Holaaa
Dipikir-pikir, dinget-inget dan direnungkan saya udah lama ga posting tentang bola. *Yang ga doyan bola jangan melipir dulu hehehe, soalnya ini gak kan bahas yang berat-berat soal skill, tehnik dan sebagainya. Kurang lebih ini manifesto WAGS abal-abal hahaha*
Hmmm, mau bahas apa?
Ah, ya drawing PilDun 2014 aja, deh.
So, udah tau kan hasil undian yang satu ini. Undian yang enggak ada hadiahnya ini selalu ditunggu surprise-surprisenya. Ada yang nyenengin ada yanng nyebelin. Saya senediri ga punya tim jagoan tetap di PilDun. Meski saya fansnya SG8 alias abang Gerrard sama Liverpoolnya itu (Alex Curran bakal manyun liat saya sok akrab gini hihihi.. salam sayang buat Lily Ella sama Lexie ya. muuuahhh)
kabar24.com |
Sebelum cerita drawing yang menyebalkan itu (curcol deh) Yuk kilas balik dulu, biar analisisnya lebih nendang hahaha (enggak ding). Mulai dari 1990an aja ya. kalau dari awal digelar bisa-bisa jadi buku, bukan postingan blog. Wew ah, gempor jari-jariku.
Piala Dunia 1990
Nah, kalau ngereview ke belakang, selama beberapa kali gelaran Pildun atau PE (Piala Eropa maksudnya), saya punya jagoan yang ganti-ganti. Labil? Hehehe terserah. Kadang saya amaze sama performa kuda hitam (bukan kambing hitam). Tahun 1990 saya mulai ngeh sama PilDun yang digelar di Italia. Theme Songnya yang dibawai Giorgio Mordeferey aja masih terngiang-ngiang... "To be Number One..."
Mau tahu siapa pemain yang paling nancep (deuh, emang tiang) di benak saya? Salvatore Schilachi! Striker timnas Itali dengan jedat lebarnya itu berhasil meraih sepatu emas di arena ini. Pas kebetulan gelaran ini, di komplek tempat tinggal saya juga ada kompetisi antar RT dalam rangka 17 Agustusan. Kompetisi yang gaungnya lenyap ditelan jaman. Entah apa alasannya, lapangan di belakang rumah saya ini malah disulap jadi semacam taman hias atau arena parkir. Ga ada lagi keriaan sore hari yang maen bola, maen voli atau sepeda-sepeda-an seperti saya waktu kecil. Selain Toto Schilaci, inget dong striker ageknya Kamerun Roger Milla yang selebrasi golnya yang aduhai itu. Hihihi....
Juaranya, Der Panzer Jerman -yang masih diwakili Jerman Barat - dengan beberapa nama yang legendaris macam Lothar Matthaus, Jurgen Klinsmann dan Rudi Voller pemain pirang dengan wajahnya yang selalu terlihat tersenyum itu. Waktu itu saya suka ikut-ikutan begadang sama kakak saya meski ga ngerti itu komentator ngomong apaan sih? Maklum, saya masih kelas 5 SD waktu itu. Taunya cuma What is your name, i love you, lagu My Bonnie dan Twinkle-twinkle. Keknya enakan di-mute aja deh tvnya. Hehehe
Piala Dunia 1994
Nah, di ajang PilDun ini saya jagoin Italia. Saya masih inget pas semifinalnya Italia harus jatuh bangun (kok kayak dangdut, ya?) menghadapi Kamerun di semifinal. Roberto Baggio dengan kuncir panjangnya itu, atau Argentina yang tersingkir dan bikin saya ngeh sama Don't Cry For Me Argentina dan tragedi Andres Escobar yang harus tewas didor fansnya yang kuciwa berat gara-gara gol bunuh dirinya itu.
Waktu PilDun ini digelar, saya sebel banget sama Brazil. Apa pasal? Ya karena jagoan saya Italiano kalah hahaha.... enggak banget, ya alasannya.Saya jagoin Italia selain karena tamapngnya cakep-cakep (hah?) karena saya paling mudeng sama muka-muka mereka. psalnya karena sebelumnya AC Milan pernah bikin partai Friendly bareng Persib. Hasilnya? Persib yang saat itu masih diperkuat Sutiono, Robby Darwis, Ajat Sudrajat babak belur dihajar 8-0. Ah, tapi saya tetep menikmati pertandingannya itu. Ada Gianluigi Lentini yang bikin saya ngefans hihihi. *husss apaan sih*
Jangan lupain juga bintang Amriknya, Alexi Lalas. Janggutnya itu, khas banget. Waktu itu saya malah iseng mikir, kok, kayak kambing sih? Hehehe... *Tiba-tiba mengasosiasikan sama Raditya Dika dengan Kambing Jantannya itu*
Nah, rekor juga buat saya, pas final PilDun 1994 ini saya melek semalaman buat nonton partai final yang tayang dini hari. Ga bisa tidur lagi, karena paginya saya harus ngikutin penataran P-4. Yup, karena saya masuk SMA eh SMUwaktu itu. Hebatnya, saya ga pake ngantuk ngikutin penataran itu, meski saya bete, kok Brazil yang juara? Hihihi...
Ngomong-ngomong soal selebrasi, ada gayanya Bebeto yang merayakan golnya seperti menimang bayi. Coba waktu itu lagu Anang-KD yang timang-timang udah ada. pas bener deh, kayaknya. Theme songnya? Enggak banget. Ga macho ah, kok terdengar cemen.
Di Piala Dunia 1994 yang digelar di benua Amerika ini tim-tim Eropa belum bisa menumbangkan mitos tim Eropa ga bisa juara. Sebenernya kalau diulik bukan semata faktor klenik sih. Meski Italia berhasil melaju, ya. Emang Brazil dengan sepakbolanya yang cantik alias Sambanya itu juga didukung pemain-pemain yang skillnya oke banget. Tambahan nih, emang banyak juga pemaen-pemaen dari benua Amerika ini yang mentas di liga-liga Eropa. Sementara pemain Eropa? hmmm, mereka ga ada yang main di Amerika kecuali pemaen veterannya. Selain itu faktor cuaca juga yang menjadi salah satu sebab. Kenapa? Karena cuaca di Amerika yang relatif lebih panas bikin pemaen-pemaen Eropa mati gaya, cape duluan, staminanya keburu habis. Sementara kalau cuaca dingin seperti di Eropa malah bikin badan lebih hangat karena terus bergerak. Jadi iseng mikir, kalau digelar di kutub, gimana jadinya? bakalan banyak yang kena hipotamia, kali, ya? Hehehe....
O,ya, kuda hitamnya ada Bulgaria dengan strikernya Hristo Stoichkov. Meski di perebutan tempat ketiga mereka kalah dari Swedia.
Piala Dunia 1998
nah, di Piala Dunia 1998 ini, saya jagoin tuan rumahnya, Perancis. Alasannya? Saya amaze sama latar belakang para pemainnya yang multi etnis. Seinget saya, rasisme di Perancis waktu itu lumayan kentara. Kaptennya Zizou, Thiery Henry, Trezegol dan masih inget ga sama rambutnya Christian Karembeu? :D Kontras banget sama plontosnya Fabien Barthez yang plontos itu.
Theme songnya The Cup of Live atau La Copa De Lavida bikin penyanyinya Ricky Martin makin booming. Apalagi tahun 1990an itu Soap Opera alias opera sabun begitu tenarnya, tampang latin Rikcy Martin yang macho itu jadi magnet tersendiri buat fans-fansnya. Ga percaya soap opera begitu menyedot perhatian publik? Tahun 1998an gitu, sepakbola lokal di Indonesia lagi rusuh-rusuhnya. pemaen, penonton doyan ribut dan jadi parodi lagunya Padhyangan CS yang dinyanyiin Deny. Waktu itu, heboh-heboh pengaturan skor pertandingan bola diidentikkan dengan tagline 'opera sabun' jga karena dianggap sandiwara. Hayyah,maen sinetron aja kaleee mas.
Inget kasus kartu merahnya Becks? Pas kontra Argentina itu lho... 'colekan' kaki Becks yang direspon ekspresi kesakitan yang lebay dari Diego Simone itu, mengirim Becks ke luar lapang. Lagi-lagi Inggris tersingkir, meski ada aksi ciamiknya striker babyface, Owen dengan golnya setelah mendapat asist dari Becks.
Di sini juga Owen 'balas dendam' dengan Argentina dengan divingnya itu yang membuahkan penalti dan dieksekusi dengan manis oleh Sheringham. Sayangnya, Inggris harus menang..is setelah kalah dari adu penalti dengan skor 4-3 untuk kemenangan Argentina. Laga yang dikasih label perang Malvinas itu tidak berhasil membalaskan sakit hatinya The Three Lions sama gol 'tangan tuhannya' Maradona di tahun 1986.
Piala Dunia 2002.
Nah, ini gelaran paling asik. Selain digelarnya siang dan ga harus begadang (sayangnya bentrok sama jadwal kuliah), venue di Jepang keren-keren. Stadion Sapporo Dome itu punya fitur canggih. Masih inget Ahn Jung Hwan? Striker Korea yang tampangnya ngingetin sama Dao Ming Tze-nya Meteor Garden ini berhasil menceploskan golnya ke gawang Italia. Bukan cuma Totti CS yang bete sampe ngejar-ngejar Byron Moreno wasit yang mimpin pertandingan. Presiden Perugia, klubnya Ahn Jung Hwan ikutan bete dengan memecatnya. Alasan yang enggak banget deh.
Di Piala Dunia ini, juara bertahan Perancis babak belur, tersingkir di penyisihan grup dan memulangkan tim Ayam Jantan itu lebih awal. Kalau Ahn Jung Hwan bikin penonton bola kaum hawa pada heboh abis (saya sih enggak tuh, beneran deh), lah rambutnya Ronaldo itu enggak banget. Dibotakin abis dan nyisain poninya yang terlihat aneh. Aih, untungnya ga jadi trend.
Inget dong aksi fenomenal Turki? Nah, saya sebenernya jagoin Turki di sini. Ada Rustu Recber yang tampangnya nyeremin, Emre Belozoglu yang imut (halah) dan Hakan Sukur dengan rekor gol cepatnya itu. Nah, di Jepang, benua Asia yang iklimnya lebih sejuk ternyata tim Eropa ga berkutik. Di sini Brazil nambah koleksi gelarnya (lagi). Faktor apa? Ehm, skill pemain Brazil emang lebih baik, dan kalau dirunut dari rekor pertemuan, Brazil emang lebih unggul dari Jerman sih. Sebelum laga final ini, terkahir kali Jerman menang lawan Brazil pada tahun 1993.
Piala Dunia 2006
Di sini ada rekor unik punya Swiss.Tersinngkir dari arena Piala Dunia 2006 setelah kalah tos-tosan dengan Ukraina di 16 besar. yang bikin menarik adalah Swiss tidak pernah kebobolan (di penyisihan grup).
Pada piala Dunia 2006 ini saya jagoin Republik Ceska yang dimotori Nedved. Waktu itu saya sebel banget kenapa Muntari dengan timnas Ghananya begitu trengginas melibas Ceska di sini. Ini jadi sinyal masa kejayaan timnas Ceska sudah berakhir.
Kalau 1994 sama ngefans sama Italia, justru di sini sebaliknya. Alesannya karena sebel Ceska yang satu grup sama Italia. Hihi, sentimen kali ah itu mah. Baiklah, saya akuin Italia bisa bangkit dari keterpurukan di Piala Dunia 2002 lalu dan jadi jawara di Jerman. Setidaknya ada Uruguay, wakil Amerika yang nangkring di posisi ke-4.
Meskipun tuan rumahnya, Jerman kalah mereka dapat penghargaan sebagai tim yang paling menghibur. Yup, gaya permainan yang eksplosif, rotasi pemain antar lini yang dibangun anak-anak asuhan Klinsmann ini emang asik banget buat ditonton. Meski harus bermain untuk merebutkan tempat ke-3 , Ballack cs bermain sepenuh hati dengan mengalahkan Portugal 3-1.
Meskpiun Inggris jadi juara grup, langkah mereka terhenti di babak selanjutnya setelah kalah dari Portugal lewat adu penalti. Eh, inget ga sama kedipan mautnya CR7 yang sempet jadi trend topic itu? Hahaha, jadi inget kasusnya Ahn Jung Hwanyang jadi public enemy. Bedanya CR7 ga senahas Ahn Jung Hwan dan masih akur bermain lagi dengan teman-temannya di Manchester United.
Juaranya, Der Panzer Jerman -yang masih diwakili Jerman Barat - dengan beberapa nama yang legendaris macam Lothar Matthaus, Jurgen Klinsmann dan Rudi Voller pemain pirang dengan wajahnya yang selalu terlihat tersenyum itu. Waktu itu saya suka ikut-ikutan begadang sama kakak saya meski ga ngerti itu komentator ngomong apaan sih? Maklum, saya masih kelas 5 SD waktu itu. Taunya cuma What is your name, i love you, lagu My Bonnie dan Twinkle-twinkle. Keknya enakan di-mute aja deh tvnya. Hehehe
Piala Dunia 1994
.conti-online.com |
Waktu PilDun ini digelar, saya sebel banget sama Brazil. Apa pasal? Ya karena jagoan saya Italiano kalah hahaha.... enggak banget, ya alasannya.Saya jagoin Italia selain karena tamapngnya cakep-cakep (hah?) karena saya paling mudeng sama muka-muka mereka. psalnya karena sebelumnya AC Milan pernah bikin partai Friendly bareng Persib. Hasilnya? Persib yang saat itu masih diperkuat Sutiono, Robby Darwis, Ajat Sudrajat babak belur dihajar 8-0. Ah, tapi saya tetep menikmati pertandingannya itu. Ada Gianluigi Lentini yang bikin saya ngefans hihihi. *husss apaan sih*
Jangan lupain juga bintang Amriknya, Alexi Lalas. Janggutnya itu, khas banget. Waktu itu saya malah iseng mikir, kok, kayak kambing sih? Hehehe... *Tiba-tiba mengasosiasikan sama Raditya Dika dengan Kambing Jantannya itu*
Nah, rekor juga buat saya, pas final PilDun 1994 ini saya melek semalaman buat nonton partai final yang tayang dini hari. Ga bisa tidur lagi, karena paginya saya harus ngikutin penataran P-4. Yup, karena saya masuk SMA eh SMUwaktu itu. Hebatnya, saya ga pake ngantuk ngikutin penataran itu, meski saya bete, kok Brazil yang juara? Hihihi...
Ngomong-ngomong soal selebrasi, ada gayanya Bebeto yang merayakan golnya seperti menimang bayi. Coba waktu itu lagu Anang-KD yang timang-timang udah ada. pas bener deh, kayaknya. Theme songnya? Enggak banget. Ga macho ah, kok terdengar cemen.
Di Piala Dunia 1994 yang digelar di benua Amerika ini tim-tim Eropa belum bisa menumbangkan mitos tim Eropa ga bisa juara. Sebenernya kalau diulik bukan semata faktor klenik sih. Meski Italia berhasil melaju, ya. Emang Brazil dengan sepakbolanya yang cantik alias Sambanya itu juga didukung pemain-pemain yang skillnya oke banget. Tambahan nih, emang banyak juga pemaen-pemaen dari benua Amerika ini yang mentas di liga-liga Eropa. Sementara pemain Eropa? hmmm, mereka ga ada yang main di Amerika kecuali pemaen veterannya. Selain itu faktor cuaca juga yang menjadi salah satu sebab. Kenapa? Karena cuaca di Amerika yang relatif lebih panas bikin pemaen-pemaen Eropa mati gaya, cape duluan, staminanya keburu habis. Sementara kalau cuaca dingin seperti di Eropa malah bikin badan lebih hangat karena terus bergerak. Jadi iseng mikir, kalau digelar di kutub, gimana jadinya? bakalan banyak yang kena hipotamia, kali, ya? Hehehe....
O,ya, kuda hitamnya ada Bulgaria dengan strikernya Hristo Stoichkov. Meski di perebutan tempat ketiga mereka kalah dari Swedia.
Piala Dunia 1998
nah, di Piala Dunia 1998 ini, saya jagoin tuan rumahnya, Perancis. Alasannya? Saya amaze sama latar belakang para pemainnya yang multi etnis. Seinget saya, rasisme di Perancis waktu itu lumayan kentara. Kaptennya Zizou, Thiery Henry, Trezegol dan masih inget ga sama rambutnya Christian Karembeu? :D Kontras banget sama plontosnya Fabien Barthez yang plontos itu.
Theme songnya The Cup of Live atau La Copa De Lavida bikin penyanyinya Ricky Martin makin booming. Apalagi tahun 1990an itu Soap Opera alias opera sabun begitu tenarnya, tampang latin Rikcy Martin yang macho itu jadi magnet tersendiri buat fans-fansnya. Ga percaya soap opera begitu menyedot perhatian publik? Tahun 1998an gitu, sepakbola lokal di Indonesia lagi rusuh-rusuhnya. pemaen, penonton doyan ribut dan jadi parodi lagunya Padhyangan CS yang dinyanyiin Deny. Waktu itu, heboh-heboh pengaturan skor pertandingan bola diidentikkan dengan tagline 'opera sabun' jga karena dianggap sandiwara. Hayyah,maen sinetron aja kaleee mas.
Inget kasus kartu merahnya Becks? Pas kontra Argentina itu lho... 'colekan' kaki Becks yang direspon ekspresi kesakitan yang lebay dari Diego Simone itu, mengirim Becks ke luar lapang. Lagi-lagi Inggris tersingkir, meski ada aksi ciamiknya striker babyface, Owen dengan golnya setelah mendapat asist dari Becks.
Di sini juga Owen 'balas dendam' dengan Argentina dengan divingnya itu yang membuahkan penalti dan dieksekusi dengan manis oleh Sheringham. Sayangnya, Inggris harus menang..is setelah kalah dari adu penalti dengan skor 4-3 untuk kemenangan Argentina. Laga yang dikasih label perang Malvinas itu tidak berhasil membalaskan sakit hatinya The Three Lions sama gol 'tangan tuhannya' Maradona di tahun 1986.
Piala Dunia 2002.
www.herworldplus.com |
bleacherreport.com |
Di Piala Dunia ini, juara bertahan Perancis babak belur, tersingkir di penyisihan grup dan memulangkan tim Ayam Jantan itu lebih awal. Kalau Ahn Jung Hwan bikin penonton bola kaum hawa pada heboh abis (saya sih enggak tuh, beneran deh), lah rambutnya Ronaldo itu enggak banget. Dibotakin abis dan nyisain poninya yang terlihat aneh. Aih, untungnya ga jadi trend.
Inget dong aksi fenomenal Turki? Nah, saya sebenernya jagoin Turki di sini. Ada Rustu Recber yang tampangnya nyeremin, Emre Belozoglu yang imut (halah) dan Hakan Sukur dengan rekor gol cepatnya itu. Nah, di Jepang, benua Asia yang iklimnya lebih sejuk ternyata tim Eropa ga berkutik. Di sini Brazil nambah koleksi gelarnya (lagi). Faktor apa? Ehm, skill pemain Brazil emang lebih baik, dan kalau dirunut dari rekor pertemuan, Brazil emang lebih unggul dari Jerman sih. Sebelum laga final ini, terkahir kali Jerman menang lawan Brazil pada tahun 1993.
Piala Dunia 2006
Di sini ada rekor unik punya Swiss.Tersinngkir dari arena Piala Dunia 2006 setelah kalah tos-tosan dengan Ukraina di 16 besar. yang bikin menarik adalah Swiss tidak pernah kebobolan (di penyisihan grup).
Pada piala Dunia 2006 ini saya jagoin Republik Ceska yang dimotori Nedved. Waktu itu saya sebel banget kenapa Muntari dengan timnas Ghananya begitu trengginas melibas Ceska di sini. Ini jadi sinyal masa kejayaan timnas Ceska sudah berakhir.
Kalau 1994 sama ngefans sama Italia, justru di sini sebaliknya. Alesannya karena sebel Ceska yang satu grup sama Italia. Hihi, sentimen kali ah itu mah. Baiklah, saya akuin Italia bisa bangkit dari keterpurukan di Piala Dunia 2002 lalu dan jadi jawara di Jerman. Setidaknya ada Uruguay, wakil Amerika yang nangkring di posisi ke-4.
Meskipun tuan rumahnya, Jerman kalah mereka dapat penghargaan sebagai tim yang paling menghibur. Yup, gaya permainan yang eksplosif, rotasi pemain antar lini yang dibangun anak-anak asuhan Klinsmann ini emang asik banget buat ditonton. Meski harus bermain untuk merebutkan tempat ke-3 , Ballack cs bermain sepenuh hati dengan mengalahkan Portugal 3-1.
http://www.mirror.co.uk |
Piala Dunia 2010
Nah, di sini akhirnya Spanyol sebagai wakil Eropa berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan Belanda di final. Kalau Asia jadi miliknya benua Amerika (yang diwakili Brazil), di Afrika Selatan, negara pertama benua Afrika yang menghelat gelaran Piala Dunia ini jadi milik benua Eropa. Brazil sendiri kanda di babak 16 besar dari Belanda. Performa Belanda dengan gaya total footballnya sempat membuat para penggila terpesona. Keren banget, rotasi pemaennya hidup, meski harus tunduk dari Spanyol di babak final dengan skor 1-0.
Nah, theme songnya di Piala Dunia 2010 ini happening banget sama lagu Waka wakanya Shakira. Lagu yang sebenernya enak didenger dan eksotik ini bikin para kaum adam kudu nutup mata (yang masih mikir dan risi) karena kostumnya yang kurang bahan itu. Buat saya, itu sih, eksploitasi buat perempuan. Meski Shakiranya sih cuek dan santai saja. Ya, gitu lah, kalau beda ideologi, beda kultur dan beda paham. Sigh.... Padahal, ga pake kostum yang kayak abis diguntingin anak TK yang iseng itu lagunya tetep asik.
theguardian.com |
This time for Afrika? No, this time for Spain. Nonton ga, pas selebrasi kemenangannya? Torres bawa anak-anaknya buat merayakan kemenangan di lapangan. So sweet.
Piala Dunia 2014
Nah, pas nyimak hasil undian ini, bikin ngenes. Saya yang akhirnya dukung The Three Lions jadi sebel. Ada di gup neraka bareng Italia, Uruguay dan Kosta Rika. Okelah, Italia punya amunisi yang mumpuni, Uruguay punya Cavanni dan, Suarez , rekannya Gerrard di Liverpool. Inggris punya apa? Meski liga mereka jadi industri bola yang laris dan jadi parade pemain dunia, ga bikin timnas Inggris ini punya susunan pemain yang menjanjikan.
Kalau misalnya Inggris bisa lolos ke babak 16 besar, taruhlah finish sebagai runner up, prediksinya bakal ketemuan sama Yunani atau Pantai Gading. Bisa ketemuan antara Belanda, atau Kroasia. Anggap aja Brazil jadi juaa grup A. Idih, horor banget ya. Kalau lolos juga (mimpi boleh dong), mungkin bakal ketemu Perancis atau Jerman. Huaaaa, makin horo. *lebay*dan di final bisa ketemuan (lagi) sama Uruguay atau Bosnia yang terus melaju. Hihihi, prediksi yang seenak jedat banget. Biarin weeeeh.
Coba tengok komposisi pemain unggulan di klub-klub besar liga Inggris. Ada Theo Walcott sih di Arsenal, Rooney di MU, Gerrard di Liverpool, Joe Hart kipernya Manchester City dan Gary Cahill di Chelsea. Susunan pemain timnas, semuanya jago kandang alias bermain di liga tanah airnya sendiri. Berbeda dengan para pemain timnas negara-negara Eropa yang malang melintang dan tersebar di berbagai liga Eropa. Belum lagi jadwal liga Inggris yang padat. Selain liga utama di BPL, ada FA dan Piala Carling.
Kalau ada grup neraka, ada grup surga dong? Hmmm, sepertinya enggak juga tuh. Argentina yang satu grup sama Bosnia, Iran dan Nigeria ga bisa meremehkan lawan-lawannya begitu saja. Meskipun timnya Edin Dzeko baru pertama kali nampil di arena Piala Dunia, negeri yang sempat porak poranda setelah perang saudara lawan Yugoslavia ini berhasil mengungguli Yunani dalam klasemen grup penyisihan zona Eropa.
Mudah-mudahan grafik Bosnia ini belum sampai peak, ga seru ah kalau tiba-tiba di putaran Piala Dunia nanti malah babak belur.
Gimana peluang 3 negara Asia yang diwakili Jepang, Iran sama Korea Selatan? Jepang sepertinya rada mendingan, bersaing dengan Yunani, Kolombia dan Pantai Gading. Peluang Iran rada berat nih, karena bertemu dengan Argentina, Bosnia dan Nigeria. Argentina dan Bosnia punya pemain-pemain di liga Eropa yang berkelas dan jangan remehkan Nigeria yang punya catatan bagus di kompetisi internasional ini.
Lah, kalau peluang Korea Selatan gimana? Lumayan lah, ada Belgia dan Rusia yang performanya ga segahar lawan-lawannya Irandi grup F. Meskipun Belgia masuk sebagai tim unggulan di ajang piala dunia kalli ini.. Buat wakil Asia, saya jagoin Jepang dan Korea Selatan buat melaju ke 16 besar. Mudah-mudahan sih Inggris bisa membalika prediksi beberapa pengamat bola yang menyangsikan nasib Gerrard cs di Piala Dunia ini. Syukur-syukur bisa lihat Gerrard ngangkat trofi piala dunia ini. Mengingat 4 tahun ke depan, usia Gerrad udah masuk kategori uzur. Meskipun ada beberapa contoh pemain yang cemerlang di usia seniornya seperti Baresi, Maldini, Nedved, Oliver Khan dan si gaek Roger Milla. Tapi kalau diinget-inget, Gerrard itu punya cedera yang suka kambuhan. Sepertinya 2014 ini kesempatan terakhirnya buat tampil.
Hey, tapi bola itu bulat, kan? Sejak kapan bola jadi persegi, trapesium atau jajaran genjang? Lah, Denmark aja yang tampil mendadak di Piala Eropa 1996 bisa juara setelah menggantikan Yugoslavia yang kena hukuman. Mudah-mudahan aja, Ayo dong Stevie, mumpung saya mau dukung nih jadi juara. Hehehehe *siapa elu? kemana aje dulu elu waktu gue maen jatuh bangun di Piala Dunia sama Piala Eropa? gitu kali kata Gerrard.
Woooi bangun ceu! Get real!
Baiklah, kalau begitu, saya buat prediksi lain. Jadi siapa kandidat juara? Brazil yang punya tradisi kuat di sini ga boleh diremehkan, jadi tuan rumah pula! Koleksi gelar miliki Brazil jadi bukti sahih kalau tim samba ini jangan dipandang sebelah mata. Soalnya kalau dipandang sebelah mata jadi ga jelas, kan bukan tes mata (apaan sih?).
Persaingan di grup B jangan dilewatkan begitu saja. Belanda punya misi balas dendam setelah dikandaskan Spanyol di final sebelumnya. Van Persie vs Torres? Seru juga.
Yang seru itu ya grup neraka, grup D. Mudah-mudahan Inggris ga terbawa Catenaccio-nya Italiano yang sumpah ora ono buat saya, ga asik, monoton, ora yahud. (Ih, kok jadi bahasa Jawa, yak?). Sayangnya, rekor Inggris masih kalah dari Italia. (sigh lagi) . Dari sembilan kali ketemuan (kesannya kayak kopdar), baru sekali menang, enam kali kalah dan 2 kali saja maen berseri-seri alias draw.
Jadi siapa kira-kira tim besar yang jeblok dan harus pulang dulu seperti Perancis di arena Piala Dunia 2002? Kira-kira Eropa bisa mematahkan mitos susah menang di benua Amerika, ga, ya? Ada pemain bintang yang bakal meredup? Pemain yang jadi rising star, jadi public enemy atau sukses di-fans-in sama pemilik klub? Jangan lupa juga kompetisi masih bergulir sampai lima bulan ke depan. Ketatnya jadwal kompetisi di Eropa bukan tidak mungkin bakal memaksa 1-2 pemain bintang tereliminasi sebelum turnamen digelar. Dan itu adalah mimpi buruk, aaah tidaaaaak. Jangan sampai. Berdoalah para pemain bertahan ga pake acara sliding, tackling-tackling keras atau insiden individual yang berujung horor. Mari berdoa.
Pastinya yang ga kalah seru adalah gayanya para WAGS yang tampil jadi tim hore di tribun dukung suami dan pacarnya (sumpah ga enak nyebut yang satu ini). Ah, kita llihat saja nanti.
Referensi :
bola.net
goal.com
supersoccer.co.id
bbc.co.uk
Bila Brazir ketemu Prancis ato Jerman bakalan seru tuh....
ReplyDeleteMbak Efi emak GIBOL ya....
ReplyDeleteaku ga suka game yg ini loh mbak. sering sedih juga ga pernah menemani suamiku nonton bola. padahal dia seneng buanget. Status di FB-ne hanya tentang bola saja.
acchhh..tosss.. ternyata kakak Efi sangat expert tentang sepakbola.. suer.. saya bakal jadi sering-sering main kesini..ciyusss :d
ReplyDeleteSaya teteuuppp.. biarpun kalah mulu.. Hidup Inggris!!
ReplyDeleteTeuteup pilih PERSIB..eh ga ikut piala dunia ya haha. Kalo piala dunia 2014, pilih Brasil aja, liat track record selama ini dan pertandingan uji coba, hasilnya joss, ditambah faktor menjadi tuan rumah. Mungkin mereka akan ketemu Jerman di final...
ReplyDelete@Akhmad Muhaimin Azzet
ReplyDeleteSelalu ya Brazil masuk nominee finalis. Hmmm :) Partai klasik tuh Brazil-Perancis.
@Susi Susindra
ReplyDeleteIni kadarnya sudah berkurang drastis bu Susi. Sejak 2008 atau 2009 gitu, Udah nggak liat lagi siaran liga champions (lha jagoan saya ga maen sih hehe), ga nonton liga italia lagi. Cuma nonton liga Inggris sama Persib. :D
@Yoswa Mardhikai
ReplyDeleteAsiiik punya pengunjung setia :D
@Hartomo Aja
ReplyDeleteNah akhirnya ada sesama fans the Three Lions
@Anton
ReplyDeleteHidup Persib! kangen permainan cantik ala persib yg udah lama hilang
asyiik...nemu emak sesama gibol. Sejak thn 1994, saya jadi "lebih dewasa" menanggapi kekalahan favorit saya loh, cieee. Dream final 2014 sih Brazil vs Jerman. Tapi get real aja sih kalau melihat sejarah. Eniwei, let's enjoy the once-in-four-year party ini tahun depan :)...
ReplyDeleteWhoaaaa...
ReplyDeleteaku gak ngerti bolaaaaa...
taunya dulu cuman Irfan Bachdim doang...hihihi...
*abaikan*
@Vica Item
ReplyDeletetoss ah :) asiik punya soulmate emak2 doyan bola hehehe
@Efi Fitriyyah perasaan brazil belum pernah berhadapan dengan perancis di final piala dunia sejak jaman nenek moyang :p
ReplyDeleteKalo saya dari dulu dah jagoin team belanda.Suka dengan pola permainan Total footballnya,tapi untuk piala dunia kali ini Negera2 dari Asia bisa lebih menonjol.Kalau bisa juara jadi Ada sejarah baru.
ReplyDelete@Riez cahaya Viyanto
ReplyDeleteTim2 Eropa Barat macam Jerman dan Belanda jagonya soal tehnikn skill. Eh sayang,liga mereka ga selaris liga Inggris, Spanyol atau Italia, ya.
@Bibi Titi Teliti
ReplyDeleteWhoaaaa, Irfannya sibuk maen sinetron, pengen nyaingin Lee Min Hoo *eh, bener, ga nulisnya?* hehehe
Wooi Om Qbenk, komen pake jurus apaan, sih? Kok ga bisa direply. Jawabannya Brazil prnah ketemu Perancis sekali di final, tahun 1998. Inget ga, penyakit misterius Ronaldo sebelum final? Sebelumnya tahun 1986 ketemu di perempat final dan tahun 2006 ketemu di semifinal. Btw ngapain ih ikutan kontes2an aneh gitu. Ga barokah lhoo.
ReplyDelete@Efi Fitriyyah
ReplyDeleteOkelah, ini analisa sementara saya siapa yang akan masuk final Piala Dunia 2014 (bisa berubah enam bulan ke depan melihat skuad final):
Lolos Grup A: 1.Brasil 2.Meksiko
Lolos Grup B: 1.Belanda .2. Spanyol
Lolos Grup C: 1. Pantai Gading .2. Kolombia
Lolos Grup D: 1. Italia .2. Uruguay
Lolos Grup E. 1. Swiss .2. Prancis
Lolos Grup F: 1. Argentina .2. Nigeria
Lolos Grup G: 1. Jerman .2. Portugal
Lolos Grup H: 1. Belgia .2. Korea Selatan
Babak 16 besar:
# Brasil vs Spanyol (menang Brasil)
# Pantai Gading vs Uruguay (menang Uruguay)
# Belanda vs Meksiko (menang Belanda)
# Italia vs Kolombia (menang Kolombia)
# Swiss vs Nigeria (menang Nigeria)
# Jerman vs Korea Selatan (menang Jerman)
# Argentina vs Prancis (menang Argentina)
# Belgia vs Portugal (menang Belgia)
Babak perempat final:
# Nigeria vs Jerman (menang Jerman)
# Brasil vs Uruguay (menang Brasil)
# Argentina vs Belgia (menang Argentina)
# Belanda vs Kolombia (menang Kolombia)
Babak semifinal:
1. Jerman vs Brasil (????)
2. Argentina vs Kolombia (Argentina)
Jadi partai final 2014 menurut analisa saya akan terjadi antara Argentina vs Brasil/Jerman :D
@Efi Fitriyyah
ReplyDeletekalau buat Three Lions Inggris, untuk tahun 2014 cukup merasakan babak grup dulu aja ..kiper utamanya aja cuma cadangan klub...hehehehe *peace*
@Yoswa Mardhikai
ReplyDeleteKyaaa, ga diprediksiin lolos dari fase grup sama sekali? terlaluuuu :D
Emang sih,pasca David Seaman, Inggris ga punya lagi kiper yg mumpuni. Abis liganya keramean sama pemaen asing. Eh tapi saya tetep kepengin Inggris lolos (maksa) haha... Ya Uruguay sama Inggris lah. Italianya jangan lolos dulu. *sumpah, sebel sama catenacionya itu*
@Yoswa Mardhikai
ReplyDeleteHahaha.. iya sih. Tapi berharap backnya bisa tangguh *sigh*
Jangan sampe diajak tos-tosan *tutup mata sambil ngintip dari sela-sela jari kaau kesampaian*