Thursday 28 November 2013

Resolusi 2014 : Saya Kepingin Punya Buku Solo

Tahun 2013 tinggal hitungan minggu saja akan meninggalkan kita, saya harus mengatur lagi agenda saya yang belum kesampaian. Agenda apa itu?
Myopera.com
Seperti  doa Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam surat  Q.S Asyu'ara ayat 84. Saya juga mau dong jadi buah tutur yang baik buat orang-orang lain sesudah saya. Siapa juga, ya, yang mau jadi bahan cela-celaan setelah meninggal? Jangan sampai deh. Nah, buat saya yang paing realistis buat diwujudkan dengan fasilitas yang saya miliki, rasanya yang paling dekat ya bisa menerbitkan buku solo, ya novel gitu deh. 
languageartsgames.4you4free.com


Maunya sih bukan Cuma sekali saja, tapi bisa berlanjut konsisten menerbitkan buku solo itu. Nah, resolusi saya di awal tahun 2014 adalah terbitnya buku perdana saya. Ini bakal jadi saat-saat yang monumental buat saya. Satu pepatah yang bilang Aku menulis maka aku ada sanngat menggelitik saya untuk mewujudannya.

Novel seperti apa yang mau saya tulis?
Ehm, saya pengen nulis novel roman berlatar sejarah. Sebenarnya sedang saya jalankan sekarang ini tanpa belum tahu mau ditawarkan ke penerbit mana. Ah, itu soal nanti. Kalau bukunya sudah rampung saya tulis, saya leluasa nawarin, dong. Beda ceritanya kalau pas saya nawar-nawarin ke penerbit tapi belum rampung atau cuma sinopsisnya saja. Saya bisa keteteran kalau tiba-tiba penawaran saya dapat respon. Hihihi..... boleh dong geer sedikit ngarep?

Ngomong-ngomong soal buku bermutu, biasanya saya ada di posisi pembaca dan dengan enaknya saja menilai buku ini enak dibaca, buku itu ribet bikin pusing, buku yang ini seru, inspiring, buku punya si A ini aneh, njelimet dan aneka penilaian lainnya. Eh, ngomong itu emang gampang, tapi pas memposisikan saya sebagai penulis, saya baru ngerti ternyata ga gampang nulis itu. Ada banyak riset yang harus dilalui agar logika ceritanya enggak ngawur atau alur yang disusun jadi menarik dan membuat pembacanya terus ingin membaca sampai akhir.

Yang namanya mimpi tetep aja mimpi ya kalau cuma dihayalkan saja tanpa usaha. Awal Nopember ini, seorang teman mengajak saya mengikuti sebuah tantangan  menulis 50 ribu kata dalam sebulan dalam ajang tahunan NaNoWriMo atau National November Writing Month.  Jelas deh, namanya Nopember, jadi eventnya hanya berlaku di bulan Nopember.  Sampai Nopember ini hampir berlalu, saya baru sampai empat puluh persennya saja. Kecewa sih, tapi kalau direview ke belakang, ini jadi pencapaian istimewa sekali buat saya. Sebelumnya saya belum pernah nulis satu cerita sebanyak ini. Lah, nulis cerpen aja kadang-kadang terlantar hahaha..... Nah, moral storynya ternyata kalau kita punya niat sebenarnya kita bisa mewujudkan mimpi kita ya.

Baiklah, saya akuin deh saya ga berhasil mencapai 50 ribu kata di bulan Nopember ini, tapi terus terang saya jatuh cinta sama outline dan cerita yang sudah saya buat.  Saya kepingin novel saya ini segera rampung dan terbit di tahun 2014. Mudah-mudahan isinya ga bikin kecewa yang bacanya. Hmmm, saya perlu banyak-banyak membaca  referensi,  bikin riset dan meliarkan imajinasi saya nih. Semoga terwujud. Amin.


Share:

Pieters Park, Dulu dan Sekarang

Sudah pernah baca novel Negeri van Orange? Kalau sudah, tau dong karakter Wicak, aktifis Green Peace yang harus 'kabur' dulu ke Belanda karena nyawanya terancam gara-gara aktifitas Wicak yang  menentang pembalakan hutan di Indonesia.

Nah, dalam satu scene, diceritakan Wicak jalan-jalan ke salah satu kawasan hutan di Wageningen. naluri Wicak sebagai pecinta alam langsung mensetting di pikirannya kalau Wicak harus siap dengan perlengkapan khasnya 'ngutan'. Mulai dari air minum 2 liter, pisau lipat sampai ransel yang badag njum alias besar itu. Eh ternyata Wicak saltum. Hutan yang dikunjunginya ga jauh beda penampakannya dengan Kebun Raya Bogor. Ternyata yang dimaksud hutan di sana itu kurang lebih seperti taman kota, hutan buatan gitu.
gardenvisit.com
Makanya dosennya Wicak tertawa dan bilang jangan samakan hutan di sini sama hutan di Asia sana yang emang cantik.

Well, ternyata bule-bule londo di sana emang para pecinta tanaman. Selain festival Keukenhofnya di bulan April  yanng terkenal itu masih ada festival Zundert yang digelar di minggu pertama bulan September.
http://www.keukenhof.nl
 Salah satu peserta Festival Zundert, sumber :http://www.mymodernmet.com
Ngomong-ngomong soal festival bunga, saya jadi inget dulu di TVRI suka ada relay festival bunga dari Pasadena. Setiap kontingen (kesannya kayak olimpiade gitu, ya?) bergiliran melintas di depan penonton sambil dadah-dadah dengan pakaian tradisional khas negara masing-masing, ditambah dengan keseniannya. Indonesia juga ikutan berparttisipasi seperti gambar beikut.
sumber : meghanitafairytale.blogspot.com

Meskipun Pasadena punya event gede-gedean sampai skala internasional, imej negeri pecinta bunga dan tanaman udah identik sama Belanda. Tapi bukan berarti karena mereka doyan nanam bunga jadi doyan juga maksa nanam waktu dulu menjajah Indonesia, ya. Hahaha maksa banget sih.

By the way, Bandung pernah dikenal dengan julukan Kota Kembang, ya. Kayaknya seru tuh kalau ada festival bunga di Bandung, kayak festival Zundert atau Keukenhof. Jadi event tahunan seerti Festival Dago atau pasar Seni ITB yang nyedot banyak pengunjung dari luar kota.*ngayal dulu*

Eh tapi selain budaya arsitek bangunannya yang berkelas ala Art Deconya itu, Belanda juga meninggalkan  warisannya berupa taman, salah satunya taman Balaikota di Bandung atau dulu dikenal dengan nama Pieterspark.Meskipun mananya Pieters Park, tapi sebenarnya yang mendesain taman ini adalah R. Teuscher yang lagi-lagi seorang ahli botani londo. Kenapa jadi dikasih nama Pieters Park, alasannya adalah sebagai bentuk apresiasi pemerintah Hindia Belanda untuk Pieter Sijthoff yang berperan dalam membangun kota Bandung.

Mau tau Pieters Park jaman Belanda dulu?
Seperti ini nih....
Pieterspark, 1910. Sumber : Mahanagari
 Dan ini kartu foto  yang dibuat dengan tehnik lightdruck  dari Pieters Park yang dibuat tahun 1905. Keren, ya. meskipun ada unsur imajinatifnya.

sumber : Mahanagari
Konon nih, Pieters Park ini dibuat sebagai pengganti dari taman sebelumnya yang lahannya dijadiin gedung De Javasche Bank alias gedung Bank Indonesia sekarang. Nah, beberapa hari yang lalu, saya maen-maen ke Taman Balai Kota (Kadang disebut Taman Dewi Sartika atau Taman Badak Putih karena ada patungnya di taman) untuk nyambangin salah satu stand teman saya yang ikutan bazaar di sana. Sayang dong kalau cuma makan aja terus pulang, makanya saya niatin bawa kamera sambil foto foto.

Jadi, seperti ini penampakan Taman Kota Balai Kota Bandung di  hari minggu. 



Ada banyak kelompok anak-anak ABG (sekitar usiaSMP-SMA) yang tersebar di beberapa titik lagi kumpul dan joget-joget. Entah memang sekedar menyalurkan hobi atau dalam rangka latihan buat ikutan lomba. Saking niatnya, joget-joget mereka diiringi musik dari radio, hp sampai netbook segala. (Jadi iseng mikir, kalau netbooknya habis batre, kayaknya latihan bubar gitu, ya? Secara ga ada colokan listrik).

Tadinya saya kira ga bakal serame ini, ah ternyata saya ga update. Rencana saya buat foto-foto venue di sini jadi sedikit terganggu karena harus menghindari mereka yang enggak pengen saya shoot. (Dasar sayanya aja fotografer abal-abal, amatiran!).

Eh, ngomong-ngomong soal pohon, saya sempet moto-moto juga. Pengetahuan saya yang payah soal beda satu pohon dengan pohon yang lain sedikit tercerahkan dengan keterangan yang ada di bawah pohon. Oh, jadi pohon ini namanya pohon ini toh, oh begitu ya.... *manggu-manggut sok ngerti*


Nyamplun alias Callophylum Inophyllum
Dari ketinggian sekitar 75 cm aja, pohon ini udah punya cabang. Gambar disamping ini  adalah pohon Nyamplung. Istilah latinnya Callophylum Inophyllum. Sayangnya pohon ini belum berbuah waktu sama ke sana. Kayunya yang ringan membuatnya dijadikan bahan untuk membuat kapal laut. Tambahannya lagi,biji nyamplng ini bisa dijadikan bahan baku untuk buat diesel. Katanya sih, lebih bagus kualitasnya dari solar. Ihiy, kalo bener, ga usah mahal-mahal lagi beli solar ke luar negeri dong?


Nah pohon yang ramping ini namanya pohon Kimerak atau nama latinnya Caesalpinia Pulcherrima. Duh, ini bahasa latin bikin keseleo llidah :). Pohon Kimerak atau juga disebut sebagai pohon Patrakomala ini ternyata tanaman khas Bandung lho. Pantesan ya, dari namanya juga terdengar sundanese banget. Kalau sudah berbunga, Patrakomala ini cantik banget lho. Coba googling deh. Dan setelah sekian lama denger istilahnya, saya baru lihat pohon Kalpataru lho. Hahaha.... asli ya, kudet. *bisa-bisa dikitikin pake kemoceng rame-rame sama mahasiwa jurusan biologi nih*




Lalu ada  Cemara Papua juga. Daun-daunya lebat banget. Jadi inget lagunya Katon nih. 
Langkah kaki seiring...
pandangan hijau terhampar...
di tepi hutan cemara...
*cukup konsernya*

Nah kalau yang ini namanya adalah pohon Sapu tangan yang nama latinnya Maniltoa Gemnifora. Daunnya yang lunglai dan mirip sapu tangan ini lah kenapa dia dikasih nama itu. Pohon yang satu ini bisa dipelihara sebagai tanaman hias lho.

Oh, ya ini penampakan patung badak putih yang ada di taman. Sayang banget kolam yang ada di bawahnya sedikit ganggu. Coba kalau diurus dan ada ikannya. Bakal cantik deh keliatannya, ga kumuh seperti ini.


Ga jauh dari patung badak putih, ada bangunan segi lima semacam gazebo, jadi inget sama penampakan gedung sate. Citarasa arsitek Belanda emang keren deh.


Belum puas keliling-keliling taman, sekalian aja saya jalan-jalan ke area perkantoran Pemkot Bandung. Lihat pilar dan lorong-lorongnya, khas banget  warisan Belanda. Rasanya seperti time travel aja *lebay*.




 


Sekalian aja saya juga numpang narsis di depan display fotonya Kang Emil. Hihihi.... kumat deh banci kameranya.


Puas foto-foto di Taman Balai Kota dan sekitarnya, saya lanjutin 'napak tilas' menuju jalan Braga. Cerita yang ini lain kali saya lanjutin ya. :)





Share:

Tuesday 26 November 2013

Awali Dengan Jujur dan Gaya Hidup Sederhana


Kalau memperhatikan berita tentang korupsi yang wara-wiri, kok bikin gemes, ya? Apalagi kalau lihat rilis berita hasil invetigasi kekayaan para pelaku korupsi. Hmmm, borju banget! Mulai dari aneka aksesoris, kendaraan, rumah sampai tabungan. Dengan kalkulasi nilai yang diperoleh, bikin kita geleng-geleng kepala. Sebenarnya mereka yang ngakunya enggak korupsi tapi gaya hidupnya sudah 'menjetset' itu dapat dari mana, ya? Warisan? Undian lotre? atau.... pesugihan seperti ngepet? Ih, konyol dan horor kedengarannya.

Menurut saya, untuk memangkas rantai korupsi adalah dengan bersikap jujur pada diri sendiri dan mengendalikan gaya hidup

Jujur Pada diri Sendiri
Jujur sama diri sendiri? Iya, ini kunci utamanya. Sebagai seorang muslim tentunya kita tahu kalau shalat sebagai salah satu pilar dalam menjalankan syariat islam setelah syahadat. Pernah terbayang ga, gimana kalau saat salat sendirian kita 'memangkas' rakaat salat? Misal salat dzuhur yang harusnya empat rakaat jadi dua rakaat. Padahal enggak ada yang lihat, enggak ada cctv yang dipasang di kamar kita. Pokoknya cuma kita sendiri. Enggak ada siapa-siapa.

Saya yakin 100% enggak akan berani. Kita akan tetap menjalankannya 4 rakaat sesuai ketentuan. Lain ceritanya kalau ruhsah, misal sedang safar. Itu lain cerita. Kenapa kita komit untuk tetap menjalankan 4 rakaat? Karena kita yakin kalau Allah maha melihat. Kita mungkin bisa membohongi orang lain tapi tidak bisa membohongi diri sendiri, apa lagi Allah.
Terus kenapa masih ada yang korupsi padahal dia salatnya enggak bolong?
Yuk kita lihat Q.S Al Bayyinah ayat 5 berikut

     وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا
                                                           الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. 

 Makanya enggak heran kalau masih ada orang yang suka salat tapi dalam kesehariannya tidak mencerminkan ahlak seorang muslim. Kalau hanya menjalankan kewajiban artinya hanya menggugurkan kewajiban saja, kosong dari pemahaman esensinya. Dalam setiap rakaat yang salat kita diwajibkan untuk membaca Al Fatihah, kan? Perhatikan Q.S Al Fatihah, ayat  4 ini


                                                        مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ 
 Yang menguasai di Hari Pembalasan. 

 Semestinya kalau kita yakin ada hari akhir, kita yakin setiap amalan kita akan dihisab, maka kita tidak akan berani berbuat curang. Baik itu dalam ibadah dengan Allah maupun dalam bermuamalah, dalam kehidupan sehari-hari kita.  Itu dia, karena merasa ini urusannya bukan ibadah, banyak yang menyepelekan dan merasa tidak ada yang melihat sampai berani memanipulasi. Execusenya, "Ga ada yang lihat ini".

Beberapa waktu yang lalu saya sempat membaca berita, sebuah SD di Bogor, SD Bantarjati 9  yang menyediakan keperluan siswinya. Keperluan itu berupa tissue, celana dalam dan pembalut wanita untuk siswi prempuan di toiletnya. Gratis? Enggak. Dengan metode seperti yang diaplikasikan dengan metode Kantin Kejujuran, para siswa wanita mengambil keperluannya dan meninggalkan uang di box yang tersedia sebagai pengantinya. Lagi-lagi soal dilihat atau tidak dilihat, faktanya pihak sekolah engak mengalami tekor, tuh.  Kalau sedari kecil sudah dibiasakan begini, semoga berlanjut sampai mereka dewasa.

Eh, ya ngomong-ngomong soal kejujuran di SD, saya punya cerita nih. Saya punya teman seorang guru honor di sebuah SD. Teman saya ini, tahun kemarin mengajar kelas 3.  Ia mengajarkan anak-anaknya untuk jujur, percaya dengan dirinya sendiri saat mengerjakan soal alias enggak nyontek.

Diajarin jujur tidak lantas membuat murid-muridnya pasrah dengan nilai-nilai tesnya. Untuk merangsang semangat anak-anaknya belajar, sesekali teman saya ini membuat semacam games di kelas dengan menyampaikan soal. Ada reward bagi yang bisa menjawab dengan benar, ya kecil-kecilan sih hadiahnya. Paling-paling hadiahnya berupa permen atau coklat. Tapi hasilnya manjur. Setiap ada soal atau pertanyaan yang diberikan, murid-muridnya dengan semangat 45 berlomba-lomba menjawab pertanyaan. Dalam kondisi ekstrim, malah pernah muridnya nagih buat minta ulangan. Ada-ada aja. Eh, ya sebagai tambahan, nilai-nilai eksak muridnya bagus-bagus lho. Teman saya malah sekarang kerepotan karena nilai tes untuk mata pelajaran yang sifatnya bukan hitungan malah tergolong biasa-biasa saja.

See? ternyata jujur dan semangat kompetisi bisa diajarkan secara bersamaan. Mudah-mudahan kebiasaan jujur murid-muridnya ini terus dibawa sampai mereka lulus sekolah, kuliah dan kembali ke masyarakat sebagai agent of change. Well buddy, keep on that way.

Gaya Hidup

cakwid.net
Gimana soal gaya hidup?
 Dengan penampilan blink-blink bak One Stop Shopping berjalan itu, seolah-olah buat sebagian orang sudah tuntutan kebutuhan. Lebih dari sekedar eksistensi diri agar dirinya jadi pusat perhatian. Nah, soal eksistensi, narsisme tanpa mengukur kemampuan diri atau apapun itu istilah sepertinya jadi salah satu pemicu korupsi.

Bukan enggak boleh kaya atau tampil modis, tapi memaksakan diri  untuk terlihat stylish hanya demi sebuah pengakuan komunitas itu sama dengan menyiksa diri. Masih mending kalau pinjam atau nyicil (itupun punya kalkulasi yang jelas untuk membayar), gimana kalau sampai ngambil jalan pintas dengan 'nilep'?

Padahal untuk mendapat pengakuan atau mengeksiskan diri bisa ditempuh dengan ilmu atau pencapaian prestasi. Inget dong satu quote dari sahabat Ali bin Abi Thalib? 
Ilmu menjaga manusia, sedangkan  manusia justru yang menjaga harta

Masih ingat juga dong sebuah pepatah lama :
Ada uang abang sayang, tak ada uang abang ditendang? 
Ah kasihan sekali si abang, padahal dia bukan bola.
Sekali lagi, bukan enggak boleh kaya, ya. Tapi ya itu tadi, ngukur diri, seperlu apa kita tampil modis dan apa niat kita dengan tampil gaya itu. Apa cuma buat gaya atau kebutuhan? Misal seorang pejabat atau anggota dewan yang butuh kendaraan dinas, kenapa juga harus pake merk mahal kalau dengan mobil biasa saja sudah mumpuni? Padahal itu adalah uang rakyat, bukan uang pribadi.

Sebagai umat islam yang berpegang teguh pada sunnah nabi atau Ahlusunnah Waljamaah (Aswaja)  sikap hidup sederhana yang dicontohkan nabi, tidak berlebih-lebihan mestinya sih ya ditiru juga. Sunnah nabi itu kan ada banyak.  Salah satunya ya, gaya hidup yang sederhana ini.

Catat ya, Nabi Muhamad saw itu enggak miskin. Buktinya pada saat beliau meminang Bunda Khadijah, mahar yang diberikan oleh beliau adalah 100 ekor unta atau setara 1,2 M! Sahabat nabi yang lainnya seperti Abu Bakar Shiddiq dan Utsman bin Affan adalah contoh saudagar yang kaya tapi gaya hidupnya saat menjadi khalifah sangat sederhana.

Kalau membahas indeks korupsi Indonesia yang bikin miris, kok ya gimana gitu. Gondok dan gemas. Baiklah, yang sudah lewat kita pangkas (tentu saja supermasi hukum tidak jadi diabaikan), untuk yang sekarang ini, bibit-bibit muda, tunas-tunas bangsa yang sekarang  kita perbaiki dengan memberi  'doktrin'  yang baik-baik. Seperti Kantin kejujuran, MCK kejujuran dan.... jangan lupakan kejujuran saat ulangan atau ujian. Biarlah mereka lulus apa adanya, tiak menipu dirinya. Jangan biarkan mereka belajar menipu diri sendiri dan menipu orang lain nantinya.

Apa-apanya ada sih, boleh. Yang ga boleh itu maksain diada-adain. Menanamkan karakter anti korupsi? Ah kenapa tidak? Bisa kok. Yuuuk

Artikel ini dibuat untuk diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh PPM (Persaudaraan Profesional Muslim).

Jangan lupa, terus mencari ilmu untuk menjaga diri, salah satunya dengan mendapatkan artikel menarik tentang info &  belajar islam terkini 


.  
Share:

Monday 25 November 2013

Icip-icip Lele Ala Kedai Lele

Saya mau buat pengakuan nih, kalau saya termasuk yang susah makan ikan, apalagi kalau harus ngolah, ribet, bau amis dan bau tanhanya itu. Padahal yang namanya ikan itu kandungan Omeganya gede dan rendah kolestrol. Friendly banget buat pencernaan. Tapi dasar sayanya aja yang malas dan susah diomongin hahahaha....

Nah, sabtu kemarin saya nyambangin Kedai Lelenya UIu a.k.a Nurul Wachdiah yang berlokasi di jalan Sukabirus, Enggak jauh dari Universitas Telkom (dulu dikenal dengan nama STT Telkom). Di Kedai Lele ini ada 7  pilihan menu yang ditawarkan. Jadi iseng mikir, gimana Lu, kalau menunya dikasih judul 7 Keajaiban Kedai Lele? Hahaha... ngasal.

Seperti ini nih menunya.


Kebaca enggak tulisannya? 
Nih saya mention di sini ya, biar matanya ga siwer :)

1. Lele asam manis
2. Lele Goreng Tepung
3. Lele Rica-rica
4. Lele Teriyaki
5. Lele Lemon
6. Lele Sechuan
7. Lele Kuluyuk

Saya rada geli pas baca menu terakhir. Apa itu Lelenya berkukuruyuk kayak ayam? Analisa yang ngaco.

Baiklah, karena sebelum pergi perutnya saya sengaja dikosongkan untuk memberi ruang yang cukup para lele filet ini bersemayam (niat banget), akhirnya saya memesan menu Lele Rica-rica yang direkomendasikan dan juga jadi best seller di kedai Lele ini.
Sambil menunggu (tidak perlu gelisah karena prosesnya cepat) kita juga bisa membaca majalah yang disediakan di rak yang terpajang. 

Enggak sampai 5 menit, pesanan saya sudah siap disantap. Taraaa



Satu porsi nasi, beberapa potong lele yang sudah difilet plus salad dengan toping mayoneise ini menggoda saya buat menghabisinya dengan segera. Biasanya kalau makanan enak, saya suka khusyuk, fokus total sama santapan. Ga percaya? Nih, buktinya.

Percaya, kan? Harus percaya!
Lele Rica-rica ini emang beneran enak. Saya enggak merasa anyirmenyantapnya. Pedasnya poll dan yang paling penting enggak ada aroma tanah seperti kebanyakan ikan lainnya. 

Piring hidangan saya, langsung licin, tandas, hanya menyisakan sedikit irisan cabe.Beginilah jadinya ketika lapar dan doyan bersatu padu :)




Nah, selain menu Lele Rica-rica, ada menu lainnya yang juga layak dicoba. Apalagi buat penggemar menu Asian. Ada menu yang serupa tapi tak sama nih. Coba tebak, menu yang satu ini menu Lele Teriyaki atau Menu Lele Sechuan?



Lele Teriyaki? Salaaaah.
Ini adalah menu lele Sechuan.
Ih, mirip, ya? Trus bedanya apa, dong?
Nah, menu Sechuan ini adalah menu yang diolah dengan citarasa makanan Cina.Bedanya kalau menu Lele Teriyaki rasanya manis sedangkan Lele Sechuan ini ada sensasi pedasnya karena ada potongan cabe tanjung dalam hidangannya.

Sebelum saya cerita lagi, menu Sechuan diatas bukan menu kloter kedua saya, ya. Ini menu teman saya yang sengaja saya tahan dulu buat dicapture sebelum disantap. Hihihi....

Puas menyicip Lele Rica-rica tadi saya sempet ngobrol sama ownernya, Ulu. Lele yang disajikan di Kedai Lele ini adalah Lele yang diternakan sendiri sampai proses diolahnya. Sebelum diolah di kedai, Lele yang akan dijual sudah difilet dan dikemas dalam plastik yang membuatnya jadi praktis dan simple. Makanya, enggak pake lama buat menunggu pengolahannya. Satu porsi hidangan Lele kurang lebih setara dengan 1 ons.  

Ulu bercerita bagaimana hebohnya saaat menangkap Lele yang doyan bercanda sama penangkapnya dengan gayanya yang sarkas bin barbar alias main patil-patilan hehehe. FYI, Lele ini lebih cocok diternakan di daerah beriklim panas. Sebaliknya, kalau diternakan di daerah beriklim sejuk malah membuat mereka cepet finish sebelum waktunya alias mati. So, kalau mau ekspansi dan buka retail ke luar negeri, destinasi pertama yang layak dituju adalah negeri Arab sana. Pas, banget!

Kedai Lele ini sudah berdiri sejak September 2012 dan punya cabang di daerah Tamansari, deket Unisba. Dengan lokasi yang berada di sekitar kos-kosan anak-anak mahasiswa, pastinya konsumen terbesar ya dari mereka itu ya. Tapi yang bukan mahasiswa enggak dilarang buat ikut menyicip lele ini. Kalau kebetulan berada dekat salah satu area Kedai Lele, coba mampir deh. Dengan range harga yang bersahabat sekitar 10.000an, Lele ala Kedai Lele ini sudah bisa meredakan aksi demo para anakonda yang ngendon di perut kita.

Kalau jauh?
Bisa delivery order kok.Tinggal hubungi nomer 022-73988501 Dengan toleransi radius maksimal sejauh 5 km plus charge, Lele yang anda pesan siap diantar ke rumah.

Share:

Saturday 23 November 2013

[Terios7Wonders] 7 Blogger, 7 Hidden Paradise


Ngebolang alias bertualang identik dengan carrier alias backpack yang dengan setianya ‘naplok’ di pundak, ya. Kalau bertualang dengan mobil SUV macam Daihatsu Terios, gimana?
Eh, tunggu. Jangan ngetawain. Soalnya bertualang yang satu ini rutenya panjang banget. Menyambangi Tujuh keajaiban alam Indonesia dari Sawarna Banten sampai Pulau Komodo. Panjang kan rutenya? Berapa km? Ribuan kali, ya.
Jadi gini,  Daihatsu sebagai produsen mobil keluarga pada bulan Oktober 2013 ini meluncurkan produk anyarnya, yakni Daihatsu Terios.

Eksterior Daihatsu Terios Yang Gagah

Bersama tujuh blogger terpilih (5 dari kompetisi blog dan 2 blogger traveler yang sudah familiar), Daihatsu menjajal ketangguhannya di alam bebas dengan start dari Pantai Sawarna Banten dan Finish di Pulau Komodo.
Siapa saja Tujuh Blogger terpilih itu?
Inilah  mereka...



1.    Bambang Priyadi
2.    Giri Satrio
3.    Lucia Nancy
4.    Mumun Indohoy
5.    Puput Aryanto
7.    Maulana Haris

Sebelum bercerita bagaimana serunya 24 petualang yang terdiri  7  blogger, 7 kru media, 7 driver dan 3 pendukung , kita bahas dulu apa 7 fitur penunjang Daihatsu Terios

Foto : Daihatsu

 
Selama 14 hari ke-24 anggota tim ini akan menjelejah 7 keajaiban Indonesia :
1.    Pantai Sawarna
2.    Kinahrejo
3.    Tengger
4.    Baluran
5.    Sade Rembitan
6.    Dompu
7.    Pulau Komodo
Sumber Gambar dari berbagai Blog peserta jelajah Terios7Wonders

The Advanture

Pantai Sawarna, Banten
Petulangan yang dimulai pada tanggal 1 Oktober mengambil start di Belahora pada pukul 08.00. Destinasi pertama adalah Sawarna, Banten. Untuk memangkas waktu tempuh dan menghindari kemacetan, tim Terios 7 Wonders  mengambil jalur via Cipaku, Bogor yang punya medan curam dan berliku. Setelah menempuh 6 jam perjalanan (sekitar 180 km) akhirnya, tim tiba di Pantai Sawarna.
Gambar by Puput Aryanto
Ga jauh dari Sawarna ada Pantai Ciantir , Ga kalah indahnya sama Sawarna. Foto by Puput


Kinahrejo, Yogyakarta
Hari ke-3, tim akhirnya tiba di Yogyakarta.  Dengan medan seperti ini, Terios mampu menjajal trek tanpa menggunakan penggerak 4 roda.
Salah Satu Peserta, Maulana Haris Berfoto di Kinahrejo
Medan Kinahrejo yang terjal. Foto by Maulana Haris
Ranu Pani, Tengger
Hari ke-5, tim   Terios 7 Wonders tiba di Ranu Pani, danau yang punya luas sekitar 4 hektar di kaki gununng Semeru. Tidak jauh dari sini, kita bisa menemui pemukiman suku Tengger. Dari data GPS, jarak yang harus ditempuh dari Malang ke sini adalah sekitar 51 km dengan medan yang melingkar  dan banyak batuan yang rusak di sepanjang perjalanan.

Transit di Semeru by Maulana Haris

Baluran, Africa Van Java
Hari ke-6, akhirnya tim sampai di Baluran. Perhatikan medannya. Pas banget dengan julukannya Africa van Java

Foto by Maulana Haris

Taman Nasional Baluran ini luasnya sekitar 25.000 hektar dengan vegetasi sabana dan pohon-pohon khas padang pasirnya. Eh, ya. Ternyata di sini juga ada hewan yang hidup bebas seperti Kijang dan Monyet Mowhawk.

Kolaborasi dari foto-fotonya Mumum, Lucia Nancy dan Wira Nurmansyah

Taman Nasional  Baluran ini adalah destinasi terakhir di pulau Jawa. Tujuan berikutnya adalah Sade Rembitan di Nusa Tenggara. Via pelabuhan Gili Manuk, Tim Terios  7 Wonder transit dulu di Bali.

Sade Rembitan dan Dompu

Hari ke-9, tim Terios 7 Wonders akhirnya tiba di Desa Sade Rembitan yang terletak di kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
 
Tiba di Lombok, Foto By Giri Satrio
Foto by Lucia Nancy
Setelah menyebrang dari Bali, Tim Terios 7 Wonder tiba di desa Sade Rembitan, kabupaten LombokTengah, 30 Km dari Mataram. Di Mataram ini, menurut Mumun dan Lucia Nancy adalah kota yang enak untuk ditinggali, bukan untuk dikunjungi. Kenapa? Karena tata kotanya yang apik ditambah dengan aspalnya yang mulus, bikin mobil enak melaju di jalan. Wusss.
Selain jalan yang mulus, bukan hal yang aneh kalau di sepanjang jalan ditemui banyak kuda seperti ini.




Menuju Dompu, foto by Haris Maulana

Selesai bermain-main di Sade Rembitan, tim 7 Wonder Terios melanjutkan perjalanan menuju Labuan Bajo melalui Bima. Jalan yang berkelok-kelok seperti ini terbayar sudah dengan pemandangannya yang indah. Menuju Labuan Bajo, tim 7 Wonder Terios berpisah dengan kembalinya 6 unit Terios dan hanya menyisakan 1 mobil yang akan melanjutkan perjalanan menuju destinasi terakhir, Pulau Komodo!
Foto by Haris Maulana

Finally, Pulau Komodo
Tiba di pulau Komodo, tim 7 Wonder Terios meninggalkan mobil di dermaga, khawatir kemunculan mobil ini akan mengganggu ekosistem di sana. Dari sini perjalanan dilanjutkan dengan melakukan Treking ke pulau Rinca menuju Taman Nasional Komodo di sana.

Komodo yang pemalu, foto by Haris Maulana


Cantiknya  Pink Beach, Foto by Haris Maulana

Foto by Mumun Indohoy























Setelah puas mellihat komodo, Tim Terios 7 Wonder melanjutkan perjalanan menuju Pulau Bidadari, untuk berdiving ria.

Kenapa Daihatsu  Terios ini cocok banget dipake buat bertualang? Ternyata eh ternyata berdasarkan pengalaman selama 14 hari itu, dirangkum jadi 4 alasan seperti yang diceritakan Wiranurmansyah. So, pilihan yang pas sebagai sahabat bertualang, dong!

1.    Bodynya yang macho  dan lincah di jalanan
2.    Tangguh di berbagai medan.
      Medan Sawarna yang berbatu, Kinahrejo yang banyak pasirnya dan  Tanjakan Ranu Pani yang menukik perlu mobil dengan perfoma handal untuk melaluinya.

3.    Ruang kaki yang lega
       Space yang luas untuk kaki selonjoran, bikin istirahat di dalam mobil tetep nyaman.
Foto : Daihatsu
4.    Built In GPS dan Air bag
Selain air bag yang sudah disebutkan di atas, Terios juga dilengkapi dengan GPS untuk menunjang navigasi. Ga lucu dong kalau sampai acara bertualangnya sampai pake acara tersesat.

Perjalanan yang cukup panjang selama 14 hari buat para 7 Blogger dan tim Terios 7 Wonders lainnya ternyata tidak membuat mereka payah kelelahan. Dengan dukungan apik performa Daihatsu Terios, semua tim bisa mengikuti rangkaian petualangan 7 Wonder bersama Terios.

Yihaaaa... keren, banget!





Share: