Tips Menjual Rumah di Bandung

Punya rencana menjual rumah dalam waktu dekat ini? Kalau iya sini ngobrol yuk sama saya. Kebetulan banget mau ngebahas ini.

As we know,  saat akan menjual rumah, ekspektasinya adalah terjual dengan tingkat harga seperti yang kita harapkan. Ya syukur-syukur yang mau beli nawarnya ga tega, ga kejauhan lah. So, pastinya kita akan mencari tahu gimana sih caranya agar punya  rumah dijual di bandung [disclosure]. 

sumber foto: urbanindo
Meskipun Bandung sekarang terasa lebih ramai dan tambah macet, punya rumah di kota ini adalah impian buat sebagian besar orang, lho. Hayo, kamu termasuk salah satunya? Tosss dulu atuh, yuk. Kulineran, belanja, wisata alam jadi lebih dekat dan lebih mudah dilakukan kapan saja. Bandung itu pokoknya ngagenin, selalu. Saya aja kalau udah ga tinggal sama ortu lagi maunya tinggal di Bandung lagi. Abis gimana dong? saya cinta mati sama kota di mana saya lahir dan tumbuh sampai detik ini. Dih, baper ya? Biarin ah.

Ngomong soal aturan menjual rumah tau ga sih kalau ternyata belum banyak yang tidak atau belum tau gimana caranya menemukan pembeli yang seriusgakan membeli rumah? Soalnya nih, kan banyak kasus yang dijumpai calon pembeli cuma datang lihat-lihat rumah. Eh  belakangan taunya cuma survey aja. Abis itu? Yuk dadah yuk bye bye. Ga ada kabar lagi. Ya mungkin belum klik dengan selera atau haapan mereka juga. Tapi sebagai penjual siapa sih yang ga kepingin segera laris?

Ada juga kenyataan kayak gini. Setelah survey dan nanya harga, mereka bilang: "Iya, ini baru liat-lihat aja. Buat nanti sih, masih rdadala lama, Lima tahun lagi perlunya. 

Oh Helooo, harga rumah sekarang dengan harga 5 tahun nanti beda kaliii…

Atau seperti ini. 

Iya mereka kelihatan antusias dan falling in love, naksir berat dengan rumah yang kita tawarkan. Begitu ditanya soal kapan mau bayar, susah pake banget. Ini juga bikin gemes. Pengen garuk-garuk tembok. Eh tapi jangan ding. Nanti kalau temboknya baret-baret, ga mulus karena dicakarin bisa turun harga. Sayang dong kalau harus ngecat ulang hehehe 

Makanya ada beberapa cara untuk mengikat kesepakatan. Ini buat membuktikan kalau mereka emang ga main-main alias komitmen. Misalnya saja dengan ngasih uang downpyamet (dp) alias panjer atau tanda jadi. Buat sebagian orang ada juga menentukan tanda jadi ini bisa hangus kalau calo pembeli membatalkan kesepakatan. Biasanya sih suka ada surat pejanjian untuk mengantisipasi sengketa atau salah paham di masa mendatang.

Bagi pemilik rumah yang dijual menunggu dana cair dari pembeli adalah biaya waktu. Kan kita juga butuh dana segar untuk keperluan lain. Untuk memiliki rumah sebenarnya kalau tidak punya uang tunai bisa disiasati dengan mengajukan kredit pemilikan rumah alias KPR ke bank. Kalau layak alias memenuhi syarat, proses pengajuan akan di-acc dan voilaaa ‘dana bantuan’ pun cair.
credit: dovenshirecompany.com
Ga semua orang memang punya keberuntungan bisa memenuhi impiannya memiliki rumah sendiri dengan uang tunai alis tanpa angsuran. Tapi semakin lama menunda rencana memiliki rumah sendiri sekian waktu itu juga ahrga rumah akan terus merayap. Yang perlu diingat ssaat menunggu pencairan dana dari bank memang perlu proses, tapi ga lama juga kok, asal ya itu tadi memenuhi syarat kelayakan.

So, kalau ada calon pembeli yang tampak galau soal biaya, sarankan mereka untuk mengaukan KRP saja. Ga mau? Bilang Dadah aja. Yakin deh, rumah yang akan dijual akan menemukan tuannya yang tepat.



1 Comments

  1. Harga rumah makin hari emang makin mihil ya Teh, deuh, kalau gak nekad rasanya rumah kok gak ke beli-beli. Di pinggiran Bandung juga rumahnya mahal.
    Tapi kalau lihat nilai investasinya beberapa tahun mendatang yang pastinya bakal naik, beli rumah sekarang gak akan terasa mahal. :D

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.