Saturday 30 August 2014

Simbiosis Mutualisme Antara Penerbit, Penulis dan Pembaca

Saat ajang pameran buku digelar, biasanya saya sudah punya list buku incaran yang akan diborong. Tidak semua ada memang, karena ternyata  penerbit buku yang saya incar itu enggak berpartisipasi dalam acara rutin pameran buku itu. Solusinya, saya bakal mengalihkan alokasi belanja dengan membeli buku lain yang menurut saya menarik.

Karena saya cenderung menyukai buku-buku fiksi, maka buku-buku novel lah yang bakal saya cari dulu. Beberapa nama penulis seperti  Tere Liye, Tasaro, Asma Nadia, Sinta Yudisia, Pidi Baiq, Dewi Dee sudah punya massa penggemar yang banyak. Makanya tidak heran, selain buku yang digelar jadi laris manis, acara bedah buku yang menghadirkan nama-nama beken seperti mereka juga sukses dijejali pengunjung, termasuk saya. 

Bukan  berarti buku-buku non fiksi enggak menarik.  Saya punya kok, koleksi buku non fiksi. Ya,  enggak banyak juga hehehe... Misalnya saja nih, ada  bukunya Erick Yusuf pengasuh training IHAQI yang sering memboyong Ridanya RSD dan Dani Java Jive dalam beberapa acara trainingnya, atau tafsir Al Misbahnya Quraish Shihab, Fikih Kontemporernya Ustadz Aam Amirudin, Buku Inspirasinya Yusuf Mansyur atau Bukunya UStadz Arifin Ilham yang menyentuh. 

saya dan teman-teman saat ngetik bareng di ajang tahunan National November Writing Month
Share:

Grand Opening Philips Home Lighting Store Banceuy

Setelah libur lebaran kemarin, akhirnya teman-teman Blogger Bandung mendaapt undangan liputan lagi. Kali ini udangannya datang dari Philips Home Lighting Store. Tanggal 25 Agustus kemarin jadi hari pembukaan cabang ke-2 di Bandung dan cabang ke-17 di Indonesia. Untuk di Bandung sendiri, Philips Home Lighting Store yang pertama ada di jalan Ahmad Yani No. 296 yang menempati lokasi di gedung IBCC.

Pagi-pagi sekitar jam 10 saya sudah sampai di lokasi. Sudah ada blogger Rizka yang datang duluan. Saat mencicipi coffee break yang disajikan,  salah seorang panitia yang ramah mempersilahkan saya untuk mengisi dulu kursi di ruang depan acara. Tawaran yang tidak saya sia-siakan, kesempatan mengambil gambar jadi lebih enak.


Sambil menunggu acara dimulai,  ada hiburan akustik yang dimainkan oleh  trio yang entah siapa namanya., hehehe... lupa ga nanya :) Lagu yang mereka bawakan enak-enak, easy listening banget. Salah satunya adalah I'm Yournya Jason Miraz.

Setelah hiburan akustik yang menampilkan beberapa lagu, akhirnya acarapun dimulai. Setelah memberikan games dan memberikan kejutan berupa voucher belanja untuk para pengunjung, akhirnya MC mendaulat Ibu Indah Susanti - perwakilan dari Philips - yang akrab disapa Bu Susan untuk menjelaskan produk-produk yang ada di Home Lighting Store ini.


Lampu sebagai sumber pencahayan di rumah saat ini bukan sekadar untuk membuat ruangan terang saja. Lebih dari itu, papar Bu Susan, pencahayaan yang baik seharusnya bisa meningkatkan kualitas hidup. Contoh sederhananya nih, tentu kita ga akan merasa enjoy bekerja di dalam ruangan yang kualitas pencahayaannya jelek. kalau sudah gini bisa merusak mood dan produktifitas pun jadi ga maksimal. Ga mau dong kalau harus seperti ini.

Lalu bagaimana dengan di rumah?
Eh tenang, Philips emang paling pengertian.  Dengan ratusan produk yang tersedia, kita bisa melakukan kreasi langsung sesuai dengan kebutuhan ruangan. Kita bisa menciptakan  ruangan yang rileks, atau romantis, sampai suasana ruang hangat dan ceria. Sebaiknya lampu di kamar mandi pada pagi hari sebaiknya diatur terang agar bisa merangsang mood kita lebih bergairah memulai hari. Namun lain halnya kalau sore. Lampu di kamar  mandi sebaiknya diset dengan pencahayaan yang redup. Trus gimana, dong?  Pasang dua lampu? Ah enggak usah. Philips  punya produk lampu yang bisa diatur pencahayaannya sesuai pergantian waktu, lho yang dikenal dengan Color Changing. Keren, kan?



Selain untuk kamar mandi, Philips juga punya produk lampu yang didesain untuk kebutuhan anak-anak. Bekerja sama dengan Disney, Philips menhadirkan produk-produk dengan  karaker khas Disney.  Selanjutnya Bu Susan  menyampaikan 3 kelebihan yang dimiliki oleh Philips Home Lighting Store, yaitu Insipirasi, Eksplorasi dan Kosultasi.

Philips memberikan Inspirasi karena punya 700 produk yang tersedia, 250  diantaranya bisa kita lihat displaynya langsung. Sedangkan untuk sisanya  bisa diintip  dengan membuka katalogue yang tersedia. Sedangkan untuk eksplorasi, dengan desainnya yang menarik, akan membuat pejalan kaki atau pengendara yang melintasi Philips Home Lighting Store bisa mampir dan mencoba panel-panel yang tersedia. Boleh lho, kita melakukan eksperimen di sini, ga ada yang larang!









Dan terakhir untuk konsultasi, Customer Care yang stand by di sana akan melayani kita dengan senang hati untuk menjawab hal-hal yang kita pengin tahu sekaligus memberikan  saran bagaimana sebaiknya mengatur dan mendesain lampu di dalam rumah agar  maksimal  hasilnya.

Kelebihan lampu LED dari Philips yang bisa bertahan selama 15.000 jam selain membantu kita sebagai konsumen untuk menghemat penggunaan listrik juga didukung dengan pemberian garansi selama 2 tahun.  Coba bandingkan dengan jenis lainnya. Lampu pijar hanya bisa bertahan selama 1.000 jam dan  lampu tornado bertahan selama  6.000 - 7.000 jam.  

Kualitas pencahayaan  LED Philips 80% lebih baik dari generasi sebelumnya dan bisa menghemat  penggunaan energi sampai 85%.  Selain itu,  lampu LED Philips juga bebas mercury dan nyaman di mata. Meskipun ada merek lain yang memberikan kualitas yang sama, tapi Philips punya keunggulan yang tidak dimiliki pesaingnya. Selain soal garansi tadi, para konsumen akan mendapatkan benefit lain berupa komunikasi dua arah. Philips memberikan  edukasi megenai kegunaan dan manfaat yang bisa diperoleh. 

Selesai diskusi interaktif dengan pengunjung acara dilanjutkan dengan potong tumpeng sebagai tanda diresmikannya cabang ke-2 Philips Home Lighting Store ini.  


Selesai acara  yang berlokasi di lantai 2, pengunjung diajak untuk melihat aneka produk Philips yang dipajang di lokasi.


credit: philipslampu.com

So, kalau Anda berencana mengganti lampu di rumah dengan desain yang apik dan ciamik, segera saja meluncur ke sini, ya.  

  

Share:

Melejitkan Minat Baca dan Menembus Pasar Global

Iqra!
Itu adalah kata pertama yang turun dalam wahyu Allah kepada Rasulullah. Well, karena saya bukan ahli tafsir, saya ga bakal bahas soal ini lebih jauh, ya. Takutnya nanti punya penafsiran yang salah. :) Intinya nih, perintah membaca tentu bukan ditujukan pada Rasulullah saja, tapi juga semua manusia. Iya, gimana bisa tahu kalau enggak baca. Tentu saja informasi bisa didapatkan lewat informasi lisan. Tapi  ada keterbatasan waktu dan perangkat pendukung kalau semuanya harus disampaikan serba lisan, ya.

Jadi keingetan  waktu SD dulu, di stasiun TVRI sering diputar lagu yang mengampanyekan budaya membaca. Lupa lagi sih liriknya, yang masih teringat itu lirik yang berbunyi membaca adalah jendela dunia. ya kurang lebih begitulah.
Gambar: IKAPI
Share:

Thursday 28 August 2014

Konten Gadget Yang Terlalu Mainstream

Kalau ditanya pilih gadget atau bundling, saya  bakalan dengan menjawab dengan mantap, gadget! Meskipun  paket bundling yang bekerjasama dengan operator tertentu menawarkan harga  gadget yang sedikit lebih murah kalau dibandin harga normal. Aneh, ya. Secara psikologis, yang namanya perempuan itu kan suka yang murah meriah dan gratisan. Ya telepon gratisan lah atau sms  yang murah atau 0 rupiah. Eh, bukan bermaksud mau promoin operator yang saya pake selama  5 tahun terakhir ini, lho.  

Saya males pindah ke lain operator karena  untuk nomer kontak saya dengan teman-teman lama, mendaftar ini itu dan japri berbagai komunitas  saya pake nomer yang itu..Duh kesannya sok sibuk gini hehehe.... Lagi pula saya tipe pengeksploitasi gadget. Maksudnya  bakal berusaha menggunakan gadget  sampe titik nyawa terakhir, sampe ga bisa dipake lagi alias lem biru:  lempar, beli baru :)
credit; reviewunit.com

Saya baru ganti gadget  sekitar April 2014 ini,  dan kalau dirunut ke belakang sebelumnya saya ganti gadget alias HP itu sekitar bulan Januari 2012.  Diganti karena yang lama sudah sering ngadat, ngehang, keypad yang udah ga enakeun dipencet dan  soal teknis lainnya. Sisanya saya paling sering manfaatin gadget lama itu ya buat sms-an, nelpon, buka FB dan BBMan. Main game malah baru main setelah migrasi  ke jenis android, itu lho Candy Crush :)

Sisi jeleknya saya soal gadget,  kalau lagi di rumah suka digeletakin begitu saja kalau sudah asik baca buku, internetan, atau mengerjakan  hal-hal lain. Begitu saya lirik HP, ada banyak tanda PING di aplikasi BBM. Wah ini teman-teman  nunggu jawaban segera. Satu pertanyaan standar  yang sering diterima, "sibuk banget, Fi?" Saya cuma membalas dengan  emoticon nyengir, "maaf"  lalu segera mengonfirmasi yang ditanyakan teman. 

Makanya pas  mengganti gadget, sudah cukup puas dengan paket layanan biasa yang dikasih operator. Lalu soal aplikasi ya ga jauh beda sama saja dengan HP lama yang nota bene  Blackberry jadul dengan kapasitas memori internal yang minim, ga bisa dibenamin aplikasi Quran.  So, yang sekarang dengan sistem operasi Android dengan kapasitas memori yang lebih besar,  ya sudah cukup deh. Tidak terusik lagi dengan jam pasir yang bikin HP jadi panas lalu kehabisan nafas alias batre.  Soal konten,  Saya bisa  nyari aplikasi gratisan yang bisa diunduh dari Google Play,  cuma mengurangi sedikit  kuota saja Itu sudah lebih cukup. Asik dengan dunia blogging atau membaca beberapa buku  malah bikin saya jarang ngutak ngatik  aplikasi lainnya.  

Aplikasi  yang paling sering dibuka sih secara umum sosial  media seperti  BBM,  Face Book dan  email (kalau sedang di luar rumah)  untuk japri dan woro-woro informasi dengan teman-teman. Kalau Whatsapp untuk interaksi dengan komunitas Onde Day One Juz (ODOJ) yang saya ikuti.  Sisanya seperti Instagram dan  twitter termasuk yang jarang diupdate. Eh iya, sebuah pengakuan nih, ada satu  apllikasi game yang bikin saya rada addict, itu lho Candy Crush hehehe..  Untuk aplikasi Quran  sangat membantu saya  saat sedang mobile, tidak perlu membawa Quran yang tebal. Saya bisa menjadi mahluk anteng saat berada di angkot ngejar tilawah harian saya sampai tiba di tujuan. 

Jadi, pilih  gadget atau konten? Ya gadget lah dengan konten yang terbilang sangat mainstream itu :). Ngobrol di BBM saja sudah lumayan  menghabiskan waktu.  

Eh iya, sedang terpikirkan untuk nabung buat beli tablet.  Pengennya sih gampang akses blog dan dilengkapi  keyboard  Qwerty tambahan, biar lebih mudah dan leluasa  saat mengetik di mana saja terutama saat sedang di luar .  Cuma buat di luar aja, biar ga berat kalau bawa-bawa netbook. Hmmm, ada yang mau traktir saya seperangkat tablet? 

Share:

Wednesday 27 August 2014

Tampilan Quran Dengan Fitur Yang Canggih dan Kontemporer

Gerrrrr... tawa jamaah meledak ketika penceramah hari itu ustadz Aam Amirudin menceritakan  pengalamannya saat  melaksanakan shalat berjamaah ketika mengikuti rangkaian ibadah haji di tanah suci Makkah Al Mukarramah. Pasalnya waktu saat bermakmun, biasanya kan,  bacaan Imam salat disana emang panjang-panjang.  Ustadz Aam yang akrab disapa Pak Aam  itu  memang up to date dengan teknologi membuka ponselnya dan membaca mushaf digitalnya untuk turut menyimak bacaan shalat tarawihnya. O, ya kalau untuk  shalat sunnah enggak apa-apa kok membuka mushaf.
credit: wapshare.com
Lanjut lagi ceritanya, ya. Seorang jamaah disebelahnya, yang entah dari mana, mungkin terpesona dan dia rada bengong, mungkin juga dia ga hafal bacaan yang didengarnya. Akhirnya Pak Aam berinisiatif menggeser gadgetnya. Maksudnya agar jamaah itu bisa ikut menyimak. Ekpresi terpesona lalu menatap Pak Aam,  seperti meminta konfirmasi seolah-olah  pengin bilang, "Canggih beneran. Ada ya, Quran kayak begini?"  Nah, di situlah tawa jamaah meledak.  Bukan soal ketakjuban si maah itu yang membuat jamaah tertawa, saat itu Pak Aam bercerita, "Kan, enggak mungkin saya jawab iya, secara lagi Salat."

Kalau untuk sekarang mungkin sudah enggak aneh ya ada aplikasi Quran yang dibenamkan dalam smart phone. Tapi lain ceritanya karena saat itu tren gadget smart phone  belum booming dan belum banyak yang ngeh, seperti pengalaman yang diceritakan oleh Pak Aam.
Share:

Inspirasi Buku Bacaan Anak Dulu dan Sekarang

Lima Sekawan? Yang seangkatan saya sih mestinya familiar sama tokoh buku bacaan ini. Pertama tahu lagu ini karena trio temen saya waktu di TK (bisa sampe inget gini, karena ketiganya tetangga satu RT) selalu tampil bersama dengan lagu yang sama. Kurang lebih ada bait yang bunyinya seperti ini (CMIIW kalau ada lirik yang salah, ya).
Ada anjing kecil
Timmy namanya...
Ada penjahat pasti disikat
Ada perampok pasti kapok!
Lima sekawan sungguh jagoan....
 
gambar: soepergandy.com
Lalu satu lompatan high five bakal mengakhiri performa teman saya,  selalu begitu. Well, kalau ngomongin bacaan waktu kecil yang paling inget (selain komik) saya suka  baca novelnya Lima Sekawan, Trio Detektif, Sapta Siaga,  Stop, Serial Malory Towers, dan Hardy Boys (yang ini sepertinya kurang familiar, eh betul, ga?). 

Efeknya, saya jadi suka serial TV yang berbau detektif di TV. Tampak keren, jadi pembela kebenaran, memecahkan teka-teki dan mengurai benang merah perkara yang pelik.  Makanya pas kelas 3 SMP tuh, waktu jamnya pelajaran BP dan yang masuk bapak Wakasek yang baik hati dan  kebapak-an ini menerangkan penjurusan di SMA dan kuliah, saya sempet kepikiran masuk jurusan kriminolog. Hasilnya? Jauuuh, saya ga sampe seujung kukunya pakar Kriminolog Adrianus Meilala itu, lho. Hehehe.... Tapi efeknya masih ada, nyisa dikit. Saya masih suka serial TV selain semacam The A Team, SWAT, Hunter, Mac Gyver, Knight Rider, lalu ada The X-Files dan Early Edition. 

Kalau dulu  buku bacaan anak yang inspiring ini tipikalnya buku-buku Enid Blyton atau Alfred Hitchock, penulis sekarang pun tak kalah keren dan kreatifnya, penulis lokal pula.  Saking kerennya, saya malah bingung kalau ditanya penulis buku anak sekarang. Semakin banyak akses informasi dan kemudahan membangun jaringan dengan dunia penerbit, semakin banyak juga penulis buku anak yang update buku terbarunya wara wiri di newsfeed dan mejeng toko buku, bahkan yang masih anak-anak sekalipun seperti puterinya Aa Gym, Ghefira Nur Fatimah,  Putri dan Adamnya Asma Nadia sampai yang sudah punya jam terbang yaang tinggi seperti Eka Wardana. 
 
credit: Sygma Daya Insani
Saya pernah berkesempatan menghadiri acara ngobrol-ngobrol bareng Eka Wardana yang disponsori sebuah komunitas yang followernya  sudah ribuan  di twitter. 

Eh, kenapa saya jadi pengen ngomongin Eka Wardana?   Jadi begini, diantara sekian banyak buku yang sudah ditulisnya, ada buku yang menggugah dan inspiring. Judulnya Muhammad Teladanku yang  akrab disebut MUTE.  Harga yang dibanderol lumayan mahal sih karena dijual secara paket hehehe... Eh tapi saya berkesempatan mengikuti sebuah acara training yang kontennya diangkat dari bukunya Eka Wardana, ya itu Muhammad Teladanku. Inspiring banget deh, menampilkan monolog yang dibawakan oleh Neno Warisman yarng didukung beberapa figuran. Sama dengan bukunya yang laris acara ini pun sukses digelar. Saya enggak nyesel lho mengikuti acaranya. Kalau mau tahu lebih lengkapnya bisa baca di sini.
 
crredit: Sygma Daya Insani
Selain konten dan ilustrasi sebuah buku, buat saya buku Anak-anak yang  bisa laris dan menarik minat anak-anak adalah buku yang dekat dunia anak-anak dan lebih realistis. Jadi misalnya nih, kalau ada buku anak-anak yang fantasi biasanya akan memancing daya kritis anak-anak. Kok begini? Emang bisa  orang terbang? Kok ada teko bisa ngomong? Menulis buku anak perlu kreatifitas, bukan sekadar dongeng saja, ah itu sih udah out of date, basi.

Syukurlah heboh-heboh beberapa buku anak yang memicu kontroversi segera disikapi dengan positif oleh penerbit. Ga perlu saya sebut, ya. Kalau memperhatikan akun facebook, pasti pernah nyimak, minimal salah satunya. 

Mudah-mudahan selain sukses di pasaran, tren buku anak-anak di Indonesia juga bisa menembus pasar internasional. Bukan cuma mengejar royalti  atau target penjualan, tapi juga memperluas sebaran  virus positif dari tulisan yang mengedukasi. Mudah-mudahan  ke depannya bakalan ada buku anak-anak yang ditulis penulis Indonesia yang bisa booming seperti buku Harry Potter. Kalau bukan generasi kita, mungkin adik-adik atau anak-anak kita yang bisa mewujudkannya. Semoga, ya. 


Share:

Monday 25 August 2014

Pameran Buku, Kala Godaan Datang

Ngomong-ngomong soal pameran, pameran  apa saja ya, yang pernah saya datangi? Seingat saya, pertama kali datang ke pameran itu waktu SMP kelas 3. Semacam pameran pembangunan. Stan yang jadi pesertanya dari berbagai instansi pemerintah yang memang foto-foto kegiatan dan alat peraga lainnya sebagai alat sosialisasi kegiatan atau program dari instansi terkait. Lalu waktu SMA juga saya pernah diajak teman mengunjungi pameran  otomotif di sebuah hotel di Bandung. Gaya? Enggak juga, diajakin ke sana karena ada sepupunya yang jadi SPG di sana. Selama ada di sana saya cuma bisa mengagumi, ga bisa memiliki apalagi sekadar test drive hehehe.... 

Sampai akhirnya  cuma satu pameran yang bikin saya ga nahan.  Pameran buku  yang sudah beberapa tahun ini selalu saya datangi kalau digelar di Landmark Braga. Bandung.  Sayangnya waktu itu (awal-awal kerja) enggak mudah mencari teman yang punya minat baca apa lagi membeli. Sudah mau baca meski meminjam pun sudah  bagus. Itu juga yang saya anut waktu masih kuliah. Saya juga paling sering pinjam buku, entah itu ke teman atau taman bacaan. Ada sih beberapa buku yang dibeli sendiri, tapi itu pun jarang banget. Sedihnya koleksi buku-buku dan komik lama saya  hilang waktu rumah direnovasi. Catatan penting nih, jangan sembarangan menyimpan buku atau benda kesayangan lain kalau tidak mau tercecer atau hilang tanpa jejak.

Share:

Thursday 21 August 2014

Resensi Home, Menjauh Tapi Saling Merindu


Sebenernya udah lama bikin resensi ini dan dikirim ke media. Lama nunggu kabar ga dimuat akhirnya saya tarik aja dan posting di sini. Mudah-mudahan belum basi, ya hehehe
Judul Buku    : Home
Penulis            : Ifa Avianty
Penerbit          : Diva Press
Terbit             : September, 2013
Tebal              : 388 hal
ISBN               : 978-602-255-300-7

Saling menjauh, tapi merindu.
Begitulah tagline yang tertulis dalam cover buku novel terbaru yang ditulis oleh Ifa Avianty. Dengan gambar  rumah yang besar dan asri dengan latar pelangi,  membuat pembaca tertarik untuk memahami arti penting rumah.

Share:

Tuesday 19 August 2014

Simply Stay dari Mustika Ratu, Kosmetik Ringan Cantiknya Tahan Lama

Mau bikin pengakuan dulu, ah. Aslinya saya ini super cuek soal penampilan, (bukan super woman). Teman saya di tempat kerja dulu aja paling rajin ngritik, Teteh kok gini sih? Pake bedak dong, teh!  Baju ini aku ga suka, besok jangan dipake lagi, ya.

Duh, repot punya temen yang berfungsi jadi polisinya penampilan hehehe.... sekali-kali kalau saya lagi mikir dan mau 'rada' dandan  temen saya ini ga segen buat muji. Ga terlalu sering juga sih, abis emang saya senengnya dandan minimalis. Cuma cuci muka, pake pelembab muka. Pelembab bibir? Kalau inget.  Hand body juga sekenanya, kalau inget juga hehehe....

Belakangan akhirnya saya nurut juga biar ga terlalu cuek. Kadang pake jilbabnya rada gaya, meski tetep dong saya menyampirkan sampai menutup dada. Masih suka pake celana panjang tapi atasannya nutup  pantat dan sekali-kali pake gamis atau rok meski kadang saya merasa kelelep juga dengan baju seperti ini :D

Nah, ngomongin soal dandan, sejak ngeblog saya lebih aktif jadi nambah tau ini itu (bukan berarti jadi serba tau juga). Oh begini ya, begitu, ya..... Sampai akhirnya teman sekaligus sahabat saya akhirnya ga pernah ngritik saya lagi. Mudah-mudahan bukan udah bosen, ya hehehe....

foto pribadi. Fotonya ya, bukan modelnya :D

Makanya saya rada pede aja buat ngajuin diri ngereview produk anyarnya Mustika Ratu. Nekat, sih. Padahal saya bukan beauty blogger. Tetep soal make up saya masih penganut minimalis.  Sedikit bocoran, saya paling nyerah kalau harus nyari bedak. Kok  ga ada yang ngeblend di muka saya, sih. Apa karena saya kelamaan jadi mahluk cuek terus bedaknya jadi ikutan cuek? Ah, ga juga :P
Selain warna, komposisi beberapa bedak yang pernah saya coba sepertinya belum ada yang bersahabat.  Makanya sambil nunggu kiriman sample Simply Stay dari Mustika Ratu ini saya berdoa mudah-mudahan berjodoh :D

Seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 12 Agustus sample produk Simply Stay dari Mustika Ratu akhirnya tiba ke pangkuan saya dengan selamat, mulus tanpa cacat (mulai lebay deh).


Trus.....
Saya coba. Sempet H2C.Cocok ga? Ntar kalau jadi kayak topeng dan tebel gimana? Sekali lagi saya tekankan, saya adalah penganut minimalis soal make up. Ga ada tutorial, cuma baca dikit aja lampiran yang diemailkan BBlog, gimana caranya mengaplikasikan produk Simply Stay ini.

Setelah saya perhatikan dengan seksama (cieee, kok kayak teks proklamasi) untuk moisturizer saya pilih untuk karakter kulit normal cenderung kering (makanya saya aman dari jerawat tapi risikonya nih, gampang keriput).
Meski kulit saya ga putih dan ga terlalu eksotis, saya lebih suka foundation yang Smoothie Yellow.  Bedaknya saya pilih  pake yang sama juga. 

Mau tahu hasilnya?
Taraaaa..... 

Pangling, ga? (iya kan?) hihihi..... Sepertinya Simply Stay jadi jodoh saya, nih. Sudah begitu Simply Stay ini bisa bertahan sampai 12 jam! Keren, kan? Saya ga usah kecentilan dikit-dikit ngintipin cermin, ngecek bedak saya udah abis, belum? Luntur, enggak? Aih, keren banget lah. Ok, deh.  Nanti kalau sudah habis samplenya saya mau beli kemasan fullnya, ah. Nih warna bedaknya asik, cocok buat saya. Soal harga? Simply juga, kok. Ga pake mahal.   

Eh berapa budgetnya? Nih....
  • Moisturizer : Rp15,000
  • Liquid Foundation : Rp20,000
  • Stick Foundation : Rp50,000
  • Loose Powder : Rp60,000
  • Two Way Cake : Rp75,000
Untuk foundation kayaknya bakal awet, jarang saya pake. Akhirnya moisturizer dan bedak  yang bakal sering saya geber sampai habis. Ga usah khawatir soal statusnya produk Simply Stay karena sudah mendapat sertifikat halal dari MUI.  So, cantiknya aman-aman aja tuh. Kita bakal tenang pake produk ini buat dibawa salat.

Kalau masih Kepo,  produk Simply Stay mengandung bahan-bahan alami dengan mafaat seperti ini:
  • Curcuma Heyneana Root Extract sebagai natural skin conditioning, memberikan kelembaban, menghaluskan kulit serta mencerahkan kulit 
  • Tocopheryl Acetat (Vitamin E) merupakan anti oksidan alami, antioksidan kuat untuk melindungi dari kerusakan oleh radikal oksigen reaktif & sinar UVOctyl Methoxycinnamate sebagai UV filter alami untuk melindungi wajah dari paparan sinar matahari (UV B)
Bingung cara pakenya? Ada tutorial simple yang dikasih Simply Stay. Pastikan varian yang bakal
dipake emang sesuai dengan jenis kulit Anda, ya.
Pemakaian Foundation  
Aplikasikan Simply Stay Moisturizer ke seluruh bagian wajah. Tunggu dua sampai tiga menit
sampai benar-benar meresap ke  kulit agar dapat bertahan dengan baik. Kemudian oleskan Simply
Stay Liquid Foundation ke bagian tengah wajah (sekitar hidung, dagu, dan di atas alis) dengan
meggunakan jari, lalu ulaskan kearah luar sehingga pigmen warnanya membaur sempurna dengan
kulit.
Shading Pipi dan Rahang   
Aplikasikan Simply Stay Stick Foundation warna gelap pada garis tulang pipi, rahang, pelipis dan
garis batas rambut bagian atas dan baurkan dengan jari. Berikan highlight pada bagian bawah mata,
dahi, bibir dan dagu
Shading Hidung
 Tarik garis lurus dari titik pertumbuhan alis ke cuping tengah hidung (menggunakan simply stick
foundation warna gelap) lalu berikan highlight ditengah hidung.
 
Pemakaian Loose Powder
Ratakan bedak tabur pada seluruh wajah dan leher menggunaka brush.
Pemakaian Two Way Cake 
Lanjutkan dengan menggunakan bedak padat, tekan-tekan ringan pada permukaan wajah.
    .

Acara ini disponsori oleh B Blog Indonesia

dan disponsori oleh Mustika Ratu


berpartisipasi dalam "Everyday with Simple Stay" Blogging Competition [2]
Share:

Friday 15 August 2014

JKN Biaya Pengobatan Tanpa Syarat Ribet

Tepat jam 9 pagi, travel yang saya tumpangi sampai di poolnya,  di kawasan Pancoran. Alamatnya? saya lupa, pokoknya sekitar situ lah. Ga mau pusing nyasar di Jakarta, saya memutuskan untuk naik ojeg menuju  hotel Harris yang terletak di jalan Dr Sahardjo untuk mengikuti Workshop Sosialisasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

Sempet ngajak ngobrol sama tukang ojegnya dan kicauannya mengalir, komplit dengan logat khas Betawinya. Jadi  kebayang FTV yang suka tayang di tv itu, lho ( Ya iya lah, masa tayang di bioskop?). Si Bapak yang saya lupa ga tanya namanya ini cerita pernah kerja di gedung.

"Kerjanya ngapain, Pak?"

"Itu lho, Bu yang bersihin kaca. Pake tali gitu, naik turun. Ngeri dah..."

"Berapa lama pak kerja kayak gitu?"

"Tiga taon. Mending  ngojeg aja sekarang."

credit

Saya membulatkan mulut. "Oooh...". Sayangnya, pagi itu saya yang masih blank sebenar-benarnya blank soal JKN (ga sempet googling barang seuprit pun). Jadinya ga bisa mensosialisasikan bagaimana coverage dari premi kesehatan Pemerintah yang sangat-sangat bersahabat buat semua lapisan masyarakat. Ya,  ga berarti si Bapak tukang ojeg ini mesti bertahan dengan kerjaannya bersihin gedung yang bisa bikin jantung jadi mencelos, sih.

"Tuh Bu, hotelnya,"  tunjuknya ke sebrang jalan.
Share:

Friday 8 August 2014

Konsekuensi Punya Hidung Normal

Baru aja kemarin saya nyimak obrolannya penyiar di Radio Rase. kalau ga salah yang siarannya Chandra Ginting. Waktu itu Chandra membahas topik ini. 

"Ada ga orang yang menikmati bau kentut?"

Jelas ga ada dong, ya.

"Tapi coba deh", lanjtu Chandra, "kalau ada yang bilang gini. Ih, bau kentut..." Biasanya kita ngapain?  Reflek dong hidung kita kembang kempis. Ngecek, mastiin beneran gitu bau kentut?"
credit


Hihihi... saya nyengir dengernya. Iya, beneran, udah tau kentut itu baunya ga enak (emang ada yang baunya kaya parfum?) Eh idung kita masih aja mau ngisap baunya.
Share:

Thursday 7 August 2014

Menuju 60 Tahun, Tua Bahagia, Akhirat Masuk Surga

Muda suka-suka, tua bahagia akhirat masuk surga. Pernah denger ungkapan seperti ini? Ada yang menanggapinya santai-santai saja, ada yangmenanggapinya nyinyir. Idih, enak aja. Hidup macam apa itu? 

Tapi jujur aja deh, siapa coba yang ga mau hidupnya kayak gini. Ga nolak, kan? Sekitar tahun 2010an saya mulai kenal jargon "Financial Freedom". Duh, entah kurang gaul atau gimana, kok baru mudeng soal begitu tahun 2010an. Selama ini saya kemana aja? Ah, ada kok. Di Bandung.

Bandung? Bandung aja? Iya, Bandung aja. Betapa garingnya hidup saya, ya. Sementara orang-orang yang seumuran saya atau malah lebih mudaan udah kemana-mana.  Pergi haji atau umroh lah, jalan-jalan keliling Indonesia lah, atau yang lebih cihuy keliling dunia. Kasihan deh kamu. iya, kamu (nunjuk bayangan cermin).
credit

Share: