Setiap
film   yang  diadaptasi dari novel (setidaknya  ini pengalaman  saya sih, entah dengan film lain  yang enggak saya tonton) pasti   selalu 
berbeda sudut pandang dengan sutradara.  Yang   dibayangkan  kadang beda dengan gambaran di film.  Ekspektasi  sebagai 
pembaca biasanya  akan
membayangkan kalau novel yang diangkat jadi fim 
bakal begini, begitu dan seterusnya. Termasuk  gambaran 
figur yang akan  memerankan  tokoh, 
setiap  pembaca  pembaca 
bayangan idealnya masing-masing.  Ssstt, ternyata  alur di 
buku dan versi film beda lho.  Untuk
versi buku, resensi novel Assalamualaikum Beijing tulisan saya ada di sini.   
 
Ada
film yang  sukses  mewakili harapan pembaca, ada juga yang bikin
pembacanya bilang, yaaaaa kok gini.... 
kok dia? Kenapa  bukan si itu? Itu
juga yang saya alami waktu Asma Nadia membocorkan casting  film Assalamualaikum Beijing.  Jujur saya sempat ber yaaaa.... ria
Ok,  itu 
pendapat saya sebelum nonton film. 
Biasa lah yang namanya pembaca atau 
calon penonton  terlalu  banyak berkhayal, kebanyakan  ekspektasi 
dan ternyata ....  
Judul
Film : Assalamualaikum Beijing
Pemeran
: Revalina S Temat,  Morgan Oey, Ibnu
Jamil. Laudya Cynthia Bella, Desta, Jajang C Noer
Sutradara
: Guntur  Soeharjanto
Lokasi  Syuting : Beijing, Yunan, Jakarta (ada  yang kelewat ga?)
Asma
patah hati setelah mendengar pengakuan Dewa 
yang sudah kebablasan 
melanggar  batas, melakukan  sesuatu 
yang tidak semestinya dilakukan  
- sebagai  pria  dan wanita yang bukan muhrim - dengan Anita.  Susah payah 
Dewa  meyakinkan  Asma 
yang dipanggilnya Ra kalau hatinya 
hanya untuk Ra.  Memelas  pada 
Asma agar mengabaikan insiden 
yang terjadi antara dirinya dengan Anita. Kalau pun  sampai Anita hamil,  Dewa berkilah anak dalam kandungan  Anita 
belum tentu  anaknya Dewa.
Alasanya karena  mereka  baru melakukan sekali.  Duh kalau kejadian di alam nyata udah saya
bejek-bejek tuh Dewa.  Seenak jedat
banget, sih? *lelepin dulu tanduk*
Meski
sedih, Asma tidak menghiraukan 
permintaan Dewa.  Rencana
pernikahan yang sudah di depan mata 
terpaksa dibatalkan dengan hati 
berkeping-keping.  Tidak lama
setelah  kejadian itu, Asma  terbang ke Cina menerima tawaran  pekerjaan 
sebagai koresponden  untuk sebuah
media  yang  berkantor di Beijing. Dalam perjalanan, Asma  yang bingung mencari  tahu di stasiun mana harus berhenti,
tertolong oleh Zhongwen – yang fasih berbahasa 
inggris - yang duduk di belakangnya. 
Sementara Sekar, sahabat Asma adalah seorang maniak  film
korea dan  lebaynya minta  ampun punya feeling kalau Asma dan Zhongwen  bakal 
berjodoh.  Khayalan  Sekar yang kemudian  menemukan jalannya, meski Ridwan - suami Sekar -  sempat
mengingatkan mereka agar jangan melupakan soal akidah.
Pertemuan
demi pertemuan semakin menumbuhkan benih-benih cinta. 
Asma yang bercerita  indahnya  Islam mengatur  pergaulan 
antara  lelaki dan perempuan,
menolak dengan santun untuk bersalaman dengan 
Zhongwen. Sementara Zhongwen  yang
keukeuh memanggil Asma dengan Ashima menceritakan legenda Ashima  dan Ahei, berjanji akan mengajak Asma  untuk 
mengunjungi  Yunan suatu hari
nanti.
Rencana
mengunjungi Yunan harus tertunda karena ternyata Asma  menderita Syndome menderita Antiphospholipid Syndrome
(APS)- semacam penyakit pengentalan darah yang berisiko  penderitanya mengalami sejumlah penyakit  mengerikan seperti stroke, kebutaan dan  keguguran bila hamil. Asma yang mulai menyukai Zhongwen harus
memupus  mimpinya, melupakan  lelaki Cina berwajah simpatik itu dan
kembali  ke Indonesia.  
Raport Para Pemain
Revalina
S  Temat sukses memerankan Asma  sebagai seorang gadis cerdas, anggun dan
charming.  Sementara Laudya  Cynthia Bella 
juga  saya acungi jempol
memerankan  korban film Korea  yang terobsesi cerita-cerita  romantis. 
Ibnu Jamil? Oh, pastinya sukses 
memerankan cowok  yang rese
hehehe. Nah, kalau Morgan,  jujur  saya 
sempat berharap aktor lain  yang
memerangkan  Zhongwen.   
Mungkin imej 
Morgan sebagai personil boy band yang bikin  saya cemas 
aktingnya tidak seperti yang saya bayangkan. Eh ternyataaaa..... Saya salah
saudara-saudara.  Selain  make up 
yang membuat  Morgan terlihat  lebih mature, 
panghayatan  perannya  juga dapat. 2 Jempol!  Morgan 
sukses  memerankan pria Cina  yang cerdas, bersahaja dan santun.  Memenuhi harapan saya dengan gambaran di
novel.  Desta (berperan sebagai Ridwan)  yang saya bayangkan konyol  ternyata 
juga tidak kalah oke perannya, meski memang dalam film Assakamualaikum Beijing ini  dialognya dengan Sekar banyak dengan
bumbu-bumbu dialog yang lucu namun  tidak
berlebihan.
Jajang
C Noer  memang tidak terlalu banyak
menonjol perannya di sini, tapi aktris kawakan yang satu  ini bikin saya kesengsem. Sumpah, cantik
banget  dengan  hijabnya, terasa  lebih keibuan, apalagi emang di fim itu
perannya sebagai mamanya Asma.
Latar/Venue
Pengambilan  kamera 
yang apik, bakal membuat penonton terpesona melihat latar  keindahan 
Great Wall  alias Tembok Cina  sepanjang 
kurang  6 lebih km, cantiknya  arsitek  bangunan masjid Niu Jie, wajah-wajah muslim Cina, keindahan panorama
Yunan dan patung Ashima yang legendaris, 
asiknya menyesap teh tradisional ala Cina plus filosofinya   dan  keceriaan Asma dan Zhongwen  ikut menari tarian rakyat khas China.
Hmmm,  saya jadi ngiler,  berharap bisa jalan-jalan gratisan ke sana.
Hihihi.... kalau ngemodal sendiri, kan mihil, ya?
OST Favorit
Di
antara sekian OSTnya film Assalamualaikum Beijing, saya  paling suka 
Moving On  yang dinyanyikan Ridho
Roma. Asli, saya ga ngira  lagunya bisa
seasik dan sekeren itu. Abisnya saya terlanjur mengidentikan Ridho dengan cengkok
dangdutnya  yang  melow dan syahdu itu (haish). Sekali lagi,
maafkeun :)
Novel  vs Film
Namanya  juga film, terbatas durasi. Pastinya tidak
semua bab dalam  novel bisa diangkat dalam
scene  di film. Wajarlah ada  improvisasi, memangkas bagian tertentu  untuk efisiensi durasi. Begitu juga di film
ini. Berbeda dengan versi novelnya, dalam film diceritakan kalau Sekar  dan Ridwan 
tinggal di  Beijing dan  mencarikan 
Asma  tempat tinggal agar bersebelahan
dengan apartemennya atau   Dewa  yang 
ujug-ujug  muncul di Beijing,
mencari Asma.  Sayangnya  konflik Dewa dengan  Anita kurang terlihat detil di sini,  konflik Zhongwen  dengan keluarga  karena  memeluk Islam sampai diusir. Padahal ini juga bisa mengaduk-ngaduk emosi  penonton lho.   Lalu adegan paling romantis dalam novel saat Zhongwen  memangku Asma, membawanya ke
rumah sakit tidak dimunculkan di sini. 
Kesimpulan
Suka  dengan cerita 
yang inspiratif,  romantis, lucu,
mengharu biru dan edukatif? Wajib nonton film Assalamualaikum Beijing ini.
Sama
halnya dengan novel,  versi film
Assalamualaikum Beijing sukses  bikin  penonton  termehek-mehek (terutama saya sih, 
karena penonton di sebelah saya masih bisa  haha hihi sementara saya  sibuk ngelap sudut mata  yang udah berembun).
Soal
Quote film? Percayalah, anda  bakal
dibuat  sibuk  untuk mengingatnya.  Yang paling saya ingat  nih adalah 
ketika Zhongwen  melamar  Asma pada 
ibunya, 
"Tidak perlu fisik yang sempurna untuk cinta yang sempurna.”
Yup, 
yang sudah baca novelnya pasti tahu dong 
kalau Zhongwen tidak peduli dengan kelemahan fisik  yang dialami Asma  karena penyakit. Justru  Zhongwen berterimakasih  karena 
Asma telah menuntunnnya menemukan hidayah. Nah cowok  macam Zhongwen  inilah yang perlu dilestarikan, langka, sih.  #eeeh?

 
 

 
 
 

Aaah, keren. Banyak review yang bilang film ini bagus. Moga kesampaian nonton. Tfs, Efi. Btw, Ibnu Jamil selalu dapet peran jadi cowok rese ya hihihi.
ReplyDeleteIya mbak, identik dengan imej cowo rese bin ngehe, ya hihihi :)
DeleteReviewmu mak berhasil bikin daku jadi tambah penasaran maaakkkkk, pengen nontoooonnnn
ReplyDeleteHarus nonton mak, jangan sampai ga jadi nonton, gara-gara filmnya keburu ga tayang lagi.
Deletepengen nonton juga filmnya, untungnya masih ada tiket nonton gratis :)
ReplyDeleteAsiiiik, buruan manfaatin ya, mak.
DeletePenasaran...pengen bgt nonton filmnya mak :)
ReplyDeleteTuntaskan kepenasarannya mak, buruan ke XXI :)
DeleteAaaah....gemeees karena gak bisa nonton. Soalnya pasti gak diputar di LN sih. Yah, nunggu nongol via online atau youtube aja deh, xixixiii
ReplyDeleteHihihi... semoga ke depannya film Indonesia bisa nembus pasar luar negeri ya, mak.
DeleteWahhh harus nonton nih... berarti nunggu DVD nya beredar... Gak ada bioskop diBerau 😱😱😱
ReplyDeleteSemoga DVDnya segera beredar di Berau ya, Mak.
Deletepenasaran juga sama ini film kak, semoga saja bisa nonton
ReplyDeleteAyo nonton, ya.:)
Deletebaca review ini sepertinya menarik mbak...
ReplyDeletebeberapa hari lalu pengen nonton, tapi lebih milih the museum :)
oh ya, Revalina S Temat perannya seperti Perempuan Berkalung Sorban ga ya?
takutnya ntar pas nonton, jadi ekspekstasi yang berlebihan...
Teman saya juga ngajakin nonton film Night at The Museum. Seru ga filmnya?
DeleteJangan khawatir, enggak ada pesan aneh-aneh di film ini. Karakter Asma yang diperankan Revalina ga aneh-aneh, kok. Lurus-lurus aja sebagai seorang muslimah yang teguh dan sabar dengan cobaannya.
Aih, nampaknya seru nih mak :) Ntar ah nontonnya nunggu di tipi, hihi..
ReplyDeleteBiasanya nanti libur lebaran baru tayang mak, hehehee
Deleteuwaaa q lihat ucplikannya,penasran,semoga pas pulang ke batam bisa nonton....
ReplyDeleteSemoga ada tayangannya di Batam ya, mak. Kepoin akunnya Asma Nadia di FB deh. AKu pernah lihat beliau update-in bioskop mana aja yang muterin film ini.
DeleteNyang romantis di cut berarti ya, Mbak. Hahaha
ReplyDeletePadahal ngarepin adegan Morgan gendong Revalina ke rumah sakit hahaha... bukan mahram, makanya ga diadain adegan ini. yasuda, cukup bayangin sendiri aja ^_^
DeletePengen nonton. Penasaran sama akting Morgan. Etapi, saya selalu suka lihat Ibnu Jamil haha
ReplyDeleteHihihi ternyata dikau ngefans sma Ibnu Jamil. Perasaan pernah lihat FTV doi dapet peran protagonis juga, ya. :)
Deletereview filmnya sukses bikin aku pengen cepet-cepet nonoton kak :)
ReplyDeleteUdah nonton kan filmnya, Defa? :)
DeleteBanyak yang ngreview bagus ya filmnya?
ReplyDeleteMalah penasaran :)
Cepetan nonton, sebelum udahan tayang di Bioskopnya :)
DeleteNice..bgt keren reviewnya..lengkap. Rasa2nya jadi kepengen nonton lagi, saya setuju quote Zhongwen sangat melekat dan "ngena" bgt :)
ReplyDeleteSelain quote, penghayatan peran Zhongwen oleh Morgan juga keinget terus sih kalau saya :)
DeletePengen nonton film ini. Banyak review yang bilang film ini bagus, blabla, dan blabla. Jadi penasaran. T.T Pengen nonton tapi bareng siapa yaaa? *lah*
ReplyDeleteAyo mba, nonton. Eh masih tayang di bioskop, kan? :)
DeleteAhhhh jadi penasaraaam... untung deket rumah bioskopnya lagi muter film ini (makanya cari revie & terdampar di blog ini ^^). Tinggal meluncurrr nonton sendirian hehehe
ReplyDeleteSuka deh dengan cara mereviewnya! ;)
Aish, makasih :).
DeleteWah harus nonton nih, film indonesia lagi
ReplyDeleteMudah-mudahan udah nonton, ya
DeleteKeren sumpah review filmnya, jdi pengen ikutan casting the seriesnya... hhaha
ReplyDeleteWaaah makasih :)
DeleteTapi moga ga jadi versi sinetron, ya. Biar ga bikin bosen
Sempet under estimate duluan sampe2 gamau nonton.Tapi gara2 Morgan yg udah bertransformasi,jadilah saya buru All About Assalamualaikum Beijing dan Morgan.Kebayang Morgan jadi muslim simpatik gituh hahaha. Btw,ulasannya renyah banget Mba. Salam kenal.
ReplyDeleteMakasih mbak Sari. Salam kenal juga, makasih ya udah berkunjung ke blog saya.
DeleteSalah satu standar terbaik Film Religi Indonesia ..
ReplyDelete