Sekitar 11
tahun yang lalu, waktu masih bekerja di sebuah perusahaan distributor spare
part, kantor tempat saya bekerja mengontrak sebuah lahan di sekitar jalan Leuwi
panjang. Ada 3 perusahaan yang menempati lahan ini. Satu perusahaan perakitan karoseri,
gudang boneka dan kantor saya itu.
Kalau gudang, Didominasi rak-rak yang
tinggi untuk menyimpan suku cadang motor, maka ruang staf kami seperti juga kantor
lainnya berisi meja kerja, komputer, dan gudang atk. Karena
namanya juga ngontrak, bos kami tidak
bisa seenaknya memasang tembok untuk menyekat ruangan. Maka gipsum menjadi
pilihan untuk membatasi ruangan staf finance, marketing/sales, ruang
penyimpanan atk, dan ruang utama kepala
cabang serta di dalamnya memuat ruangan meeting.
![]() |
sumber gambar: buildpedia.com |
Well, saya ga akan membahas kantor lama kok. Biarlah
menjadi kenangan (haish). Penggunaan papan gipsum sebenarnya bukan hanya
digunakan oleh perusahan yang kantornya suka pindah-pindah gitu. Penggunaan
gipsum juga bisa diaplikasikan di rumah, terutama rumah minimalis yang terkendala
masalah biaya. Semen, pasir, cat dan segala macam printilannya kan mahal. Belum lagi
harus membayar upah tukang setiap harinya. So, untuk menghemat biaya pembangunan rumah, papan gipsum ini adalah salah satu alternatif untuk menekan
biaya.
Selain di
Indonesia, penggunaan gipsum sebagai pengganti dinding sudah banyak
digunakan di luar negeri terutama negara-negara di Eropa. Dibanding penggunaan batu bata, ternyata
gipsum ini punya banyak keunggulan, lho.
Misalnya saja material yang lebih ringan, tahan
api, serta lebih fleksibel. Kalau akan
pindah tempat atau rumah, gipsum ini juga bisa dibongkar. Begitu juga kalau
rumah permanen yang menggunakan gipsum, saat rekonstruksi ruangan, bisa dibongkar untuk kemudian
dipasang lagi sesuai kebutuhan. Pendek kata, ga akan
mubazir. Asik, kan? Iya dong.
Alih-alih
sebagai sekat antar ruangan, di Indonesia, penggunaan gipsum masih lebih dominan sebagai plafon atau
langit-langit di bandingkan digunakan sebagai bahan baku dinding. Mungkin banyak yang belum tahu kalau
pemakaian gipsum sebagai dinding ternyata membuat suhu suhu di dalam ruangan menjadi lebih terjaga.
Nah, berikut ini saya punya tips kalau anda akan menggunakan gipsum sebagai pengganti dinding rumah dari batu bata
Pastikan Permukaan Gipsum Rata
Yup. Saat anda
membeli gipsum perhatikan dengan seksama kalau seluruh permukaan gipsum tidak
bergelombang alias rata. Kenapa? Karena ini menunjukkan
kualitas gipsum yanga kan digunakan. Meski memang masih
diperlukan parameter lainnya untuk memastikan permukaan gipsum rata,.
Perlu dilakukan khusus
untuk memastikannya.
Semakin Ringan, Semakin Baik
Semakin tipis
dan ringan menentukan kualitas gipsum. Biasanya memiliki ketebalan
sekitar 9
milimeter. Sementara untuk
beratnya tidak boleh lebih dari 15 kilogram. Semakin berat papan gipsum, biasanya memiliki
kualitas yang tidak meyakinkan. Disamping itu,
bobot gipsum yang ringan akan memudahkan proses pemasangan gipsum.
Permukaan Gipsum Harus Mulus
Selain rata dan
ringan, hal lain yang harus diperhatikan ketika memilih gipsum adalah
permukaannya yang mulus, tidak ditemukan retakan, ata bagian-bagian yang terlihat memiliki gumpalan, dan penampakkan yang tidak
wajar. Kelemahan seperti ini akan
membuat gipsum jadi cepat rusak.
Padahal ini kan bagian dari investasi
untuk rumah atau gedung. Sayang kan kalau
tidak bisa digunakan lagi?
6 Comments
Wah saya gak kebayang dinding gipsum itu yang seperti apa Mbak Efi. :D
ReplyDeleteSeriussan belum pernah nemu gipsum nih, Mas Dani?
Deleteiy mb, di rumah saya gipsum dipake buat langit2.. :)
ReplyDeleteNanti kalau mau buat sekat di rumahnya pake gipsum aja ya, Mbak.
Deletewah tips-tipsnya itu bisa di coba nih,..
ReplyDeletemakasih ya udah share tipsnya...
Yup, selamat mencoba ya Mas Ali.
DeleteSilakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.