Thursday 31 August 2023

Pekan Ketiga Liga Inggris 2023-2024 Newcastle United Kena Come Back Liverpool

Brutal!

Gitu katanya reporter yang memandu siaran pertandingan  Newcastle United waktu menjamu Liverpool di laga Super Sunday kemarin.

Saya sih setuju sama yang dibilang sama pemandu pertandingan ini. Sejak awal peluit tanda pertandingan dimulai, tensinya udah tegang. Liverpool tampak kocar-kacir. Hei, ini bukan Bang Ipul kayak biasanya, lho. Ya, ok kalau musim kemarin performa Liverpool memanag ga memuaskan. Tapi di awal eprtandingan kemarin? Gemes dan kesel.

Terutama nih saya kesel sama Arnold. Gampang sekali dilewati  dan mudah terprovokasi sama Anthony Gordon.  Hasilnya Gordon sang mantan binaan akademi Liverpool ini membuat si Kastil Baru memimpin skor 1-0.

Mestinya dengan kedudukan yang tertinggal gini, tim mana pun akan tersengat, berusaha mengejar ketinggalan. They do! Tapi permainan berantakan, ditambah Virgil yang kena kartu merah. Ya udah, mau ga mau harus bermain dengan 10 orang. Hiks.

Waktu nonton pertandingan ini saya udah menyiapkan hati kalau tulisan saya di pekan ke-3 Liga Inggris ini akan menceritakan kekalahan Liverpool yang pertama. Sedih. Mana harus siap terlempar posisinya di klasemen.

Sambil menghibur hati yaudah, maih match awal-awal ini kan? Perjalanan masih jauh (walau tetep aja gemes ya hahaha)

Lalu sebuah keajaiban terjadi. 

Perlu sekitar sejam untuk melihat Liverpool bangkit dari ketinggal. Di menit ke-81 Nunez yang masuk sebagai pemain pengganti berhasil menceploskan bola ke gawang yang dijaga Kepa. 1-1!

Tau ga, sih? Sambil curi-curi pandang ke sisa waktu yang 9 menit lagi di waktu normal saya berharap ayo, ayo tambah. Balikin skor jadi memimpin 2-1.

Tensi pertandingan di menit-menit akhir ini memang semakin meningkat. Kabar bagusnya Eddie Howe pelatihnya New Castle malah menark Anthony Gordon, Tonali dan Joe Elington yang jelas-jelas nyusahin Liverpool. Sepeninggal mereka bertiga, Liverpool yang melakukan pergantian sejumlah pemain malah bisa mengendalikan pertandingan.  Padahal dari segi jumlah pemain harusnya ini bisa dimanfaatkan anak asuhan Eddie Howe.

Mungkin nih mereka udah pede bakal menang sampai akhirnya menarik pemain-pemain yang saya sebut tadi. Yang terjadi malah sebaliknya, Liverpool terus ningkatin tensi  dan malah bisa menang di injuri time, menit 90+3.

Darwin Nunez yang selalu dibully sebagai striker ga guna malah berhasil memastikan kemenangan tandang pertamanya Liverpool. 2-1.

Hasil ini mengingatkan saya sama gol yang dicetak Diogo Jota sebagai penentu kemenangannya Liverpool waktu menjamu Tottenham Hotspur di musim kemarin. Uniknya di pertandingan ini Jota juga memberi asist untuk Nunez.

Sebagai fans Liverpool sebenarnya pertandingan ini bukan yang pertama kali dibikin deg-degan. Menang di last minute. Emang bener ya kalau jadi penonton bola itu diajarkan untuk terbiasa nonton sampai akhir, sampai peluit panjang ditiup tanda pertandingan selesai. Baru tuh jelas dan nyata kalau hasilnya udah fix.

Selain Nunez tentu saja ada pemain lain yang berperan penting sebagai pahlawan. Ga tau deh kalau ga ada Allison gimana nasibnya Liverpool. Salah sat aksi gemilangnya juga berhasil menepis bola yang tipis sekali jaraknya untuk menjadi gol. 

Drama Pertandingan

Waktu Arnold didapuk jadi vice captain atau kapten kedua, saya sebenernya kurang rela. Arnold masih kurang matang (buah kali ah) dibanding Ali atau Robo yang semangatnya meledak-ledak lebih pantas sebagai motivator. Tapi yaudahlah, ya.

Nah, sejak awal-awal pertandingan salah satu celah dari S Merah ini adalah Arnold. Selain gampang ditembus dari sisi kanan, Arnold gampang terprovokasi. Terlepas dari eksplosifnya Godon yang ingin membuktikan diri sama tim mantannya, harusnya Arnold ga gampang kesel seperti waktu ia melempar bola. Ga penting banget deh, Nold.


Selain ritme tim yang kocar kacir karena pergerakan Gordon, solidnya Joe Elingtton dan Tonali,  lalu terjadilah drama yang membuat Liverpool harus bermain dengan 10 orang saja. Saya fair aja, meski kondisinya 50:50 soal pelanggaran ini layak kartu merah atau enggak tapi sikap protes Virgil ini ga penting. Duh, mana dia kapten pula. Gil, gil. What happen atuh ari you are?


Pokoknya saya sebel aja. Udah mah sebelum Virgil diusir ke luar lapang, Newcastle tuh kan udah leading 1-0 berkat golnya Gordon (menit 25). Sempet juga berharap di momen espuso ini Liverpool bisa curi gol kaya waktu Macca diusir dari lapang (pertandingan vs Chelsea di pekan kesatu).


Sabar.... Belum waktunya LOL.

Menit ke-33 Klopp masih selow. Subtitusi di lakukan untuk mensiasati celah 1 pemain yang hilang. Bukannya Ya, memang Diaz ditarik lalu masuk Gomez yang karakternya bertahan. Tapi rotasi di babak kedua membuat Liverpool lebih terbuka dengan memasukan pemain-pemain  yang bertipe menyerang. Elliot, Jota dan Nunez masuk menggantikan Endo, Gakpo dan Macca. Cuma Jarell Quansah pemain akademi yang memulai debut ini yang karakternya bertahan. Itu pun buat menggantikan Matip yang kurang efektif dalam menjaga pertahanan.

At least fans mulai tenang dan lega. Setidaknya untuk regenerasi bek ga begitu mengkhawatirkan. Quansah ini ga gugup terlibat dalam pertandingan yang temponya cepat, pressurenya tinggi belum lagi posisinya Liverpool tertinggal 0-1 dari tuan rumah.

Plot Twist

Ga bisa dipungkiri kalau kecerobohan Eddie Howe yang menarik Gordon, Elington dan Tonali membuat Liverpool lebih leluasa menekan tuan rumah. Mungkin Howe udah pede dan yakin bakal memang. Dia lupa kayaknya kalau Bang Ipul ini doyan ngeprank. Pokoknya sebelum peluit panjang ditiup harapan itu masih ada. (lah kayak tagline kampanye ga, sih?)

And it is.

Nunez yang suka dibully ini muncul jadi pahlawan. Dianggap ga guna karena kerjaannya cuma lari-lari aja doi malah memborong 2 sekaligus menentukan kemenangan Liverpool jadi 1-2.  Masih pada inget kan drama Richarliason yang kegirangan bisa membobol gawang Alisson terus jadi diem pas Jota membuat Spur ga kebagian poin?

Selebrasinya ini gokil sih menurut saya. Walau mngkin terkesan snob tapi dia aslinya culun dan kocak. Ditanya media pas terpilih jadi man of the match jawabannya pendek, Bilang thank you sambil cengengesan hahaha. Ga lama kemudian dia curhat kalau posisinya sebagai pemain sub dan ga ngertinya sama bahasa Inggris bikin dia kurang nyaman. 


Nyes, nyes.... (Nunez ini kan dibacanya Nyunyes) ente mah emang cocoknya jadi pemain sub. Diaz yang sama-sama cepet mainnya cocok buat nguras tenaga lawan. Giliran udah pada ngos-ngosan, ente yang seger kayak buah baru dipetik malah lebih leluasa mencetak gol. 

Thanks buat dua pemain hebat ini. Alisson yang berjibaku mengamankan gawang dan Nunez yang membuat Liverpool berbalik menang.

Rapor pemain versi saya

Starting XI

Alisson : 9

Alexander Arnold: 6

Matip: 6

Van Dijk: 5

Robertson: 8

Endo: 6,5

Mac Allister: 6,5

Szoboszlai: 7

Diaz: 6,5

Salah: 7,5

Gakpo: 6,5

Pemain Subtitusi

Gomez: 7

Nunez: 9

Elliot: 7,5

Jota: 7,5

Quansah: 7

Pertandingan berikutnya di pekan keempat Liverpool akan menjamu Aston Villa di Anfiled. Di atas kertas harusnya bisa mengamankan poin. Tapi anak-anak asuh Unai Emery ini ga bisa diremehin. Selain punya kiper handal Emiliano Martinez, Aston Vila berhasil menahan Liverpool 1-1 di Anfield pada musim kemarin.

Semoga saja dengan lini tengah yang lebih meyakinkan dan pemain-pemain depannya lagi on fire, 3 poin penuh bisa diamankan kembali. 

Ga muluk-muluk, deh. 2-0 aja. Udah bagus kalau bisa clean sheet. 

Yang Viral

Ga lama setelah pertandingan ini,  foto berikut ini viral di sosmed. Judulnya kurang lebih kayak gini: Klopp shush Tindall Back. Kayak ngeledek gitu karena Tindall ngasih gestur gitu sama Klopp pas Newcastle leading.

Bagian foto di sebelah kiri itu emang bener. Tapi untuk fotonya Klopp percayalah, ini tuh hoax. Cuma keisengan para netizen semata wkwkwk Kocak ya.  

(sumbernya di sini: https://tribuna.com/en/news/liverpoolfc-2023-08-28-newcastle-assistant-manager-shushes-klopp-in-firsthalf-heres-how-klopp-responded/)

Aslinya Klopp ga ngapa-ngapain. Abis pertandingan ngajak fans Liverpool main eaaa-eaaa khasnya doi. 

Liga Inggris emang seru. Peta persaingan antar tim bukan cuma dominasi  the big four, the big five atau the big six aja.

 

 

 

Share:

0 Comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.