Wednesday, 1 April 2015

Menara Eiffel, Saint Germain dan Perayaan Saint Bastille Days

Sesaat setelah  menggosok-gosokan tangannya, Saint Germain menyentakkan tangannya ke udara. Aroma daun  yang kentara menguar, lalu disusul  munculnya kupu-kupu kecil berwarna merah dan putih dari tato di tubuhnya, seolah terkelupas dari kulit lelaki itu. Semakin lama, jumlahnya semakin banyak. Kupu-kupu itu terbang berputar mengitari menara mulai dari  penyangga, penopang   paku, baut  dan semua detil menara itu, lalu mencptakan pendar cahaya berwarna pelangi  yang  cantik. Menara  kokoh  itu  terlihat bermandikan cahaya. 
credit: nyhabitat.com
"Ignis," gumam Saint Germain.
Pemandangan memesona itu diiringi oleh desis, letupan dan gemeretak  seperti bunyi petasan yang tersulut. Sesekali, dari menara  itu terpancar cahaya berwarna putih  dan lengkungan es sejuk yang menetes  kebiruan  tercurah dari penopangnya.  Saint Germain tersenyum lalu menggumam lagi, “Inilah aku, le Comte de Saint Germain. Aku Penguasa Api!”
Sekarang, Saint Germain, menjentikan jarinya. Efek lebih dramatis yang tercipta semakin memikat. Pagi itu  semakin cantik dengan pendar warna perunggu, emas, hijau dan disusul warna biru naik turun  menyusuri  rangka menara  dengan sulur-sulur cahaya serupa ular,  kadang  terlihat seperti  air terjun bertingkat. Gegap gempita pengunjung  di dasar menara  jadi  kamuflase  paling jitu  untuk memuluskan  pelarian Josh, Sophie dan Nicholas Flamel dari kejaran  Machiavelli,  diktator  fasis asal Italia  yang mengincar buku keramat yang tersembunyi di balik kaos Josh - berisi  rahasia untuk menguasai dunia. 

Ini memang  bukan kisah nyata. Cuma penggalan salah satu scene  novel fiksi fantasi  yang ditulis oleh penulis asal Irlandia, Michael Scott.  Imajinasi liarnya emang gila tapi juga keren. Scott bisa mempertemukan  tokoh-tokoh sejarah  yang beneran  nyata dan pernah ada dalam satu cerita, menjadi dua kubu, penyihir hitam dan penyihir putih, terlibat dalam perseteruan  para manusia abadi yang ditulis dalam 6 buku seri novelnya, The Alchemist.  Tapi percayalah, meski novel fiski,  ramuan apik Scott berhasil mengompilasi tokoh-tokoh nyata  dalam bukunya  didasarkan dengan fakta. Termasuk aksi  cantiknya membuat Eiffel jadi memesona beneran bisa kita nikmati, lho. Serius!

Dari sumber yang saya baca di Wikipedia. Saint Germain  pernah hidup di abad  18 atau sekitar pertengahan tahun 1700an. Dia memang seorang yang penuh kontroversi. Hidupnya penuh dengan petualangan, dikenal sebagai seorang  ahli kimia, dukun, jago bermain biola dan  piano dan  dikenal juga sebagai seorang  komponis meski tidak semoncer  Mozart atau Sebastian Bach, misalnya. Makanya dalam novel  ini, Sant Germain yang diceritakan menikah dengan Joan of Arch  juga   berprofesi sebagai seorang musisi.

Dalam catatan sejarah yang tertulis, Saint Germain juga dikenal sebagai mata-mata dan punya kedekatan dengan raja Louis  XV. Selain  seniman dan kimiawan, Saint Germain juga dikenal menguasai  berbagai bahasa san fasih dengan pengetahuan sejarah.  Jadi modal  yang lebih cukup untuk menjadikannya sebagai seorang petualang yang lihai sehingga identitas  sejatinya  sulit untuk dilacak. 

Kalau  berkesempatan menikmati liburan di Perancis petengahan tahun nanti, jangan lupa buat mampir ke landmark menara Eiffel. Ada festival Bastille Days yang menyajikan pesta kembang api, pesta dansa, konser dan parade  yang diperingati  setiap tanggal 14 Juli.  Sebenarnya perayaan Saint Bastille Days juga dirayakan di tempat-tempat lainnya, tapi  pusat keramaiannya, ya, ada di sini. Tanggal 14 Juli  jadi tonggak perayaan Saint Bastille Days,  saat lapisan ketiga dalam kasta masyarakat Perancis (third estate) menyerbu pernjara Bastille  di tanggal yang sama pada tahun 1789.
Seperti ini  nih kehebohan perayaan Saint Bastille Days, yang berlangsung di sana.


Ngomong-ngomong, ternyata usia menara Eifel  ini sudah berusia 126 tahun, tepatnya diresmikan pada tanggal 31 Maret  1889. Meski  menara ini diambil dari nama Gustav Eiffel, sebenarnya ide  pendirian menara ini  datang dari dua orang insinyur, yaitu Maurice Koechlin dan Emile Nouguier. Lalu kenapa menara ini namanya dicomot dari  Eyang  Gustav, ya? Ternyata,  'jasa' Gustav Eiffel untuk menggolkan proyek kedua orang senior  ini  - kepada  Stepehen Sauvestte, kepala departemen arsitektur  perusahaan - membuat nama belakang Gustav  diabadikan jadi nama menara setinggi 324 meter ini.
Kok rasanya kurang adil, ya  sang 'makelar'  yang akhirnya punya nama? Ah ya, sudahlah. Kadang sejarah seperti begitu, his-story, ditulis oleh sang pemenang.

referensi/sumber: wikipedia.com, parissweethome.com,tempo.co


Share:

23 comments:

  1. romantis banget siiih.. tapi kok gak bisa bayangin kalau bersihin eiffelnya gimana :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biarlah itu yang jadi pikiran petugas cleaning service di sana. Kita bagian menikmatinya aja, mbak. hehehe

      Delete
  2. MashaAllah cantik sekali. Kapan ngajakin aku kesana mbak? :v

    ReplyDelete
  3. Jadi tahu sejarah di sana :)

    ReplyDelete
  4. Padahal aku ngubek-ubek tentang Paris lho, waktu mau bikin novel, tapi baru tau yang ini. Ah, jadi makin terpesona sama Paris, dan tentu saja ... eiffelnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga baru mudeng, mbak. Wah, novelnya pasti romantis. Udah terbit, kah? Pengen baca.

      Delete
  5. Ceritanya seru juga yah... Baru tahu kalau menara eiffel itu di usulkan oleh dua orang, tapi malah yang dipasang nama sang makelar.

    ReplyDelete
  6. Waah aku pengen ke Perancis, lihat menara eifel jugaak. *duduk di pojokan nunggu lomba blog :D

    ReplyDelete
  7. aku pengen banget kesana mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga. Honeymoon di sana seru kali, ya hehehe

      Delete
  8. Menanti Monas menjadi akan semenarik menara eifel. Hehehe...

    ReplyDelete
  9. Keren banget perayaannya, kapan bisa ke eiffel ya?:(
    Eh, itu diresmikan 31 maret yaaa..... Kemaren2 lagi anniv dong, cieee.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Rosiy, baru aja tanggal 31 Maret kemaren dirayakan.

      Delete
  10. Semoga tahun depan bisa ikut merayakan langsung disana... hahaha :D #SemuaBerwalDariMimpi

    ReplyDelete
  11. Cakep bangeeeet.. :D

    Ah Neng Eiffel ternyata uda tua yah, tapi kecantikannya ngga memudar :3

    ReplyDelete
  12. Bukunya seru *brb pinjem ke teh Efi* :D

    ReplyDelete
  13. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.