Kalau lagi lapar dan malas masak, jalan keluar paling murah dan mudah adalah bikin goreng telur. Bisa telur dadar atau telur ceplok. Tergantung mood, sih. Kalau telur dadar, omelette ala-ala sarapan di hotel itu aadalah menu yang ga boleh dilewatkan. Padahal sih sama aja, tapi enakan buatan chef di hotel. Mungkin salah satunya karena dibuatin. Tau beres hahaha.... Kalau niat sih, bisa bikin yang enak di rumah.
Ngomong-ngomong soal telur sebenernya saya tuh termasuk tipe orang yang punya alergi dengan telur dan daging unggas. Ayam kampung pengecualiannya Alergi saya itu ada banyak. Diantaranya gank seafood seperti udang, kepiting, cumi-cumi, , msg, cokelat, daging bebek dan sebaginya. Bisa bikin frustasi kalau baca listnya hahaha... Cuma saya masih cuek ngelibas pantangan makan tertentu. Misalnya saja telur dan cokelat, karena reaksinya ga separah makan sea food yang dengan tegas bakal saya bilang no, sorry. Cuma ya, tetep aja harus bisa ngerem. Kalau berlebihan tetep aja alerginya kumat. Bruntusan atau jerawat yang paling kentara.
Kenapa seseorang bisa kena alergi dari daging ayam dan atau telur? Banyak banget penjelasannya. Bisa panjang, dan kayaknya perlu kuliah 2-3 SKS buat dasarnya hihihi Duh repot kalau kudu kuliah lagi mah. Saya lelah :D
Intinya gini, ayam-ayam sekarang itu tumbuh membesar dengan tubuh montok itu ga alami. Mereka kayak dikasih suntikan hormon yang bisa bikin badanya melebihi ukuran seharusnya sesuai dengan umurnya. Misalnya umurnya 2 minggu tapi udah sepantaran (((sepantaran))) ayam 1 bulan.
Masalahnya kalau ayam udah gedenya ga natural gitu menyisakan residu beracun di tubuhnya. Ya bisa di dagingnya dan bahkan di telurnya yang belum menetas. Koreksi saya kalau salah, ya. Secara genetik udah nempel gitu. Kalau kita makan terus menerus, ya bakalngaruh juga ke tubuh kita. Serem kan? Padahalnya lagi yang namanya alergi itu secara medis belum ada obatnya. Yang ada itu dikendalikan dengan pola makan dan gaya hidup sehat.
Nah, soal gaya hidup sehat yang serba organik juga merambah pada komoditi telur yang bebas kandungan pencetus alergi, lho. baru-baru ini saya nemu produk telur dengan brand Heathy Eggs. Catet, ya. Ini produk lokal. Indonesia punya. Tepatnya diproduksi oleh PT Inti Prima SS, yang berbasis di Sukabumi.
Ayam-ayam petelur dari pengolah Healthy Eggs alias HE ini sudah lolos dari uji laboratorium, dicek
tiap bulan oleh BPMSPH dan laboratorium Saraswati. Karenanya produsen berani mengklaim kalau HE ini punya keunggulan bebas dari bahan-bahan sebagai berikut:
- Antibiotic (SNI: 7424-2008)
- Salmonella (SNI: 7368-2009)
- E.Coli (SNI: 7388-2009)
Beberapa hal yang jadi diperiksa saaat uji lab ini misalnya saja size, warna dan keebrsihannya. Makanya ga heran telur-telur HE ini punya tekstur cangkang yang bersih, mulus dan glowing (((glowing))). Beda dari telur-telur ayam pada umumnya yang masih menyisakan kotoran atau bercak di cangkang.
So, bagi yang memiliki alergi, bakalan aman mengonsumsi HE karena ga bakalan mengalami reaksi alergi. Percayalah, punya alergi itu rasanya ga nyaman.
Baca ini juga, ya:
HE alias Healthy Eggs ini juga recomended bagi penderita gula darah alias diabetes, lho. Asalkan tidak makan semuanya alais bagian putihnya saja (you know lho, kolesterol di telur paling tinggi ya di bagian kuningnya) sebanyak 6 butir/hari selama dua minggu berturut-turut, tenyata bisa membantu menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. Wah ini mah berita bagus buat Apa (bapak saya) yang punya penyakit gula.
Waktu saya mecahin HE buat bikin telur dadar, tidak tercium bau amis, lho. Warna telurnya jga bening, baik bagian putihnya maupun kuningnya. Kalau membaca dengan teliti pada kemasan dusnya, kita bakal baca tulisan Animal Welfare yang ditulis dengan aksara capslock alias huruf kapital semua. Sebuah penegasan, kalau pengelola memperlakukan ayam petelur dengan baik. Gampangnya mah "berkeperihewanan".
Iya silahkan aja ketawa :D. Emang istilah kayak gini ga umum. Tapi gini deh, siapa yang ga seneng dan hepi kalau diperlakukan denga baik. Ya, g? Makanya ayam-ayam di sini ga stres. Seneng iya, sehat juga. Jadinya mereka bisa menghasilkan telur yang baik dan berkualitas dan pastinya menyehatkan.
Beberapa perlakuan yang "berkepri-ayaman" ini misalnya saja untuk pengolahan pakan seperti:
- Bahan baku terpilih adalah bahan yang bener-bener berkualitas
- Dicek oleh laboratorium
- Disimpan dalam oven agar kadar air nya berkurang, tidak lembab dan mengandung jamur
- Sumber air minum ayam-ayamnya berasal dari air bawah tanah. Kedalamannya pun punya standar, lho. Ga boleh kurang dari 100 meter. Sudah begitu airnya pun masih harus melalui proses uji di laboratorium. Tujuannya adalah untuk menekan jumlah bakteri E.coli.
- Ventilasi kandang yang cukup besar, tidak ada bau tahi ayam, kepadatan ayam 4-5 ekor/meter. Ga ada tuh ayam yang uyel-uyelan di kandang kayak pindang :) Hepi banget ya nih apra ayam?
- Kotoran yang jatuh pun segera diurus agar bakteri pengurai kotoran tidak mengontaminasi di sekitar kandang.
Wiiih keren, ya? High quality sekali.
Untuk mendapatkan Healthy Eggs, kita ga usah jauh-jauh beli telurnya ke Sukabumi. Cukup dateng aja ke supermarket-supermarket berikut:
Jakarta:
Ranch Market, Farmers Market, Kem Chicks, Gelael, Lokka, Grand Lucky, Rezeki, Total Buah, Duta Buah, Jakarta Fruit Market, Koki Fruit, Market City, Maxim
Bandung:
Papaya Fresh Gallery, Transmart Carrefour, Ujenk Mart, Sakura Medical, Apotik Pajajaran, Toko Organic Bandung
Harga Healthy Eggs adalah Rp. 43.500/10 butir, untuk Nature Eggs 32.000/10 butir dan Farmer
Eggs 27.000/10 butir (dikemas dalam 1 dus). Baik Healthy Eggs, Nature Eggs dan Farmer Eggs punya kualitas sama saja, kok. Bedanya hanya di ukurannya.
Gimana kalau ga tinggal di Bandung atau Jakarta? Ya udah coba DM ke IG a @healthy.eggs atau untuk info lengkapnya bisa cari tau juga di www.healthyeggs.co.id
Setelah bikin omelette yang rasnya ga kalah sama buatan hotel (bangga dong :D) saya jadi pengen eksperimen lagi dengan telur-telur sehat ini. Ada ide?