Judul : Kinanthi - Terlahir Kembali
Penulis : Tasaro GK
Halaman : 44 halaman
Penerbit : Bentang
Cetakan : November – 2012
ISBN :978-602-8811-90-3
Harga : Rp. 64.000,00
Bebicara tentang TKW yang membenak di kepala kita adalah kebanyakan wanita muda yang bekerja sebagai (maaf) pembantu di negeri arab sana, dengan bekal skill pas-pasan, mendapat manjikan yang bengis dan nyaris terbunuh atau berakhir dengan hukuman mati lalu kembali ke tanah air tinggal nama, atau paling tidak membawa “oleh-oleh” luka dan lebam di sana-sini.
Pernah terbayang, bagaimana satu-dua dari mereka bisa lolos dari 'neraka' negeri gurun itu dan menemukan kehidupan yang lebih baik, lalu berubah menjadi seseorang yang jauh berbeda? Lebih baik dalam ekonomi, tentu saja. Dalam kisah nyata, rasanya mustahil, ya? Tapi setidaknya kita akan menemukan kisah itu dalam novel Kinanthi : Terlahir Kembali yang ditulis oleh Tasaro GK.
Novel Kinanthi : Terlahir Kembali ini bukan merupakan lanjutan dari novel Galaksi Kinanthi yang ditulis oleh penulis yang sama. Meski demikian, Novel Kinanthi ini adalah penyempurnaan dari buku sebelumnya dengan penambahan di beberapa bagian, tanpa merubah inti cerita.
Dalam novel ini dikisahkan Kinanthi yang kelahirannya seolah tidak diharapkan. Perlakuan ibu kandung yang dingin ditambah status sosial ayah kandungnya yang dicap buruk, membuat Kinanthi seorang gadis desa dikucilkan oleh masyarakat di dusun tempatnya tinggal, kecuali Ajuj yang berbaik hati mau bersahabat dengannya. Bukan cuma bersahabat, Ajuj juga yang selalu menolong Kinanthi dari perlakuan warga dusun yang tidak mengenakan, bahkan Ajuj pula yang menangis saat harus berpisah dengan Kinanthi demi lima puluh kilogram beras sebagai penukar yang diterima oleh ayah Kinanthi.
Kehidupan Kinanthi di tempat tinggalnya yang baru ternyata tidak lebih baik. Ia mendapati sahabatnya meninggal ditambah kematian kakak kelasnya membuat Kinanthi semakin tertutup. Kinanthi juga harus tabah menerima kenyataan ketika usianya dimanipulasi agar bisa dikirim sebagai TKW ke arab. Tiba di Arab, lagi-lagi Kinanthi mendapat kenyataan hidup yang tidak bersahabat. Berganti-ganti Kinanthi mendapat perlakuan majikan yang kejam dan melecehkannya, akhirnya Kinanthi berhasil mendapat pertolongan dari Miranda, seorang warga negara Indonesia yang bekerja sebagai penerjemah di sebuah pengadilan di Amerika Serikat.
Perlahan, Kinanthi mulai mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Kinanthi diadopsi oleh Asma, seorang warga keturunan India. Bersama Asma, Kinanthi mendapat kehidupan yang lebih baik, pendidikan yang menjanjikan masa depan yang sempat terendap. Kinanthi berhasil mendapat pendidikan yang tinggi hingga S-3, mengantarkannya pada puncak karir yang cemerlang, menjadi pembicara di berbagai seminar, buku-buku kedokteran yang ditulisnya bahkan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia dan tentu saja materi yang berlimpah.
Meski hampir semua sudah direngkuhnya, Kinanthi tetap merasakan kekosongan. Bayangan Ajuj, sahabat masa kecilnya tidak mudah dilupakan begitu saja. Lebih dari seratus surat yang ditulis Kinanthi untuk Ajuj sejak ia tinggal di Bandung tidak pernah mendapatkan satupun balasan. Kinanthi hanya bisa menatap galaksi cinta, gugusan gelap dibawah rasi Gubuk Penceng atau rasi Crux yang selalu diceritakan Ajuj, menjadi penawar rindunya. Kinanthi selalu mengingat ucapan Ajuj, “Nanti, kalau kita tidak bersama lagi, terus kamu mau cari aku, kamu lihat aja ke langit sana Thi, cari Gubuk Penceng. Dibawahnya ada galaksi yang tidak terlihat. Namanya galaksi cinta. Aku ada disitu.”
Membaca novel Kinanthi ini, rasanya seperti membaca novel terjemahan. Novel yang kaya dengan berbagai disiplin ilmu. Tasaro dengan lincah mengajak kita berkelana, mulai dari menyusuri dusun di kaki Gunung Kidul yang terbelakang dengan kultur masyarakatnya yang kental dengan ritual kejawen, lalu bergeser ke Bandung yang sejuk, lalu melompat ke panasnya udara yang membekap jazirah arab hingga terdampar ke Amerika yang masyarakatnya yang multi etnis dan modern.
Dengan judul setiap babnya yang mengadopsi nama rasi bintang, novel Kinanthi bukan cuma bertutur tentang hak wanita di Indonesia dan berbagai negara lainnya. Prosedur hukum yang berbeda antara Arab dan Amerika, perbedaan ber-aqidah dalam menjalankan kehidupan beragama di kalangan masyarakat jawa yang masih lugu, pandangan beragama yang sekuler , hingga kenekatan Asma mengimami shalat di gereja dengan imam wanita mengingatkan kita pada sosok Aminah Wadud yang kontroversial dengan ulahnya itu.
Kinanthi juga mengajak kita mengelilingi beberapa sudut kota di AS, menjelejahi Great Plains yang membentang dari Missisipi hingga Rocky Mountain. Seperti dalam novel Tasaro lainnya, Muhammad 2 : Para Pengeja Hujan, eksotisme Tibet kembali diangkat oleh Tasaro dalam novel ini. Ini bisa kita simak dalam diskusi hangat antara Kinanthi dengan Zaxhi, seorang editor yang juga sahabatnya, tentang poliandri. Pendeknya, novel ini bukan melulu berbicara tentang romantisme kerinduan dua sahabat yang terpisah hampir dua puluh tahun. Latar Belakang Penulis yang pernah berkecimpung dalam dunia penerbitan membuat kita sebagai pembaca juga sedikitnya mengetahui bagaimana proses sebuah buku layak untuk diterbitkan.
Bagaimana pergulatan Kinanthi mendamaikan hatinya yang didera perasaan nelangsanya? Karena suatu saat, mencintai adalah memutar hati tanpa seseorang yang engkau sayangi. Sebab, dengan atau atau tanpa seseorang yang engkau kasihi, hidup harus terus dijalani.
Nah, apakah Kinanthi berhasil menemukan kembali Ajuj? Mengapa tidak satupun surat-surat Kinanthi tidak dibalas oleh Ajuj, dan bagaimana perasaan Ajuj sesungguhnya setelah berpisah dengan Kinanthi? Baca saja novel yang kaya gizi ini.Saya jamin. :)