Kalau ditanya siapa penyanyi cilik saat sekarang, mungkin kita ga akan sebingung ditanya siapa penyanyi cilik di akhir tahun 90an. What a time! Lama banget, ya. Dulu dengan gampangnya kita akan menyebut beberapa nama semisal Agnes Monica a.k.a Agnez Mo, Joshua, Trio Kwek Kwek, Enno Lerian atau Tasya. Tapi kan time flies, ya. Masa mereka terus-terusan nyanyi lagu anak-anak? Jadi gimana dong nasib regenerasi lagu anak-anak Indonesia?
Beberapa waktu ke belakang pun kalau ada penyanyi cilik yang nampil, lagu yang mereka bawakan jauh dari imej yang pas buat dunia mereka, dunia anak-anak. Ya, sih yang nyanyinya anak-anak, tapi lagu yang dibawakan enggak pas dengan dunianya mereka. Hmmm.... jadi sedih, deh.
Eh tapi, kekhawatiran itu akan terkikis lho kalau kita sudah mendengar album Sejuta Pelangi Indonesia. Hari minggu lalu, 22 April 2018 bertepatan dengan grand opening Rabbit Town, di kawasan Ciumbuleuit, Bandung saya dan beberapa teman-teman Blogger menghadiri acara perkenalan Album Sejuta Pelangi Indonesia. Didukung oleh Gstar & Icons Management, roadshow serupa juga sudah dimulai di Jakarta. Surprisingly, Eyang Titiek Puspa pun men-supportnya dan jadi sumber kekuatan yang luar biasa sampai proyek ini terselesaikan. Warbiasa, ya?
Di penampilan pertama ada Super Kids yang digawangi oleh Shienny, Michael dan Jessica. Somehow, trio ini mengingatkan saya pada pada trio kwek kwek ditambah lagi dengan komposisi personelnya yang sama. Dua cewek, dan satu cowok. Senyum manis Michael dan gesturenya yang kocak sukses menghibur penonton. Saya pikir, Michael bakal jadi salah satu ikon lagu anak-anak, lho. Duh, Michael jangan buru-buru gede, ya hahaha.
Superkids: My Daddy My Hero |
Selepas trio ini muncul ada penampilan Jihan menyusul. Nah Jihan ini semacam reborn-nya (((reborn))) Tina Toon. Kenes dan centilnya pun mirip-mirip lho. Ngemesin gimana gitu.
Jihan Si Ucu-ucu |
Entah kenapa, di album Sejuta Pelangi ini kok saya merasa kayak beberapa penampil bocah ini punya kemiripan dengan para pendahulunya. Coba deh kalau lihat Sabilla, mirip siapa? Enno Lerian, kan? Iya, kan?
Lalu ada Gea yang bikin saya amaze juga. Sambil nanyi dan menari ala-ala balet, gadis manis ini masih tetap stabil mengatur nafas. Ga terdengar terengah-engah gitu, lho. O, ya pas mereka nampil, mereka ini pada nyanyi asli, live. Bukan lip sync. Seriously!
Gea dengan Taman Langit-nya |
Kuartet D'Quinny |
Selain trio Super Kids, ada satu grup lainnya yaitu D'Quinny. Apa saya saja yang tiba-tiba teringat sama grup Cherry Bell, ya? Untuk penyanyi soloisnya masih ada Syakira. Dengan kostum pinkynya, ia lincah bergerak membawakan lagu bertema tentang olahraga.
Adalah Cakra Dewa (bukan Cakra Khan), penulis lagu dibalik album ini. Semua lagunya dia yang bikin, lho. Dengan berbagai karakter anak-anak, lagu-lagu yang mewarnai albumnya terasa colorful. Persis dengan judul albumnya, Sejuta Pelangi Indonesia.
Cakra, penulis lagu untuk albun Sejuta Pelangi Indonesia |
Range usia anak-anak yang meramaikan album ini berada di rentang 5-13 tahun.Kesemuanya terhimpun lewat audisi dari beberapa kota yaitu Bandung, Jakarta dan Cirebon. Penggarapan albumnya dilakukan di Studio 8 Bandung. Secara lengkapnya 7 lagu yang mengisi album ini adalah Mama (Sabilla), My Daddy My Hero (Superkids), Taman Langit (Gea), Ucu ucu (Jihan), Libur Tlah Tiba (Bilqis), Olah Raga (Syakira) dan Merinding DIsko (D'Quinny).
Beberapa di antaranya akan beranjak remaja. Jadi, untuk ke depannya tentu masih perlu regenerasi, agar lagu anak-anak dengan nuansa yang pas buat mereka pun tidak menghilang dari orbitnya seperti beberapa waktu yang lalu. Jadi mari kita dukung #SaveLaguAnakIndonesia. Sayangnya album ini belum bisa didapatkan secara bebas di luar sana, karena baru diedarkan dengan cara membagikannya secara gratis ke sekolah-sekolah.
Save Lagu Anak Indonesia |