy, scan & fax  dengan ethernet dan koneksi wireless)
  • MFC-T910DW (2-sdes print, copy, scan dan fax dengan etehrnet dan koneksi wireless)
Kelima printer di atas menggunakan tinta tipe dye ink yang akan menghasilkan kualitas warna   yang baik di mana bisa mencetak dokumen sampai 5000 halaman berwarna  dan 6.500 halaman hitam putih.

Untuk tintanya sendiri,  Brother sudah memfasilitasinya dengan refil tank system. Ini akan membuat  pos pengeluaran untuk membeli tinta jadi lebih hemat.  Ga usah khawatir soal kualitas karena diproduksi sendiri oleh Brother, bukan perusahaan lain.  Buat kalian yang suka nyetak dokumen berupa foto,  tinta  dye ink-nya Brother juga akan menghasilkan tampilan gambar  dengan resolusi sampai 1200 x 6000. Cakep, kan?

Sementara itu seperti yang disampaikan oleh Bapak Susanto selaku Manager Marketing untuk printer dari PT Brother menyampaikan,  untuk seri printer laser, Brother memperkenalkan  seri MFC -L8690DCW dan MFC-L8900CDW. Selain koneksi USB, kedua printer ini  memiliki fitur multitasking  sehingga tidak usah menunggu untuk selesai pencetakan data misalnya jika ingin memanfaatkan fitur lainnya dari printer seri ini. Untuk pasarnya,  Brother membidik  konsumen dari coorporate yang membutuhkan kualitas  dokumen dengan pengolahan waktu yang cepat. Dalam waktu satu menit, kedua seri ini bisa menghasilkan 31 lembar dengan tray bisa menampung 250 lembar kertas dengan penampang scanner juga bisa menampung kertas ukuran F4 atau legal.  Biasanya kan, scanner yang udah-udah  mentoknya cuma di A4 aja.   

Sedangkan untuk seri Scanner, Bu Silvi sebagai Manager Marketing Scanner menjelaskan  produk scanner terbaru dari Brother. Ada ADS-2200 dan ADS 2700W yang memiliki fitur koneksi USB untuk scanning file.  Lebih praktis karena tidak usah repot-repot membawa laptop untuk scanning file. Cukup colokan usb ke port yang ada di belakang scanner, kita tinggal menjalakan perintah scanning leewat layar mungil di bagian muka. Pengaturan tipe (misal JPG atau PDF), resolusi dan ukuran dokumen pun bisa diatur dari layar ini.  Keren, ya?

Dalam satu menit, scanner ini bisa menghasilkan 35 lembar (70 halaman)  dan 50 lembar dengan Automatic Document Feeder. Koneksi wi-fi dan LAN Ethernet yang ada di seri ini   juga membuat pengolahan data lebih praktis dan eknomis terutama untuk penggunaan di kantor.

Coba tuh yang di kantornya lagi butuh scanner baru bisikin bosnya buat beli seri ini aja, ya :). O, ya ada juga  mobile scanner  yang ukurannya kurang lebih setara batre laptop. Yang ini cocok buat surveyor  yang perlu mengumpulkan data dari klien-kliennya.

Isu go green  di mana kampanye paperless juga jadi concern dari Brother.  Adanya fitur cetak dua sisi otomatis bisa menghemat penggunaan kertas sampai 50%.  Selain soal isu lingkungan, dari sisi cost juga lebih ekonomis Bikin seneng bos  karena bisa menghemat cash flow  untuk pos belanja kertas.  Sudah irit tinta karena ada refillnya, irit kertas dan garansi purna jual sampai 3 tahun.  

Tagline Brother berupa At Your Side  bukan saja memudahkan semua pekerjaan  jadi terasa ringan. Beberapa seri printer dan scanner yang displaynya  dipamerkan hari itu juga tampil dalam bentuk yang imut. Ga memakan space di meja kerja. Jadi, tidak perlu lagi menyingkirkan beberapa dokumen ketika proses printing atau scanning berjalan atau bagi yang memiliki meja kerja yang kecil, ada banyak seri dari Brother yang hadir dalam dimensi yang compact. Bukan hanya untuk keperluan corporate yang memang jadi pasar utama yang dibidik oleh Brother,  pengguna personal seperti saya pun bisa memanfaatkan fitu-fitur baru  dari printer dan scanner Brother.




Tentang PT Brother Indonesia
Setelah seratus tahun  bekiprah di dunia, Brother melakukan ekspansinya di  Indonesia dengan mendirikan PT Brother berdiri pada tanggal 23 September 2008. Selama kurun waktu hampir 10 tahun ini PT Brother Indonesia    yang juga produsen mesin jahit, mengintegrasikan penjualan dan layanan bagi pelanggannya di Indonesia  berkomitmen untuk  menempatkan pelanggan sebagai priritas utama, sesuai dengan motonya At Your Side.
Share:

Tuesday, 16 January 2018

Serunya Nonton Film Along With The Gods di 4DX CGV Paris Van Java

Selama ini saya baru merasakan kursi yang saya duduki ikut berguncang ke samping depan atau belakang pas maen-maen di wahana bermain macam Dufan atau TSB Itu juga itungannya menit aja. Nah kalau film, lebih seru. Bisa sampai 2 jam,  lebih puas, deh. 

Pengalaman pertama nonton film dengan fasilitas 4DX ini saya dapatkan waktu nonton film Along With The Gods: The Two Worlds. Film produksi Korea Selatan bergenre fiksi fantasi dengan banyak sentuhan CGI alias Computer Generated Imaginary plus visual efek dan seting lokasi penggambaran alam akhirat sana yang mengingatkan saya dengan film-film macam Lord of the Ring.
Foto ngambil dari idmybookshow
By the way, 4DX itu apaan dan kenapa harus mencoba?

Jadi gini, lho, 4DX ini adalah auditorium yang didalamnya dilengkapi dengan properti 4DX. Kalau kita nonton di sini rasanya kayak berada di dalam film. Yang jelas ga bisalah ikutan makan atau ncolek-colekin muka-muka kinyis-kinyis atau ngegemesin pemainnya, ya. Misal ketika layar memvisualkan si aktor lagi terbang atau tersedot lorong waktu, kursi yang kita tempati akan menyesuaikan ikut begerak seirama dengan pergerakan yang dialami oleh penonton. Begitu juga kalau ada angin yang lembut atau kencang bertiup, kita pun ikut merasakannya. 

Teknologi 4DX ini berasal dari Korea Selatan yang diinisiasi oleh grup CJ CGV. Pas banget ya, saya menjajal tekonologi 4DX ini dengan nonton film produksi Korea pula. Kalau dijembrengin, fitur-fitur yang ada di ruang 4DX CGV itu seperti ini: 
  • Motion
Kayak yang saya bilang sebelumnya, kursi yang kita duduki menyesuaikan pergerakannya persis dengan gerakan/visual yang kita dapati di layar. 
  • Light
Nah, pendaran cahaya yang munculdilayar feelnya bakal lebih dapet dibanding kalau nonton di bioskop konvensional.
  • Scent alias Aroma
Ini juga seru, ketika ada aroma khass yang menguar dalam film, kita juga akan ikut menciumnya, Mudah-mudahan kalau pas film horor ga ada aroma khas yang muncul di filmya. Hihihi... parno deh kayaknya kalau ada. 
  • Wind, atau Efek Angin
Hembusan angin bakal kita rasakan dalam beberapa scene tertentu sesuai dengan yang muncul di film. Hembusan angin ini bisa datangnya dari atas atau dari bawah kursi. 
  • Water
Kadang dalam adegan tertentu juga mukakita rasanya kayak kena cipratan air. Pengalaman temannya adik saya pas abis nonton film yang banyak adegan cipratannya ini, bikin make upnya luntur hihihi. Bisa ditouch up lagi sih itu mah. Siapin aja properti make upnya, ya. Apalagi kalau yang alisnya tipis, wajib banget bawa pensil alis.

Foto: Teh Dini 

Selain di Jakarta, bioskop CGV yang ada 4DXnya ini baru ada di Bandung, tepatnya di Paris Van Java, Bandung. Untuk yang di Bandung sendiri rate 3D pada hari biasa alias weekdays adalah Rp.80.000 dan dan Rp 120.000 untuk akhir pekan/weekend. Sementara untuk 4DX 2D, rate yang berlaku adalah Rp. 70.000 dan Rp. 100.000,masing-masing untuk weekdays dan weekend.

Yang perlu diingat, adalah ga semua film  bisa kita saksikan di auditorium 4DX. Buat gampangnya  kepoin aja jadwal filmnya yang sedang tayang di CGV  terdekat. Nah,  kalau sudah dapat waktu yang pas tinggal booking via online atau bisa juga beli tiket on the spot.

Gimana pengalamannya waktu nonton film ini dengan fasilita 4DX di CGV? 

Rasanya saya kayak ikutan Kim Ja Hong (Cha Tae Hyun) semisal waktu tersedot pusaran kayak angin gitu ketika berpindah ke akhirat.  Ceritanya Ja Hong ini  adalah seorang petugas pemadam kebakaran yang gugur dalam tugasnya.   

Umur siapa yang nyangka sih, ya? Bahkan ketika mengakhiri hidupnya dengan amai kebaikan  ternyata belum cukup meyakinkan para 'officer'di akhirat untuk mengijinkan Ja Hong menjalani reinkarnasi berikutnya dengan happy ending alias menjalani kehidupan baru yang lebih baik atau harus tereliminasi.  Ada intrik dan persaingan sengit  di antara para malaikat buat menentukan ending kayak gimana yang layak buat Ja Hong.  

Sementara di dunia fana sana,  Mamanya Ja Hong yang ga bisa ngomong alias tunawaicara  begitu merananya meratapi kematian putra sulung yang disayanginya.  Ja Hong yang belum bisa 'nerima' kematiannya pun direcokin kesedihan lainnya di mana ada roh lain yang mendendam dan menghalangi  proses pengadilan yang harus dihadapinya.

Beberapa sensasi adegan yang ga kalah serunya juga saya rasakan ketika gondola yang dinaiki Ja Hong dan kedua malaikat pendampingnya tiba-tiba talinya hampir putus dan nyaris terlempar ke jurang.Bunyi Krek dan tali yang penahan yang akan putus lumayan bikin deg-degan semakin berasa dengan nonton di auditorium 4DX ini. 

Di part film lainnya, ketika  berada di padang pasir, salah satu dari 7 pengadilan neraka yang dilalui Ja Hong juga memberikan pengalaman lain.  Ya ikutan ngeri,  ya amaze  juga dengan visual kerennya seperti ketika Ja Hong tercekat mendapati visual wajah ibunya di situ.  Dramanya bikin nyesek. Beberapa teman yang nonton dibuat nangis. Sementara di part film lain juga  dibuat tertawa atau ikut menjerit ketika kursi  bergoncang.   

Kalau punya nyali cukup, jangan lupa  buat mencobanya, ya. Saya udah juga nih. Giliran kalian  buat menjajalnya.
Foto: Teh Dini

Share: