Kalau ingat hasil pertandingan Tottenham vs Liverpool rasana gimana gitu. Gemes banget walau ada rasa bangga. dengan skuad 9 lawan 11 orang waktu itu gank Anfield bermain sangat membanggakan. Tragis, ya. Kalah mengenaskan karena own goal di last minutes.
Faktanya Liverpool memang harus pulang tanpa angka. Kali ini saya mau ceritain salah satu pemain dari Tottenham yang bermain gemilang. Son Heung Min juga teman-temannya sesama pemain dari Asia. They're amazing!
Sebenarnya bukan pas musim ini saja Son bermain cemerlang. Di musim sebelumnya pun bermain dengan sangat baik. Situasi Tottenham yang sekarang lagi memuncaki klasemen membuat orang semakin menyadari kontribusi Son untuk klub yang bermarkas di London Utara itu.
Terlepas dari kekalahan Liverpool kemarin, sebagai orang Asia performa Son adalah sebuah kebanggaan. dan selain Son, masih ada pemain-pemain Asia lainnya yang berjaya di liga Inggris lho. Yuk, kita kenalan.
Takehiru Tomiyasu (Arsenal)
Skuad timnas Jepang kayaknya ga pernah kehabisan amunisinya yang meramaikan liga Inggris dan liga lainnya. Sama seperti Son, Tomiyasu juga bermain dengan baik di musim kemarin meskipun Arsenal mulai kehilangan ritme jelang akhir musim dan harus rela memberikan gelar juara untuk Manchester City.
Takehiro berasal dari Fukuoka. Ia lahir pada tanggal 5 November 1998. Wah bentar lagi ulang tahun nih. Akankah match ke-11 nanti jadi hadiah istimewa buat cowok dengan postur 187/70 kg ini? Saya juga seneng lihat permainan Tomiyasu yang lincah di lini tengahnya Arsenal alias The Gooners ini.
Sebelum bergabung dengan Arsenal di musim 2021-2022, Tomiyasu merumput bersama Bologna di liga Calcio (Italia) pada musim 2021-2022. Ia pindah klub ke Arsenal pada jendela transfer di bulan Januari 2022 lalu. Dalam waktu setengah musim itu, Tomiyasu cepat beradaptasi dengan skuad asuhannya Arteta dan segera mendapatkan posisi starting XI alias pemain utama. Wow!
Kaoru Mitoma (Brighton & Hove Albion)
Sama halnya dengan Tomiyasu, Mitoma belum lama bermain di liga Inggris. Sebelum hijrah ke liga Primer 2022-2023, Mitoma merumput bersama klub Belgia yaitu Royal Union Sain-Gilloise. Nah lho belibet ga tuh nyebut nama klubnya?
Adaptasinya di liga Eropa pun luar biasa. Macam anak akselerasi yang loncat kelas. Pada tahun 2020, Mitoma masih merumput di J1 League bersama Kawasaki Frontale. Fun fact tentang Mitoma adalah dia seorang sarjana yang tesisnya membahas tentang dribling. Dari tugas askhirnya ini Mitoma bisa menerapkannya ketika berkarir di klub pertamanya itu, Kawasaki Frontale. Mitoma ini bukan cuma jago teori tapi dia sungguh-sungguh menerapkannya sebagai pemain bola.
Penampilan Mitoma membuat dirinya jadi salah satu etalase yang mempesona dalam deretan bintang Brighton Shop alias deretan pemain yang bikin klub lain naksir berat. Walau bete karena dia suka nyusahin Liverpool (bahkan menyingkirkan Bang Ipul di FA Cup musim lalu) saya sih ikut seneng dia bisa memperpanjang kontraknya bersama Camar FC itu. Bukan ga mungkin sinarnya akan meredup kalau dia pindah ke klub besar.
Wataru Endo (Liverpool)
Wataru Endo jadi pemain Jepang kedua yang bermain untuk Liverpool, si Unggas Merah dari kampung halamannya The Beatles itu. Banyak yang memprediksi kalau Wataru (dia lebih seneng dipanggil gitu btw) bakal jadi penghangat bangku cadangan aja. Sekadar pemanis target pasar jerseynya Liverpool di Asia setelah Minamino.
Salah ga, sih? saya tadinya berpikir khawatir gitu. Meskipun Minamino selalu brmain bagus bahkan jadi kunci kemenangan Liverpool di beberapa pertandingan termasuk FA Cup (musim 2021-2022) tapi ada faktor lain yang bikin Minamino ga dapat tempat utama di tim, fator bahasa.
Minamino kayaknya paham betul kendala dia di klub yang bermarkas di Anfield ini. Saat ini d klub barunya, AS Monaco doi sering mendapat posisi di starting eleven dan bahasa Inggrisnya semakin meningkat. Andai dia dulu ngeh buat improve Englishnya, ya? Eh tapi mungkin Wataru Endo mungkin ga bakal pindah ke Liverpool dong hahaha. By the way, Wataru bisa berbahasa Inggris. So, dia ga ga punya masalah buat komunikasi dengan teman-temannya di tim.
Balik lagi ke Wataru, dia didatangkan dari klub Jerman, Stuttgart di last minute jendela transfer akan ditutup. Dibanding pemain lainnya seperti Szobo atau Mac Allister, wataru memang agak susah mendapat posisi inti di liga.
Ada yang bilang juga Wataru ini terlalu sopan makanya buat bersaing ini dia banyak ngalah. Gitu kata analisa sebagian orang. Tapi jangan salah, Klopp ngasih dia kepercayaan saat Liverpool main di FA dan UEFA yang suka diledekin liga pocong atau liga malam jumat. Muahaha biarin deh, biar lengkap tuh koleksi trofi Liverpool.
Pada pertandingan kemarin, cowok yang juga jadi kapten timnas Jepang itu mencetak gol untuk Liverpool, lho.
Soal kedatangan Wataru ini ada yang berharap bakal mengulang sejarah Liverpool menjadi juara liga Primer dan Champions, hal yang didapatkan Liverpool waktu masih punya Minamino. Jimat? Saya ga mau percaya tahayul. Jangan lupakan etos kerja orang Jepang yang selalu all out. Inget kan penampilan impresif mereka di Piala Dunia 2022 kemarin? That's our Samurai Blue. Cahaya Asia! Timnas yang selalu eksis di setiap Piala Dunia lho mereka terlepas bagaimana hasil akhirnya, tapi mereka sudah punya pembinaan yang terstruktur untuk jangka waktu lama.
Fun Fact: Wataru sudah punya bestie di Liverpool. Ibou yang tergila-gila dengan komik dan animasi Jepang seneng banget punya temen ngerumpi setelah ditinggal Minamino. Kira-kira mereka bakal ngonten yang bahas seriesnya One Piece ga?
Son Heung Min (Tottenham Hotspur)
Inilah salah satu cowok Asia yang suka bikin susah Liverpool muehehe. Jangan sampai dia satu klub sama Mitoma. Ampun dah, bisa awut-awutan Liverpool.
By the way, teman-teman merhatiin ga sih, selepas ditinggal Harry Kane, cowok yang selebrasinya khas itu jadi makin cemerlang? Kayaknya dia lebih leluasa bermain. Tambahan lagi selain bestienya si cowok drama Richarlison, dia dapat dukungan dari Maddison di lini tengah yang membuka ruangnya jadi lebih mudah.
Dari segi usia, karir striker timnas Korea Selatan kelahiran Chuncheon 1992 ini mungkin lagi klimaks. Tapi jangan terburu-buru untuk menyebutnya akan meredup karena faktor usia. Saya meragukannya kalau lihat permainan Son yang selalu jadi pilihan pelatih Ange Postecoglou. Mirip Mo Salah di Liverpool. Makin berumur malah makin cemerlang.
Fun fact tentang Son, dia adalah tipe pemain setia. Sebelum berlabuh ke White Hart Lane pada tahun 2015, dia bermain untuk klub Bayer Leverkusen (2013-2015) dan Hamburg SV selama satu musim saja (2012-2013).
bestie yang attitudenya kayak bumi dan langit. bisa gitu, ya? |
Sepertinya Bundesliga adalah batu loncatan yang baik untuk pemain-pemain Asia sebelum berkarir d liga Inggris.
Hwang Hee Chan (Wolverhampton)
Dibanding koleganya sesama pemain Asia, Chan mungkin termasuk yang kurang beruntung bermain di klub yang dibilang B aja kalau ga mau disebut gurem.
Tapi jangan alah, Guardiola dibuat terkesan sama dia lho. Pep mungkin lupa namanya, tapi waktu timnya dikalahkan sama Wolves, Pep langsung nyebut dia "The Korean Guy!"
Sebuah prestasi membanggakan buat Chan dan teman-temannya sebagai menjadi klub pertama yang menumbangkan favorit juara. Apalagi Chan menjadi pencetak gol dalam drama yang berakhir 2-0 untuk klub yang logonya ngingetin saya sama brand lem aibon itu.
Entah emang lupa atau agak ribet nyebut namanya. Saya sempat ngira Chan ini adalah cowok yang lahir dan bermain untuk timnas China. In fact dia adalah team-matenya Son di timnas Korea, lho.
Perjalanan Chan untuk merumput di liga Primer agak panjang dibanding yang lainnya. Ia memulai akrirnya di FC Liefering (liga Perancis) pada musim 2014-2015. Nama yang ga famliar ya? Lalu ia bergabung dengan Salzburg pada musim berikutnya lalu direkrut oleh Hamburg SV pada musim 2018-2019. Sebelum berseragam Wolverhampton mulai musim 2021-2022, Chan sempat balik ke klub Salzburg (2019-2020) dan mampir ke Leipzig di musim 2020-2021.
Perjalanan yang panjang, tapi usaha ga mengkhianati hasil. Bukan ga mungkin di musim yang akan datang, The Korean Guy akan dilirik klub-klub besar. Please jangan reunian sama Son dan Mitoma, ya. Ngeri hahaha