Tatapan mata tajam plus karakter suaranya yang khas cukup memberi imej buat saya kalau Husein Alatas, finalis Indonesian Idol memang tipikal cowok yang ngerock banget. Salah satu lagu yang dibawakan dengan versinya sendiri masih saya inget dan sudah terlanjur saya identikkan dengan karakter Husein, Impossible yang aslinya dinyanyikan James Arthur.
Selain jago nyanyi, ternyata Husein punya
karakter mumpuni buat menghayati peran
sebagai anak pesantren. Jauh dari
imej yang saya bilang tadi, nge-rock abis berubah jadi sosok yang lembut dan teduh.
jangan lupa buat nonton |
Film yang terinspirasi dari buku yang ditulis oleh ustadz AhmadAl Habsy ini
mengambil seting di daerah
Palembang. Lengkap dengan sungai dan rumah panggung yang cantik.
Di awal film diceritakan Ramadhan kecil yang punya bakat retorika, didaulat oleh guru ngajinya untuk berceramah.
Mengambil kisah tentang sahabat nabi, Uwais
Al Qarni sebagai seorang anak
yang shaleh dan dikenal penduduk langit.
Meski Ramadhan kecil cerdas dan
periang, namun punya emosi yang labil. Ledekan teman-temannya saat ia
berjalan bersama Naila (Nina Septiani) berujung
perkelahian yang menyebabkan Ramadhan dikirim orang tuanya ke
pesantren. Mulanya, Ramadhan menangis
dan merasa terbuang. Namun, ternyata
Ramadhan menemukan teman sekamar yang
punya chemistry yang sama. Meski badung,
Ramdhan menjadi santri yang akrab
dengan Ustadz Athar (Ustadz Ahmad Al Habsy) dan terus menimba
ilmu sampai dewasa di pesantren.
Ramadhan kecil
pernah bercita-cita untuk menjadi
orang terkenal dan masuk tv. Obsesi yang ingin diwujudkannya setelah melihat teman sekamarnya Fauzan sukses jadi musisi. Ditambah lagi, pesantrennya jadi tempat
syuting film dan mempertemukannya
dengan Kirana yang diperankan oleh
Zeezee Shahab. Keterpesonaan Ramadhan pada
Kirana ditangkap Naila - yang sejak
kecil memang menyukai Ramadhan - dan menimbulkan benih-benih cemburu.
Ramadhan yang mulai bisa mencari nafkah sendiri - dengan
berceramah meski dari honor seadanya - disyukuri dengan memberikan setengahnya kepada Umi (Elma Theana) yang berprofesi sebagai tukang jahit. Sampai satu saat libur di pesantren,
Ramadhan memanfaatkannya untuk pergi
ke Jakarta mengikuti casting film
laga yang ternyata harus tertunda 3
hari. Selain memang tidak bisa
meninggalkan pesantren berlama-lama Ramadhan
punya firasat tidak enak dengan
keadaan Umi, hingga memutuskan untuk
pulang dan melupakan mimpinya jadi aktor
dan memberikan ceramah dari kampung ke kampung, dari satu majelis ke majelis lain.
Kepiawaiannya mengolah kata bukan saja menyihir
Kirana, tapi juga ayahnya Kirana yang
selalu mendaulat Ramadhan memberi ceramah.
Raport Pemain
Kalau ditanya siapa yang menjadi
bintang, maka saya enggak bakal
ragu-ragu menjawab Husein lah yang
pantas mendapatkan ‘grammy’nya. Seperti yang saya bilang sebelumnya,Penghayatan Husein
yang jempolan sukses
menghapus imej rocker di film
ini. Selain memang ganteng,
Husein juga berperan sebagai tokoh protagonis. Yakin deh,
fansnya Husein bakal semakin bertambah
setelah film ini tayang mulai 2 April
2015 nanti. Selain Husein, masih ada Elma Theana yang berperan cukup baik memerankan sebagai Umi yang punya hati yang lembut dan sangat sayang pada anak-anaknya.
Husein Alatas datang di acara Nonton Bareng di PVJ - Bandung.Credit: Bang Aswi |
Plus vs Minus Film
Bisa dibilang film ini minim
konflik. Yang menjadi bumbu sedap film ini adalah adegan dan dialog lucu
dan keharuan yang saling bergantian mengisi
cerita. Hukuman dari Ustadz
Athar yang mengharuskan Ramadhan dan
kawan-kawannya berceramah di kuburan, atau
pukulan dengan penggaris saat ustadz Athar mengira Ramadhan berdusta, celetukan Abdul yang doyan
makan atau Raihan adiknya Ramadhan, atau rahasia besar antara Ustadz Athar dan
Abuya (Khairul Budi) dan sikap tidak bersahabat yang
ditunjukkan ibunya Kirana dan cinta segitiga antara Ramadhan. Sayangnya,konflik antara Kirana dan Naila kurang digali lebih dalam, padahal bisa
membuat film ini jadi lebih dramatis.
Zeee Shahab alias Kirana juga ikut nonton bareng |
Meski dialog dalam film ini dominan menggunakan bahasa Palembang, penonton tidak perlu khawatir
karena bisa memahami jalan cerita lewat teks terjemahan
yang muncul di layar. Lokasi syuting di
Palembang, rumah-rumah panggung
dan tentu saja wajah gantengnya Husein dan cantiknya Zee zee Shahab yang beradu
akting jadi salah satu daya tarik buat menonton film yang inspiratif ini.
Ada adegan ketika Ramadhan yang menawarkan pada Naila untuk dibonceng naik motor. Mulanya, Naila menolak namun akhirnya setuju untuk pergi bareng dengan Ramadhan dengan alasan searah. Padahal seharusnya Naila bersikeras menolak dan Ramadhan sebagai ustadz juga tahu soal ini. Tapi ini jadi bumbu cerita yang menggelitik penonton untuk berkomentar, kan, ya? :D Selain itu, Ramadhan yang katanya jago bermain bela diri kurang diekspos. Sepertinya adegan 'kekerasan' memang sengaja dihindarkan dalam film ini.
Beberapa perpindahan dari satu adegan ke adegan lain terasa cepat, seperti ada bagian yang 'tepotong'. Wajar sih, karena ga semua cerita dari buku bisa diadaptasi semuanya dalam cerita film dengan durasi sekitar 100 menit. Meski konflik yang dibangun kurang ‘nendang’, beberapa babak cerita dalam film sukses memancing gelak tawa dan hujan air mata secara bergantian.
Pesan Cerita
Kadang kita terlalu sibuk dan ‘rempong’ mencari jalan menuju surga. Padahal
sebenarnya jalan menuju surga
tidak jauh, karena pintu terdekatnya ada
di rumah, ibu kita. Makanya, Rasulullah saw berpesan pada Uwais kalau tidak
setetes darah pun yang bisa kita balas saat ibu
melahirkan kita. Begitu juga buat para wanita. Setelah menikah nanti,
akan ada anak-anak dalam kehidupan kita.Sudah semestinya mempersiapkan
diri untuk menjadi surga bagi anak-anaknya kelak. Sukses bikin saya mencelos. Ingin membuka
pintu surga terdekat itu, sekaligus jadi jalan surga juga buat calon anak-anak
saya nanti. Hiks, saya jadi kangen mama
yang baru ninggalin sehari untuk pergi
umrah. Masih banyak nilai-nlai kebaikan yang bisa kita dapatkan dari film ini. Ada tentang kejujuran, ketulusan, keteguhan hati, keberanian yang mengalir tanpa kesan menggurui.
Pesan lain dari film ini adalah Allah sesuai dengan sangkaan hamba-Nya. Saat kita mempunyai sangkaan yang baik, energi positif akan datang menghampiri, langit akan bekerja dengan cara yang tidak kita pahami untuk membalasnya dengan cara yang Indah.
Saran saya, wajib bawa tissue pas nonton nanti, karena bakal banyak adegan yang bikin menangis.
Pesan lain dari film ini adalah Allah sesuai dengan sangkaan hamba-Nya. Saat kita mempunyai sangkaan yang baik, energi positif akan datang menghampiri, langit akan bekerja dengan cara yang tidak kita pahami untuk membalasnya dengan cara yang Indah.
Saran saya, wajib bawa tissue pas nonton nanti, karena bakal banyak adegan yang bikin menangis.
Ridwan Kamil yang datang bersama keluarga juga suka dengan film ini |
Mak, masa tayangnya 2105. X) wkwkwk, abaikan. Btw, yg jadi ibunya Ramadhan siapa, ya?
ReplyDeleteHihihi iya, ada yang typo. Udah aku benerin, tengkyu koreksinya, mbak :) Yang jadi ibunya Ramdahan itu Elma Theana.
DeleteKritiknya kurangnya nendang mbaaaaak, xixixiii....
ReplyDeleteAku harus ngajakin CR7 dulu berkolaborasi, ya? hehehe Kritiknya ada dua aja, sih, mba. Yang adegan boncengan itu sama konfliknya yang kurang tajam. Mungkin karena film ini juga membidik anak-anak buat nonton jadinya dibuat begitu. :)
DeleteSaya justru senang kalau konflik cinta segitiganya gak terlalu kuat, jadi lebih friendly buat anak-anak.... soalnya moral ceritanya bagus buat anak-anak ^_^
ReplyDeleteIya teh, mungkin karena anak-anak juga disasar buat nonton film ini. Mungkin kalau baca nya konfliknya lebih seru.
Deleteeuh da yang kurang, maksudnya baca bukunya :)
Deleteini ya filmnya husein??kapan hari lihat obrolannya,dikit. jadi penasaran sama filmnya...
ReplyDeleteIya, mak. Jangan lupa baut nonton, ya. Bilang saya kalau kepincut aktingnya Husein :D
DeleteSepertinya bagus nih untuk di tonton filmnya. Dari sinopsis yang di ceritakan di artikel ini saja begitu menarik, ada pesan-pesan agama di dalamnya, belajar jujur, tulus, sabar, dan harus menjadi pemberani.
ReplyDeleteIya, pesan moralnya kuat dan bangus banget. Nonton, ya :)
Deleteini film pertama husein yang bikin dia berakting kan? biasanya kalau yang pertama kali suka kaku aktingnya,, kalau udah bagus, hebat deh :D
ReplyDeletepesannya ngingetin sama ibu yang udah gak ada.
Keren, ya. Musikalitas oke, peran juga jago. *puk puk* Kirimin doa buat ibunya, ya, mbak. :)
DeleteHusein main film? Film pertama, kan? Bikin penasaran euy,,.....
ReplyDeleteIya, perdana. Keren aktingnya. Nonton, ya,Rosiy :)
DeleteSangat keren sekali, banyak makna yang bisa dijadikan motivasi dalam film tersebut.
ReplyDeleteIya, betul banget :)
DeleteFilmnya sarat hikmah, dan bikin banjir air mata... Keingetan Alm. Ibu, juga ketakfriendly-an saya dengan bapak, hiks... Hiks...
ReplyDeleteTapi sayang konfliknya kurang digali ya Teh... Tapi adegan2 lucu disana aku suka... Hehe
Iya, kalo konfliknya lebih dalam bakal lebih 'menggigit', ya, Euis. Sama,a ku juga suka kelucuannya di sana. Dan aku jadi ngefans sama Husein hihihi.
Delete